All Chapters of Pernikahan Kedua: Chapter 11 - Chapter 20
119 Chapters
11. Seiman dan Sehati
***"Ibu..." Gadis menangis melihat Putri di layar gadget-nya."Assalamu'alaikum, Nak. Kenapa menangis?" tanya Putri, ia menahan tangisannya agar Gadis tidak semakin tambah menangis."Kangen sama Ibu," balas Gadis tersenyum. "Ibu apa kabar? Ayah di mana?" tanyanya."Alhamdulillah Ibu baik dan sehat. Ayahmu masih berbincang-bincang di masjid. Gimana puasa perdana kamu di Jepang? Di sana bukankah durasi puasanya lebih lama?""Iya, Bu. Terasa lemas dan masa harus sahur dimulai pukul 2.30 dini hari, apalagi puasa di sini bertepatan dengan musim panas. Kebayang iman kita di sini benar-benar diuji," jawab Gadis."Tapi kamu enggak bolong, kan?""Ya Allah, Ibu. Memangnya anakmu ini lemah dan manja! Alhamdulillah, puasa perdana Gadis lancar meski terasa lemas, namun ini jadi tantangan Gadis yang benar-benar harus menahan lapar dan dahaga. Sepertinya keislaman Gadis di sini lebih terasa. Oh, iya ini Gadis baru pulang dari acara buka puasa di masjid Camiii, Tokyo. Di sana banyak komunitas muslim
Read more
12. Di Tokyo, Aku Menemukan Cinta-Nya
***Sepulang dari kampus wajah Gadis ditekuk, ia masih sebal dengan omongan Yamazaki yang menurutnya itu keterlaluan. Mana mungkin ia suka jika digoda sembarangan sama lelaki yang baru dikenalnya, meski ia seorang janda tapi ia masih punya harga diri.Gadis memencet bell apartemen Mesya, ia ingin menumpahkan kekesalannya pada sahabatnya itu."Baru pulang?""Iya. Nanti buka puasa mau di mana?""Di sini saja ya! Aku masak, ya meski hanya telor dadar sama sambal, lumayan. Kamu mau?""Iya, aku mau. Kita enggak buka puasa bareng lagi, kan?""Hari ini enggak, kemungkinan besok Insya Allah.""Besok buka puasa bersama lagi?" tanya Gadis terkejut."Iya, kebetulan ada yang mau masuk Islam besok. Jadi nanti kita menyaksikannya di masjid Camii.""Dia pasti ada ya?""Dia siapa?""Yamazaki-Sensei.""Oh, Yamazaki- san. Dia pasti ada lah, justru yang mau masuk Islam itu adalah adiknya!" seru Mesya."Adik kandungnya?""Iyalah, masa adik ketemu gede," balas Mesya. "Kenapa kamu tanyain dia ada atau engga
Read more
13. Ada Cahaya Cinta di Kedua Matamu
***Setelah Yamazaki memberi ceramah di masjid Asasuka. Yamazaki berbicara dengan ramah pada semua jamaah dan pengurus masjid. Gadis pun ikut nimbrung karena salah satu imam masjid itu adalah orang Indonesia."Alhamdulillah, terima kasih karena Sensei mau datang dan berceramah di sini," ucap Fatih, imam masjid Asasuka."Saya selalu merindukan masjid ini dan juga saudara-saudara saya yang sudah lama kita tidak berjumpa. Jadi saya senang sekali saat Fatih-San meminta saya untuk memberikan ceramah, meski sebenarnya saya jauh dari kata layak," balas Yamazaki."Sensei sangat layak, Masya Allah. Saya sangat kagum dengan banyaknya ilmu yang Sensei kuasai. Sensei pun bisa dengan mudah hapal Al-Qur'an," puji Fatih dan ia melihat Gadis yang daritadi datang bersama Yamazaki. "Sensei, ini adalah calon istrimu?" tanyanya tersenyum."Bukan. Dia juga salah satu mahasiswi dari Indonesia dan baru datang ke Jepang," jawab Yamazaki.Fatih langsung antusias saat tahu kalau perempuan yang datang bersama Y
Read more
14. Menjadi Wanita Paling Bahagia
