All Chapters of Istri Presdir yang Berkuasa: Chapter 161 - Chapter 170
439 Chapters
Perjalanan Bisnis dengan Mantan Pacar
Iris terisak berjongkok memeluk perutnya. Dia menyadari kesalahannya. “Maaf, maafkan aku karena egois,” bisiknya lirih. Selama dua hari itu, Aiden tidak menghubungnya meski Iris sering meneleponnya. Iris kecewa dan merasa sangat bersalah. Dia akan meminta maaf ketika pria itu kembali dari perjalanan bisnis dan menyambutnya di bandara. Di hari ketiga kepulangan Aiden, pada saat yang sama ibunya akan meninggalkan negara ini dan kembali ke negara S. “Mengecewakan sekali. Dia bahkan tidak menemanimu mengantarku pergi,” komentar Lilian melihat hanya Iris dan Dimitri yang mengantarnya. “Aiden sedang dalam perjalan bisnis, Bu.” Iris berkata dengan sabar. “Dia sombong sekali mentang-mentang sudah mengusai RDY Group. Jadi dia tidak merasa perlu untuk menghormatiku, bukan?” “Bu ....” Iris menatapnya jengah. “Sudah kubilang, Aiden dalam perjalanan bisnis. Jika dia sudah kembali, dia pasti akan mengantarmu pergi juga.” Lilian melipast tangannya dengan wajah acuh tak acuh. “Ini sudah hari
Read more
Berselingkuh
Aiden tertegun melihat sosok Iris di lantai dasar dengan putranya. Dia tidak menyangka Iris akan datang langsung menjemputnya.Iris menatapnya dengan ekspresi marah dan memelototi wanita di sebelahnya.Ah, Aiden mengerti mengapa Iris marah. Dia turun dari tangga eskalator dengan tergesa-gesa melihat putranya hendak naik eksakulator yang berjalan turun.“Dimi jangan naik! Menjauh dari eskulator, daddy akan menemuimu di bawah!” Seru Aiden cemas meninggalkan kopernya dan berlari turun untuk mencegat Dimitri mendekati eskalator.Tapi anak itu tiba-tiba tersandung tali sepatunya yang tidak terikat, tubuhnya terhuyung ke tangga eskulator.Sebelum anak itu jatuh, Aiden sudah meraih tubuhnya ke pelukannya dengan cepat.“Dimi!” Iris tersedar dan cemas mengejar Dimitri ketika putranya mendekati eskulator sendirian.Aiden menoleh menatapnya tajam. “Mengapa kamu membiarkan Dimitri berlarian di tempat ramai. Apa kamu tahu berbahayanya itu! Dimitri hampir celaka!” Dia memarahi Iris dengan suara k
Read more
Kebenaran Sepuluh Tahun yang Lalu
Letizia menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan tiba-tiba memeluknya.“Bagaimana kamu bisa mengatakan itu padaku? Aku sudah menderita selama sepuluh tahun dan kehilangan segalanya. Keluargaku hancur, mantan suamiku tidak ingin melepaskan aku. Aku bahkan tidak bisa kembali berkarir karena mantan suamiku mempersulitkan aku. Aiden apa sebenarnya salahku hingga mengalami semua ini. Ini sangat tidak adil,” isaknya berbisik putus asa.“Hanya kamu satu-satuunya harapanku Aiden. Aku masih mencintaimu dan tidak pernah melupakanmu selama sepuluh tahun. Aku bertahan selama sepuluh tahun untuk tidak menemuimu karena aku takut pada ibu tirimu akan mempersulitkanmu dan mengusik keluargaku lagi. Kumohon Aiden ....” Letizia menatapnya dengan wajah penuh air mata dan putus asa.“Mengapa aku mengalami semua ini hanya karena aku mencintaimu?” bisiknya dengan suara serak.Aiden mengepalkan tangannya dan melepaskan tangan Letizia di perutnya.“Tidak ada yang bisa kuberikan padamu untuk menebus penderitaan
Read more
Kesedihan Iris
Aiden tidak kembali ke rumah sejak mereka bertengkar di bandara dan Iris mengurung dirinya di kamar, membiarkan Bibi Marry yang menjaga Dimitri.Mungkin karena pengaruh hormon kehamilannya, Iris sangat sentimental. Dia menangis sepanjang hari di kamarnya.“Mommy ....” Suara Dimitri terdengar di luar kamar disertai ketukan di pintu kamarnya.“Dimi, mommy baik-baik saja. Mommy hanya sedang beristirahat, bermainlah dengan Bibi Marry,” kata Iris lemah memandang pintu kamarnya yang terkunci.Dia tidak putranya melihat dirinya menangis.Tidak terdengar lagi suara dari putranya. Setelah beberapa saat kemudian suara Dimitri terdengar di balik pintu dan berkata, “Baik Mommy. Mommy cepatlah beristirahat hingga bisa bermain dengan Dimi. Dimi mau main sama Mommy.”Suara anak itu terdengar lirih membuat hati Iris masam. Air mata tidak berhenti mengalir di pipinya. Tapi hatinya saat ini sangat kacau, dia tidak bisa bermain dengan putranya. Dia takut akan melampiaskan kemarahannya pada Dimitri karen
Read more
Mengapa kamu Menangis?
