All Chapters of Bangkitnya sang Menantu Benalu: Chapter 31 - Chapter 40
124 Chapters
Bab 31
Di kamar hotel, Stefan duduk terpekur di atas kasur. Kedua tangannya bersimpuh di atas pahanya. Pandangannya lurus ke depan, pas ke arah cermin. Dilihatnya dirinya sendiri. Alis yang tebal dan agak melengkung, hidung mancung, dan dagu lancip. Lengan yang cukup besar karena dari dulu sewaktu remaja memang hobi olahraga seperti gym.Stefan bersumpah akan membuktikan bahwa suatu saat dia akan menjadi bos sebuah perusahaan dan dikagumi banyak orang. Dia berjanji pada dirinya sendiri, suatu saat Bobby dan keluarganya akan menyadari bahwa dia bukanlah orang yang diremehkan.Lantas dengan kedua genggaman tanganya, dicengkeramnya selimut di atas kasur dengan keras, lalu diremuk-remuknya, seolah ingin sekali meremuk wajah-wajah mertua dan iparnya. Dengusan napas Stefan kian kasar dan raut mukanya semakin menggeram.Dia merogoh tas selempangnya dan mengambil ponsel, kemudian menghubungi Pak Wesley.“Ada apa, Stefan?”“Maaf mengganggu malam-malam seperti ini, Pak. Saya meminta maaf karena tidak b
Read more
Bab 32
Pagi yang cerah di Luzern, Swiss, tepatnya di sekitaran Alpenstrasse. Sebuah kota yang cukup ternama selain Bern dan Zurich. Tower enam lantai megah berdiri di antara bangunan-bangunan lainnya. Itulah kantor AlfaTech, sebuah perusahaan ternama di Eropa.Setelah menikmati sarapan bersama Grace di Kleinfield Restaurant, Stefan dan wanita cantik itu pun berjalan kaki menyusuri Horwerstrasse, jarak ke kantor tak lebih dari seratus meter. Dua orang yang tengah mengenakan busana musim dingin Eropa tersebut melangkah sambil menikmati pemandangan gedung dan pepohonan kiri kanan.“Sama seperti empat tahun lalu. Keadaannya tidak berubah,” ungkap Grace sambil meluaskan pandangan.“Cuacanya dingin. Aku harus beradaptasi di lingkungan seperti ini, jika tidak, aku bakal mudah sakit,” ujar Stefan sembari memasukkan kedua tangannya ke kantong jaket tebal.Beberapa saat kemudian, Stefan dan Grace pun sampai di depan kantor AlfaTech. Karena sudah kenal, sang penjaga keamanan tersebut mempersilakan Grac
Read more
Bab 33
Sungai Reuss dengan airnya yang jernih bergelombang-gelombang kecil. Terdengar halus suara dari riaknya yang menggoda. Banguna-bangunan eksotis bernuansa Eropa sungguh mempesona.“Aku ingin mengajakmu berlibur di Sungai Aare, tapi tidak diizinkan oleh ayahku,” keluh Grace dengan raut wajah yang cukup sedih.“Hari ini pengenalan dan besok aku sudah mulai bekerja, Grace. Jadi mana mungkin ayahmu memberikan izin,” balas Stefan sambil melihat-lihat buku menu.Sebagai gantinya, Grace mengajak Stefan makan malam di Restaurant Ammos di tepi Sungai Reuss, meskipun rasanya dia tidak puas karena hanya berlibur di Luzern saja.“Suatu saat, apa kau ingin jalan-jalan samaku menyusuri Swiss?” tawar Grace perlahan membangkitkan senyum di bibir tipisnya.Stefan mengangguk. “Apa yang tidak buat anak dari seorang CEO?” Stefan mengunggah senyuum tipis.Stefan memesan Lamb meatballs dan Souvlakia, sementara Grace memesan Moussaka dan Greek salad.Grace sebenarnya ingin bisa bekerja di Swiss, tapi dilara
Read more
Bab 34
