Semua Bab Nona Badut itu Ternyata Istri Mafia: Bab 61 - Bab 70
118 Bab
61. Bukan Sulap Bukan Sihir.
"Boss! Keadaan darurat. Polisi menyerbu club!" Axel baru saja menutup laptop saat Erick menyerbu masuk ke dalam kantor bawah tanahnya."Oh polisi. Biar saja mereka memeriksa club. Kita toh tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum." Axel meregangkan pinggangnya ke kiri dan ke kanan. Ia lelah karena marathon memeriksa pembukuan club. "Lo biasanya juga santai aja kalo polisi menggerebek. Ini kenapa lo panik?" Axel menjinjitkan alisnya. Tidak biasanya Erick panik begini. Digerebek polisi bukan hal yang mengejutkan. Bisnis hiburan itu rentan bermasalah dengan pihak yang berwajib. Lagi pula bukan sekali ini saja polisi melakukan razia di club. "Karena kali ini kita terkena masalah, Boss." Erick memijat-mijat pelipisnya. Boss besarnya pasti tidak menyangka ada penghianat di Astronomix ini."Masalah apa? Penjualan miras? Kita menjual pada orang yang cukup umur, di tempat khusus, membayar pajak sesuai peraturan juga. Apa yang salah?" Axel mengangkat bahu."Salahnya, mereka menangkap Vera
Baca selengkapnya
62. Mission Complete.
Selama berbicara pandangan Bripda Sahat berfokus pada Vera. Karena Vera tadi mengakui bahwa barang-barang yang ada di tasnya adalah adalah kokain, ganja dan pil ekstasi milik Axel."Tidak mungkin! Saya tidak percaya. Mana mungkin mereka bohong?" Vera panik. Kalau barang-barang ini palsu, artinya Axel tidak akan dihukum. Sebaliknya dirinyalah yang akan mendapat hukuman dari Axel. Bulu kuduknya meremang. Axel ini sangat membenci penghianat. Ia akan dibuat mati tidak, hidup pun lebih buruk dari mati. Ia tidak sanggup menanggung konsekuensinya. "Bripda Sahat bawa pengunjung yang bermasalah ke kantor, kecuali orang ini." Orlando menunjuk Vera dengan dagunya. Ia akan merembukkan masalah ini sebentar dengan Axel, baru ia akan membawa Vera dan Axel ke kantor polisi untuk bersaksi. "Saya tidak bersalah! Saya tidak tahu apa-apa. Sumpah, saya tidak tahu apa-apa." Vera bermaksud lari. Ia sudah mencondongkan tubuh ke depan. Siap memasang kuda-kuda untuk berlari. Namun gerakan Orlando lebih cepa
Baca selengkapnya
63. Memanjakan Suami.
"Selamet." Raline menutup pintu kamar tanpa suara. Ia kemudian bersandar dibalik pintu sambil mengelus-elus dadanya lega. Akhirnya ia kembali ke kamar juga setelah berpetualang menjadi detektif amatiran bersama Entin di tengah malam. "Ini tangan gue kenapa gemeteran ya?" Raline mengangkat kedua tangannya ke udara. Memperhatikan kedua jemarinya yang bergetar di bawah sorotan lampu kamar."Ketakutan gue loadingnya lama kayaknya. Tadi aja gue gagah berani beraksi kayak jagoan di film-film. Eh sekarang gemeteran kayak orang mau dipancung. Rasa takut lo telat, Line." Raline mengomeli dirinya sendiri. Tok... tok... tok..."Ciat... Ciat..." Raline yang kaget karena pintu tiba-tiba diketuk, membuatnya latah. Raline refleks membuat gerakan-gerakan karate dasar yang diajarkan oleh Lily. Masalahnya karena ia belajar hanya setengah-setengah gerakan kuda-kudanya salah. Alhasil Raline terjengkang ke belakang. Gubrak!"Aduh!" Raline meringis. Punggung dan bokongnya sakit karena membentur lantai.