Sejak mengenal Aiden sebagai ayahnya, Dimitri selalu mencari perhatian ayahnya dan tidak bersikap manja lagi.Memikirkan pria itu yang sama sekali tidak menelepon setelah pertengkaran mereka di bandara membuat Iris sekali merasa kesedihan dan kepahitan di hatinya.Dia menggelengkan kepalanya tidak ingin memikirkan Aiden. Pria itu sudah berselingkuh dan menamparnya, dia tidak pantas ditangisi.Iris memandang Hugo, “Tunggulah di bawah dan makan malam bersama kami. Kamu tidak pernah makan bersama kami lagi.”Ya, tidak sejak Aiden tinggal di rumah ini, pikir Iris masam.Hugo menatapnya dan memandang ke sekeliling. “Apa Aiden ada di rumah? Dia tidak keberatan aku tinggal untuk makan malam?”“Dia tidak akan keberatan, dia mungkin tidak akan pulang,” balas Iris acuh tak acuh.Dia tidak yakin pria itu akan pulang ke rumah dan memilih makan mantan pacarnya yang cantik.Hugo menatapnya dengan alis terangkat. “Apa kamu dan Aiden sedang bertengkar?”Iris membuang muka dan berbohong. “Tidak, kenap
Read more
Berhenti Mendekati Istriku
“Menangis? Aku tidak menangis.” Iris menatapnya tanpa berkedip.“Jangan berbohong padaku. Dimitri meneleponku karena kamu mengurung diri seharian di kamar. Kamu tidak pernah mengabaikan putramu seharian. Bahkan jika kamu tidur, kamu tidak akan mengunci pintu kamarmu agar Dimitri bisa masuk ke kamar. Tapi hari ini kamu membuat Dimitri khawatir dan meneleponku. Apa kamu sungguh tidak ada masalah? Apa ini ada hubungannya dengan Aiden?”Iris tegang mendengar kata-kata Hugo. Dia mengalihkan pandangannya dengan lemah.“Aku merasa tidak enak badan hari ini dan banyak hal sedang kupikirkan. Aku bukan manusia yang tidak memiliki masalah dalam hidupku.”“Apa ini ada hubungannya dengan Aiden?” Hugo bertanya sekali lagi dengan tenang. “Kamu bertengkar dengan dia hingga kamu menangis dan berkurung seharian di kamar?”Iris menatapnya putus asa. “Hugo, aku baik-baik saja. Aku bisa mengurus masalahku sendiri.”“Aku tahu, aku tidak bisa diam saja jika Aiden Ridley menyakitimu,” balas Hugo muram.“Ini
Read more
Bayi itu sudah Pergi
Hugo hanya tersenyum dan mengalihkan pembicaraan. “Mengapa kamu baru pulang? Sayang sekali kamu tidak bergabung makan malam dengan kami.”“Kamu makan malam dengan istri dan anakku? Di rumahku?!” Aiden semakin marah mendengar kata-kata Hugo.“Hentikan, Aiden! Hugo hanya datang mengunjungi kami dan makan malam. Kamu tidak perlu begitu marah,” kata Iris menegurnya tidak senang dan menahan kekesalannya di depan Hugo.“Hugo, pergilah. Datang lagi kapan-kapan saat kamu senggang. Dimitri senang bermain denganmu,” lanjut Iris berkata pada Hugo berharap pria itu pergi.Dia tidak ingin Hugo melihatnya bertengkar dengan Aiden.Hugo mengangguk sambil tersenyum dan mengelus kepala Iris.“Baiklah, aku akan pergi. Hubungi aku jika kamu memiliki masalah,” ujarnya melirik Aiden dengan penuh arti sebelum berbalik meninggalkan mereka.Aiden memelototi punggung Hugo muram sampai sosok pria itu tidak terlihat lagi sebelum mengalihkan pandangan pada Iris.“Apa maksudnya itu? Kamu membiarkan Hugo Wallington
Read more
Kebohongan
