All Chapters of Tawanan Pewaris Psikopat: Chapter 11 - Chapter 20
134 Chapters
BAB 11. Hug
Belum juga bisa mengetahu keberadaan rumah yang lama, kini suasana baru menyambutnya. Serangan beberapa waktu lalu sepertinya menghaancurkan banyak hal, membuat Edward terpaksa memindahkan mereka ke markas baru. Meta melangkah begitu hati-hati, lukanya masih terasa sangat perih. Rasa ingin tahu, membawanya keluar kamar. Sepi, kesan pertama yang Meta temukan. “Nona Meta, apa yang anda lakukan?” tanya Ren menghampiri gadis itu. Ren terlihat cemas, memeriksa luka Meta yang belum juga mengering. “Non sebaiknya kembali ke kamar, atau Tuan Edward bisa marah,” pintanya, Meta mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Regano dan Edward. Terbesit rasa khawatir, Edward akan melakukan hal buruk pada Regano. “Aku udah dengar semua. Terima kasih sudah menolong sahabatku,” ungkap Ren tiba-tiba, Meta menautkan alisnya. Wanita itu tersenyum begitu tulus. Meta mengangguk kecil, toh akhirnya Regano akan menerima hukuman dari Edward, jadi sama saja. “Regano adalah sahabat sekaligus tangan kanan Tu
Read more
BAB 12. Bagaimana Jika..
Status sebagai babu benar-benar terlihat semakin jelas, dari gadis yang tengah memotong sayur-sayuran tersebut. Meta terkejut saat tangannya ditarik oleh seseorang, dan baru menyadari tangannya terluka.Regano mencuci cairan kental sampai bersih, lalu dengan telaten membalut luka tersebut. Meta hanya diam memperhatikan semua yang dilakukan pria itu.“Edward bisa marah kalau melihatmu melukai diri seperti ini,”Meta tersadar saat pria itu mengajaknya berbicara. Pikiran Meta masih dipenuhi oleh Edward yang tiba-tiba minta dipeluk olehnya. Malam itu, Edward berkali-kali mengubah posisi dalam pelukan Meta demi mendapatkan kenyamanan, sesekali Meta merasakan napas pria itu yang memburu, seperti mengalami mimpi buruk.“Apa yang kamu pikirkan?”“Entahlah, aku juga tidak paham isi pikiranku, terlalu rancu,”Dia hanya mengikuti nalurinya untuk mengelus punggung pria yang tengah tertidur tersebut, sampai pria itu bisa tidur dengan nyaman. Dulu, Yoona sering mengelus punggungnya agar dia bisa ti
Read more
BAB 13. Terulang Kembali
Mobil mewah dengan berbagai jenis dan perusahaan produksi kini, telah berkumpul untuk aksi balapan. Masing-masing pendukung mulai berkumpul di sisi jalan, sementara mereka yang akan bersaing menakhlukkan jalanan mulai bersiap.Terhitung ada tujuh orang yang akan saling bersaing, masing-masing dengan mobil mewah terbaik dan kecepatannya tidak bisa diragukan.“Kamu hanya perlu menutup mata selama pertandingan,” ucap Regano memakaikan jaket yang cukup tebal pada gadis itu, tidak lupa penutup kepala agar Meta tidak kedinginan.“Apa aku bisa?” lirih Meta.Baru ikut latihan saja dia sudah muntah, bagaimana dengan pertandingan aslinya. Baru membayangkan saja sudah membuat perutnya terasa bergejolak. Meta meneguk air yang Regano berikan, mengatur napas untuk menenangkan diri.“Mereka pasti bukan orang biasa,” tebaknya menatap tujuh ooraang yang tengah berdiskusi tersebut. Edward bukan orang biasa, tentu tidak akan menghabiskan waktu untuk auto racing jika tidak ada yang sedang diincar pria
Read more
BAB 14. Leader
