All Chapters of Terpaksa Menikahi Putra Konglomerat: Chapter 101 - Chapter 110
129 Chapters
MENGETAHUI FAKTA
Effendy tahu bahwa pergi ke kediaman Bimantara untuk membawa Astakara kembali hanya akan membuat suasana semakin panas.Laki-laki itu akhirnya kembali ke kediamannya. Malam itu setelah membersihkan diri, Effendy mendapati sebuah pesan dari salah satu orang kepercayaannya. Itu adalah sebuah laporan kalau Andika datang mengunjungi apartemen Eleanor, tetapi ia sudah kembali ."Dia benar benar menyukai Ele?" Gumam Effendy dengan hati mendadak tidak suka. Mengingat Andika, dia teringat tentang amplop yang di berikan kawannya itu. Dia membuka, mendapati sebuah flashdisk, juga beberapa berkas bukti pemalsuan surat rumah sakit.Hati laki-laki itu mulai merasa tidak enak. Dia yang awalnya mencibir melihat Andika masih menggunakan flashdisk di zaman inovasi ini, mulai merasa penasaran.Dia mengeluarkan laptop dan memeriksa apa yang ada di sana.Di sana hanya satu file yang tampaknya sebuah rekaman. Ketika dia memutarnya, ia tahu bahwa itu adalah rekaman suara Ashley. "Aku akan berpura-pura ha
Read more
PENGAKUAN ASHLEY
Ketika Eleanor bangun pada keesokan hari, presensi Effendy tak lagi ditemukannya, hanya sisa sisa kehangatan tubuh lelaki itu yang sempat dihidunya. Effendy mungkin pergi subuh tadi. Itu baru pukul setengah tujuh.Ada rasa sedikit tidak rela yang di rasakan Eleanor, sehingga membuatnya menepuk nepuk pipinya untuk mencari kesadaran. Biar bagaimanapun, Effendy adalah tunangan orang lain. Dia turun dari ranjang, mendapatkan sebuah note di atas nakas dengan tulisan elegan tegak bersambung, yang diyakininya sebagai tulisan Chislon Abimanyu.Maaf aku pulang tanpa memberitahu, kamu masih lelap tertidur. Terimakasih Eleanor.Segurat senyum hangat singgah di bibir Eleanor.***Mobil Effendy berhenti di depan gerbang kediaman Abimanyu, dia menyetir sendiri. Sayangnya, gerbang itu tidak kunjung dibukakan. Effendy turun dari mobilnya, dia mengenakan pakaian kasual yang membuatnya terlihat seperti ABG. Sang Tuan Muda Abimanyu itu melihat satpam kediaman yang menatapnya tidak enak."Mang Nurdin,"
Read more
KITA SAMA
"Apa maksud lelaki itu, Ashley?" Tegur Cakrawibowo pada Ashley yang kini tersengguk dalam pelukan Dewi. Effendy sendiri telah berlalu meninggalkan kediaman mereka."Jangan paksa dulu dia bicara, Mas. " Ucap Dewi bermaksud membela."Lalu aku harus diam seperti orang bodoh?!""Dia masih shock, Mas!""Kamu tahu sesuatu, eh?" Cakra menatap Dewi dengan tajam. Dewi Bimantara menatap suaminya dengan wajah kalut, namun dia tidak mengatakan apapun.Cakra tersenyum sinis, lalu berkata lagi, "Kamu terlalu lama menganggap dirimu bisa menggantikan aku, sehingga kamu mengabaikan kehadiranku, Dewi. Apa kamu kira aku tidak tahu semua kegiatanmu selama ini?"Dewi menatap suaminya, "Apa maksudmu?""Kamu bertemu dengan perempuan itu." Tukas Cakra, "Perempuan yang ternyata adalah putri kandungmu, eh?"Ashley tampak terkejut dalam pelukan ibunya, tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh sang ayah. Dia menarik diri dari pelukan Dewi dan menatap ibunya dengan kebingungan.Wajah Dewi menjadi pias. "Kamu sala
Read more
MANIPULASI