Baca selengkapnya
64. I love You Full!
"Nah, gue udah menjelaskan alasan gue bukan? Untuk selanjutnya gue mau hubungan kita jujur dan sehat seperti ini. Ada masalah yang mengganjal pikiran lo, utarakan. Apa yang ingin lo ketahui, tanyakan. Jangan memendam apalagi mendendam. Setuju istriku?""Setuju, Mas." Ujung hidung Raline memerah menahan haru. Axel selalu mengerti dirinya. Axel tidak pernah menyalah-nyalahkannya. Laki-laki seperti ini di mana lagi bisa ia cari? Raline semakin bertekad untuk melestarikan Axel. Oleh karenanya ia harus membuat Axel tetap hidup bagaimanapun caranya."Acara bincang-bincang malam kali ini kita tiadakan ya, istriku? Gue capek banget hari ini. Jadi gue ingin langsung tidur. Nggak apa-apa 'kan?" Axel keluar dari kamar mandi dalam keadaan polos. Rambutnya masih dalam keadaan setengah basah, coba ia keringkan dengan sehelai handuk putih. Haduh, penampilan Axel konten dewasa bener etdah!"Maap ye, Mas suami. Bisa nggak aset berharga lo itu ditutupin dulu? Bukan apa-apa, gue jadi nggak konsen ngej
Baca selengkapnya
65. Mulai Beraksi.
Saat Raline terbangun, ranjang di sisinya telah kosong. Raline meraba sisi ranjang. Dingin. Itu artinya Axel sudah pergi cukup lama. Raline memindai jam dinding. Pukul 05. 05 WIB. Ke mana Axel pada pagi-pagi buta begini? Padahal mereka baru tidur hampir pukul tiga dini hari. Raline bergegas ke kamar mandi. Setelah membersihkan tubuh dan mengganti piyamanya dengan sehelai kaos rajut dan kulot, Raline keluar kamar. Ia ingin mencari tahu tentang keberadaan Axel pada Bik Sari. Segala pusat berita di rumah ini Bik Sari lah yang paling tahu. Karena Bik Sari sehari-hari ada di rumah. Selain itu, Pak Surip, suaminya, adalah supir terpercaya Axel. Jadi informasi dari suami istri ini valid."Pagi, Bik." Raline menyapa Bik Sari yang sedang sibuk di dapur. "Pagi, Mbak Raline. Wah, Mbak Raline sudah bangun ya?" Bik Sari menjawab sapaan nyonya mudanya ramah. Ia berusaha sebaik mungkin menutupi kegelisahan hatinya."Ini saya sudah ngomong dan berdiri di hadapan Bibik. Ya pasti sudah bangun dong, B
Baca selengkapnya
66. Mission Completed.
Raline langsung naik ke boncengan begitu sebuah motor trail menghampirinya. Lily benar, Cia memang pembalap handal. Karena dalam waktu kurang dari dua puluh menit, Cia telah ada di hadapannya. "Lo nggak takut ntar laki lo absen, lo-nya nggak ada di kamar?" Cia memperingati Raline di antara deru suara motor."Tadi gue udah telepon laki gue duluan. Katanya dia pulang rada siangan. Pada Bik Sari gue bilang, gue mau tidur agar siang. So nggak usah bangunin gue." Raline balas berteriak."Cakep. Kalo gitu, ayo kita beraksi. Gue akan membuat Bima terpesona akan kejeniusan gue." Cia menekan memutar gas kian dalam. Ia sudah tidak sabar mengeluarkan sisi detektif dari dalam dirinya. Kalau cuma main detektif-detektifan mah kecil. Ia sudah sering menjadi kaki tangan Lily apabila sahabatnya itu merencanakan pemberontakan atas aturan kakaknya."Ci, gue tahu lo adalah orang beriman yang rindu Tuhan. Tapi tolong, lo bawa motornya jangan kayak orang yang mau nyamperin Tuhan begini dong. Gue nggak ma
Baca selengkapnya
67. Tepar.
Setelah menabrak Pak Dadang dan antek-anteknya Raline menjatuhkan dirinya ke jalan. Sepeda motor Cia, ia lepaskan begitu saja. Saat menjatuhkan diri Raline merunduk dan menempelkan dagunya pada dada. Dalam posisi memeluk dirinya sendiri begini, Raline berharap posisi jatuhnya ini bisa meminimalisir dampak yang buruk pada tubuhnya. Jatuhnya memang relatif aman. Namun siku dan lututnya perih sekali saat bergesekan dengan aspal. Belum lagi bokongnya yang menghantam aspal cukup keras. Ketika memindai Cia telah beraksi dengan pura-pura terkapar di samping motor trailnya, Raline segera berlari menjauhi lokasi. Sebelum berlalu, Raline sempat melihat Axel dan rombongan serta Bima berlari kencang mendekati Pak Dadang CS yang tergeletak di jalan sambil mengerang kesakitan . Raline meringis melihat Aksi Cia yang tidak digubris oleh Bima. Bima malah ikut Axel dan rombongan polisi memeriksa keadaan Pak Dadang CS. Malang sekali nasib si Cia ini. Nasib lo juga malang, Line. Untung lo kagak mati a
