Semua Bab Sedalam Cinta Naura (Apakah Kamu Bahagia?): Bab 11 - Bab 20
72 Bab
11. Permintaan Diandra
Halimah masuk ke rumah. Sore itu waktu ashar, Halimah meminta Syarif untuk menutup rumahnya, artinya tanda orang antre sudah selesai. Halimah tak mau lagi mengambil airmata puteranya dengan sendok itu. Ini hari Sabtu, esok Adam pasti akan ke Danau Kenanga, dan biarlah Adam menikmati seharinya itu dengan baik dan hari ini biarkan dia istirahat.Walaupun seperti apa kata istirahat untuk Adam? Adam hanya tertidur saja, meskipun airmatanya mengalir perlahan namun matanya hanya berkedip biasa saja. Tak ada gerakan dan hanya seperti orang pesakitan semata.Namun, Halimah paham. Sebenarnya, Adam juga mendengar dan merasakan apapun di sekitarnya. Namun, rasa sakit dan cintanya yang teramat dalam itulah yang tak bisa membuatnya bangkit.Halimah pun masuk ke kamar puteranya itu, dia duduk di sebelah Adam dan mengelus rambut Adam yang mulai memanjang dan sedikit menutupi telinganya. Halimah mendoakan Adam sambil tetap mengelus rambutnya, Adam pun terlihat menggerakkan kepalanya sedikit tanda dia
Baca selengkapnya
12. Aku Butuh Keikhlasanmu
Perasaan iba dan kasihan pada Diandra membuat hati Halimah terenyuh. Seorang wanita yang masih muda, dengan ujian berat namun dia masih terlihat begitu ikhlas terhadap kehidupannya.Itu menjadi pelajaran berharga bagi Halimah. Bagaimana seorang belajar dari orang lain tentang arti kesabaran dan keikhlasan.Halimah tak kuasa melihat harapan dari wanita cantik di depannya tersebut. Dirinya yang tak bisa bergerak dan juga matanya yang tak bisa melihat. Sungguh, itu adalah dua karunia paling besar yang dimiliki manusia. Namun, ketika ada manusia yang memiliki ujian tersebut dan dia tetap sabar. Maka, mereka adalah orang-orang terpilih di antara yang terpilih.Halimah bingung akan menjawab apa pada wanita cantik tersebut, kepalanya yang kesana kemari seolah memahamkan dirinya bahwa wanita itu tak bisa melihat. Senyum kecilnya demikian indah.”Sebentar..., saya akan meminta izin pada Adam,” kata-kata itu terlontar begitu saja dari mulut Halimah. Seolah, dia terhipnotis dengan kecantikan dan
Baca selengkapnya
13. Sumpah yang Menggetarkan
”Aku adalah Diandra. Ikhlaskah jika airmatamu itu aku menerimanya?”Angin membela wajah indah Diandra, dan tak ada reaksi dan suara jawaban dari lelaki yang tengah tidur di pembaringan itu. Tidak ada tanda dan tidak ada gerakan sama sekali dari Adam.”Wahai Adam. Aku Diandra, aku adalah orang buta dan lumpuh. Aku selalu bersedih pada takdirku, tapi orangtuaku memaksaku untuk datang kesini. Jika kamu ikhlas, maka aku akan menerima airmatamu dan itu tidak akan mengecewakan orangtuaku.”Diandra tidak mau menyerah.Ada sedikit gerakan yang dilakukan Adam, bibirnya mulai bergerak perlahan, ”Ambillah jika itu bisa membahagiakan orangtuamu.”Suara itu begitu menenteramkan Diandra, dia pun tersenyum. Sembuh atau tidak, dia tak peduli. Dia hanya tidak ingin mengecewakan kedua orangtuanya yang paling dicintainya.Halimah pun mendekati puteranya itu, namun dia tak mengambilnya dengan sendok karena permintaan Diandra. Dia tahu dari informasi bahwa Ibu Adam akan keluar membawa sendok dengan sediki
Baca selengkapnya
14. Datang dan Mengagetkan
