Semua Bab Istri Sempurna Sang Pewaris : Bab 101 - Bab 110
183 Bab
Keberanian
"Rachel Jonas?" Eva bertanya dengan keras."Ya. Saya percaya dia sedang bepergian ke luar negeri untuk belajar manajemen hotel," kata Mell, "Saya pikir desainnya luar biasa. Lihat keberanian warna di kaca patri. Mereka mengatakan sangat sulit untuk membuat seperti itu."Eva tiba-tiba berhenti dan menoleh ke arah Mell dengan ekspresi penasaran, "Apakah kau mengenal Rachel dengan baik?""Tidak juga," jawab Mell, "Saya dulu asistennya."Eva berpikir sejenak sebelum bertanya, "Tahukah kau bagaimana caranya aku bisa menghubungi Rachel?""Saya punya alamat emailnya," kata Mell."Kalau begitu kirimkan padaku alamat emailnya."Mell mengangguk lalu membukakan pintu kantor untuk Eva.Jendela Prancis pertama kali menarik perhatian Eva. Kemudian Eva melihat meja dan kursi sederhana itu. Dia berbelok ke kiri untuk menemukan tempat duduk dengan sofa, meja teh, dan pohon bonsai. Desainnya sederhana namun elegan. Mell membawa file staf yang tersisa.Manajer SDM adalah pria paruh baya gemuk yang mengoc
Baca selengkapnya
Siapa Ya?
Di Hotel Empire, Mell membawa Eva ke spa mata air panas terbuka."Kita akan syuting di sini hari ini," kata Mell.Sekelompok pekerja termasuk spesialis pencahayaan, fotografer, dan asisten sedang mempersiapkan pemotretan. Uap mengepul dari mata air panas, beberapa pekerja melemparkan kelopak mawar ke dalam air. Pemandangannya seperti mimpi dengan kabut panas dan aroma mawar yang ringan.Bunga sakura jatuh ke tanah saat angin sepoi-sepoi bertiup. Eva menatap kelopak yang jatuh, sebagian bahkan jatuh di rambutnya yang pirang. Kecantikan Eva menarik perhatian para pekerja, dia terlihat seperti kecantikan ethereal di bawah pohon sakura yang sering ada di anime-anime Jepang. Jika pekerja tidak takut dipecat, mereka akan bergosip sembari menatap kecantikan itu."Apa yang kalian lihat?" sutradara membentak, "Siapkan adegan dalam sepuluh menit atau kalian dipecat."Sutradara melempar naskah di atas meja dengan frustrasi."Siapa yang akan melakukan syuting?" Eva bertanya ingin tahu.Mell hendak
Baca selengkapnya
Pamer Otot
Rebecca mencibir, "Kepura-puraanmu yang sok tenang itu mungkin berhasil di hadapan staf, tapi kita akan lihat berapa lama kau bisa menjaga hotel ini tetap berjalan sebagaimana mestinya.""Kita lihat saja nanti. Sekarang lakukan saja syutingnya dengan benar, Rebecca."Ketenangan Eva membuat Rebecca keki. Dia menjadi kesal. "Aku akan menunggu hari ketika Aiden bukan suamimu lagi, Eva," cetusnya."Jika Aiden bukan suamiku lagi, belum tentu juga dia akan mau denganmu, Rebecca."Brengsek, Rebecca memaki di dalam hati. Rebecca pergi ke mata air panas tempat kru pencahayaan dan kamera menunggu. Rebecca melepas jubah mandinya dan perlahan memasuki pemandian air panas.Rekaman pertama menunjukkan Rebecca sedang bersantai di pemandian air panas dengan Bryan yang menggendongnya dari belakang. Uap mengepul dari air, Rebecca menutup matanya dengan nyaman. Dia menarik napas dalam-dalam lalu masuk ke peran dengan cepat, Rebecca terlihat seperti berada di surga.Dia meminum air dengan kedua tangan la
Baca selengkapnya
Makan Siang Dengan Pebinor
