Semua Bab Sang Dewa Perang Terkuat : Bab 181 - Bab 190
309 Bab
23. Apa Aku Salah?
Mary Kesley tersenyum penuh penyesalan, "Aku minta maaf. Masalah penempatan kamar itu aku sama sekali tidak bisa ikut campur. Kalau aku ikut campur, aku takut orang-orang akan curiga."Riley Mackenzie membalas, "Ini bukan salahmu."Mary menghela napas panjang, "Tapi, jangan khawatir. Meskipun kau satu kamar dengannya, untuk masalah jadwal latihan dan tes rasanya tidak mungkin kau satu kelompok.""Kecuali kau sangat sial," tambah Mary.Riley hanya tersenyum samar menanggapinya.Sekitar satu minggu kemudian, atau lebih tepatnya di minggu ketiga mereka berada di istana Kerajaan Ans De Lou, Riley terpana ketika melihat daftar namanya masuk ke dalam sebuah kelompok yang mana terdapat James Gardner yang menempati satu baris di atas namanya.Mereka sekarang ini belum sampai di bagian gedung umum yang menjadi tempat di mana mereka menyantap makanan mereka. Mereka masih berada di sekitar taman yang tak jauh dari kediaman Rowena Wellington."Ternyata aku memang sedang sial," gumam Riley pelan.
Baca selengkapnya
24. Hukuman
Melihat Riley yang hanya diam saja, James tersenyum masam lalu dia menabrakkan sebagian badannya dengan badan Riley dan kemudian berkata, "Kau sama saja dengan yang lain. Hanya melihat sesuatu dari satu sisi." Setelah itu, James berjalan menjauh dari Riley. "Kau mau pergi ke mana?" James tidak menjawabnya. Riley berteriak memanggilnya, "James." "Kau mau ke mana?" ulang Riley. "Bukan urusanmu, Wood." James menjawab tanpa berhenti berjalan atau puun menoleh ke arah Riley. Riley tidak menyerah begitu saja dan langsung berjalan dengan setengah berlari menyusul James. "Berhenti, James Gardner!" James masih mengabaikan Riley, Riley pun berkata dengn cepat, "Sebentar lagi latihan dimulai." "Aku tidak peduli," sahut James masih tak mau berhenti berjalan dan terus melangkah dengan langkah lebar-lebar. "Kita satu kelompok." Riley berkata dengan tergesa-gesa. Ternyata hal itu berhasil membuat James berhenti berjalan dan langsung menoleh. "Apa katamu? Kita satu kelompok?" Berhasil. Rile
Baca selengkapnya
25. Penghibur
Riley pun tak mengatakan kata-kata lagi, tapi dia mendengar Diego menyindir, "Menyenangkan sekali ya membersihkan tempat yang dulu dihuni oleh orang yang sudah membunuh ayahmu?" James hanya mencengkeram sisi meja, tak mau kembali mendapatkan hukuman jika dia memukul Diego. Riley pun kemudian menanggapi, "Diego, kurasa ini bukan sesuatu yang pantas untuk dibahas." Diego hanya mengangkat bahunya, tetap tidak terlalu peduli dan malah tersenyum menyebalkan pada James. Alen yang saat ini lebih ingin menjadi pihak yang netral, yang tak ingin berpihak pada salah satu di antara James maupun Diego pun hanya menengahi dengan berkata, "Sudah, lebih baik kita bersiap-siap. Sebentar lagi kita akan segera masuk gedung latihan." Hal itu membuat James tertarik hingga dia menoleh ke arah Riley, "Wood, kita akan berlatih untuk cabang apa?" "Latihan fisik tanpa senjata," jawab Riley. Mendengar jawaban Riley, James tersenyum, "Kalau begitu kau harus berhati-hati padaku, Wood." Riley memutar bola ma
