Semua Bab Cowok Metropolitan Masuk Kampung : Bab 11 - Bab 20
22 Bab
Ngeronda
"Den, mau ikut ke masjid nggak?" tanya Mang Dasa.Ezra yang baru saja mematikan televisi langsung menoleh. "Gak dulu deh, Mang," jawabnya."Kapan-kapan Aden ke masjid, ya. Ini perintah langsung dari ibu soalnya. Kata ibu biar Aden rajin solat dan bisa ngaji." Ceu Itoh datang sambil membenarkan letak mukenanya.Di belakang Ceu Itoh, Jajang juga sudah rapi dengan sarung, peci dan juga baju kokonya yang terlihat licin."Iya, Mbok.""Semua pintu kunci ya, jendela juga kunci. Soalnya akhir-akhir ini banyak kabar kalau maling mulai berkeliaran lagi. Kunci garasi dari dalam saja ya, Den, biar nanti kalau ada apa-apa maling susah buat masuk ke sana." "Iya, Mang.""Kami pergi dulu, ya. Hati-hati di rumah. Assalamualaikum." "Waalaikumsalam."Setelah ketiga orang itu keluar dari rumah dan berbelok jalan menuju masjid, Ezra langsung mengunci pintu depan pergi ke belakang untuk mengecek pintu-pintu yang lain, terutama pintu garasi. Kara harga barang yang ada di garasi lebih mahal dari harga bara
Baca selengkapnya
Tebar Pesona
"Kalau ada orang yang mau lewat, seharusnya kamu sadar diri. Minggir dong sana, jangan ngehalangin jalan."Ezra tersenyum simpul sambil menoleh ke arah Wulan dan teman sebangkunya, Kemala."Kalau ada orang yang udah nolongin, seharusnya lo juga bilang terima kasih, dong."Wulan menautkan alis, bingung. Soalnya Wulan tidak merasa berhutang budi apa pun."Lo jangan pura-pura gak tahu ya, Lan. Gue itu udah nolongin ternak para warga yang dicuri, gue juga udah menangkap malingnya. Seharusnya lo berterima kasih ke gue karena ayam paman lo gak jadi raib gara-gara maling itu."Ezra tahu pamannya Wulan jadi korban kemalingan itu dari Mang Dasa dan Emin. Ezra semakin bangga pada dirinya sendiri karena berhasil mencuri perhatian dari anggota keluarganya Wulan. Kalau seperti ini, pandangan keluarga besar Wulan akan terus menilai Ezra dengan positif. Siapa tahu nanti kalau Ezra berniat mendekati Wulan keluarganya akan langsung memberikan lampu hijau."Kamu pamrih? Perasaan pak polisi yang suka me
Baca selengkapnya
Pendekatan Part 1
Di rumah Mang Dasa sekarang banyak orang, lebih banyak teman-teman Jajang, sih, sebenarnya. Soalnya mereka datang atas rekomendasi undangan dari sang tuan rumah. Bukan suatu rahasia lagi kalau sekarang semua perabot yang ada di rumah itu serba baru, apalagi sebuah televisi LED 32 inch terpampang jelas di ruang tengah, menonton di layar televisi slim dan super cerah berasa sedang menonton layar di bioskop."Sini, Mbok biar Ezra aja yang bawa ke luar," ucap Ezra saat melihat Ceu Itoh hendak membawa satu nampan berisi goreng bakwan dana tahu isi.Gorengan tersebut akan disuguhkan pada orang-orang yang sedang bekerja memperbaiki bak kamar mandi, membuat cor beton untuk penyangga toren air juga membuat tempat cuci piring di luar, samping sumur. Selain itu sumur juga sudah dipasang mesin air, jadi Ezra dan yang lain tidak usah repot-repot menimba lagi. Di dapur juga sudah dibuat wastafel, jadi sekarang kalau Ezra mau mencuci piring tidak harus repot-repot keluar. Ah ya dan satu lagi yang pa
Baca selengkapnya
Pendekatan Part 2