"Nyonya Eva Malik, meja Anda telah siap," seorang pelayan menyela percakapan Eva dan Mell.Eva mengangguk lalu berbalik untuk melihat Mell."Terima kasih, Mell," katanya dengan tulus.Eva tahu kalau dirinya tidak akan pernah mengingat peristiwa-peristiwa di malam pernikahannya jika Mell tidak berbicara tentang hal ini dengannya. Eva tidak akan pernah mengerti mengapa Aiden memperlakukannya dengan sangat dingin selama dua tahun terakhir. Pengetahuan tentang ingatan sebelumnya memberi Eva kepercayaan diri."Mungkin lebih baik jika kau melupakan apa yang baru saja aku katakan, Eva," kata Mell dengan gugup. Mell merasa tidak yakin apakah baik-baik saja mengungkapkan begitu banyak informasi kepada bos barunya ini, "Jika kau tidak keberatan, aku akan istirahat makan siang sekarang."Eva berjalan ke restoran sembari merenungkan informasi baru. Dia membuat reservasi makan siang lalu merencanakan pertemuan dengan Bryan dan Sebastian. Sebastian datang dengan cepat, tetapi Bryan masih belum keli
Baca selengkapnya
Belaian Di Punggung
Eva meletakkan gelasnya di atas meja tanpa menyesapnya.Aiden berjalan melintasi ruangan menuju meja. Alfred bergegas di belakangnya lalu menarik kursi ketiga di meja mereka."Aiden?" Eva bertanya, sedikit mengernyit, "Apa yang kau lakukan di sini?""Aku punya reservasi makan siang di sini," kata Aiden dengan santai."Reservasi?"Pelayan menoleh ke Eva, "Benar, Nyonya Eva. Tuan Aiden memesan meja ini.""Jika meja ini memang sudah dipesan terus kenapa kau membawa kami ke meja ini?" tanya Eva, frustrasi."Ketika Tuan Aiden membuat reservasi, beliau mengatakan kalau beliau akan makan siang dengan Anda," kata pelayan itu, bingung, "Saya berasumsi kalau Nyonya Eva mengetahui hal itu. Saya minta maaf jika saya melakukan kesalahan."Pelayan itu malu. Dia tidak tahu kalau Eva Malik akan membawa pria lain untuk makan siang. Eva merengut pada pelayan dan Aiden."Kapan sih aku pernah setuju untuk makan siang denganmu, Aiden?" Eva bertanya pada suaminya."Belum terlambat untuk setuju sekarang, Ev
Baca selengkapnya
Bentuk Kesopanan
"Aku merasa agak sesak," kata Eva tajam, sambil menggeser kursinya menjauh dari Aiden.Eva tahu kalau Aiden hanya menyentuhnya untuk membuat Sebastian cemburu. Aiden adalah orang yang seperti itu. Sebastian menggigit spageti tapi dia langsung muntah."Apa kau baik-baik saja, Sebastian?" tanya Eva, prihatin."Aku baik-baik saja, Eva," jawab Sebastian, melambaikan tangannya dengan gaya santai.Seseorang telah memasukkan banyak bubuk cabai ke dalam saus marinara milik Sebastian dan dia curiga mereka melakukannya atas perintah Aiden. Sebastian tahu kalau pria berkuasa dan pencemburu seperti Aiden tidak lepas dari trik seperti itu. Sebastian hanya bertanya-tanya bagaimana Aiden mengetahui kalau dia tidak dapat makan makanan pedas tanpa menjadi sakit."Apa sausnya tidak sesuai dengan seleramu, Dokter Sebastian Lewis?" tanya Aiden sok manis."Tidak. Ini enak," kata Sebastian sopan.Sebastian mengambil sesuap spageti lagi lalu memasukkannya ke dalam mulut. Ekspresinya tetap netral.Mata Aiden
Baca selengkapnya
Meraih Pinggang
Apa Aiden memiliki pekerjaan sampingan sebagai pencopet? Kenapa gerakan tangannya cepat sekali? Ini sudah kedua kalinya. Sebelumnya botol pil dan sekarang kartu nama.Eva tiba-tiba bersyukur karena dia memasukkan kartu itu ke dalam tempat logam hitam. Aiden tidak dapat melihat informasi apa pun di kartu itu tanpa membukanya."Apa ini?" tanya Aiden.Eva meringis lalu dia maju ke arah Aiden untuk meraihnya."Kau pencuri!" dia berteriak, "Kembalikan itu padaku, Aiden."Aiden meraih pinggang Eva lalu mengangkat lengannya di atas kepalanya. Tingginya lebih dari enam kaki, Eva tidak dapat mencapai kartu itu meskipun dia melompat."Tuan Aiden Malik yang terhormat, jaga citra Anda di depan publik," geram Eva, "Kita berada di tempat umum, dan itu hanya kartu nama. Jadi, kembalikan kartu itu padaku.""Hanya kartu nama? Ini?" Aiden bertanya, "Kalau ini hanya kartu nama biasa kenapa kau begitu gugup, Eva?" Aiden melihat wadah kartu nama yang diangkat di atas kepalanya."Itu bukan urusanmu," bentak
