All Chapters of Tawanan Pria Setengah Dewa: Chapter 171 - Chapter 180
214 Chapters
Pembicaraan Serius
“Aku tidak pernah tahu ada keputusan sepihak. Kau mengatakan hanya akan mengenalkan Pandora. Tidak lebih daripada yang lain.”Kingston tak perlu mengungkapkan secara gamblang sisi keberatan yang baru saja dia terima di balai pertemuan. Tidak ada kesepakatan mengenai ‘hukuman kekal’. Raja Osso tidak pernah menyenggol sedikit, bagian dari kata – kata ‘pengampunan’. Seolah, yang baru saja dilepaskan di hadapan kerumunan para dewa menjadi satu bentuk kecurangan. Kingston tak pernah setuju tentang itu, mendapati ayahnya bahkan lebih tak acuh. Berdiri tidak terlalu jauh, menatap lurus – lurus pemandangan di istana seperti tengah mempertimbangkan pelbagai hal.“Seharusnya kau senang.”Baru saat itu Raja Osso menarik diri pada perhatian seusai lenyap dalam kebungkaman. Dia tak berdusta mengenai urusan memaafkan Kingston, justru ingin menawarkan satu gencatan paling bagus. Kehidupan yang hilang, barangkali Kingston tak pernah lupa bagaimana cara berbaur dengan hak – hak lamanya.Raja Osso sed
Read more
Menunggunya
Sudah terlalu lama sejak Kingston meninggalkannya seorang diri di kamar. Meninggalkan hal belum terselesaikan, tetapi sampai detik ini pria itu belum kembali. Menyedihkan ....Kendati Pandora tidak menghitung waktu. Dia telah menghadapi kenyataan bahwa untuk kali kedua pelayan istana datang membawakan makanan, dan ketika melongohkan wajah ke luar jendela. Warna – warna yang saling bertabrakan, kini hanya dikuasai satu titik hitam—gelap yang nyaris tidak ada tandingannya.Dia sudah bertanya; ‘bagaimana Kingston, ke mana suaminya pergi, kapan akan kembali’.Sayangnya tidak ada jawaban spesifik tentang lompatan keberadaan Kingston. Pria itu seolah tenggelam di terjang ombak yang besar, ntah ... barangkali terlalap oleh api membara. Kingston mungkin adalah abu-nya sehingga angin berembus dengan mudah menerbangkan hal – hal yang rumit sekalipun. Tetapi semoga saja bukan seperti itu yang Pandora pikirkan akan terjadi.Dia tersenyum tidak yakin pada pelayan istana seraya menerima nampan beri
Read more
Namanya
Memikirkan Kingston tiba – tiba muncul di tengah malam dingin, memberikan dekapan hangat, melontarkan sesuatu yang barangkali mau sekali dia dengar, rasanya seperti mengiring keinginan brutal, tetapi itu sama sekali tidak pernah terjadi. Napas Pandora berembus kasar. Gelisah menatap ke luar jendela dengan pikiran – pikiran tak tertolong. Ini bukan kebiasaan Kingston, yang bisa dia wajarkan. Persis seperti; setidaknya ada sesuatu yang mengganggu dan pria itu belum memiliki kesiapan sekadar mengatakan semua hal dengan gamblang. Satu jam lalu .... Peristiwa di mana lengan terjulur menembus kain – kain menjuntai, lalu menyibak tirai dengan tenang, sempat Pandora sangkakan saat itu dia akan mendapati suaminya kembali dalam keadaan, yang ... baik – baik saja. Hanya pelayan istana dan ketegangan bahunya segera merosot tanpa arti. Merosot tanpa—bahkan sampai detik ini Kingston belum kembali. Pandora mulai bertanya – tanya apakah Kingston tidak peduli padanya sehingga meninggalkan dia sen
Read more
Melepas Rindu
