Semua Bab Bangkitnya sang Menantu Benalu: Bab 51 - Bab 60
124 Bab
Bab 51
Stefan sedang berbelanja di sebuah supermarket di Jakarta seorang diri siang hari ini. Ketika sedang memilih-milih beberapa lembar pakaian di sebuah toko, dia bertemu dengan seorang pria yang tidak begitu asing baginya.“Ryan?” tanya Stefan tanpa ragu.Pria itu tertegun beberapa detik lalu berkata, “Kau teman SMA-ku yang cukup dibanggakan. Kau sangat terkenal karena sempat tiga tahun menjadi pria gila dan menumpang hidup di rumah mertua. Aku tidak mungkin lupa denganmu, Stefan!”Awalnya, Stefan ingin tersenyum karena dia bisa bertemu kembali dengan sosok yang begitu dikaguminya selama beberapa tahun pas masih remaja dulu.Ryan, meski tidak ada prestasi mencolok, tapi dia ini punya sifat menjaga pribadi yang mengagumkan. Misal, mending tidak bisa matematika dari pada mendapat satu ejekan dari temannya. Dia benar-benar menjaga harga dirinya. Jika berkedip tiga kali dalam satu detik bisa menuruni martabatnya, dia tidak akan melakukannya seumur hidup.Dulu waktu SMA, Ryan ini tidak pernah
Baca selengkapnya
Bab 52
Ketika telah sampai di apertemen mewahnya, Stefan langsung menghubungi Manager HRD Nano-ID.“David, adakah seorang pria bernama Ryan Vikes melamar di posisi supervisor?”“Sebentar Pak Stefan.” Cukup lama David mengutak-atik laptopnya. “Hm, ada, Pak Stefan. Ada belasan orang pekerja yang butuh persetujuan dari Bapak. Termasuk orang ini.”“Baiklah. Pindahkan dia ke posisi OB terlebih dahulu selama satu bulan. Malam minggu nanti sekitar jam delapan, kau hubungi dia dan beri tahu info ini.”“Siap laksanakan, Tuan CEO!”Nano-ID akan menjadi satu-satunya perusahaan IT berskala dunia di Indonesia. Akan ada banyak perusahaan dunia yang akan bekerja sama dengan Nano-ID. Belum saja diresmikan, sudah banyak tawaran berdatangan.Perusahaan apa saja yang terikat dengan hal digitalisasi, seperti contoh berbagai macam start up yang berfokus pada internet dan smartphone, jelas akan menjadikan Nano-ID sebagai rekan bisnis mereka.Begitu juga dengan soal keamanan siber. Nano-ID lebih luas dan kompleks,
Baca selengkapnya
Bab 53
Sambungan telepon terputus.“Pak David pasti bercanda,” keluh Ryan sambil menggeretakkan gerahamnya. Dia masih menggeleng-geleng tak percaya. Saat ini, wajahnya perlahan memucat.Ferdy dan Lesty mengalihkan pandangan dari Stefan ke Ryan. Dua orang ini dari tadi menahan tawa. Kalau mereka ingin mengejek Ryan sekarang, rasanya tidak mungkin karena ini acara milik Ryan, bisa-bisa nanti mereka urung ditraktir.Stefan mengoles dagu lalu berkata, “Sepertinya kita akan menjadi satu tim nanti. Boleh juga itu.”Marissa memutar malas bola matanya. Dari dulu dia tahu kalau Ryan selalu menang gaya. Jika bahas soal kehidupan, Ryan memang jagonya. Marissa masih menunggu cerita selanjutnya.Ryan tidak tenang malam ini. Senin nanti dia punya jadwal bertemu dengan CEO Nano-ID. Dia harus mengatakan sesuatu kepada CEO. Mana mungkin dia mau jadi OB selama satu bulan sebelum menempati posisi yang sebenarnya.Tiga puluh menit berlalu tanpa canda tawa lagi dan santapan mereka pun habis, kemudian seorang wai
Baca selengkapnya
Bab 54
