All Chapters of Dominasi sang Pewaris : Chapter 121 - Chapter 130
204 Chapters
Bab 121
Sebuah mobil Rolls-Royce Phantom memasuki halaman gedung Big Roodgroup. Mobil mewah itu berhasil menarik perhatian orang-orang yang dilewati, tanpa terkecuali Sophie Parker. "Memangnya siapa yang datang? Kenapa para penjaga dan staf sampai berdiri di depan pintu utama untuk menyambutnya?" tanya Sophie pada dirinya sendiri sebab tidak ada siapa pun di sampingnya. Sophie baru saja keluar dari tempat parkir Big Roodgroup ketika mendapati sebuah mobil mewah memasuki gedung. Mobil itu tidak menuju tempat parkir, tetapi berhenti sejajar dengan pintu utama gedung. Sophie sendiri datang ke perusahaan besar tempat mantan pacarnya bekerja dulu bukan tanpa alasan. Dia di sana untuk melakukan wawancara kerja. Sejak Sophie dipecat dari Hotel BlueLux, dia mengalami kesulitan untuk mencari kerja. Hal itu karena kabar tentang alasan dia dipecat beredar di kalangan para petinggi perusahaan lainnya. Entah bagaimana hal itu terjadi, tapi Sophie kerap menerima penolakan dari tempat-tempat yang dia la
Read more
Bab 122
Sophie menatap Jack lekat-lekat nyaris tanpa berkedip ketika mantannya itu keluar dari dalam lift."Sophie." Jack berusaha menarik kedua ujung bibirnya ke belakang.Perlahan senyum tersungging juga di wajah Sophie. Sebenarnya dia terlalu terkejut. Selain karena kemunculan Jack yang sama sekali tidak dia duga, pria itu muncul dengan penampilan yang sangat berbeda.Jack tampak menawan dengan setelan yang digunakan. Dia juga mengenakan sepatu pantofel hitam mengkilap. Penampilan Jack semakin sempurna karena jam tangan berkelas yang melingkar di tangannya. Lebih dari itu, mata Sophie yang teliti, sangat yakin jika semua yang dipakai Jack adalah barang branded dan original. 'Bagaimana mungkin Jack memakai semua itu? Dari mana dia mendapatkannya?'Walaupun dalam hati Sophie bertanya-tanya demikian, cara pandangnya terhadap Jack sudah berbeda. Jika dia yang dulu, Sophie pasti akan berpikir jika Jack mencuri, menipu, atau melakukan hal-hal buruk lainnya. Namun sekarang, Sophie yakin dari man
Read more
Bab 123
Claire mengambil sebuah paper bag. Aroma menggoda segera memasuki hidung Jack."Burger?" tanya Jack ketika Claire menyerahkan paper bag itu padanya. "Kamu memintaku keluar untuk memberikan ini?" "Ya, kamu harus makan. Itu burger combo spesial. Aku melihat seorang pelanggan memesannya, lalu teringat padamu. Bawa dan makanlah. Kamu pasti belum sarapan. Sekarang turun turun dari mobilku karena aku harus segera kembali ke King Pizza."Jack tersenyum miring, merasa konyol dan haru sekaligus. Dia menatap tajam Claire."Ada apa? Jangan bilang kamu sudah makan. Aku tahu kamu tidak membiarkanku melihat kosmu karena entah seburuk apa tempat tinggalnya sekarang. Dan itu semua pasti karena kamu tidak punya uang." Suara Claire terdengar yakin. "Berhenti bersikap sombong oke?" lanjutnya sambil mengacak-acak rambut Jack."Apa kamu tidak melihat pakaianku? Lihatlah jamku. Apa ini bisa aku dapatkan jika tidak memiliki uang?"Claire tertawa. "Mungkin atasan atau temanmu memberikan miliknya untukmu.""