***Gadis masih mendalami apa yang ia baca. Buku pemberian Yamazaki membuatnya penasaran dan tak pernah bisa berhenti untuk membaca tiap lembar yang ia baca. Gadis tidak bisa berhenti karena apa yang dibacanya sangat cocok untuk semua luka, ketakutan yang saat ini ia hadapi. Gadis menangis karena buku itu. Hatinya bimbang lagi, bisakah ia menjadi wanita yang paling bahagia? Bisakah ia melupakan kesedihan yang Devano dan Dhea torehkan padanya? Bisakah ia tidak mengeluh kenapa pernikahannya harus kandas?Gadis mengingat lagi apa yang telah ia baca: Apa faktor penyebab seorang wanita itu bahagia? Bahagia kah kehidupan Asiah Binti Muzahim, isteri Firaun, yang setiap masa dilimpahi kasih sayang bahkan harta yang melimpah ruah?. Sudah tentu tidak, Asiah mengingankan rumah indah di Taman syurga kepada Tuhannya.Wahai Muslimah Solehah, masih ada peluang untuk berubah, bertaubat kepangkal jalan, karena bahagia yang sebenar-benarnya ialah apabila engkau memperoleh ketenangan hati disaat musibah
Read more
15. Muslimah itu Cantik dengan Jilbabnya
***"Apa yang kamu bawa?" tanya Mesya, ia melihat paper bag yang Gadis bawa."Ini dari Yamazaki Sensei," balas Gadis."Sensei ngasih kamu apa?""Entahlah, katanya sih berguna untukku dan aku harus terus pakai," jawab Gadis."Kok bisa ya Sensei kasih kamu hadiah itu, jangan-jangan...""Jangan-jangan apa?""Enggak apa-apa," jawab Mesya tersenyum."Nanti lebaran mau pulang ke Jakarta atau di Tokyo?""Entahlah, sebagaimana di sini saja, jika Sensei membolehkanku pulang ya aku balik ke Jakarta. Tapi, sepertinya aku belum siap kembali ke kota yang membuatku mengingat hal yang pedih. Jujur pengkhianatan mereka dan hancurnya rumah tanggaku membuat aku takut dan trauma. Aku masih terbayang-bayang bagaimana mereka menertawakan lukaku. Aku masih takut, Mesya.""Jika memang kamu pulang ke Jakarta hanya akan membuatmu mengingat luka itu, lebih baik kamu tunda saja. Sembuhkan dulu lukamu di sini. Lebaran di Tokyo itu menyenangkan, nanti kita bisa melaksanakan shalat idul Fitri di Masjid Indonesia T
Read more
16. Terkadang Takdir Memang Tidak Sesuai Rencana
***Selepas Gadis pamit padanya, Yamazaki langsung terdiam di kamarnya. Ia merasa bersalah karena membuat Gadis menangis dan ketakutan. Yamazaki langsung mengutuk dirinya yang terlalu keras pada perempuan itu. “Aku memang bodoh! Harusnya tidak sekeras itu padanya,” gumamnya menyesal. Yamazaki langsung sadar bahwa Gadis terlalu rapuh, ia melihat Gadis menyimpan banyak luka di sorot matanya. Yamazaki penasaran dengan kehidupan Gadis dan ia langsung mencari nama ayah Gadis di internet.Prof. Dr. Hadi Rudyatmo, M.SIE adalah ayah kandung dari Gadis dan merupakan rektor salah satu universitas negeri top di Indonesia. Dan hal yang membuat Yamazaki terkejut adalah berita tentang perceraian Gadis yang heboh karena perselingkuhan suaminya. Kento menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa perempuan secantik dan sepintar Gadis diselingkuhi?Pintu kamar diketuk, ia melihat Harumi tersenyum di balik pintu dan langsung masuk ke kamarnya dan Kento langsung menutup laptopnya.“Kenapa Oniichan belum tidur
Read more
17. Bagai Bidadari Bermata Bening
***Gadis memutuskan untuk bergabung dengan teman-temannya Mesya untuk berbuka puasa, meski ia datang agak terlambat. Ia memakai cardigan dan pashmina warna senada yang Kento hadiahkan untuknya. Gadis melihat lelaki itu sedang berbicara dengan Mesya dan lainnya. Entah kenapa wajah Yamazaki membuat hatinya teduh.“Gadis!” sapa Yamazaki, ia terkejut dengan kedatangan perempuan itu.“Assalamu’alaikum, Sensei,” sapa Gadis tersenyum.“Wa’alaikumussalam,” balas Yamazaki. “Kamu sudah sehat?”“Alhamdulillah. Sekarang sudah sehat,” jawab Gadis. “Sensei, di mana Harumi?”tanyanya, ia tidak melihat sosok gadis itu.“Tadi dia di sini, tapi temannya mendadak masuk ke rumah sakit. Jadi Harumi pamit duluan,” balas Yamazaki.“Wah, cantiknya kamu sayang, Masya Allah,” puji Mesya. ia takjub melihat jilbab yang melekat di kepala Gadis. Kali ini aura kecantikannya terpancar. “Yamazaki-San, Gadis kami sangat cantik kan memakai jilbab? Lihat anggun sekali ya dia!” ucapnya meminta pendapat Yamazaki.Yamazaki