“Jadi, apa yang sudah kau dan raja katakan?”Pandora menumpahkan tenaga pada otot kaki. Baranjak tak gentar menatap Kingston lekat – lekat. Pakaian yang sama, yang dikenakan di balai pertemuan masih menyatu; dan betapa pria itu masih sangat tampan; wajah di hadapan Pandora bagai kutukan umat manusia. Tidak bisa dikendalikan. Pandora mungkin akan semakin jatuh selagi dia tak bisa mengesampingkan sikap egois untuk terus memandangi Kingston dengan pola menengadah.Lengannya terulur menangkup tulang rahang Kingston. Tak menjadi soal dia dibiarkan menunggu di dalam kamar selama berjam – jam. Asal pria itu kembali, maka dia bisa mencecar suaminya dengan macam – macam hal, pertanyaan, dan kalau Kingston sanggup menangkis semua itu. Hanya satu ungkapan dan sebuah rayuan lembut lewat jari – jari kasar yang bergerak liar, yang bisa terjadi saat ini.Pandora merasakan pinggulnya ditarik lebih dekat. Saling bersinggungan. Dipeluk menurut keinginan Kingston. Pria yang menatap dengan menundukkan wa
Read more
Dua Sisi
“Aceli!”Dengan ngeri Pandora mendengar suaranya dan Kingston dalam bentuk cicitan seperti bunyi seruling. Hentakan kaki di undakan tangga bersuar nyaring menegaskan betapa sekembali dari istana, mereka tidak memiliki waktu untuk meneliti apa saja—kekacauan, yang mungkin telah dilakukan Raja Vanderox, jika dan jika kenyataan berbahaya memang sedang ‘mengincar’ gadis kecil itu.Semoga segala sesuatu yang mengerikan tidak pernah terjadi ....Pandora terus melafalkan kalimat demikian dalam hati. Mengikuti ke mana Kingston pergi. Satu pijakan terakhir seolah menawarkan rasa tegang dan kelegaan di waktu bersamaan. Kingston terdiam. Menatap ke arah ruang tamu, sedikit mengernyit, kemudian berjalan cepat setelah memastikan tubuh mungil dalam balutan kustom dinosaurus hijau-nya memang sedang berbaring di atas sofa empuk dengan memegangi susu botol yang menukik ke bibir. Di sana, tidak jauh dari Aceli. Voleski sibuk mengemas beberapa mainan berserak di meja dan sofa lainnya.“Aceli.”Pandora y
Read more
Sebuah Rencana
“Kau tidak ingin makan?” Pandora mengeluarkan suara setelah keterdiaman antara dia dan Kingston menyelam lama. Ketidakinginan membangunkan Aceli menjadi hal penting. Pandora menggenggam jari – jari tangan Kingston. Membayangkan pria itu pernah menjadi kepala pengurus kuda, dia tersenyum, aroma tubuh Kingston di saat itu sudah terduga akan memiliki sesuatu yang khusus. Setiap hari dengan pekerjaan menyikat bulu kuda, memotong kuku begitu ahli, memberi makan dengan rerumputan, hanya bersama kuda—pantas, Pandora mewajarkan bagaimana telapak tangan itu terasa kasar dan mantap saat menggenggamnya. “Aku penasaran apakah tuan tanah yang arogan itu memiliki anak gadis?” Setelah menarik wajah untuk menengadah. Pandora mendapati Kingston sedikit bergeser. Kernyitan di kening itu terlihat mengerut sangat dalam, tetapi suaminya langsung mengerti ke mana tujuan pembicaraan akan berlabuh. “Ada banyak.” Nada geli tersisip di sana. Segera memancing rasa ingin tahu Pandora, dia kembali mereguk ke
Read more
Kesepakatan
Nilai mata kuliah keluar secara mengejutkan. Pandora menatap lamat – lamat dashbord website kemahasiswaan. Pada kolom lain di profilnya. Mendalami serentetan angka – angka dan bobot mutu yang tertera. Keseluruhan, dia nyaris mendapat nilai sempurna. Tetapi ‘C plus’ dari Ms. Madeline cukup menyergap keanehan di benak Pandora. Rasanya dia sudah berusaha mendapatkan hasil terbaik. Kesalahan yang terlihat begitu nyata terletak pada nilai ujian akhir semester. Dan jika dikaitkan kembali. Ini semua karena ....Karena sikap mesum Kingston.Kingston muncul di saat – saat tidak diinginkan. Melancarkan aksi tepat setelah dia menyelesaikan tugas ujian. Benar. Pandora yakin itulah pengaruhnya. Dia mendengkus. Sedikit menyeringai sinis mendapati nilai tertinggi jatuh pada mata kuliah dramaturgi.Ntah harus berterima kasih kepada suami sendiri sebagai dosen pengampuh atau Mr. Zade yang baik hati. Hanya dua minggu mengajar—di musim dingin pertama, meliputi badai salju selanjutnya mengandalkan pertem