“Selamat datang di rumahku!” sambut Theo ceria sambil menjulurkan tangan kirinya ke arah mulut pintu.Stefan hanya bisa tersenyum geli sebab sedari tadi selama perjalanan pulang dengan menumpang di mobilnya Theo, tak henti lagi dia terpingkal-pingkal. Theo masuk, lalu disusul oleh Stefan.“Stefan, ingatlah, jika kita tidak bisa menembus firewall dan mengambil alih server, kita bisa menggunakan teknik social engireering. Theo mencopot dua sepatunya tanpa melepas ikatan tali, sebuah tingkah lumrah, tapi ganjil. Lalu dia meletakkan sepatunya di atas meja di samping pot bunga, kalau ini jelas makin ganjil. Theo buru-buru keluar rumah lagi, lalu membuang permen karetnya yang sudah pucat pasi dengan gerakan seperti Sasuke mengeluarkan jurus Katon, bola api.Phiew!“Kau tinggal sendiri?” tanya Stefan celingak-celinguk.Stefan terpana. Sepertinya Theo sangat terobsesi dengan anonymous sebab tak kurang dari dua puluh foto dan lukisan wajah bertopeng itu menempel di dinding-dinding biru menyal
Read more
Bab 35
Theo emosi. Darahnya naik. “Dua kali kau ngatain aku keturunan Nasi!” Theo mencekik leher Alan.Alan yang punya lengan berotot tak kesusahan untuk melepaskan cekikan Theo. Lantas dicengkeramnya lengan Theo, lalu dilemparkannya. Didorongnya Theo cukup kuat. Theo terjengkang ke belakang dan terjajar di komputernya. Nyaris rubuh apa yang ada di atas meja kerjanya.Tidak terima karena terjatuh, Theo bangkit lalu dengan beringas berusaha menggocoh Alan dan menyasar wajahnya, tapi Stefan langsung memeluknya dari belakang. Theo tidak bisa bergerak. Alan justru menonjoknya dengan leluasa.Theo ngamuk. Dia meronta dan melepaskan pelukan Stefan. Belum sempat memberikan pukulan balasan kepada Alan, Liam buru-buru mendorongnya lagi. Theo yang agak cungkring kembali jatuh berdedam.Stephanie memekik histeris. “Hentikan!” Mulutnya menganga dan matanya terpejam.“Kalian main keroyokan!” sembur Theo. Wajahnya memerah.“Duduk mantaplah kau!” titah Alan.Tiba-tiba pintu terbanting cukup keras.“Ada apa
Read more
Bab 36
Banyak yang mengira kalau Stefan dan Stephanie merupakan dua adik kakak, atau masih ada hubungan dekat. Sebaliknya, bahkan mereka berbeda suku dan negara asal tempat tinggal. Stepehanie berasal dari Republik Irlandia dan termasuk orang yang tidak care terhadap Alan.“Alan sering membangga-banggakan UK dan menganggap remeh negaraku,” beber Stephanie memberengut.Theo memutar kursinya alon-alon, sambil berkomentar, “Tidak masalah dia berasal dari UK, dari Arab, terserah, asal mulutnya tidak sepedas Capcisum annum Bird’s eye, alias cabe rawit saja. Asal dia tidak congkak.” Alis mata Theo beradu-adu mengiringi ayunan mulutnya yang termonyong-monyong karena sulit ngomong sambil mengunyah permen karet.“Kenapa kalian diam?”Stephanie dan Theo langsung ngegas bareng. “Kami selalu kalah kalau adu mulut sama dia.”Stephanie melanjutkan, “Aku tidak menemukan prestasi membanggakan dari dia yang melebihi dari yang kami punya, kecuali dia selalu membahas sesuatu hal besar di luar pekerjaan.”Theo
Read more
Bab 37
Sebuah pesta pernikahan berlangsung sangat meriah di Yesvotel. Lebih dari lima ratus tamu undangan hadir pada acara minggu siang hari ini. Turut dihadiri pejabat pemerintahan, pengusaha terkenal, tokoh publik dan artis daerah. Erick dengan setelan jas hitam sungguh berkharisma nian, sementara Lionny dengan gaun putih melilit tubuhnya tampak anggun dan menawan sekali. Para tamu undangan terpukau tatkala melihat mereka berdua duduk berdampingan dengan mesra.Kiri kanan mereka ada orang tua masing-masing. Tepat di belakang mereka semua terdapat pelaminan khas Palembang Melayu dengan corak ukiran melati berwarna emas. Motif songket yang menggelayut di sekitar panggung menambah nuansa melayunya.“Tentu kau bahagia dengan semua apa yang aku berikan saat ini, istriku,” ujar Erick tersenyum bahagia.Lionny menjawabnya cuma dengan senyuman tipis. Tiba-tiba dia teringat dengan acara pernikahannya dulu bersama Stefan yang hanya dilangsungkan di depan kediaman ayahnya, tidak begitu mewah, tidak