Baca selengkapnya
68. Aksi Duo Gokil.
"Selamat." Raline bersyukur bahwa ia masih bisa selamat untuk kedua kalinya dalam satu hari. Kalau dipikir-pikir, dirinya sudah menjadi seorang mafiawati mandiri saat ini. Raline membuka jaket dan kulotnya yang bolong-bolong. Membersihkan luka-lukanya di bawah air mengalir, serta membubuhi obat luka seadanya sebagai pertolongan pertama. "Eh kodok... kodok..." Raline kaget saat pintu kamarnya diketuk dari luar."Mbak Raline. Ini ada Non Lily. Katanya si Non mau menemui Mbak Raline di kamar saja. Boleh tidak, Mbak?" Suara Bik Sari terdengar di ambang pintu. "Boleh, Bik. Sebentar." Raline meraih piyama satin di kapstok. Setelah mengikat tali piyamanya di pinggang, Raline baru membuka pintu kamar."Baru bangun tidur lo, Kakak Ipar?" Lily mulai bermain sandiwara. Raline melongo sejenak. Bukannya Lily sudah tahu kalau dirinya baru saja berpetualang? Ketika melihat Lily mengedipkan sebelah matanya, barulah Raline sadar. Mereka berdua memang harus mengelabuhi Bik Sari. "Eh iya, Ly. Entah k
Baca selengkapnya
69. Amarah Axel.
Raline meringis saat petugas rumah sakit membersihkan lukanya. Ia tidak tahu cairan apa yang dioleskan pada luka-lukanya. Namun rasanya perih sekali. "Tahan sebentar ya, Bu? Lukanya harus dibersihkan dengan cairan NaCL agar tidak terjadi infeksi." Sang perawat manis IGD yang menangani luka Raline menasehati dengan lembut."Dicuci di bawah air yang mengalir saja tidak cukup ya, Suster?" Raline meminta penjelasan. Soalnya ia sudah membersihkan lukanya saat di rumah tadi."Kalau lukanya kecil, sebagai pertolongan pertama memang cukup. Tetapi kalau sebesar ini, apalagi lukanya di bagian sendi tidak cukup, Bu. Luka dibagian sendi pasti akan lebih lama sembuhnya. Karena daerah sendi sering terjadi pergerakan yang mempengaruhi proses penyembuhan luka. Kalau mencucinya tidak bersih, luka bisa bernanah karena terjadi infeksi." Suster rumah sakit menerangkan dengan sabar. "Udah lo diem aja. Pokoknya luka-luka lo diobati agar cepat sembuh, Kakak Ipar. Lo nyinyir amat dah." Lily mengomeli Ralin
Baca selengkapnya
70. Bantuan Dari Rival.
"Pesmol ikan nila, ayam goreng bumbu, fajri nenas dan lalapan. Beres semuanya. Untuk Kak Axel udah gue rantangin sekalian ya? Sekarang kita tinggal menunggu kedatangan si Lia." Lily membuka celemeknya. Hampir dua jam berkutat di dapur telah membuatnya berkeringat."Maaf ya, gue nggak bantuin lo masak. Tangan gue masih cenat-cenut soalnya." Raline merasa tidak enak karena hanya menjadi mandor di dapur Lily. Yang memasang Lily dibantu Bik Asni."Kagak apa-apa, Kakak Ipar. Aman itu.""Eh lo manggil Lia ke sini ngapain? Lo mau bagiin makanan ke Aksa juga?" Raline bingung. Ada urusan apa si bar bar Lia dipanggil ke rumah ini. Lagi pula Raline merasa tidak nyaman bersama Lia. Bayangkan saja, Aksa, suami Lia itu adalah mantan tunangan delapan tahunnya. Dulu Raline juga kerap menjahati Lia demi mempertahankan hubungannya dengan Aksa. Sekarang Raline memang sudah melupakan semuanya dan tidak mencintai Aksa lagi. Namun tetap saja, rikuh rasanya harus bertemu dengan Lia lagi."Si Lia ke sini unt
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status