Edward menang dan mendapatkan keinginannya. Namun, seorang wanita kini tengah bertaruh nyawa akibat perbuatan pria itu. Dia adalah sosok pemimpin yang akan melakukan apa pun agar semua orang tundu padanya.Keenam pria yang mengalami kekalahan kini harus tunduk pada peraturan yang psikopat itu buat.“Minum dulu,” bujuk Regano, Meta menggeleng. Tubuhnya menolak semua yang Regano coba berikan, berakhir dengan dia yang memuntahkan isi perutnya. Sungguh, sangat menyiksa.“Wanita itu, apa dia baik-baik saja?” tanyanya, Regano menghela napas, mencoba berbohong pun tidak akan berguna. Meta terlalu cerdas untuk menebaknya.“Kecepatan mobil tesla beda dari mobil biasa, meski kecepatannya diturunkan tetap saja akan membuat orang yang ditabrak tidak baik-baik saja,” jelas Regano. Meta menutup wajahnya dengan tangan, masih tidak menyangka bahwa dia terlibat dalam kejahatan tabrak lari.Edward terlihat tenang, mulai mendiskusikan banyak hal dan menerima selamat dari orang-orang.“Dia benar-benar ti
Read more
BAB 15. Tatapan Tanpa Kehangatan
Mata hitam pekat tanpa kehangatan itu menatapnya penuh peringatan. Pertama kalinya, Meta merasakan kelegaan yang luar biasa saat melihat mata menakutkan itu. Gadis itu mengmabil jarak beberapa meter, memberi ruang untuk Edward menghadapi mereka.Hanya butuh lima menit, pria itu sudah kembali masih dengan raut tenangnya.“Mau mencoba kabur, heum?”Bukannya menjawab, Meta malah tenggelam pada tatapan tanpa kehangatan itu. Bagaimana dia bisa kabur, jalan untuk pulang saja dia tidak tahu. Jika Edward tidak datang, mungkin riwayatnya sudah tamat di tangan preman jalanan tadi, meski sama saja jika dia jatuh lagi ke tangan Edward.“Sudah kubilang, ke mana pun kamu pergi, aku pasti menemukanmu, jadi jangan pernah bermimpi untuk lari dariku, heum!” pungkas Edward. Meta masih bergeming.Mata coklatnya membulat saat melihat salah serang dari lawan mereka bangkit dan hendak memukul Edward dengan balok.Meta spontan berdiri. Dia juga tidak mengetahui apa yang sedang dia pikirkan, sampai menyelama
Read more
BAB 16. Control
Meta pikir setelah pengorbanan yang dia buat untuk Edward, pria itu akan memperlakukannya sedikit lebih baik. Nyatanya sama saja, Edward tetap kasar dan tidak punya hati. Belum juga benar-benar pulih, dia sudah dipaksa ikut berburu. Yang benar saja. Selain memburu manusia, Edward juga menjadikan hewan di hutan sebagai sasaran. Benar-benar psikopat gila!“Xadira pasti kesulitaan selama ini,” gumam Meta menghela napas berat.Keluarga Xadira memiliki kedudukan tinggi, pasti memiliki banyak musuh di mana-mana. Mungkin itulah sebabnya Edward menjadi psikopaat yang tidak memiliki hati seperti sekarang.“Tapi kenapa Dira gak survive seperti saudaranya aja sih,” dumel gadis itu menghentakkan kaki ke tanah yang penuh tanaman menjalar. Dia tidak akan terhjebak di sisni, jika Xadira memiliki karakter sekuat Edward. Sungguh, hidup dengan keluarga berada memang tidak mudah. Masalahnya, kenapa Edward dan Xadira berbeda begitu jauh. Xadira terlalu lemah, sementara karekter Edward terlalu mendomina
Read more
BAB 17. Hadiah Kecil
Dia tersenyum miring, melihat gadis yang terus saja mengoceh tidak jelas. Awalnya, dia ingin memberi sedikit hukuman, dengan membiarkan Meta pergi sendirian. Namun, kakinya malah melangkah, mengikuti langkah mungil gadis itu. Meta terus mengoceh, bahkan sempat membayangkan hal fiksi, yang tidak mungkin menjadi nyata.Edward berbalik arah, saat merasa Meta sudah mendapatkan yang dia harapkan. Namun, baru juga berjalaan beberapa langkah, teriakan Meta terdengar. Seekor singa terlihat mengejar gadis, yang malah fokus melindungi kelinci hasil buruannya.Pria itu berdecak, mengambil senapan sebelum menolong gadis itu. Dia bergerak begitu saja, tanpa pikir panjang. Tepat saat namanya disebut, dia hadir sebagai penyelamat. Sungguh dramatis dan Edward sedikit menyesalinya.“Bodoh!” decak pria itu menatap gadis yang sudah tidak sadarkan diri, bahkan dengan bangganya menunjukkan hasil buruannya, meski kondisinya sudah sekarat.Dia mengangkat tubuh gadis itu. Ada sesuatu yang mengganggu pikiran