Baca selengkapnya
26. Paling Hebat?
Riley pun memisahkan diri dari James dan memilih area bagian selatan untuk berlatih. Sedangkan James memilih bagian utara seolah memang dua orang itu berseberangan.Pada saat berlatih, para calon prajurit memakai kaos berlengan pendek dan juga celana panjang berbahan ringan yang membuat mereka bebas bergerak. Akan tetapi, ketika pertarungan dimulai, mereka akan berganti kostum sesuai dengan cabang mereka. Untuk cabang bela diri bebas tanpa senjata, mereka nantinya akan mengenakan pelindung diri tambahan.Riley sudah mulai meregangkan otot dan mulai melakukan gerakan-gerakan yang tidak terlalu ekstrim demi menjaga tenaganya.Saat dia baru berlatih sekitar tiga puluh menit, seseorang mendekat, "Hei, kau Riley, bukan?"Riley yang sedang melakukan headstand mengembalikan posisinya perlahan dan menoleh ke arah orang yang bertanya kepadanya itu, "Ya. Ada apa?""Perkenalkan aku Warren Clay," ucap pemuda itu sembari mengulurkan tangan.Riley menyambut uluran tangannya dan bertanya, "Kau dari
Baca selengkapnya
27. Siapa yang Akan Menang?
"Kalau bukan karena kau berada di peringkat satu, aku tak akan berkata begitu," balas Warren.Dia meludah sebelum kemudian meninggalkan Riley yang hanya bisa menghela napas panjang. Beberapa orang memperhatikannya, tapi Riley memilih untuk tidak peduli pada tanggapan oran-orang itu.Pemuda itu pun lanjut berlatih.Sedangkan Warren Clay yang tak mendapatkan keinginannya pun berjalan menuju ke arah teman-temannya."Aku dengar teriakanmu. Apa terjadi masalah?" Simon bertanya dengan kening berkerut.Warren membalas dengan nada jengkel, "Si sombong itu berkata tak membutuhkan uang. Huh, apa-apaan? Aku bahkan tak pernah mendengar nama keluarganya. 'Wood', pengusaha apa dengan nama itu? Rasanya tidak ada pengusaha dengan nama keluarga itu.""Memang benar. Tapi, melihat bagaimana dia bersikap, dia mungkin memang orang idealis yang susah diajak bekerja sama, Warren," Leonard berkata setelah dia membuka kaosnya yang sudah basah oleh keringat.Warren mendesah sebal, lalu menatap kedua temannya.
Baca selengkapnya
28. Siap?
"Astaga, Wood. Kau ini, tentu saja untuk membuat kita berdua lebih bersemangat bertanding," James membalas dengan seringaiannya yang mematikan.Namun, Riley Mackenzie tidak terlihat terpengaruh. Dengan ekpresi malas pemuda itu malah berkata, "Aku tidak tertarik."James seketika memajang wajah kecewa, "Kenapa memangnya? Padahal aku belum mengatakan hadiahnya kalau kau menang dariku.""Jangan banyak bicara! Lagi pula, aku tak butuh hadiah. Sudahlah, ayo cepat kita selesaikan, James." Riley berkata sembari menoleh ke arah wasit pertandingan.James mendengus sebal, tapi dia tetap membalas, "Baiklah. Tapi, kau rugi. Asal kau tahu saja."Riley mengabaikan ucapannya dan malah mengangguk pada sang wasit, tanda dia telah siap."James Gardner, apa kau sudah siap?" sang wasit bertanya.James segera mengatur posisi dan menoleh, "Ya, saya siap."Sang wasit yang tidak diketahui namanya itu pun berujar, "Baik. Peraturan tetap sama, siapapun yang berhasil membuat lawannya melewati garis pembatas dan
Baca selengkapnya
29.Teman?
