All Chapters of JODOH-JODOH DARI TUHAN: Chapter 61 - Chapter 70
119 Chapters
MJ Bab 32
Canda tawa bergema dari arah ruang tamu di sebuah rumah. Mayang dan kedua sahabatnya, Laily dan Afifah sedang bersama. Seperti biasanya, mereka bertemu di rumah Laily. Suami Mayang yang masih sibuk menyebar undangan membuatnya harus sering keluar rumah, sedangkan Mayang untuk hari ini tidak ikut dan meminta untuk diantar ke rumah temannya. Nanti saat pulang, dia akan di jemput oleh suaminya kembali. "Bagaimana bisa kamu menikah buru-buru dengan Ustadz Rahmat?" tanya Afifah penasaran. "Ternyata Mas Hamid adalah pria yang melamar langsung ke Bapak. Jadi setelah meminta Kak Syahid bertanya padaku dan kamu tahu kan jawabanku, eh malah dia langsung ke rumah dengan membawa Bapaknya yang ternyata teman bapakku, dan terjalinlah hubungan itu," papar Mayang menjelaskan. "Cieee Mas Hamid, ni yee," goda Afifah. Mayang mendelik tajam, tidak suka dengan godaan dari sahabatnya tersebut."Ya sudah aku nggak mau cerita kalau kayak gitu," rajuk Mayang."Halah gitu aja ngambek, pengantin baru udah
Read more
MJ Ending
Dalam gelapnya kamar, Hamid langsung bangkit dari tempat tidur dan meraba-raba meja belajar yang ada di kamarnya. Mencari tombol stopkontak untuk menyalakan lampu belajar. Bisa-bisanya sang istri langsung mematikan lampu kamar begitu saja membuat semuanya menjadi gelap gulita.Nyala lampu itu hanya fokus pada satu titik yaitu meja belajar, namun pantulan cahayanya cukup bisa menerangi sisi kamar yang lain. Dengan mudah pria itu bisa menatap ke arah istrinya yang tampak menawan. Baju yang dia kenakan begitu memperlihatkan lekuk tubuhnya yang terlihat sempurna. Membuat sesuatu yang berada dalam diri pria itu seakan dibangunkan."Kenapa dimatikan sih, Dek?" Tanya Hamid pada Mayang. Pria itu berjalan ke arah sang istri, mengikis jarak antar mereka. "Biar gak kelihatan," sahut Mayang seraya memundurkan langkahnya karena melihat suaminya semakin mendekatkan diri."Kalau gak kelihatan bagaimana bisa aku melihatmu. Bagaimana bisa kita melakukan ibadah yang kata kamu hanya bisa dilakukan ole
Read more
Terjebak Pernikahan Bab 1
"Ana, kamu sudah lihat akun media sosialmu belum?" tanya Felicia dari ujung telepon. "Kenapa memangnya, ponselku kehabisan baterai, ini baru nyala dan langsung dapat telepon darimu.""Kamu harus segera melihatnya sendiri, aku matiin ya. Kamu langsung aja lihat sendiri," ucap Felicia sambil mematikan sambungan telepon secara sepihak. Namaku Fitriana, teman dekat dan keluargaku memanggilku Ana. Felicia adalah teman kampusku, hanya gadis itu yang paling dekat denganku. Di kota ini, aku adalah pendatang, datang ke sini untuk melanjutkan studi. Aku tinggal bersama Kakak laki-lakiku, Mas Harun dan istrinya, juga anaknya yang baru satu. Segera aku membuka akun media sosial. Dulu, aku memang rajin membuat konten, tapi sejak kuliah, Mas Harun melarangku melakukannya. Kakakku itu memintaku fokus belajar, apa lagi ini kota besar, Mas Harun melarang aku berkeliaran sendirian karena diriku wanita. Sejak jarang membuat konten, media sosial yang sering kukunjungi adalah aplikasi berlogo huruf F
Read more
TP Bab 2