"Kata Wulan kamu nyariin rumah aku? Bener, nih? Kamu mau ngapel? Kenapa nggak pas malam Minggu aja, sih?" tanya Sulis. Ia terlihat tersipu karena tidak menyangka Ezra akan menemuinya.Ezra mengerutkan kening. Tetapi kemudian ia tersenyum. "Iya, nih. Aku tiba-tiba kangen sama kamu."Pipi Sulis sedikit merona. "Kamu bisa aja. Kan kalau kamu kangen sama aku, kamu bisa telepon aja. Besok juga, kan, kita bisa ketemu di sekolah.""Karena aku kangennya sekarang, jadi pengen ketemu sama kamunya sekarang.""Iiih... kamu bisa aja." Sulis memukul-mukul lengan Ezra dengan gemas.Rumah Sulis itu menyatu dengan sebuah warung. Rumahnya juga bertingkat dua. Tidak terlalu megah, tetapi untuk ukuran orang kampung sini keluarga Sulis itu cukup berada. Di samping warung, ada sebuah garasi dan mobil pickup yang di dalamnya terdapat beberapa tumpukan kardus dan sembako. Mungkin tadi habis belanja dari pasar dan belum dibereskan.Tidak berapa lama Wulan sudah kembali sambil menjinjing kantong kresek berukur
Baca selengkapnya
Boncengan
Hari Minggu yang tadinya jadwal Ezra kencan dengan anak kelas tiga, Hera namanya, terpaksa dibatalkan karena hari ini Ezra harus berlatih pidato di rumah Bu Asita, wakil kepala sekolah sekaligus guru biologi dan guru kedua ekstrakulikuler tari.Sesuai janji, para siswa yang kebagian tugas lomba pidato harus berkumpul di rumah Bu Asita pukul sembilan pagi.Dengan berpakaian rapi dan wangi, Ezra bercermin di cermin lemari yang besar, setelah itu ia mengambil tas selempangnya kemudian mengambil kunci motor sport yang menggantung di balik pintu.Ezra berpamitan pada Ceu Itoh. Sementara Mang Dasa dan Jajang sedang tidak ada karena sedang pergi ke kebun untuk mengambil kayu bakar."Ezra berangkat dulu, Mbok.""Iya, Den. Hati-hati."Ceu Itoh tidak banyak bertanya Ezra hendak ke mana, karena tadi malam Ezra sudah memberitahu pada Mang Dasa dan Ceu Itoh kalau dirinya akan pergi latihan ke rumah Bu Asita dan nanti pulangnya dirinya akan kerja kelompok di rumah Asri.Tin!Ezra menekan klakson mo
Baca selengkapnya
Memantau
Setelah hari Minggu kemarin mengetahui kalau Wulan sering diganggu oleh pemuda desa, hati Ezra mulai tidak tenang. Kemarin saja saat hendak pulang dari rumah Bu Asita, Ezra kembali memaksa Wulan untuk pulang bersama dirinya. Tapi tidak jadi karena suami Bu Asita mengantar pulang para muridnya itu yang tidak membawa kendaraan.Pihak sekolah sudah mendengar keresahan para anak gadis yang sering dicegat oleh para pemuda beban masyarakat itu, makanya untuk melindungi para siswanya, rencananya pihak sekolah akan mengadakan mobil jemputan supaya para muridnya datang dan pulang dengan selamat.Keresahan gara-gara pemuda desa itu bukan hanya dirasakan oleh para murid perempuan, tetapi para murid laki-laki juga karena uang mereka sering habis dipalaki."Lo nyampe ke sekolah jam berapa, sih, Min? Kayaknya pas gue datang setengah tujuh gue berasa jadi murid yang telat datang." Ezra duduk di bangkunya. Kepalanya bergerak ke kiri dan kanan, memperhatikan seisi kelasnya yang semua muridnya sudah da
Baca selengkapnya
Wulan Diganggu
Sekitar seminggu lagi acara lomba pidato tingkat kabupaten akan dilaksanakan. Ezra yang memang sudah hafal seluruh isi pidatonya itu kini tengah menikmati waktu santai dengan cara menghabiskan waktu istirahat di warung belakang sekolah sambil mengisap rokok favoritnya yang kata teman-temannya itu rokok orang elit karena harganya yang sangat tidak ramah kantong mereka.Karena hari ini Dandi sedang mengikuti lomba pertandingan catur, jadi Ezra sendirian, sementara teman-temannya yang lain sedang sibuk dengan dunia mereka sendiri, sambil mengerubungi satu ponsel yang entah milik siapa. Ezra tidak mau ikut-ikutan nonton hal yang menyesatkan seperti itu.Meskipun di sekolah Ezra ada larangan membawa ponsel, tapi itu bukan sebuah hambatan bagi mereka yang nekat, toh mereka membawa ponsel ke sekolah jarang dibawa ke kelas, tapi selalu disimpan di warung ini. Kalau untuk murid perempuan mungkin disembunyikan di kotak pensil atau di tempat persembunyian yang lain yang tidak bisa terpikirkan ol
Baca selengkapnya
Khawatir?