Read more
BAB 18. Gen
Mencari pelampiasan adalah cara untuk membuatnya merasa lebih baik. Desakan untuk terus melakukannya, membentuk obsesi yang tanpa sadar menjadikannya berbeda. Edward menatap dua benda di hadapannya, satunya vitamin sementara satu lagi gelas berisi cairan berwarna. Tidak peduli dengaan teriakan minta tolong, pria itu tetap memandangi kedua benda tersebut. Tangannya mengambil sebuah vitamin lalu menjatuhkannya ke dalam gelas berisi cairan berwarna tersebut. Dia tersenyum miring, rasanya menenangkan saat mendengar gemerincik air yang persis sama saat dia memainkan benda kesayangannya. “Kumohon, beri aku waktu untuk memenuhi target. Aku janji akan segera membereskannya. Ampuni aku,” mohon orang itu lagi. Edward masih menghiraukannya. “Beri aku kesempatan satu kali lagi,” Edward berdecak, orang itu benar-benar berisik, mengganggu kesenangannya saja.Edward berdesis pelan. Beberapa menit yang lalu dia masih mempertimbangkan untuk memberi keringanan pada orang itu. Namun, dia berubah pikir
Read more
BAB 19. Empati
Mereka tercipta tanpa rasa empati sama sekali, seolah hati mereka diibekukkan hingga tidak bisa merasakan emosi apa pun. Lalu apa yaang wanita itu khawatirkan. Edward tidak akan jatuh hati pada seseorang, apalagi sampai memiliki keturunan. Pria itu memasukan tangan ke dalam saku, memperhatikan foto pernikahan yang masih saja terpajang di ruang tamu. Dua orang itu terlihat begitu bahagia, di balik fakta Asnaf yang menyimpan kegelapan. “Seharusnya Mama tidak jatuh hati pada seorang psikopat. Seandainya waktu bisa diputar, Mama akan memilih mati daripada harus menikah dengannya, apalagi sampai memiliki keturunan,” tutur wanita paruh baya itu, menghela napas berat. Dia menghadapi hari-hari yang penuh kegelapan sejak mengetahui fakta mengerikan tentang Asnaf. Hidup mereka berubah drastis. Asnaf mulai menunjukkan sisi gelapnya, memperlakukan wanita itu sesuka hatinya, dan sering melukainya. Asnaf bahkan memaksanya untuk melahirkan keturunan pria itu. “Rantainya tidak boleh terputus. Aku
Read more
BAB 20. Kunjungan Tidak Terduga
Meta mengatur napas yang masih ngos-ngosan, berusaha meraup udara sebanyak-banyaknya. Hari itu cuaca terlalu panas dan membakar, dan Edward begitu tega menyuruhnya membersihkan pekarangan rumah yang luasnya melebihi kolam berenang yang pernah dia bersihkan.“Capek banget, akhh,” teriak Meta mulai frustasi. Meta berkacak pinggang, memperhatikan pekarangan yang bahkan belum seperempat selesai dia bersihkan. Keringat membanjiri wajah dan kaus yang dia kenakan mulai basah oleh keringat benar-benar seperti kerja rodi.“Aku bisa terbakar sampai habis kalau begini caranya,” dumelnya.Edward benaar-benar membuktikan bahwa pria itu tidak memiliki hati nurani. Meta yang baru juga pulih udah disuruh melakukan pekerjaan berat, mana sendirian lagi.“Berhenti mendumel, pekerjaan gak akan selesai,” ucap seseorag. Regano datang, tersenyum kecil. Pria itu sudah lengkap dengan topi dan gunting unuk membersihkan rumput liar.“Pakai ini, biar wajah mulus kamu gak rusak.”Dia mulai merapikan rambut Meta d
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status