Baca selengkapnya
Lipstik Yang Terhapus
Alfred mengetuk foto untuk memperbesarnya. Eva melihatnya dari sudut mata, foto itu menyiratkan pasangan yang sedang jatuh cinta berciuman dengan penuh perasaan di depan pemandangan gunung yang indah dan pemandangan kota. Foto itu begitu jelas sehingga dia bisa melihat sedikit lidah Aiden menyentuh bibirnya. Hormon yang kuat sepertinya mengalir keluar dari foto.Wanita di foto itu terlihat sangat aneh baginya, pipi wanita itu memerah dan wajahnya menunjukkan emosi yang tidak bisa ia kenali. Eva tidak menyukai dirinya di foto itu. Melalui beberapa tipuan kamera, penerimaan ciumannya yang pasif tampak seperti gairah yang tak tertahankan."Aiden, kau 'sakit' ya!? Kenapa kau mengambil foto ini?" Eva mendesis."Kau tidak menyukainya, Eva?" Aiden bertanya dengan nada menggoda, "Kurasa aku bisa memperbesar foto ini dan menggantungnya di dinding kamar tidur kita."Aiden melihat pipi Eva yang memerah serta rambutnya yang tertiup angin, dia merasakan emosi yang tak tertahankan."Yah," kata Eva,
Baca selengkapnya
Keinginan Pelakor
"Saya sudah mencoba menghubungi Bryan tetapi ponselnya mati," kata Mell, "Bryan adalah bintang yang sedang naik daun, dia bisa saja memiliki jadwal yang tidak kita ketahui. Sayangnya, Bryan masih belum menandatangani kontrak dengan agen manapun, jadi saya tidak bisa menghubungi mereka."Eva mendesah. Sangat khas Bryan untuk menjatuhkan bola lalu menghilang di saat kritis."Haruskah kita pergi ke rumah sakit, Eva?" Mell bertanya."Ya, kita harus," Eva mengangguk.Rebecca telah menempatkan Empire Hotel di tengah badai media. Meski Eva berniat menjual bagiannya di hotel, dia tidak ingin menarik perhatian pihak hotel. Jika Aiden mengetahui ada masalah, suaminya akan mencoba masuk lalu memperbaikinya. Akan semakin sulit untuk menyingkirkan hotel tanpa Aiden sadari.Eva meraih ponsel lalu berdiri dan mencoba meninggalkan kantor. Mell menghentikannya dan menunjuk ke sudut mulutnya. Eva mengangkat tangan untuk menyeka apa pun yang ada di sana. Ketika dia menarik tangannya, jari-jarinya ditutu
Baca selengkapnya
Pakaian Renang
"Katakan saja," bentak Eva.Wajah Rebecca tiba-tiba menjadi gelap tapi kemudian kembali normal."Nyonya Victoria berkata kalau akhir-akhir ini Tuan Alaric Malik sedang dalam suasana hati yang buruk. Dia sangat menginginkan seorang cicit," kata Rebecca, "Kau tahu kan, kalau Nyonya Victoria tidak pernah benar-benar menyukaimu, Eva? Tapi lihatlah dia tidak melakukan apa pun untuk menghentikan pernikahan kalian karena Nyonya Victoria tahu betapa pentingnya ahli waris bagi suaminya. Jadi, Eva, bisakah kau punya bayi dengan Aiden secepat mungkin?"Eva menggelengkan kepalanya seolah ingin menjernihkan telinganya.Apa aku tidak salah dengar? Rebecca menuntutku punya bayi dengan Aiden? Mengapa Rebecca tiba-tiba memintaku agar punya bayi dengan Aiden? Bukankah selama bertahun-tahun ini Rebecca sudah berusaha mendapatkan Aiden untuk dirinya sendiri? Aneh sekali, pasti ada trik di sini!Jika Rebecca begitu mengkhawatirkan ahli waris keluarga Malik, kenapa tidak dia saja yang melakukannya dengan A
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
19
DMCA.com Protection Status