All Chapters of Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan: Chapter 101 - Chapter 110
165 Chapters
Bab 101 Menunjukkan Kuasanya
"Lita mendapatkan pendonor darah berkat Nabila," beber ibunya Fernando."Bagaimana bisa?" tanya Lorenzo."Tadi saat Kakak tak kunjung datang, kami semua meminta tolong kepada siapa saja yang mempunyai golongan darah O plus, dan ternyata seorang pelayan di rumah menghubungi Nabila dan mengatakan bahwa mempunyai golongan darah yang sama," jawab Fernando."Aku sebagai suami dan calon anak untuk bayiku mengucapkan terimakasih banyak kepada Kakak dan Kak Meisya. Dan aku berharap kalian tak merasa tersinggung dengan hal ini," ucap Fernando.Meisya menggelengkan kepalanya. "Oh, tidak, tidak. Aku tidak merasa tersinggung sama sekali. Aku bersyukur karena istrimu mendapatkan pendonor darah lebih cepat," sahut Meisya.Diam-diam ibunya Lita saat ini hatinya sedang mengalami pergolakan batin. Ia kini merasakan penyesalan karena sempat merasa curiga berlebihan kepada Shanaz. Padahal malah kepala pelayannya itu yang berhasil menghadirkan pendonor darah pada saat tepat untuk anak dan calon cucunya.
Read more
Bab 102 Banyak Ulah
Ingin protes akan tetapi ibunya Lita takut. Jika ia memaksakan kehendak bisa-bisa semuanya akan berantakan. Ibunya Lita bagai macan yang kehilangan taringnya saat ini."Baik, Nyonya," sahut Shanaz. Ia tersenyum samar karena senang akhirnya dapat kembali ke rumah yang ditinggali oleh Fernando. Sebab dia akan mengalami kesulitan untuk balas dendam jika tak berada di rumah itu."Sudah sana, kamu masuk duluan. Temui istrimu di dalam. Dia pasti sedang menunggumu sejak tadi," perintah ayah Fernando.Fernando mengangguk. Lebih baik dia masuk dan meninggalkan segala problematika mengenai urusan para ibu-ibu. Karena istri dan anaknya jauh lebih penting baginya. "Kalau begitu aku masuk dulu," pamitnya. Ia memutar kenop pintu lalu masuk."Maaf telah membuatmu berpindah-pindah terus menerus seperti ini ya," ucap ibunya Fernando."Tidak apa-apa Nyonya. Sudah menjadi tugas saya mematuhi perintah dari Nyonya Besar," sahut Shanaz.Lorenzo mengepalkan tangannya menahan emosi. Ingin protespun percuma.
Read more
Bab 103 Rencana Besar Lita
"Aku ingin tinggal sementara waktu di rumah ibuku," jawab Lita.Fernando pusing tujuh keliling mendengar jawaban yang diberikan oleh Lita. Bukannya dia tak memperbolehkan bukannya tanpa sebab, melainkan karena istrinya tersebut akan melahirkan. Semua akan terasa sulit jika tiba-tiba Lita merasakan kontraksi."Sayang aku mohon jangan pergi sekarang, kamu sebentar lagi akan melahirkan," tolak Fernando dengan halus.Akan tetapi bukannya menurut, emosi Lita malah kian meluap. Itu karena aku punya alasan lain. Tak ada seorangpun yang dapat mencegahnya kini."Tidak! Aku tetap akan ke rumah Ibuku!" Lita bersikukuh. "Hari perkiraan lahir anak kita masih lama, dan sebelum melahirkan aku mau menginap di rumah Ibu," imbuhnya."Tapi kondisimu saat ini dan biasanya berbeda Lita. Banyak bergerak hanya akan membahayakan kesehatanmu. Tolong mengertilah," bujuk Fernando.Akan ada Lita tetap tidak mau mengalah. Ia tetap memaksa untuk pergi. "Tidak akan terjadi sesuatu yang buruk kepadaku dan bayi kita
Read more
Bab 104 Merebut Kembali Hati Fernando