Peresmian kantor Nano-ID sebenarnya senin pekan depan, namun karena butuh persiapan selama beberapa hari, maka ada beberapa atasan dan staf yang mulai aktif bekerja dari senin hari ini.Kantor ini kecil jika dibandingkan beberapa gedung tinggi puluhan lantai di Jakarta. Kantor dengan desain arsitektur abad masa depan dengan model nano teknologi, sebagaimana nama perusahaannya, tampak mewah meskipun hanya delapan lantai saja.Ada belasan orang yang masih berstatus sebagai calon karyawan. Mereka semua sedang menunggu kedatangan CEO Nano-ID di halaman parkir. Sengaja mereka datang lebih dulu, atau bisa jadi sepertinya CEO yang tidak bisa hadir.Martin yang menjadi asisten CEO Nano-ID berbicara di hadapan mereka, “CEO tidak bisa mengurus kalian karena ada kesibukan dengan pihak pemerintah. Jadi saya yang akan memberikan keputusan apakah kalian bisa mendapat kontrak kerja atau tidak.”Satu per satu mereka pun masuk bergantian ke ruang kerja Martin. Hingga tibalah giliran Ryan yang akan men
Baca selengkapnya
Bab 55
Perjalanan pun dilanjutkan ke salah satu kantor pemerintah yang lainnya. Sengaja Stefan naik ojol karena ingin bernostalgia.“Aku dulu sempat juga jadi driver ojol,” kata Stefan setelah membuka kaca helmnya.“Oh, syukurlah sekarang sudah kerja kantoran, Pak,” balas pria yang cukup tua itu.Sepeda motor itu pun berhenti di depan pagar kantor. Setelah membayar ongkosnya, Stefan pun melangkah tegap. Jika pada sebagian cerita fiksi MC-nya terkadang memakai pakaian murah dan bahkan kadang terlihat menyedihkan, namun tidak bagi Stefan. Baginya, rendah hati tidak selalu harus jelek dan rendah di mata orang. Penampilan tetap nomor satu.Sebelum berangkat ke Indonesia, Stefan ketika di Swiss membicarakan hal intens kepada Pak Arya soal sisa dana yang diberikan oleh pihak pemerintah dalam project waktu itu. Ada sisa uang sekitar tiga ratus lima puluh juta. Pak Arya sempat menyarankan agar uang sebanyak itu dikembalikan kepada pihak pemerintah.Namun, Stefan tidak setuju. Sebab jika uang itu di
Baca selengkapnya
Bab 56
Awalnya pihak keluarga telah sepakat hanya akan menyuruh Lionny mengurus kerja sama dengan Nano-ID. Namun, setelah dipikir-pikir, Bobby ragu dengan putri sulungnya itu. Lagi pula, Bobby ingin menguji kemampuan Robert yang baru saja ditunjuk sebagai salah satu manager di kantor pusat Sanjaya Group.Pagi ini juga dia langsung menuju kantor Nano-ID. Meski dia tahu bahwa Nano-ID belum beroperasi, setidaknya kali ini dia ingin berkenalan terlebih dahulu dengan sosok CEO Nano-ID.Setibanya di sana, Robert sangat terkejut melihat Stefan sedang duduk-duduk di pos penjagaan. Setelah turun dari mobil, dia pun bergegas menghampiri mantan ipar sampah itu.“Woi! Sejak kapan kau tinggal di Jakarta?” tanya Robert sambil memampang ekspresi terkejut.Ryan menyenggol Stefan. “Kau masih ingat kalau dia ini adalah mantan iparmu. Bahkan aku saja tahu kalau orang ini adalah Robert Sanjaya. Cucu kandung asli Kakek Sanjaya.”Stefan memperbaiki posisi duduknya. Karena agak refleks, sapu lidi di sampingnya ter
Baca selengkapnya
Bab 57
Marissa yang hendak pergi istirahat kaget melihat Stefan sedang pegang sapu lidi dan membersihkan halaman kantor siang ini.“Kau sudah diterima jadi OB di sini?” tanyanya heran. “Kau buang ke mana semua ilmumu sehingga kau rela berpanas-panasan hanya untuk duit UMR?”Stefan menyeka peluh di dahinya, lalu menjawab, “Seru juga menemani calon supervisor kerja. Iya kan, Ryan?”Ryan tersandar lemas di bangku pos penjagaan. Baru saja dia menghabiskan setengah botol air mineral. Seumur-umur jadi pria tampan dengan penampilan menarik, baru kali ini dia kerja sangat keras. Jika bukan karena perintah CEO Nano-ID, dia pasti akan protes.Ryan bergeming dan membatu. Dia tidak ingin menjawab karena nantinya omongan ini akan panjang. Dia tambah malu. Dari tadi dia menjauhkan alat kebersihan itu darinya. Parahnya, Martin tidak memperbolehkannya memakai masker.Beberapa saat setelah itu, Marissa kembali dengan membawa dua nasi padang buat teman lamanya itu. “Makanlah! Aku sangat prihatin melihat kalia