Kemarahan yang di rasakannya membuat Ashley merasa kepalanya blank. Semua yang terjadi membuatnya memusatkan kemarahannya pada satu orang, Eleanor.Pagi itu, dia menghentikan mobilnya di depan Hadasa Publishing, hanya untuk mencari cari sosok Eleanor. Namun menunggu menjelang jam makan siang, wanita itu tidak datang.Ashley turun dari mobil dan menaikkan kaca mata hitamnya. Bibirnya kini telah berpoles lipstik gelap, mengurangi kesan pucat di wajahnya. Dengan langkah cepat dia masuk ke rumah penerbitan itu, di pintu dia bertemu dengan seorang perempuan dengan id card sebagai editor akuisisi yang sepertinya keluar untuk makan siang."Maaf, apakah Eleanor ada?" Tanya Ashley tak menyia-nyiakan kesempatan.Wanita bernama Rima itu menggeleng, "Ibu tidak datang hari ini, dia mengecek pembangunan toko bukunya.""Boleh aku minta alamatnya?" Ashley memasang wajah memelas, "Ini penting sekali,"Rima mengamati Ashley sebentar lalu mengangguk. Ashley memberikan ponselnya, di sana Rima mengetikkan
Read more
HILANGNYA ELEANOR
Pengadilan Negeri. Effendy tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan benar benar berada di sana, menuntut sahabatnya sendiri atau ex tunangannya.Ashley hadir seorang diri, memakai pakaian serba hitam seolah ia akan pergi ke pemakaman. Persidangan berlangsung alot.Pihak Effendy menuntut atas kasus penipuan yang di lakukan Ashley padanya. Sebenarnya, mengingat hubungan baik mereka di masa lalu, Effendy tidak akan sampai hati. Namun Ashley telah membuatnya kehilangan banyak hal, termasuk pernikahannya dengan Eleanor yang di amanatkan ibunya.Pengacara Ashley terus berusaha berdalih dan mematahkan tuduhan-tuduhan, namun semuanya terkena sanksi. Pada saat penyelidikan lebih lanjut di lakukan, itu terbukti bahwa bayi yang ada pada Ashley adalah anak kandung Eleanor. Miranti bahkan di datangkan sebagai saksi dan menerima imbas penghukuman. Effendy telah berusaha menghubungi Eleanor, mendatangi wanita itu, di apartemennya, namun dia tidak menemukan apapun. Saat Effendy menghampiri Darmawat
Read more
TERLALU BANYAK MELUKAI
Andika mengangkat sebelah alisnya, tapi ekspresinya tidak menunjukkan keheranan, "Mengapa kamu menanyakan itu padaku?""Kamu tidak perlu berpura-pura, Andika." Balas Effendy sembari mendekat ke arah sang tuan rumah, sehingga kini mereka berdiri berhadap-hadapan. "Katakan, dimana kamu menyembunyikannya?""Atas dasar apa kamu menganggap akulah yang menyembunyikan Ele, hm?" Tanya Andika pula sembari menyeruput minumannya dengan santai. "Diluar sana, mengapa bukan Tristan yang kamu cari?"Effendy meraih kerah baju Andika, kehilangan pengendalian dirinya untuk pertama kali. "Jawab pertanyaanku!""Woah, santai, brother." Balas Andika, ekspresinya bahkan masih terbawa santai. "Mari, apa tidak sebaiknya kamu duduk dulu?" Tawar Andika. "Segalanya bisa dibicarakan dengan kepala dingin."Effendy mendengus dan melepaskan cengkramannya. "Kamu tidak perlu berbasa-basi, katakan dimana dia berada!""Dia tidak bersamaku, tapi aku tahu dimana dia berada..." Jawab Andika pula. Minumannya di serahkan pad
Read more
PULANG KE INDONESIA
Dua hari kemudian, Eleanor yang tengah memelototi ponsel mendengar pintu unit itu di ketuk. Dengan sedikit tergesa, dia bergegas membuka pintu dan mendapati Andika tersenyum manis sembari membedong seorang bayi. Laki-laki itu melangkah masuk."Dia masih tidur," ungkap Andika pula. Dengan hati -hati, dia meletakkan Kaisar di atas tempat tidur yang hangat. Bayi yang kini sudah berusia tiga bulan itu terlelap dengan tenang."Kamu jauh-jauh membawanya kemari," Ele menatap Andika dengan tak dapat menyembunyikan senyumnya. "Aku sangat berterimakasih....""Seperti yang tertulis dalam kontrak kita," imbuh Andika dengan senyum yang terus terulas. Sorot mata penuh binar Ele meredup sebentar.Diciumnya bayinya yang sedang tidur. Kalau tak ingat ia sedang tidur, Ele pasti akan menggendongnya ke sana kemari."Ponselku hanya menyimpan satu kontak, aku perlu menghubungi bunda dan karyawan Hadasa." Ucap Eleanor sembari menatap Andika. "Ah, kartu lamamu hilang, Ele. Aku benar benar meminta maaf.""Ba