"Kamu bilang akan ada proyek besar di perusahaan kan? Kalau kamu meninggalkan proyek itu bagaimana dengan nasib perusahaan nanti?" tanya Lita. Beberapa hari yang lalu Fernando bercerita mengenai proyek terbarunya di perusahaan dengan Lita. Beruntung ia mengingat hal itu, sehingga bisa dijadikan senjata olehnya. Lita padahal biasanya tak tahu menahu soal perusahaan. Dia saja bekerja di perusahaan Fernando hanya selama setahun, lalu setelah berhasil merayu dan mendapatkan Fernando ia langsung berhenti dari perusahaan. Untuk apa lelah bekerja jika ia bisa dengan mudah merebut bos dari pemilik perusahaan itu.Fernando menepuk jidatnya sendiri ketika mengingat hal itu. "Ah, benar juga. Aku baru ingat. Untung kamu mengingatkan aku," sahutnya.Lita mengangguk-angguk. "Itulah gunanya seorang istri sayang, mengingatkan jika kamu lengah," ucap Lita. Ia kemudian bergelayut manja di lengan Fernando.**Hari berikutnya Lita sampai di rumah orangtuanya. Fernando mengantarnya bersama 2 orang pelaya
Read more
105 Detik Detik Persalinan
Di rumah ibunya Lita melakukan segala upaya agar dapat segera melahirkan, mulai dari naik turun tangga, senam ibu hamil dan yang terakhir yang paling manjur adalah meminum jus nanas. Setelah menenggak segelas jus nanas hingga tandas, Lita meletakkan gelasnya di atas meja makan dengan kasar, hingga menimbulkan suara yang nyaring.Di depannya, ibunya sudah duduk dan menunggu reaksi dari minuman tersebut. Yang berdasarkan pengalaman pribadinya ketika menjelang persalinan. Ia menatap wajah Lita dengan intens. "Bagaimana?" tanyanya penasaran.Lita menggelengkan kepalanya. "Aku belum merasakan sesuatu Bu," jawab Lita."Tunggu saja sebentar lagi kamu akan mengalami kontraksi," ucap ibunya Lita dengan yakin.Dan keyakinan ibunya Lita memang tidak salah, tak lama Lita merasakan perutnya mulas, lalu merasakan kontraksi. Ia menangis sambil memegangi perutnya. "Ibu sakit," rintihnya.Ibunya Lita mengangguk. "Kamu sabar saja. Tunggu sampai ada tanda-tanda, misal flek atau pecah ketuban," sahutnya.
Read more
Bab 106 Lahir Dengan Selamat
"Gawat. Telepon dari Fernando. Bagaimana ini?" tanya ibunya Lita dalam hati. "Bagaimana kalau dia menanyakan soal Lita. Apa yang harus aku katakan?" Ibunya Lita kemudian memberikan ponselnya kepada pelayan pribadi Lita. "Angkat teleponnya dan katakan saja aku sedang tidur dengan Lita," perintahnya dengan wajah tegang."Ba–baik, Nyonya," sahut pelayannya tergagap, dan menganggukkan kepalanya dengan cepat. Sejak kemarin datang ke rumah ibunya Lita, 2 pelayan yang ditugaskan menemani dan merawat Lita sudah ditekan dan diintimidasi agar menuruti segala tindak kebohongan Lita dan ibunya. Mereka terpaksa menurut agar tidak kehilangan pekerjaan mereka. Ibunya Lita juga mengancam akan membuat hidup kedua pelayan malang itu menderita jika berani buka mulut."Ingat. Jangan terdengar gugup saat menerima telepon dari Fernando!" suruh ibunya Lita dengan tatapan mata yang tajam dan dengan wajah mengintimidasi.Sontak pelayan di depannya mengangguk menurut. "Iya Nyonya," sahutnya. Kemudian dengan
Read more
Bab 107 Kelahiran Yang Misterius
Lita dan ibunya terkejut melihat kedatangan Shanaz. Keringat dingin mengucur deras dari dahi sampai membasahi punggung keduanya. Mereka sudah seperti pencuri yang tertangkap basah."A–apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Lita. Ia sampai tergugup."Tuan Fernando tadi sangat panik dan mencemaskan Anda, Nyonya. Ketika nomor ponsel Nyonya Lita sulit dihubungi. Jadi menyuruh saya untuk langsung datang ke sini," jawab Shanaz.Saat ini Fernando ada di luar negeri, jadi ia belum dapat pulang. Karena Lita sulit dihubungi jadi Fernando meminta tolong kepada Shanaz untuk mengecek langsung keadaan istrinya. Takut terjadi sesuatu, apalagi wanita itu sedang hamil anaknya.Seperti biasa, ibunya Lita masih saja tak menyukai kehadiran Shanaz yang ada dalam tubuh Nabila. Ia sudah bersiap mengatakan sesuatu, akan tetapi saat Lita melihatnya, buru-buru Lita mencegahnya dengan menepuk pundaknya. "Sudah Ibu diam dulu," suruh Lita. Ibunya Lita menjawabnya dengan anggukan."Tadi Fernando sudah menelepon ke