Akhir-akhir ini setelah para pemuda yang selalu meresahkan warga itu tiba-tiba hilang bagaikan ditelan bumi, Ezra menjadi orang yang sok super sibuk. Setiap kali ada orang yang mau mengobrol atau menanyakan sesuatu, Ezra selalu menghindar dengan alasan sangat sibuk dengan tugas-tugas dari sekolah juga ia beralasan kalau dirinya sedang fokus untuk lomba minggu depan.Seperti sekarang, Ezra mengabaikan Wulan yang saat ini sedang duduk di sebelahnya. Biasanya tiap kali dekat atau bertemu dengan Wulan, Ezra tidak pernah tidak mengganggu atau menggoda Wulan sampai gadis itu kesal setengah mati.Wulan merasa aneh dengan sikap Ezra yang tenang, acuh dan seolah tidak peduli dengan sekitarnya. Apa karena sebentar lagi hari lomba Ezra jadi sangat fokus dan gelisah?"Gue tahu gue ganteng. Gak usah ngeliatin gue kayak gitu, dong. Lo terpesona ya sama kegantengan gue?" Ezra berbicara pada Wulan tanpa menoleh sama sekali. Mata Ezra sedang sibuk membaca teks pidatonya.Wulan sedikit gelagapan. Tetap
Baca selengkapnya
Putus
Hari Senin ini cuacanya cukup cerah dan membuat para murid serta guru yang mengikuti kegiatan upacara bendera bermandikan keringat dari terik sinar matahari pagi yang hangat membara.Selesai upacara bendera, barisan tidak dulu dibubarkan karena ada pengumuman penting yaitu sesi pengumuman juara lomba tingkat kabupaten.Tiga orang yang dipanggil ke depan yaitu Ezra, Wulan dan Abdul. Dari kedelapan siswa yang dikirimkan sebagai perwakilan, hanya mereka saja yang mendapatkan juara.Ezra juara pertama lomba pidato putra bahasa inggris, Abdul juara pertama lomba pidato putra bahasa arab, dan Wulan juara ketiga lomba pidato putri bahasa arab.Sebagai bentuk penghargaan dari sekolah, pihak sekolah memberikan hadiah berupa piala, piagam dan seperangkat alat tulis. Kalau untuk amplop berisi uang, sudah diserahkan ketika lomba selesai dilaksanakan sembari pengumuman hasil juara.Ketika penyerahan hadiah selesai dilakukan oleh kepala sekolah, para guru tidak mau kalah. Mereka ikut berfoto dengan
Baca selengkapnya
Galau
Ezra duduk termenung di dapur bagian luar yang dibentuk seperti saung, sambil menemani Mang Dasa yang sedang merebus singkong di atas tungku tanah.Hari ini hujan turun cukup deras, untung saja tidak dibarengi dengan angin kencang dan kilatan petir jadi Mang Dasa masih bisa menyalakan radio yang suara kencangnya seperti sedang berlomba dengan suara hujan. Seperti biasa, Mang Dasa menyalakan radio untuk mendengarkan wayang di salah satu gelombang radio favoritnya. Setiap kali Mang Dasa mendengarkan radio, Ezra tidak mengerti sama sekali dengan apa yang penyiar itu bicarakan.Jajang dari dalam rumah membawa nampan berisi tiga gelas kopi hitam dan satu gelas teh manis. Jajang meletakkannya di tengah-tengah lalu ikut duduk di samping Ezra."Akak lagi ngelamunin apa?" tanya Jajang.Ezra yang sedang bertopang dagu sambil menatap ke arah rintikan hujan itu menoleh sebentar kemudian menjawab, "Lagi mikirin mama sama papa. Tadi telepon katanya kalau habis ulangan akhir semester aku gak diboleh
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status