All Chapters of Bukan Sekedar Pengganti: Chapter 51 - Chapter 60
125 Chapters
Bab 51. Menghilang
"Nona, ada apa denganmu?" Ashera segera mendekati wanita muda yang terduduk di atas kloset dengan memegangi perutnya setelah berhasil membuka pintu secara paksa. Ashera mencungkil kunci pintu. Wajah wanita itu tampak pucat dengan ringis dan rintih kesakitan."Perutku, perutku sakit sekali!" jawabnya dengan tubuh membungkuk menahan sakit."Apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu?" Ashera panik. "Apa kamu membawa obat?" "Tidak. Tolong bawa aku ke rumah sakit!" minta wanita itu memohon.Ashera tidak berpikir panjang. Dia langsung menyetujui permintaan wanita itu dan membantunya berdiri. Meski tertatih karena sakit, berkat bantuan Ashera, wanita itu memaksakan diri untuk berdiri. Ashera meraih tangannya dan meletakkan di atas pundak, lalu memapahnya keluar dari dalam toilet."Lewat belakang saja!" ucap wanita itu ketika mereka telah keluar dari kamar mandi. "Lewat depan banyak orang, aku tidak mau menjadi pusat perhatian," sambungnya ketika melihat keraguan
Read more
Bab 52. Jangan Lakukan Lagi
Arion menyugar rambut kasar menggunakan kedua tangan. Kepalanya terasa sakit karena tidak menemukan Ashera. Pihak rumah sakit pun mengatakan tidak mengetahui ke mana mereka pergi. "Tolong berikan alamat wanita itu padaku!" paksa Arion."Maaf, Tuan. Kami tidak bisa memberikan informasi tentang data pasien pada orang lain. Apalagi pasien memintanya secara khusus.""Tapi dia membawa pergi kekasihku." Arion kesal."Sekali lagi maafkan kami. Kami berkewajiban melindungi privasi pasien."Pihak rumah sakit tidak mau memberikan informasi tentang Ceryl lebih lengkap karena wanita itu telah menandatangani berkas yang meminta pihak rumah sakit untuk tidak memberikan identitasnya pada siapa pun, tidak terkecuali Arion. Apalagi Arion sama sekali tidak mengenalnya.Arion mengepalkan tinju menahan amarah dalam diri. Andai rumah sakit itu berada di tempatnya tinggal, maka dia akan membuat rumah sakit itu lumpuh. Sayangnya, sekarang dia berada di negeri orang. Sadar bila dir
Read more
Bab 53. Tidak Peduli
Ashera dengan canggung melepaskan pelukan Arion dan memberi jarak tubuh mereka. Andai pria yang berdiri di hadapannya bukan tunangan Aleysa, kakaknya dan andai yang berdiri di depan pria itu bukan Ashera sebagai Aleysa, mungkin ucapan Arion akan menjadi bibit bunga yang akan mekar dengan indah.Sayangnya, pria yang berdiri di hadapannya dan berkata seperti itu adalah orang lain, orang asing yang hanya singgah dalam kehidupannya untuk memberikan luka yang tidak akan pernah bisa dilupakan seumur hidupnya karena dia hanyalah persinggahan dan pengganti satu malam saja."Aku ngantuk," bohong Ashera mencari cara untuk menghindari tatapan Arion.Ashera memutar tubuh dan berjalan meninggalkan Arion mendekati tempat tidur. Dia mencoba untuk tidak peduli dengan tatapan Arion yang mengikuti arah tubuhnya pergi. Sebisa mungkin dia menjaga jarak dengan Arion untuk menghindari segala kemungkinan yang akan terjadi.Ashera menarik selimut dan merebahkan tubuhnya. Dengan selimut teba
Read more
Bab 54. Foto Mesra