Ahad tiba lagi.Waktu seperti biasa bagi Adam untuk memandangi indahnya Danau Kenanga, Syarif mengantarkannya dengan motor. Di sepanjang jalan pun, Adam hanya terus menerus tersenyum. Di rumah Adam, Halimah bersih-bersih rumah karena setiap orang sudah mengetahui bahwa hari Ahad adalah hari spesial bagi Adam dengan kenangannya dan di rumah tidak melayani tamu.Akhir-akhir ini, warga desa di sekitar desa Adam juga terus terlihat antre pada hari senin hingga sabtu. Bahkan, ketika mereka hanya sakit pegal dan gatal saja mereka datang karena itu lebih praktis dan tak perlu ke dokter. Sakit sepela pun kadang mereka datang, terlebih Halimah selalu melayani siapapun yang datang meminta pertolongan dengan terapi airmata tersebut.Halimah hanya tak mau mengecewakan mereka yang datang ke rumahnya untuk meminta pengobatan. Dan, Adam pun mengizinkan hal itu dengan anggukan kepalanya, tak peduli rasa sakitnya yang teramat dalam tersiksa karena cinta namun dia masih seolah memberi kebaikan pada sia
Baca selengkapnya
15. Kebahagiaan yang Membuncah
Di hotel, penginapan di kota yang dekat dengan desa yang ditempati Adam. Rombongan dari ibukota pusat yang berangkat 6 orang beristirahat masing-masing. Diandra satu kamar dengan asisten wanita, sedangkan ibunya Sarah sekamar dengan suaminya yang datang tadi malam menyusul mereka.Di ujung sebuah kamar, nampak wanita muda tertidur begitu nyaman seolah kelelahan yang sangat baru saja menyertainya. Wanita yang sudah agak tua juga tengah berbaring di kursi yang besar di sebelah kamar. Kamar itu vip, sehingga sangat besar ruangan dalam kamar itu dan sang asisten perempuan itu menjaga Nonanya.Suara derum mobil dan motor mulai terdengar, satu-satu. Pagi mulai menyapa di waktu subuh tersebut. Ada gerak jemari lenting milik Diandra yang mulai bergerak. Satu satu. Jemari yang bersih dan indah itu gerak perlahan dari telunjuk, kemudian jari tengah, lalu jari kelingkin. Sepertinya pemiliknya mulai sadar dari tidur malamnya dan seperti biasa untuk memulai mempersiapkan dirinya untuk bangun dan b
Baca selengkapnya
16. Tiga Hati
Hari-hari dilalui Naura seperti ribuan waktu yang selalu mengingatkannya masa lalu. Ingat bahwa waktunya telah berlalu begitu cepat. Rasa cinta yang dulu diberikan suaminya, Sandi. Banyak berubah.Apakah hal itu karena dirinya belum juga memberikan keturunan baginya? Tapi, bukankah mereka sudah berusaha dan masih banyak waktu yang bisa diberikan padanya. Kesempatan itu harusnya diberikan, setidaknya mereka menikah baru beberapa tahun saja.Rasa cinta suaminya, sudah banyak berkurang. Berbeda saat pertama mereka menikah, kini bahkan tak ada sapaan hangat menanyakan kabar ketika Sandi pulang. Bahkan, suaminya langsung tertidur dengan alasan kelelahan.Mungkin, pekerjaan di kantor demikian banyak dan cukup menyita waktunya sehingga Naura berusaha memahami kondisi suaminya. Lama kelamaan, Naura mulai terbiasa diacuhkan dan tidak dipedulikan. Sapaan sayang yang dulu sering didapatkan hilanglah sudah.Sejak merasa kesepian, Naura jadi memikirkan lelaki yang sudah ditinggalkannya, Adam. Enta
Baca selengkapnya
17. Terperangkap dalam Cinta
Senyum Diandra merekah, wajah yang ditatapnya itu demikian menyejukkan bahkan lebih sejuk dari angin sepoi di Danau Kenanga tersebut. Meskipun pandangannya kosong menatap air di danau dan hanya tersenyum namun entah kenapa Diandra begitu menikmati melihat wajah tersebut.”Kau bahagia Adam?”Suara Diandra begitu lembut, wajahnya teramat dekat dengan wajah tirus Adam. Adam tak menjawab, hanya senyuman ekspresi jawabnya dan matanya yang berkedip semata.”Hmm... Kau tak bosan Adam?”Lagi-lagi, Diandra bertanya pada Adam dan dia tak peduli apakah Adam menjawabnya atau tidak. Dia seperti ingin membayar janjinya, bahwa dia akan menjadi orang yang akan membersamainya. Adam yang terluka cintanya dan dirinya yang bebas dari kegelapan dunianya.Mungkin mereka berjodoh. Benar, Diandra yakin bahwa semua sudah diatur oleh Allah yang menciptakan dunia ini.Tak peduli apapun, entah kenapa Diandra mulai menyukai lelaki kerempeng dan sakit itu. Malaikat yang membawanya untuk bisa melihat indahnya dunia
