Semua Bab Aku Menjadi Istri Kontrak Putra Mahkota Di Novel: Bab 21 - Bab 30
38 Bab
Tentang Michael.
" Ini adalah teh lavender yang saya bawa langsung dari kerajaan Vitera"Ucap Elaine menjelaskan teh berwarna ungu tersebut dengan sangat percaya diri. diantara kekaguman para bangsawan aku merasa mual karena teringat taman lavender marchioness. kudengar Lavender memang tidak berbahaya dikonsumsi sebagai teh, dengan kata lain bahan racunku kala itu sebenarnya bukan lavender namun tetap saja warnanya mengingatkanku pada racun. "Nona Faellyn apa itu tidak cocok dengan selera anda?" Aku sedikit tersentak dengan suara Elaine. "Ah saya dengar, alergi pada bunga lavender" Alelia Ronan, darimana rumor itu berasal. "Ah benar, saya mendengar rumor yang sama" dia? Aku tidak mengenalnya. tapi tentang rumor itu? "Begitu ya, saya merasa bersalah kerena tidak mengetahui hal tersebut, bukankah begitu pangeran Michel" Michel terdiam dan menikmati tehnya. "Saya..uhuk" Michel!! "Kyaa" teriakan para gadis membuatku membeku,
Baca selengkapnya
House of Andreash
"Putri mahkota.. ah maksud saya nona, ada surat untuk anda" Aku tersenyum pada Nani. Setelah dongeng yang diceritakan Michel hari itu aku tidak memiliki keberanian untuk menatapnya, padahal aku tidak takut akan apapun sebelumnya, namun saat ia bertanya apakah aku mencintai Michael aku benar-benar tidak bisa menjawabnya karena dikehidupan ini maupun kehidupan dimasa lalu aku tidak mengenal apa itu cinta. Untuk hal itu aku benar-benar tidak suka dipanggil putri mahkota, aku merasa bersyukur karena Elaine hanya memanggilku nona. "Terima kasih nani" Aku membuka surat tersebut, ini adalah surat yang ditulis Ayah angkat baruku, Asrahan Andreash. Aku tersenyum meliht isi surat tersebut, tulisan tangan yang indah dengan kalimat singkat yang sedikit cangung, bahkan jika dikirim tanpa nama pengirim pun kurasa aku akan tau siapa yang mengirimnya. 'Untuk Putriku, Faellyn. Jika tidak sibuk berkunjunglah ke kediaman Andreash karena itu juga rumahm
Baca selengkapnya
Pertemuan
"Nona, saya yang akan memandu anda berkeliling" Aku menatapnya.Setelah sarapan aku memutuskan untuk mengenal tempat tinggal sementaraku. em mungkin."Mohon bantuannya, Tifia" Kami pun berjalan menyusuri koridor dengan Tifia yang terus menjelaskan padaku setiao ruangan yang sda didalam mansion.tanpa kusadari hari sudah petang padahal masih ada beberapa tempat yang belum ku datangi.Samar-samar aku mendengar bunyi pedang bergesekan satu sama lain."Apa ada kesatria yang masih berlatih jam segini?" Tifia menatapku dengan tatapan yang berbinar."Ya, apa anda ingin melihatnya?" Aku mengangguk setuju debgan saran tersebut."Mari ikuti saya, akan saya tunjukkan" Aku berjalan mengikutinya. "Nah putri kita sudah sampai, mereka adalah anak-anak jalanan yang diselamatkan tuan muda" Aku mematung trpat fitempatku berdiri.Ruangan luas layaknya stadion yang digunakan untuk berlatih pedang, terlebih lagi mereka ada
Baca selengkapnya
Masa depan?