Read more
Bab 124
Setelah bertemu dengan Jack secara tidak sengaja, Sophie tidak bisa berhenti memikirkan mantan kekasihnya itu. Dia berusaha keras untuk fokus saja pada wawancaranya, tetapi bayangan Jack tetap merasuki pikirannya.Untung saja hal tersebut tidak sampai mengacaukan konsentrasi Sophie. Dia tetap bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Kepala HRD dengan lancar. Dari mimik wajah Kepala HRD, Sophie berharap banyak jawabannya tadi tidak mengecewakan. Dan sekarang, dia menjadi sangat gugup karena sebentar lagi nasibnya akan ditentukan.Hasil seleksi wawancara tadi akan diberitahukan sore ini. Calon karyawan yang lolos ataupun tidak akan mendapat pesan pemberitahuan. Mereka yang lolos secara otomatis akan diterima di Big Roodgroup. Dan tentu saja Sophie ingin mendapatkan pesan berisi kabar baik itu.!!Notifikasi pesan masuk di ponsel Sophie berbunyi. Wanita itu mendekap ponselnya sambil memejamkan mata. Dia melihat layar ponselnya. Detik itu pula dia menelan ludah ketika melihat bahwa pesa
Read more
Bab 125
Para karyawan baru menunggu kedatangan Tuan Muda Roodenburg di ruang pertemuan satu. Dalam gedung dengan tinggi 262 meter itu terdapat beberapa ruang pertemuan. Dan ruang pertemuan pertama adalah yang letaknya di lantai paling atas, bersebelahan dengan ruangan direktur. Mereka duduk dengan wajah gugup. Beberapa di antara mereka tampak memegang erat kursi, ponsel, kaki, atau apa pun yang bisa mereka gunakan untuk mengalirkan rasa deg-degan. Mereka akan bertemu orang nomor satu di perusahaan itu. Dan Big Roodgroup adalah perusahaan nomor satu di negara ini. Sampai di pemikiran itu saja sudah sangat jelas betapa penting Tuan Muda Roodenburg. Orang paling berpengaruh dan berkuasa yang belum pernah mereka temui sebelumnya. "Aku sangat gugup. Sudah dua kali aku pergi ke toilet. Dan sekarang perutku terasa mulas lagi. Tapi aku akan mengendalikannya," kata seorang wanita yang duduk di samping Sophie. Sophie menimpali, "Ya, kamu harus mengendalikannya. Jangan sampai kamu ada di toilet keti
Read more
Bab 126
Sophie melihat kembali ke arah Jack yang tersenyum padanya.'Tapi kenapa Jack tersenyum padaku?'Napas Sophie menjadi semakin sesak. Tapi tubuhnya seperti bergerak sendiri. Sophie membungkuk hormat!Dia memandang marmer lekat-lekat seolah ada gundukan emas di sana. Benak Sophie kini dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan baru.Jika Jack adalah Tuan Muda Roodenburg, mengapa malah bekerja sebagai pengantar pizza? Untuk apa Jack menyembunyikan identitasnya?Tapi, jika Jack bukan Tuan Muda Roodenburg, berani sekali dia duduk di kursi khusus sang tuan muda? Lebih dari itu, Matthew tidak menegurnya!"Sophie, kamu bisa menegakkan tubuhmu."Pupil Sophie membesar, mendengar ucapan lembut dan sopan dari seorang laki-laki. Suaranya sangat familier di telinga Sophie. 'Jack, apa itu kamu? Tuan Muda Roodenburg?' batin Sophie bertanya pada dirinya sendiri.Dengan mata terpejam, Sophie menegakkan tubuhnya. Apa yang terjadi jelas-jelas sudah sangat jelas. Namun, ini terlalu mengejutkan baginya hingga s
Read more
Bab 127
Sophie mencoba untuk tetap fokus pada pekerjaannya. Meski dia sudah tidak tahan ingin menceritakan kenyataan mengejutkan yang baru dia ketahui hari ini, dia harus menunggu hingga jam istirahat tiba. Itu pun bukan untuk menelepon dan mengatakan semuanya, tetapi hanya mengirim pesan untuk melakukan pertemuan.Benar, Sophie memang ingin menceritakan semuanya secara langsung kepada para sahabatnya. Selain itu, dia juga ingin menjenguk Mary di rumahnya. Jadi, melakukan pertemuan di rumah Mary adalah ide yang sangat bagus."Baiklah, kita lanjutkan lagi setelah jam istirahat ya." Kepala Humas berbicara dengan semangat sebelum masuk ke dalam ruangannya.Para karyawan lama mengajak Sophie dan Oliver berbincang. Mereka ingin membangun kedekatan dengan karyawan baru agar bisa bekerja bersama dengan lebih baik. Lebih dari itu, Kepala Humas juga meminta para senior untuk bisa mengayomi juniornya."Aku tidak asing dengan wajahmu. Sepertinya kita pernah bertemu. Tapi di mana ya?" kata seorang karyaw