Read more
Tidak Perlu Lagi
Pria ini memejam di sampingnya. Mengembuskan napas begitu tenang. Sebuah pemandangan menyenangkan. Saling berhadapan, dan Pandora memiliki akses bebas menyentuh segala hal yang ada di wajah Kingston.Rambut hitam itu, menjuntai agak menyentuh kening. Menarik Pandora untuk mengulurkan lengan. Merapikan helaian nakal kembali beradu; menyatu bersama helai – helai rambut yang teratur.Sentuhan ujung jari Pandora merambat pelan menyentuh deretan alis rapi. Mengusapkan ibu jari sebentar di sana saat kening itu akhirnya mengernyit. Dia sama sekali tidak berniat membangunkan Kingston. Tetapi kesempatan meneliti seperti ini jarang terpikirkan. Kesempatan setelah melepas ketegangan. Kingston terbiasa sering membelakanginya ketika merasa akan ... akan sangat buruk. Dan kali ini, Pandora tidak menyia – nyiakan sesuatu yang membuatnya tersenyum. Sedikit bergeser lebih dekat, sambil – sambil berpegangan pada selimut yang menutup tubuh telanjangnya.Ada begitu banyak pertanyaan mengalir deras. Seper
Read more
Membujuk
“Kau mau ke mana?”Setelah percakapan serius berakhir, Pandora berasumsi berat bagi Kingston mempertimbangkan semua keputusan secara gamblang. Tiba – tiba dia harus menerima kenyataan bahwa ranjang berderak, mengikuti gerak kaki Kingston terseret untuk berpijak di atas marmer dingin. Gerakan yang secara spontan menyibak selimut tebal hingga pinggul ramping dan kokoh—haus, bergairah, membelakangi dan menawarkan pemandangan liar bagi dirinya. Dia tidak pernah berhenti mengamati cara terburu – buru dari Kingston saat kembali mengenakan boxer maupun celana kain panjang. Seperti sedang diburu sesuatu, kemudian Kingston menjulang sangat tinggi. Tidak langsung melangkah, karena sepertinya pria itu berusaha mengembalikan pengelihatan bercabang dan rasa berputar yang terjal.“King, aku bertanya padamu?” Pandora menghela napas kasar. Menyusul jejak Kingston membaluri tubuhnya ke dalam kain – kain tebal. Dia menyeka rambut hitam panjang terurai yang terjepit di antara kerah pakaian, membiarkan c
Read more
Pisah
Dengan pandangan setengah kosong. Pandora hati – hati menyentuh gelang rantai di tangannya. Berusaha tidak terlihat seperti dia-lah yang terjebak di tengah kondisi paling buruk. Beberapa kali Pandora menyeka air di sudut mata. Menghirup udara sedalam – dalamnya, lalu mengembuskan napas sedatar mungkin.Seseorang yang perlu dia khawatirkan adalah Kingston. Pria yang berlutut menghadap tubuh kecil Aceli. Membujuk gadis kecil itu untuk tidak menjadi nakal. Mengusap – usap buntalan pipi yang menonjol. Dan tanpa diduga Kingston akan menarik tubuh sang keponakan, sekali lagi, mendekap sangat erat dengan tempo waktu yang lama.Terlalu menyakitkan.Sesuatu terasa seperti menghunus perasaan Pandora. Jantungnya mencelus. Tiga hari sebelum kejadian dia sudah menyaksikan kegelisahan yang membludak dalam diri suaminya. Bahkan saat menghadapi momen pelepasan. Kingston tidak terlihat sanggup mengeluarkan apa yang bersarang di benak pria itu. Membiarkan bentuk kehilangan menggerogoti seluruh ... selu
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
22
DMCA.com Protection Status