Baca selengkapnya
18. Kehancuran Takdir
Roda kehidupan terus berputar, detik berputar dan menit mengikutinya. Hari berganti hari dan kehidupan Diandra sudah normal seperti orang-orang lain. Dia kini mulai belajar membaca meskipun usianya kini seperti anak kuliah, namun dia tak henti ingin belajar.Diandra kembali pada kehidupannya di kota besar. Dia seperti anak kecil yang ingin tahu segalanya, dia mengundang guru untuk privat di rumahnya. Dia belajar apa saja dan dia sangat cepat mempelajari sesuatu karena dia sangat senang ingin belajar. Orangtuanya mendukungnya untuk belajar apapun, terutama kemampuan berbahasa dan kemampuan teknologi.Tetap saja, ada yang berbeda dari pasca kesembuhan mata dan kakinya. Diandra, setiap hari sabtu maka dia akan menunggu hari itu. Dia akan pergi ke desa pelosok, pergi hanya untuk berbincang dengan seorang lelaki desa yang masih pesakitan di sana, Adam namanya.Kehidupan baru yang diperoleh oleh Diandra adalah dari sosok pemuda itu, dan dialah pemuda yang bisa membuatnya bahagia hidup di du
Baca selengkapnya
19. Naura dan Pernikahan Suaminya
Sudah jelas sekarang bagi Naura. Cinta Sandi suaminya selama ini hanyalah cinta yang semu dan tidak dari hati.Sandi seolah sudah menemukan pengganti hati isterinya sendiri dan mencari sosok yang lain untuk bisa merajut cinta yang lain. Berbagai alasan dilontarkan hanya untuk bisa mendapatkan cinta yang lain. Alasan anak adalah alasan pertama yang dilontarkan suaminya tersebut.Alasan kedua, akhirnya muncul. Cinta itu hanya sekedar pemanis bibir karena hutang keluarga Naura yang membuat semuanya adalah cinta palsu. Cinta sejati tidak akan membiarkan pasangannya bahkan menangis atau meneteskan satu pun airmata. Kini, Naura seperti hancur hatinya.Perih!Hatinya hancur sehancur-hancurnya. Suaminya akan menikahi wanita yang lain. Dan itu semua terjadi tanpa ada keraguan dan pertimbangan lagi. Jika Naura menolak hal itu, dia bisa menggugat cerai dan pastikan untuk melunasi hutang keluarganya.Darimana uang sebanyak itu akan didapatkan keluarga Naura. Namun, lebih dari itu semua. Naura ing
Baca selengkapnya
20. Kisah Naura
Syarif tak tahu lagi harus menceritakan yang baru ditemuinya itu kepada sahabatnya Adam atau tidak. Namun, dia kini menyadari bahwa Allah memang Maha Adil. Hal itu dapat dilihatnya, kesengsaraan yang sudah dirasakan Adam, kini harus pula dirasakan oleh Naura.Syarif mengenal betul siapa Naura. Sejak kecil, Adam sudah mencintai Naura. Syarif pun mengenal Naura sebagai wanita yang baik. Namun, sejak peristiwa di Danau Kenanga dan Naura meninggalkan Adam. Saat itu juga, Syarif menyadari bahwa cinta Adam memang sangat besar kepada Naura.Naura yang meninggalkan Adam dan menikah dengan seorang yang kaya, yaitu Sandi. Syarif tidak mengetahui apa alasan sebenarnya Naura meninggalkan Adam. Namun, hal itu sudah meninggalkan luka bagi Adam hingga menjadi manusia pesakitan.Jika memang Naura memiliki hati, setidaknya dia akan datang dan mencoba untuk memberikan semangat bagi Adam untuk sembuh. Setelah kunjungan pertamanya dahulu bersama Sandi suaminya, dia tak pernah datang lagi dan tak ada kaba
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status