Read more
Bab 128
Para karyawan berdiri di tempatnya ketika Jack diikuti para pengawal berjalan di hadapan mereka. Semuanya menyunggingkan senyum terbaik dengan tubuh membungkuk rendah. Di antara mereka terlihat satu wanita dengan ekspresi yang berbeda.Wanita itu tidak tersenyum, tetapi wajahnya malah menyimpan kesedihan yang mendalam. Diam-diam dia bahkan menghapus air matanya.'Jack,' lirihnya dalam hati penuh sesal.Tepat sekali, wanita itu memang Sophie. Ketika Jack masih berada cukup jauh dari tempatnya berdiri, Sophie melongokkan kepala untuk melihatnya. Dia begitu bersemangat untuk menyapa Jack dan memberikan senyum terbaiknya. Namun, saat jarak keduanya sudah dekat dan bahkan Jack ada di hadapannya, Sophie ditampar oleh kenyataan.Wanita itu masih tidak mengira jika takdirnya akan semenyedihkan ini. Detik demi detik terlewat dengan rasa sesal yang tidak berkurang sedikit pun.Sophie sadar, Jack yang berjalan begitu saja melewatinya, bukanlah Jack yang dulu. Pria yang sering disebut pecundang o
Read more
Bab 129
Malam ini para karyawan di StarIn Shine Hotel terlihat sangat sibuk. Mereka melakukan persiapan untuk menyambut kedatangan orang yang sangat penting."Pastikan semua sempurna! Aku tidak mau ada cacat sedikit pun! Tuan Muda harus mendapatkan pelayanan terbaik." Robert Lechter bahkan memberi arahan langsung. Biasanya Robert membiarkan manajer hotel menangani semuanya. Sebagai hotel terbaik di kota ini, tentu ada banyak orang penting yang memilih StarIn Shine Hotel sebagai tempat tinggal sementara dalam acara-acara tertentu. Tidak hanya soal kamar yang menawan, hotel itu juga menyediakan aneka hidangan lezat lengkap dengan berbagai fasilitas mewah.Jadi, ini bukan kali pertama hotel itu kedatangan tamu penting. Lalu mengapa Robert Lechter sampai turun tangan untuk menyambut tamu malam ini?"Siapa yang akan datang? Tuan Lechter terlihat sangat bersemangat. Dia memastikan semuanya sejak awal sendiri." Seorang karyawan berbisik, bertanya pada rekannya. Dia merasa heran karena biasanya pemi
Read more
Bab 130
Sebuah mobil Rolls-Royce Phantom memasuki halaman StarIn Shine Hotel. Robert yang mendapat laporan dari penjaga akan kedatangan mobil mewah itu bergegas keluar. Dia sampai berlari menuju pintu utama hotel.Robert menyunggingkan senyum terbaiknya melihat logo keluarga Roodenburg pada plat nomor mobil tersebut. Dalam hati dia berkata, 'Tuan Muda Roodenburg, akhirnya anda tiba juga.'Sesaat pesan dari Matthew melintas di kepalanya. Kening Robert menjadi berkerut seketika. Dia menghubungi kepala penjaga di hotelnya untuk meningkatkan penjagaan dari orang-orang mencurigakan.Menepis semua kecemasannya, Robert kembali tersenyum lebar ketika mobil yang ditumpangi Jack telah berhenti. Seorang pria kekar turun dari mobil itu untuk membukakan pintu bagi Jack.Pandangan semua orang di tempat itu terpaku pada pintu yang telah dibukakan si pengawal. Terlihat kaki dalam balutan celana berwarna biru lengkap dengan sepatu pantofel mengkilap mencuat dari sana.Semua orang menjadi deg-degan!Aura yang
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
21
DMCA.com Protection Status