"Putri, apa ini benar pertama kalinya anda berlatih pedang?" Aku hanya tersenyum, melihat Rega yang tersenyum licik kearahku."Tidak, ini sudah seminggu sejak kita berlatih Sir Rega" Benar, ini sudah seminggu berlalu sejak aku mendapatkan pedang.Aku sangat senang karena dapat menggerakkan tubuhku dengan bebas setelah sekian lama, tidak sebagai Lily tapi sebagai Faellyn."Apa anda sedang berbohong? Anda bahkan hampir setingkat tuan muda" Aku tertawa. Cal pernah mengatakan bahwa sedikit lagi aku bisa menjadi sword master jika aku berlatih sedikit lebih lama.namun pada akhirnya aku terkurung diistana tanpa bisa memegang pedang, kurasa dia tidak berbohong dengan levelku."Ah" ini pertama kalinya aku menjatuhkan pedang Rega."Saya kalah tuan putri, anda sangat hebat" Eh, aku tidak ingin berbangga diri tapi sensasi yang kurasakan saat melihat lawan kehilangan pedang karenalu itu sangst menyenangkan."Putri, Pangeran Carlios
Baca selengkapnya
Bantuan
"Jangan sampai lendir monster mengenai kalian" Teriak Michael sambil terus mengayunkan pedangnya.3 hari berlalu sejak tumbangnya satu-satunya penyihir api, Callisto Andreash yang kini masih terbaring didalam tenda.dengan tidak adanya penyihir api dan sihir pemurnian monster yang sudah terbunuh kadang hidup kembali, hal tersebut cukup menyulitkan sehingga mereka hanya menyerang monster yang mendekati tenda para kesatria."S*alan, mereka tidak ada habisnya" Maki Michael sambil mengibaskan pedangnya yang berlumuran darah monster.Michael menatap grand duke yang terus mengayunkan pedang tanpa mengatakan apapun, beberapa kali ia melihat aura berwarna emas yang mengikuti ayunan pedang hitam tersebut membuatnya kagum.ia menatap pedang ditangan, Grand duke menyebutnya pedang suci Elvathan. Nama yang sama dengan nama pemilik sebelumnya Elvathan Hildegyan. 'padahal dalam buku sejarah, pedang suci hanya ada satu yaitu pedang
Baca selengkapnya
Cal!!
"Callandra?" Aku tersentak sejenak.Ayah selalu memanggil nama tengahku, tanpa ku ketahui alasannya. seorang pria yang selalu memakai topeng bahkan saat ia tertidur, Asrahan Andreash."Ya, Ayah?" Balasku sambil menatapnya penasaran."Kembalilah, putra mahkota terluka sangat parah akan lebih baik jika dia diobati di istana" Aku terdiam sejenak lalu mentap Michael yang terbaring dengan penuh luka."Aku akan tetap disini untuk mengurus sisanya, aku berencana mengirimmu kembali lebih awal agar tidak ada yang menyadari bahwa kamu menyusul" Ah, ini perihal usulanku untuk menyembunyikan kemampuanku."Apa kamu tidak masalah dengan teleportasi?" Aku mengangguk."Lain kali jangan terjun dalam bahaya karena aku masih bisa melindungimu setidaknya bergantunglah padaku" Ah. "Alasan kamu terjun langsung apa itu karena kamu sangat mencintai Tunanganmu?" Aku membelalakan mataku, aku menatapnya meskipun aku tak bisa melihat
Baca selengkapnya
End Season 1
"Hahaha dasar pria gila" Maki Callisto, begitu melihat Asrahan yang tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir keluar dari topengnya. "Ellyn, bisa kamu lepas topeng menjijikan ini" Faellyn langsung mengangguk dengan permintaan Callisto. Callisto tersenyum begitu melihat topeng tersebut terlepas dari wajah Asrahan dengan mudah. "Sudah kuduga,Ah Ellyn apa yang ayah katakan padamu? " Faellyn menatap Callisto lalu berpikir sejenak. "ah aku mendengar seperti ayah sudah berjuang sangat keras untuk memisahkanku dengan Michael, dan tentang menjelajah dimensi" Jelas Faellyn."Yah, aku bisa mengerti tapi itu tidak seperti yang kamu pikirkan" jelas Callisto. "kalau sudah begini mau tak mau kita harus mengundur kepulangan kita, Ellyn apa kamu keberatan?" Faellyn kembali menatap Callisto tanpa bereaksi apapun. "Bukankah kak Cal mahir dalam sihir? anda bahkan menerobos kuil dengan sihir" Callisto tersenyum dengan