Read more
Bab 108 Tanda Lahir
"Ponsel saya bergetar Mbak Nabila. Sepertinya ada telepon," jawab supir. Shanaz mengangguk mengerti. "Oh, jadi begitu Pak," ucap Shanaz.Supir pribadi Fernando memang selalu memode silent ponselnya, agar tak menganggu perjalanan tuannya. Kebiasaan itu terbawa bahkan ketika Fernando tak ada bersamanya. Ia kemudian menggeser tombol hijau pada layarnya."Iya Tuan Fernando. Ada yang Anda butuhkan?" tanya supir pribadi Fernando."Apa Nabila sedang ada bersamamu saat ini?" Fernando bertanya balik."Betul Tuan Fernando. Saya dan Mbak Nabila sedang ada dalam perjalanan pulang ke rumah Tuan," jawab supir pribadi Fernando.Shanaz menatap ke samping, ke arah supir pribadi Fernando. Lalu menyimak percakapan antara mereka berdua. Kemudian ia baru menyadari bahwa ada sesuatu yang hilang dari dirinya, yaitu ponsel miliknya. Shanaz kemudian mencarinya di tas dan seluruh saku baju dan celananya. Akan tetapi tidak ada."Kenapa dia tak mengangkat telepon dariku?" tanya Fernando."Sebentar Tuan, akan s
Read more
Bab 109 Tak Punya Waktu
Ibunya Lita tak hanya melarang, akan tetapi juga menatap tajam ke arah Shanaz. Ia setengah berlari menghampiri cucunya kemudian menggeser tubuh Shanaz ke samping dengan kasar. "Kamu mau apa dengan anak Lita?" tanyanya dengan gusar."Maaf, Nyonya. Saya tak punya maksud lain terhadap bayi Nyonya selain ingin mengganti popoknya," jawab Shanaz dengan raut wajah ketakutan. Ia hanya dapat menundukkan kepalanya, jantungnya berdegup dengan kencang hingga tak berani menatap wajah ibunya Lita."Tidak usah. Ini semua bukan tugasmu, melainkan tugas Dinar!" larang ibunya Lita. "Di mana Dinar saat ini?!" tanyanya."Mbak Dinar tadi izin ke toilet Nyonya. Katanya perutnya sakit. Maaf jika tindakan saya ini lancang," jawab Shanaz dengan membungkukkan badannya sedikit.Tadinya niat Shanaz baik. Dia hanya ingin membantu meringankan tugas Dinar. Rekan sesama pelayan yang sedang ada di toilet. Akan tetapi dia tak menyangka bahwa hal ini malah menjadi persoalan besar. Dia sendiri sebenarnya tak tahu penyeb
Read more
Bab 110 Momen Berharga Yang Hilang
Fernando sedang bersantai dengan berbaring di atas ranjangnya yang empuk. Sambil ditemani siaran sepakbola kesukaannya di televisi. Lalu ponselnya berdering. "Siapa sih? Menganggu saja," sungut Fernando. Akan tetapi mata Fernando langsung membelakak saat melihat nama yang tertera di layar. Ia langsung bangkit dari tempat tidurnya lalu duduk di pinggir ranjang. Fernando menggeser tombol hijau pada layarnya."Iya sayang. Ada apa?" tanya Fernando. Memaksa matanya yang masih berat untuk terbuka lebar."Datanglah ke rumah ibuku sekarang," jawab Lita memaksa."Memangnya ada apa aku disuruh ke sana sekarang?" tanya Fernando penasaran."Sudahlah jangan banyak bertanya. Pokoknya ini penting," jawab Lita. Kerena kesal ia mengakhiri sambungan teleponnya dengan Fernando secara sepihak.Fernando menjauhkan ponselnya dari telinganya. Meninggalkan rasa khawatir pada benak Fernando. Tak mau sesuatu yang buruk terjadi pada istri dan calon bayinya, Fernando kemudian bangkit dari duduknya. Lalu ia men
Read more
PREV
1
...
910111213
...
17
DMCA.com Protection Status