"He ... he ... he ...." Ashera tersenyum memperlihatkan barisan gigi putihnya yang rapi. "Foto sendiri juga tidak kalah bagusnya," ucap Ashera kembali mengangkat ponselnya dan mengarahkan kamera untuk selfi.Ashera memasang wajah cuek. Dia tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh orang lain. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah menikmati liburannya, mumpung gratis. "Masa bodoh kata orang. Belum tentu aku bisa ke sini lagi," gumam Ashera sembari beberapa kali mengambil foto dirinya dengan latar belakang pemandangan sekitar menara Eifel.Di saat Ashera menikmati sesi selfi sendiri, Arion hanya berdiri dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Sejak tadi dia hanya memperhatikan tingkah Ashera yang bisa dikatakan norak karena belum pernah datang ke tempat itu. Dimanapun dia berjalan, Ashera selalu mengambil gambar dirinya. Datang dan mengunjungi menara Eifel adalah mimpinya di waktu kecil. Dalam hati secara tidak langsung dia berterima kasih pada Arion karena
Read more
Bab 55. Momen Romantis
"Ah, sebaiknya kita akhiri saja! Aku sudah capek," ucap Ashera menghindari gaya yang diarahkan oleh Same untuk dirinya dan Arion.Entah sudah berapa gaya yang mereka peragakan dan berapa latar yang mereka gunakan untuk berfoto berdua. Ashera juga tidak tau apakah Same melakukan dengan secara sengaja atau memang ini natural tanpa ada tujuan atau maksud tertentu. Yang jelas Ashera mulai terasa tidak nyaman dan tidak menikmati liburan gratisnya.Menurutnya gaya foto dengan perpelukan saja sudah membuat jantungnya berdetak tidak karuan. Bukan karena dia telah jatuh cinta pada Arion, tetapi ada perasaan tidak nyaman yang dirasakannya. Ashera merasa risih, apalagi sampai berfoto dengan menyentuhkan bibir mereka. Ashera menolak secara halus.Saat Ashera melepaskan tangannya dari leher Arion dan memberi jarak, tidak ada yang dilakukan Arion. Arion juga tidak menahan saat Ashera menjauhinya, apalagi sampai memaksa agar Ashera melakukannya perintah Same. Arion berdiri dengan tatap
Read more
Bab 56. Decak Kagum
Meski sudah mendapatkan penolakan dari Ashera, Arion tetap mengikuti langkahnya menuju kamar mandi. Ashera sebenarnya risih karena beberapa wanita yang keluar dari kamar mandi memperhatikan mereka, hanya saja dia tidak mungkin melarang untuk kedua kalinya pada Arion."Tunggu di sini saja!" Ashera menahan langkah Arion saat mereka hampir sampai."Aku tunggu di depan pintu," ucap Arion sembari berlalu berjalan lebih dekat pada pintu kamar mandi.Ashera mendengus kesal, namun tidak bisa melakukan apa-apa. Arion telah lebih dahulu melangkah dan kini berdiri di dekat pintu kamar mandi sembari memperhatikan Ashera hingga Ashera masuk.Saat keluar dari kamar mandi, Arion masih berdiri di tempat yang sama dengan saat dia masuk. Tanpa mengucap sepatah kata pun tersenyum, lalu dengan dingin berjalan meninggalkan kamar mandi. Ashera tidak sepenuhnya marah, tapi sebaliknya. Dia merasa senang.Dia pikir apa yang dilakukan Arion bisa dikatakan norak dan terlalu berlebihan. Men
Read more
Bab 57. Pindah Hotel
Ashera terdiam membeku. Matanya tidak berkedip menatap Arion di hadapannya. Dia tidak tau, apakah Arion mendengar percakapannya dengan Aleysa atau tidak."Ada apa?" Kembali Arion bertanya sehingga mata Ashera langsung berkedip."Em, Arion, bisakah kita kembali ke hotel saja?" tanyanya menutupi rasa gugup."Kenapa? Hari masih siang begini." Arion memicingkan mata mendengar permintaan Ashera."Tiba-tiba aku merasa tidak enak badan," bohong Ashera sembari mengusap tengkuknya untuk meyakinkan Arion.Tidak disangka, sepertinya Arion tidak percaya begitu saja mendengar alasan Ashera. Arion mengangkat tangan dan menyentuh kening Ashera dengan punggung tangannya memeriksa kondisi Ashera. Dia pun tersenyum tipis."Kita kembali," ucapnya."Emm." Ashera mengangguk.Sesampainya di hotel Arion meninggalkan Ashera sendirian di kamar hotel dengan alasan ada yang harus dia lakukan. Ashera tidak bertanya mau ke mana Arion. Menurutnya itu lebih baik karena dengan Arion