Read more
Bab 38
Suatu ketika Alan datang menghampiri rombongan Tim 18. Sepertinya ada suatu maksud. Setelah hampir satu bulan, baru kali ini ada perbincangan lagi di antara mereka.“Ada suatu hal penting yang aku ingin bicarakan padamu,” ungkap Alan dengan memampang wajah cukup serius.Theo dan Stephanie mulai beranjak walaupun waktu istirahat masih tiga puluh menit lagi. Malas dua orang itu berbicara dengan Alan.“Kami tunggu di resto seberang kantor kita. Jangan telat, karena ibu kokinya kangen denganmu, Stefan!” olok Theo lalu melencit keluar ruangan, lalu disusul oleh Stephanie yang mengekor di belakangnya sambil kelikikan.Stefan menyodorkan sebuah kursi buat Alan. “Silakan duduk!” tawarnya. “Ada perlu apa?”Seolah tidak ada masalah apa pun sebelumnya, blak-blakan dan tanpa rasa malu, Alan minta bantuan kepada Stefan.“Kau tiga kali bekerja sama dengan perusahaan game. Track record-mu cukup bagus. Timku menemui beberapa kendala. Apa kau bersedia membantu?” rengeknya, tidak memelas, malah tetap m
Read more
Bab 39
Di Indonesia sedang heboh pemberitaan terkait dengan protes dari beberapa menteri yang mengeluhkan bahwa pemerintah mempunyai lebih dari dua puluh ribu aplikasi. Di setiap kementerian dan lembaga mempunyai aplikasi masing-masing serta punya database sendiri-sendiri.Hal tersebut jelas berimplikasi terjadinya pemborosan anggaran negara. Maka dari itu, kementerian terkait akan melakukan sebuah tindakan dalam upaya penyederhanaan aplikasi dengan cara melakukan integrasi aplikasi antar kementerian dan menjadikannya satu data.Dengan demikian, diharapkan biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk sektor IT dan digitalisasi bisa berkurang dan lebih efisien. Langkahnya, saat ini pemerintah telah menyiapkan sebuah project besar untuk penyatuan aplikasi atau setidaknya penyempitan ruang supaya tidak terlalu banyak aplikasi yang dioperasikan.PT Sanjaya Techno menjadi salah satu vendor yang akan bersaing dalam memenangkan project tersebut. Tender akan berlangsung satu minggu lagi, Bobby Sanjaya s
Read more
Bab 40
Bobby langsung memanggil Pak Wesley ke kantor pusat Sanjaya Group di Jakarta setelah proses tender selesai. Mengetahui bahwa Sanjaya Techno gagal mendapatkan project, Bobby mengamuk. “Kau tidak bisa diandalkan, Wesley!”ketusnya menyeringai, kedua pangkal alisnya bertaut.“Maafkan saya, Tuan. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin dari segi apa pun. Dalam penulisan proposal, saya bahkan melibatkan belasan ahli IT profesional kita untuk pengumpulan ide,” beber Pak Wesley menguatkan diri.“Tidak usah banyak alasan!” tepis Bobby sambil menggeleng, meluapkan kemarahan. “Kenapa kau malah bawa-bawa karyawan lain?”“Maksud saya bicara seperti itu adalah ingin menjelaskan bahwa sudah banyak sekali ide yang tersalurkan agar konsep yang kita tawarkan bisa diterima pemerintah. Saya dan tim sudah bekerja dengan maksimal, Tuan. Sekali lagi maaf kalau saya mengecewakan.” Pak Wesley menundukkan kepalanya sedikit.“Bagaimana mungkin kau bisa kalah dari bawahanmu itu, Wesley? Kenapa bisa Stefan mampu
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status