James tidak membalas perkataan Riley dan malah menyeringai lebar. Detik selanjutnya, pria muda yang memiliki rambut sedikit menutupi matanya itu membalik keadaan dengan membanting Riley dengan kecepatan yang tak terduga.Riley terbelalak kaget tapi jetika James berniat menggunakan siku kanannya untuk menahan Riley, Riley berhasil berguling dan bangkit dengan cepat.James menatap dengan ekspresi terkejut. "Kau ...."Perkataan James tak bisa diselesaikan karena melihat Riley sedikit melompat lalu menerjangnya hingga membuatnya tersungkur. Riley terengah-engah menatap pemuda yang membuatnya sempat bingung tadi.Darah menetes-netes dari hidung James saat dia melihat ke arah Riley, masih dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.Ada rasa kaget, heran sekaligus kagum dan juga bingung yang bercampur menjadi satu di mata James.Akan tetapi, dia semakin heran ketika Riley tak menyerangnya lagi. Namun, dia pun tertawa kecil, mengerti alasan Riley sudah berhenti menyerangnya."Kau mengalahkan aku,
Baca selengkapnya
30. Bukan Dia
Riley bisa merasakan nada pahit itu juga diliputi oleh rasa kesepian yang dalam. Riley tidak bisa membayangkan jika dia tak memiliki seorang teman untuk sekedar diajak mengobrol. Dia pasti akan sangat bosan."Oh, jangan tunjukkan wajah kasihan! Aku benci melihatnya," James berkata kesal saat melihat ekspresi Riley.Riley menggelengkan kepala, "Tapi, ada baiknya juga tak ada yang mau berteman denganmu.""Maksudmu?" James membalas dengan mengangkat alis kanan."Cara berbicaramu itu terkadang membuat telinga orang sakit, jadi akan jauh lebih baik jika kau tidak memiliki teman di sekitarmu, bukan?" Riley berkata santai.James mendengus, tapi dia tersenyum. Dia tahu Riley hanya mencoba menghiburnya. Uh, bagaimana ini? Karena hadirnya Riley Wood, dia merasa ingin memiliki seorang teman. Namun, dia tidak mau bertindak gegabah dengan meminta Riley sebagai temannya secara terang-terangan. Dia tak mau dianggap terlalu membutuhkannya.Setelah sekitar lima menit berjalan, mereka sudah sampai di
Baca selengkapnya
31. Dasar Pembohong!
Rowena sudah terlihat agak lemas, Riley pun berkata pelan, "Yang Mulia, maafkan saya."Setelah mengatakan permintaan maaf yang dianggap Rowena sebagai sebuah permintaan izin untuk menyentuh dirinya, Riley memegang lengan sang putri dan dia segera membawanya ke bagian tepi kolam.Tak terlalu susah bagi Riley mengangkatnya ke atas sebab tubuh Rowena yang cukup ringan. Para pelayan segera membantu dan mengelilingi tuan putri mereka di saat Riley baru akan naik ke atas. Bersamaan dengan hal itu, seorang pelayan berlarian bersama dengan seorang pengawal. Di belakangnya ada seorang pria berseragam putih yang juga sedang berlari ke arah sana."Cepat, Dokter!" seorang pelayan berteriak keras.Cepat-cepat dokter yang masih berusia muda itu memeriksa kondisi tuan putri mereka.Entah apa saja yang sedang dilakukan oleh dokter itu, Riley tidak bisa melihatnya. Terlalu banyak pelayan yang mengelilingi sang putri dan tak lama kemudian para pengawal telah datang. Riley terlihat basah kuyup tapi ta
Baca selengkapnya
32. Bersama Riley
Riley juga mendengar perkataan Diego tapi dia lebih memilih untuk meminum cokelat panasnya dan mengabaikan Diego. James yang sedang mengunyah kentang gorengnya itu pun berhenti menghancurkan kentang itu di dalam mulutnya, "Ada apa dengan putri raja?" "Putri Rowena hampir saja tewas karena tenggelam. Di dekat kolam, tak jauh dari klinik kesehatan istana," Alen menjelaskan dengan antuasias tapi ada sebuah gambaran rasa penasaran juga di ekspresi wajahnya.Seketika James menoleh ke arah Riley, "Jadi, karena itu tadi banyak pelayan dan pengawal yang berada di sana?"Riley masih tak mau menanggapi, sementara Alen langsung bertanya, "Kau tahu soal itu? Memangnya kau ada di sekitar sana?"James mengangguk, "Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi aku tadi memang ada di sekitar sana. Bersama Riley."Pemuda itu sekali lagi menoleh ke arah Riley yang masih bekonsentrasi dengan minuman hangatnya."Wood, kau juga melihatnya, kan?" tanya James."Sungguh? Ayo, ceritakan pada kami!" Alen berkata deng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
31
DMCA.com Protection Status