Selama satu minggu itu Aiden dan Iris saling mendiamkan ketika mereka hanya berdua. Tapi di depan putra mereka, mereka berusaha terlihat baik-baik saja dan tidak bertengkar.Dimitri segera melupakan kejadian Aiden menampar Iris. Aiden membujuknya selama tiga hari membuat Dimitr kembali memuja ayahnya.Tapi hubungan Iris dan Aiden dalam perang dingin. Iris mencoba bertahan dalam hubungannya dengan Aiden, tapi karena hormon kehamilannya dia tidak tahan dan terus mengungkit mantan pacar Aiden ketika mereka berada di kamar yang menyebabkan mereka terus bertengkar. Aiden tidak tahan hingga memutuskan untuk tinggal di hotel selama tiga hari dan tidak pulang ke rumah meski untuk melihat putranya.“Mommy, kapan Daddy belum pulang?”Di meja makan, Dimitri mengenakan seragam sekolah TK menatap Iris dengan mata gelapnya yang sedih. Dia tidak melihat ayahnya selama tiga hari.Iris memaksakan senyum dan meletakkan gelas susu di depan Dimitri.“Belum sayang, Daddy masih dalam perjalanan bisnis. Ji
Read more
Gosip yang Beredar
Lissa berhenti dan mengangguk dengan patuh dan hormat tanpa banyak tanya.“Baik Nyonya.”Iris menatapnya sesaat dan menghela napas. Sekretaris ini jauh lebih sopan dan patuh, tidak mencoba terlihat akrab dengannya. Pekerjaannya jauh lebih memuaskan daripada Kelly, tapi Iris tetap merasa tidak nyaman dan merindukan seseorang akrab yang bisa diajak bicara seperti Kelly.Iris menggelengkan kepalanya dan berjalan masuk ke dalam gedung perusahaan.Kedatangan Iris menarik perhatian karena dia mengenakan pakaian bermerek yang sangat mencolok dan kaca mata hitam cukup besar yang menutupi sebagian wajahnya hingga orang-orang di perusahaan tidak mengenalinya.Iris mengangkat tangan pad resepsionis ketika melihat ekspresi curiga mereka. Tapi ketika mereka mengenali Iris, mereka menggangguk sopan dari kejauhan.Iris berjalan dengan langkah tenang dan percaya diri, tidak peduli dengan perhatian-orang para karyawan yang tertuju padanyaDia masuk ke dalam lfit yang kosong dan menekan tombol lantai
Read more
Sponsor
Iris melepaskan kaca matanya memperlihatkan wajah cantik yang tanpa ekspresi.“Aku belum lama ke perusahaan, tapi sudah tersebar gosip yang sangat menarik.” Dia memandang kedua karyawan itu sebelum berjalan melewati mereka dan Peter dengan acuh tak acuh meninggalkan lift.Kedua karyawan memucat.“Oh, tidak itu istri Presdir. Apa Nyonya Ridley dari tadi mendengar percakapan kita?” Wanita itu berkata panik dan cemas.“Apa yang kalian bicarakan?” Peter menatap mereka tajam. Dia dapat merasakan Iris memancarkan aura dingin ketika melewatinya dan menuju ke kantor Presdir.Karyawan wanita itu menatap Peter dengan tatapan panik. “Tuan Peter, apa yang harus aku lakukan? Aku mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya di depan Nyonya Ridley.”Ekspresi Peter berubah serius.....“Nyonya, selama siang. Apa yang membuat anda datang.” Royid langsung berdiri dari kursinya ketika melihat Iris masuk ke dalam kantor.Iris tidak berhenti untuk menyapanya dan berjalan dengan langkah keras menuju kantor pri
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
44
DMCA.com Protection Status