Read more
MENEMUI ELEANOR
"Tuan Andika terlihat membeli perlengkapan untuk bayi di supermarket," lapor Winatama pada Effendy menggunakan ponselnya."Dia masih di sana?""Ya, Tuan, saya masih mengawasinya.""Ikuti dia, tapi jangan sampai membuatnya curiga.""Baik Tuan."Ponsel dimatikan Effendy sepihak, dia masih harus menghadapi meeting lima menit lagi. Laki-laki itu memimpin meeting dengan cepat, nyaris cenderung tidak fokus karna terus memikirkan Andika yang katanya membeli perlengkapan bayi. Ketika Dia menyelesaikan rapat dan kembali ke ruangannya, dia memeriksa ponsel dan mendapati Winatama mengirimkannya sebuah alamat.["Saya belum dapat memastikan siapa yang tinggal di sana, tapi Tuan Andika pulang ke rumah itu, dan dia tidak menyadari saya yang mengikutinya."]["Baik."]Balas Effendy pula. ["Kamu bisa kembali, Winatama."]["Baik Tuan].Effendy menatap alamat yang di kirimkan, dia memiliki firasat kalau Eleanor ada di sana. Setidaknya, Effendy ingin datang dan meminta maaf.***"Besok kita akan ke KUA," u
Read more
MINTA MAAF
Pemandangan pertama yang menyambut Effendy adalah pemandangan yang membuatnya merasa entah mengapa, sesak di dalam.Eleanor duduk di sisi ranjang, menoleh menatapnya dengan mata yang memerah. Lalu mata coklat itu melebar."Chislon..."Tidak ada kemarahan dalam suaranya, seperti yang di ekspektasikan Effendy. Alih-alih marah, suara Ele seperti membawa jejak kelegaan ketika melihatnya. Atau itu hanya perasaannya saja?Pelan, Effendy mendekat, melihat bayi menggemaskan itu terbaring dengan selang oksigen, dia merasa semakin sakit."Dia...kenapa?" Tanya Effendy dengan suara berat."Pneumonia," jawab Ele. Wanita itu mengusap dahi putranya sebentar lalu melanjutkan, "Dokter bilang dia aka segera membaik, aku percaya itu.""Boleh... Boleh aku menyentuhnya?"Demi apapun, Chislon tahu diri. Ada banyak kesalahpahaman yang terjadi antara dia Dea Eleanor, terutama berkaitan dengan bayi ini. Dia sudah terlanjur menyayangi Kaisar, dan kemudian di akhir dia tahu kalau DNA Kaisar cocok dengan Ele. Di
Read more
PUTRAMU
Winatama menghela napas berat melihat kamar utama Kediaman Abimanyu yang di tempati sang tuan muda tak kunjung terbuka selama tiga hari terakhir. Effendy menolak keluar kamar, tidak ingin di ganggu selama lima hari itu. Dia sebenarnya ingin memberitahu beberapa informasi lanjutan, namun itu terasa sulit sekarang karna Effendy seperti diam di dunianya sendiri.Winatama memutar tubuh, bermaksud kembali. Laki laki bersetelan casual itu terhenti ketika terdengar pintu terbuka. Dia menoleh, melihat Effendy keluar dengan keadaan rapi dan tidak berantakan, hanya saja Winatama dapat melihat bawah matanya yang sedikit menggelap seperti dehidrasi."Kamu disini?" Effendy mengangkat alisnya."Saya ingin menyampaikan beberapa informasi.""Informasi tentang apa?""Tentang Nona Ele-""Itu tidak berguna lagi." Tukas Effendy. Ekspresi datar sekali. Dia berjalan ke dapur dan mengambil segelas air. Para maid yang melihat langsung memasang ekspresi lega, pasalnya sang tuan memang mengunci diri dan tidak
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status