Baca selengkapnya
S2. 1
"Apa yang membuatmu kembali begitu cepat Adrian?" sosok gadis yang tengah bersimpuh sambil menutup matanya tersebut menoleh lalu menatap Adrian dengan tatapan tajam lalu melunak diiringi senyuman yang manis terbentuk dibibirnya."Anita?" Adrian berjalan mendekati anita lalu memeluknya dengan sangat erat. "Bagaimana?" Lirih Anita tepat di telingga Adrian yang membuat Adrian melepaskan tangannya yang mendekap erat anita dan sedikit berjalan mundur. "Aku bertemu pria bertopeng itu, namun aku bertemu Faellyn disana" Anita berjalan keluar dari ruang doa diikuti Adrian yang membuntutunya tanpa diminta. "Faellyn ya?" Anita tersenyum."Dia memang menganggu" Lanjutnya dengan lirih sampai-sampai sulit didengar Adrian. "Anita?" Anita membalikkan tubuhnya menghadap Adrian lalu menatap matanya lurus. "Apa yang terjadi Adrian?" Ujar Anita sambil tersenyum sangat manis pada sosok pria didepannya.tanpa disadarinya telinga
Baca selengkapnya
S2.2
"Selamat datang kembali putri mahkota" Aku mengangguk singkat. Setelah berita kematian nani sampai padaku lewat surat yang Carlios kirimkan, aku bergegas kembali setelah pembicaraan panjangku dengan ayah dan sebelum Michael sadar. "Putri mahkota, Saya adalah adel saya akan menjadi pelayan anda untuk sementara" Panggilan itu, aku sedikit membencinya, karena dengan pangilan itu kejadian yang mengerikan seakan akan terjadi padaku."Adel ya, Baiklah adel Kamu akan berkerja dibawah Tania" Tegasku, begitu tatapanku bertemu dengan seseorang yang sangat mirip dengan Tifia. "Baik Putri mahkota " Mau dilihat bagaimanapun dia jelas-jelas mencurigakan, siapa yang mengirimnya?"Putri Mahkota Saya Tania, Suatu kehormatan dapat melayani anda" Aku hanya mengangguk lalu berjalan melewati mereka.Aku tidak menyangka Nani dieksekusi, terlebih lagi Michel tetap tidak sadar meskipun kaisar sudah sadar."Tania, antarkan aku ke makam Madam
Baca selengkapnya
S2. 3
"Kakak ipar?" Aku sedikit tertegun. Gambaran aneh saat Kaisar menyentuh pundakku adalah kematian kaisar, kematian yang sama dengan karya aslinya. "Kalau begitu saya akan kembali ke istana saya" Pamitku, aku keluar tanpa menunggu jawaban Carlios, entah sejak kapan aku mulai terbiasa dengan sikap kurang ajarku terhadap Carlios. "Surat yang kaisar berikan padaku, membuatku sangat penasaran namun sebelum itu ada hal yang harus ku lakukan. "Tania, apa kita bisa memasuki hutan terlarang?" Tania menatapku sejenak. "Saya bisa memasukinya putri, apa perintah anda" Bagus, orang-orang Andreash memang tidak mengecewakan. "Pergilah saat malam hari tanpa ketauan, cari makam bernama 'Nani' apa kamu mengerti?" Tania mengangguk paham dengan apa yang ku bisikkan padanya. "Adel, Layani Putri mahkota" Sinis Tania lalu keluar dari kamarku."Keluarlah, bawalah buku-buku ini padaku" aku memberikan kertas padanya. "Bai
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status