Read more
Bab 58. Bersamaku. Kamu Aman
"Bukankah pernah ku katakan, jangan pernah berpikir untuk pergi?" bisik Arion sebelum membiarkan Ashera benar-benar tenggelam dan tidur.Ashera yang telah mendesak wajah dan kepalanya dalam dada bidang Arion kembali dibuat tercengang. Refleks kepalanya terangkat dan ingin menjauh untuk melihat wajah Arion, tetapi Arion dengan posesif kembali menekan kepalanya dan tidak membiarkan Ashera melihat wajahnya. Jangankan melihat wajahnya, membiarkan wajah Ashera berjarak dengan dadanya saja tidak."Tidurlah! Bersamaku kamu aman," lirihnya kembali sembari menarik tubuh Ashera lebih rapat dengannya. Kata-kata Arion seolah mengetahui kegelisahan yang sedang dirasakan oleh Ashera.Meski tabuhan genderang perang menyerang dadanya, Ashera sama sekali tidak menolak pelukan erat Arion. Menolak pun tidak bisa. Dia pasrah. Kuncian dan pelukan Arion yang awalnya dirasa tidak nyaman, lambat laun dia pun merasakan kenyaman setelah menghirup aroma segar tubuh Arion. Tidak dipungkiri bil
Read more
Bab 59. Pasien Lain
"Aku antar kamu pulang, sekalian aku ingin bertemu orang tuamu," ucap Arion setelah mereka kembali ke Indonesia.Wajah Ashera langsung menoleh ke arah Arion dan menatapnya dengan tatapan kaget. Tidak mungkin dia akan membawa Arion pulang ke rumah Kafi dan Aleysa. Identitasnya akan terbongkar dan mendapatkan masalah besar."Emmm ... Arion, aku-""Sebentar." Arion mengangkat tangan meminta Ashera menghentikan ucapannya karena ponselnya berdering dan dia harus menjawab panggilan masuk dari asistennya.Ashera sedikit bernapas lega, namun tetap saja tidak merasa tenang. Mungkin untuk sesaat dia bisa bernapas, tetapi tetap saja Arion akan mengantarnya pulang. Itu artinya dia harus mencari cara agar tunangan Aleysa itu tidak memaksanya. Dia harus bisa membuat Arion tidak masuk ke dalam rumah Aleysa, meski Arion mengantarnya pulang. Cukup di depan pintu gerbang saja seperti biasanya.Ashera kembali merasa tegang dan gelisah ketika mendengar Arion mengakhiri obrolan
Read more
Bab 60. Rekaman
"Apa kamu tidak bisa meninggalkan kebiasaan burukmu itu? Sebentar lagi kamu akan menikah. Bagaimana kalau Arion tau?" Meski bertanya, namun nada suaranya tinggi dipenuhi rasa kecewa dan marah yang ditahan.Kafi menyugar dan menarik rambutnya sendiri karena merasa panik dan marah pada putri kesayangannya. Kepalanya terasa sakit dan panas dipenuhi dengan kekacauan yang telah dilakukan oleh Aleysa. Pria setengah baya itu tidak bisa duduk dengan tenang. Sejak kedatangan Aleysa, dia langsung marah dan berdiri dengan tegang. Sedangkan Alyesa duduk bersama dengan Lydia.Lydia pun tidak bisa berkata-kata. Biasanya dia akan membela apapun yang dilakukan Aleysa karena memang kedua wanita itu tampak kompak, tapi kali ini dia hanya diam sembari memijit pelipisnya. Lydia merasakan sakit kepala setiap kali mendengar ocehan dan omelan Kafi pada Aleysa. "Pa, aku tidak tau kalau ada yang merekamnya," kelit Aleysa membela diri.Kafi memutar tubuh dengan cepat menghadap Aleysa.Dengan
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status