Read more
18. Apakah Bertemu denganmu Sebuah Kesalahan?
***Gadis masih memikirkan apa yang dikatakan Eva semalam. Apa benar apa yang ia rasakan saat ini bukanlah hanya sekedar kagum saja pada lelaki itu? Apa benar ia memiliki perasaan yang lebih padanya? Gadis langsung menepis apa yang Eva tuduhkan, tidak mungkin ia bisa secepat itu untuk jatuh cinta. Gadis bergegas ke ruang lab 117 untuk memulai mengerjakan tugas yang diberikan Kento padanya.“Gadis!”Gadis menoleh dan ia pun tersenyum singkat dengan seseorang yang memanggil namanya. “Hai, Albert! Sepagi ini kamu sudah berada di lab,” balasnya.Albert terkejut dengan penampilan Gadis yang dipikirannya itu sebagai penutup kepala yang terbuat dari kain. “Kamu memakai kain di kepala saat ini?”Gadis tersenyum. “Ini jilbab namanya, bukan sekedar kain penutup kepala.”“Yeah, saya sering melihat beberapa perempuan dari Turki, Malaysia dan Indonesia memakainya. Kenapa kamu ikut-ikutan memakainya? Kamu cantik dengan rambut hitam yang tergerai,” balas Albert.“Bukan saya yang ikut-ikutan mereka,
Read more
19. Kecantikan yang Terjaga Sempurna
***Seperti biasa, pagi ini Yamazaki melihat Gadis di ruang labotarium seorang diri. Sepagi ini Gadis sudah fokus di depan laptop dan terlihat serius. Wajahnya sangat teduh dan pashmina warna pastel yang melekat di tubuhnya membuat Gadis semakin anggun, kecantikan yang terjaga sempurna.“Assalamualaikum…”Gadis menoleh dan ia tersenyum. “Wa’alaikumussalam, Sensei.”“Sudah sejauh mana tugas yang saya berikan padamu? Apa kamu enjoy mengerjakannya?”“Alhamdulillah, saya mengerjakannya dengan senang hati dan nanti saya akan buktikan kalau saya mampu membabat habis tugas yang Sensei berikan ini. Tinggal dua hari lagi saya akan melakukan presentasi ini,” jawab Gadis dengan antusias.Yamazaki tersenyum, kali ini ia begitu tak sabar menanti kejutan dari sang mahasiswi bimbingannya itu. Gadis terasa spesial untuknya. “Kamu bawa kotak makan banyak sekali, apa kamu juga jualan?” tanya Yamazaki terkejut melihat banyak kotak makan yang berjejer.“Ini buat teman-teman juga. Saya sudah janji sama me
Read more
20. Jangan Malu Mengatakan Rindu
***“Gadis, biar saya yang antar!”Albert dan Gadis langsung melihat ke arah sumber suara. “Sensei,” seru Gadis.“Gadis dan saya ada urusan nanti malam di Masjid Camii, jadi kita akan pergi bersama ke sana,” tambah Yamazaki menjelaskan.“Iya, Sensei. Syukur kalau Gadis tidak pulang sendirian karena saya khawatir,” balas Albert.“Bagaimana dengan tugas yang saya berikan? Apa kamu dan Deborah sudah selesai mengerjakan?” tanya Yamazaki.“Saya dan Deborah sudah selesai mengerjakannya, tapi Deborah saat ini masih makan siang. Saya akan panggilkan dia,” sahut Gadis.“Tidak usah! Kamu saja yang ke ruangan saya sekarang! Deborah bisa nyusul nanti,” tukas Yamazaki. “Albert, nanti suruh Deborah setengah jam lagi menemui saya di ruangan,” pintanya.“Baik, Sensei,” balas Albert.Setelah di ruangan Yamazaki mengoreksi beberapa yang salah, ia sangat teliti bahkan tidak segan-segan membuat Gadis terdiam karena Yamazaki begitu tegas dan ia memberi kritik yang tajam. Melihat Gadis yang diam saja membu
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status