Baca selengkapnya
Bab 58
Stefan mendapat kabar buruk bahwa Pak Arya mengalami sakit yang cukup parah sehingga membuat Pak Arya harus dirawat di rumah sakit. Sesuai dengan perintah Tuan Co-Founder Alfatech dan perintah Pak Arya sendiri, maka untuk sementara waktu Stefan yang akan mengisi kekosongan kepemimpinan di AlfaTech.Kamis ini Stefan dan Grace segera terbang kembali ke Swiss. Sesampainya di sana, sekitar beberapa jam Stefan menjenguk Pak Arya di rumah sakit, lalu membiarkan Grace saja yang menemani Pak Arya. Sedangkan Stefan menuju kantor AlfaTech. Dia menempati ruang kerja milik Pak Arya.Stefan menyambungkan saluran teleponnya. “Martin, saya tidak tahu berapa lama saya berada di Swiss. Kau harus mengurus semua urusnan di sana, sebelum dan sesudah peresmian. Saya percayakan ini padamu.”Mendegar getaran suara di ujung ponselnya seperti itu, Martin membeliak matanya. “Saya belum siap, Pak Stefan. Jika membantu persiapan sampai acara peresmian, oke saya sanggup. Tapi, untuk menggantikan Bapak sebagai CEO
Baca selengkapnya
Bab 59
Robert Sanjaya turun dari mobil seharga dua milyar lebih. Dengan gayanya yang sombong luar biasa, dia berjalan seperti hanya dia sendiri yang bayar pajak pada negara ini. Lalu, dia mendekati Ryan yang masih saja bersih-bersih di halaman kantor.“Pak Robert Sanjaya, apa kabar?” tanya Ryan tanpa menunduk, meskipun dia sadar bahwa dia dan Robert ibarat kerikil dan zamrud, dia tidak ingin merendahkan dirinya, sifat ini sudah mendarah daging sejak dia masih ingusan.Bukannya menjawab, Robert malah membuang pandangannya ke arah gedung mewah di depannya. “Ke mana temanmu yang tidak berguna itu? Apa dia sudah dipecat oleh CEO Nano-ID?”Ryan melempar sapu lidinya ke dinding pos penjagaan, lalu menjawab, “Dia hanya masuk kerja satu hari. Hingga saat ini dia tidak pernah kelihatan batang hidungnya. Aku sangat yakin kalau dia bahkan tidak pantas menjadi OB di perusahaan sebesar Nano-ID.”Robert tertawa puas, lalu berkata remeh, “Dia tidak akan pernah bisa sukses di mana pun berada. Wajar, tiga ta
Baca selengkapnya
Bab 60
Pagi yang cerah sekitar jam 8 di kantor Nano-ID.Seorang security mendekati Lionny yang tengah mengawas bingung. “Nona, ada yang bisa kami bantu?” Lionny menutup sekitar kelopak matanya dengan telapak tangan kirinya untuk menghindari sinar matahari. Dia melirik Ryan yang tengah bersih-bersih, lalu menjawab, “Aku ingin bertemu Stefan yang bekerja sebagai OB.”Ryan langsung mendekat, “Dia cuma sehari masuk kerja. Orang itu aneh.” Ryan agak lama memandangi Lionny. Dia teringat dengan seseorang tapi ragu.Masalahnya, setelah pernikahannya bersama Erick, Lionny memang tampil beda dengan perubahan yang cukup signifikan.Saat ini, Lionny menjadi pusat perhatian. Dia memakai celana hitam kantoran panjang dan kemeja merah tua, serta blazer hitam. Dia tampil elegan. Rambutnya yang disisir ke kanan agak berantakan terkena angin, tapi rona cantiknya kian bertambah. Semua pria di sini kian terpukau.“Ada yang bisa saya bantu?” tanya Chella tersenyum ramah. Chella yang cantik saja minder pas ketem
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status