"Mohon maaf atas kekacauan dan salah paham yang kami buat, kami tidak melakukan perbuatan mesum. Saat itu kami sedang jalan berdua dan terjadi kecelakaan kecil hingga tubuh saya mendarat di atas tubuh istri saya lalu terjadi seperti yang ada di foto tersebut." Pria itu masih terus melanjutkan ucapannya, sedangkan aku mulai kesal dengan sikapnya. Bisa-bisanya dia mengatakan hal di luar nalar seperti itu, kami menikah. Yang benar saja! "Saya tidak tahu siapa yang melakukan itu dan menyebarkan gosip, mungkin orang-orang yang tidak suka dengan saya atau istri saya. Saya memang belum mengumumkan pernikahan kami, pernikahan kami hanya dihadiri oleh keluarga inti. "Ada beberapa alasan kenapa pernikahan kami belum dipublikasikan. Pertama, karena istri saya masih berstatus mahasiswa, bisa dikatakan kami sama-sama masih muda. Menikah muda kadang tidak selalu ditanggapi dengan positif. Kedua, wanita yang saya nikahi untuk saat ini sedang rehat dari dunia maya, jadi enggan tampil bersama saya d
Read more
TP Bab 3
Kepalaku rasanya hampir meledak saat membaca artikel yang mengatakan kalau aku berbuat mesum, citra baik yang aku bangun selama ini akan hancur begitu saja. Davin Mahendra, Konten kreator yang sukses, baik hati, tentu saja bertampang rupawan. Di era digital seperti ini, pekerjaan sebagai konten kreator cukup menjanjikan. Dari video yang diupload bisa menghasilkan cuan, endors berdatangan begitu follower banyak, dan tentu saja serasa menjadi bintang tanpa harus masuk ke stasiun televisi. Hal yang aku geluti sejak lima tahun yang lalu tidak boleh hancur begitu saja hanya karena salah paham dengan bocah ingusan itu. Nitizen negeri ini begitu mudah bergerak dan tersulut dengan berbagai macam hal yang tidak patut. Jika mereka membenci, maka bisa beramai-ramai memboikot dan bisa habis semua followerku. Awalnya aku tidak begitu memikirkan saat para followerku menyerang akun gadis itu. Ya, aku menyebutnya gadis, perempuan itu baru berusia dua puluh satu tahun. Kupikir semua akan berakhir s
Read more
TP Bab 4
Sejak kejadian orang mendatangiku dan mengajakku bersamanya siang itu, aku tidak berani keluar rumah sendirian. Aku memikirkan hal-hal yang buruk. Memikirkan aku diculik saat di jalanan, lalu dibawa menemui pria itu dan dipaksa menikah dengannya demi membenarkan klarifikasinya saat itu. Atau menodai kehormatanku saat aku menolak mengikuti skenarionya. Sepertinya aku kebanyakan nonton drama Waktuku lebih banyak kuhabiskan di rumah, aku berharap segalanya segera terlupakan dan aku akan terbebas dari lelaki bernama Davin yang mengaku-ngaku sebagai suamiku itu. Setelah klarifikasi pria itu, kolom komentar di akunku berisi permintaan maaf. Setelah itu, aku mensetting semua akun media sosialku dengan privat. Tak kubiarkan siapapun bisa melihatnya kecuali yang berteman saja. Selain itu aku juga tidak menambah jumlah teman kecuali aku mengenalnya. Aku juga tidak mengatakan apapun dan bercerita pada Mas Harun. Berharap saja di kampung tidak ada yang tahu berita viral yang ada di media sosi
Read more
TP Bab 5
"Jangan bermain menyentuhku," ancamku saat wajahnya berusaha mendekat padaku. Pria itu tersenyum dan mundur selangkah, kedua tangannya bersedekap, dengan tatapan mata masih ke arahku. "Memangnya kenapa kalau aku menyentuhmu? disentuh doang," sahutnya meremehkan. "Disentuh doang, katamu. Ibarat makanan yang hendak dibeli, mana yang kamu pilih, makanan yang udah bekas tangan orang atau yang tidak tersentuh sama sekali," jawabku beradu argument. "Tentu saja yang tidak pernah disentuh orang lain.""Begitulah aku, aku adalah sesuatu yang berharga bagi orang tuaku dan diriku sendiri, maka tidak boleh disentuh sembarangan orang. Karena semuanya berawal dari sentuhan.""Baiklah, aku akan membelimu," ucapnya sambil kembali mengunci tubuhku seperti tadi. Mataku membulat sempurna, menatap tajam ke arahnya. Enak saja dia bilang akan membeliku. Melihat aku yang dengan berani menatapnya, tiba-tiba saja pria itu malah mendekatkan bibirnya padaku. Buggh! "Aku bukan barang yang bisa dibeli," pek
Read more
TP Bab 6
"Fel, ayo pulang," ajakku pada Felicia."Kita belum selesai berbicara," seru Davin, seakan tidak membiarkanku untuk pergi dari tempat itu. "Masalahku lebih rumit daripada masalahmu, dan ini terjadi semua karena dirimu," sahutku dengan kesal"Ada apa, Ana?" tanya Felicia. "Bapak sama Kakak Iparku ada di sini, mereka ingin bertemu denganku. Kamu mau pulang gak? kalau enggak, aku duluan." Aku berkata sambil berlalu dari tempat itu, tidak peduli apapun lagi. Aku harus segera menjelaskannya sebelum semakin panjang urusannya, dan semua rumit. Aku tidak menyangka jika liburanku bersama keluarga Mas Harun akan berakhir seperti ini. "Mari, Mbak, saya antar." Haris menawarkan diri.Aku menghentikan langkah dan menatap ke arah pria tersebut. Dia laki-laki yang sama yang waktu itu datang ke rumah Mas Harun membawa mobil dan mencariku. "Udah ikutin aja, Ana. Daripada kita naik taksi dan nungguin lagi malah lebih lama," usul Felicia.Aku menghela nafas dan berpikir sesaat, sepertinya perkataan
Read more
TP Bab 7
"Aku tidak mau menikah dengan pria itu, Pak," tolakku."Itu yang terbaik buatmu, Nduk. Terbaik buat kalian berdua," ucap Bapak. "Terbaik dari mana, Pak. Aku baru saja kuliah, masih lama lagi untuk wisuda dan laki-laki itu-""Laki-laki itu, dia adalah laki-laki yang baik," potong Mas Hamid."Laki-laki baik dari mana, Mas Hamid tidak pernah bertemu dengannya, baru bertemu kemarin tapi sudah mengatakan kalau dia itu pria yang baik. Dia itu hanyalah seorang content creator yang sehari-harinya memamerkan segala hal tentang kehidupannya. Bukankah kalian tidak suka aku melakukan hal itu, makanya di sini aku tak lagi melakukannya. Kemudian sekarang kalian menyuruhku menikah dengan pria itu." Panjang lebar aku bicara, hingga seperti kehabisan nafas.Bapak menghela nafas panjang."Kami tidak akan memilihkan calon laki-laki yang tidak baik untukmu, Nduk. Kamu lihat Mbak Mayang, bukankah dia juga menikah dengan laki-laki pilihan bapak. Dia hidup bahagia dan Bapak tidak salah memilih," tutur Bapa
Read more
TP Bab 8
"Mas, aku bisa bicara dengan Davin gak?" tanyaku pada Mas Haris setelah pria di seberang telpon sana menjawab salamku. "Ya ampun, Mbak. Kamu sama aku panggil Mas. Giliran sama calon suami panggil nama."Aku hanya tersenyum kecut menanggapi perkataan Mas Haris. "Bisa gak, Mas?" Lagi, aku bertanya. "Bentar." Dari sini terlihat Mas Haris memberi kode pada seseorang yang ada di depannya, pasti Davin."Gak bisa, Mbak. Davinnya gak mau.""Kenapa?" Aku bertanya dengan alis bertautan. Mas Haris hanya menghendikkan bahunya saja. "Mas!" Kunaikkan nada bicaraku, kesal sekali aku dibuatnya. "Kakak dan calon Bapak mertua yang melarang kita berkomunikasi sebelum menikah resmi." Terdengar suara tanpa rupa. Suara si Davin, betapa menyebalkan sekali dia. Kenapa dia menolak berbicara denganku. Awas. "Aku akan kabur dari rumah kalau kamu tak mau berbicara denganku," seruku mengancamnya. "Haris, suruh panggil aku mas dulu baru aku mau bicara dengannya," perintah Davin pada temannya. Mas Haris
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status