All Chapters of Sistem Kekayaan Mahakuasa: Chapter 51 - Chapter 60
119 Chapters
Bab 51
David membawa Indah dan ketiga temannya keluar dan baru menyadari kalau mobilnya hanya bisa ditumpangi oleh dua orang saja. Bagaimana dengan ketiga temannya?Hingga pada akhirnya David hanya bisa membawa mereka ke hotel terdekat. Sebenarnya dia berniat menyewakan satu orang satu kamar, tetapi ternyata mereka takut dan meminta tidur bersama. Setelah selesai mengurus mereka, David kembali ke kamar miliknya untuk bersih-bersih.Dia berbaring di kasur dan memikirkan apa yang baru saja terjadi. David merasa bersyukur karena adiknya baik-baik saja. Jika tidak, maka dia akan menyalahi dirinya seumur hidup. Kalau hari ini dia tidak bergabung dalam KMB dan kenal dengan Wanto, kemungkinan kejadian hari ini akan sangat sulit diselesaikan.David mengerti akan sesuatu bahwa dia harus menghabiskan banyak uang untuk berteman dengan banyak orang. Uangnya juga sangat banyak dan tidak akan bisa habis. Semakin banyak orang maka akan semakin banyak jalan. Siapa tahu kalau dia butuh bantuan seseorang seper
Read more
Bab 52
“Aku tahu sekarang ada banyak pertanyaan. Aku bawa kamu ke tempat yang tenang untuk ngobrol.”David membawa Indah ke tempat parkir KTV Gempita.“Masuk mobil,” kata David sambil mengeluarkan kunci kobil dan membuka pintu mobil.“Kak, ini mobil Kakak?” tanya Indah dengan raut terkejut.“Punyaku, masuk dulu,” jawab David yang masuk terlebih dahulu.“O-ok,” sahut Indah tergagap.David membawa Indah ke tepi pantai. Semua orang tampak melirik mobil mereka yang melintas di jalanan. Mobil-mobil lain menjaga jarak terhadap mobil mereka. Bahkan pada saat lampu merah juga seperti itu.Keduanya mencari tempat tenang di tepi pangai yang terdapat sebuah tiang besi di sana. Angin pantai berhembus dan menerpa mereka.“Indah, aku tahu masih ada banyak pertanyaan, tanyakan saja,” kata David sambil memandang jauh ke arah laut.“Kak, mobil itu punya Kakak?”“Iya, baru beli kemarin di Badu. Kedatanganku kali ini yang pertama untuk melihatmu dan yang kedua untuk beli mobil.”“Berapa harga mobilnya?”“160 mi
Read more
Bab 53
David dan Indah tiba di bagian tengah danau. setelah turun dari pesiar, seorang pelayan langsung membawa mereka ke lantai dua sebuah bangunan.David dan Indah masuk ke ruangan besar yang seperti berada di dunia yang berbeda. Ruangan itu memiliki luas sekitar 5000 persegi dengan dekorasi yang mewah. Cahaya lampu indah serta ratusan orang yang ada di dalam dan tengah membentuk kelompok untuk berbincang.Puluhan wajah baru yang begitu enak dipandang serta pelayan dengan tubuh aduhai tengah membawa minuman serta makanan dan berlalu lalang di dalam sana. Untuk pertama kalinya Indah datang ke tempat ini. Dia sedikit gugup sehingga menarik lengan baju David dengan perlahan.“Jangan takut, santai saja. Ambil saja apa pun yang mau kamu makan,” kata David sambil menenangkan Indah. Sebenarnya dia sendiri juga belum pernah ke acara seperti ini, dan sedikit merasa gugup juga.Akan tetapi setelah pemikiran bahwa dirinya juga konglomerat kaya, seharusnya dia tidak perlu gugup. Kedua orang itu memasuk
Read more
Bab 54
Setiap makanan yang ada di meja ini terlihat begitu lezat.“Wah, ini manis sekali!“Ini renyah sekali!”“Ini wangi sekali!”“Lembut sekali!”Indah terus mengambil makanan dan mencicipinya. Dia mengambil beberapa yang paling ia sukai dan diletakkan di piringnya.“Eh?” Indah melihat seseorang yang familiar tengah berlari.“Kamu Aurel?”Aurel tengah ngobrol dengan seorang artis senior dan tiba-tiba sebuah suara memotong obrolan mereka. Aurel menoleh dan mendapati seorang gadis berusia 20 tahunan.“Halo, aku Aurel!”“Wah! Kamu benar-benar Aurel?! Aku suka sekali dengan film kamu! Kita bisa foto bersama? Teman-teman aku semuanya menyukaimu!” kata Indah dengan raut bahagia.“Terima kasih atas dukungannya, aku pasti akan usahakan main di lebih banyak film lagi.”Mereka berdua foto bersama dan setelah itu Aurel pergi dari sana. Indah mengunggah foto tersebut di media sosial dan menuliskan, “Coba tebak dia siapa?”Setelah itu dia menyimpan ponselnya dan mulai mencari mangsa baru.“Eh? Dia bukan
Read more
Bab 55
Kekasih?Indah tercenung di tempat. Gawat! Dia sudah salah bicara!Selama ini Sinta selalu berpenampilan seperti orang kaya di kampus. Biasanya dia akan membawa tas mahal dan baju bermerk terkenal. Bahkan ada mobil mahal yang mengantar jemput. Siapa sangka kalau dia akan mencari kekasih yang seperti ini? Benar-benar menjijikkan.Biarkan saja! Siapa yang suruh mereka menjelek-jelekkan David!“Aku nggak mau minta maaf! Cih!” balas Indah dan hendak membalikkan tubuhnya.Namun ternyata tangannya ditarik oleh Sinta dan dia mulai berseru, “Di mana pengurus acara?! Dimana?! Orang ini diam-diam masuk dan curi makan minuman. Bahkan dia sibuk mengambil foto dengan artis untuk dipamerkan! Nggak ada yang urus ya?!”“Nggak! Jangan tarik aku!”Indah berusaha keras memberontak hingga keduanya menjadi pusat perhatian. Semakin lama semakin banyak orang yang datang mengelilingi mereka. Karena tentu saja untuk yang pertama kalinya mereka melihat orang-orang yang berantem di acara resmi seperti ini.Penan
Read more
Bab 56
“Kakakku David,” gumam Indah dengan suara pelan.“David? Di antara kalian ada yang namanya David?” tanya karyawan itu pada beberapa sekuriti. Para sekuriti lainnya saling berpandangan sejenak dan menjawab, “Nggak.”Jantung Aurel berdegup ketika mendengar nama David disebutkan oleh Indah. Apakah David yang sama dengan yang menolongnya kemarin?Ketika dia bersiap-siap untuk bicara, Indah kembali bersuara, “Kakakku tadi dibawa pergi oleh seseorang yang bernama Kak Wanto. Katanya mau ngomongin bisnis dan naik ke lantai tiga.”Semua orang yang ada di sana tercengang ketika mendengar nama Wanto. Di Badu orang yang bernama Wanto hanya satu orang saja. Dia merupakan orang yang sangat terpandang di kota ini.Semua karyawan dan Aldo tampak panik. Mereka tidak akan sanggup menentang Wanto. Kalau lelaki itu menjadi temannya, maka lelaki itu akan memperlakukanmu dengan segenap hati. Akan tetapi jika menjadi musuh, maka lelaki itu akan bersikap kejam.Badu terkenal sekali dengan satu kalimat andalan
Read more
Bab 57
“Saya nggak suka mengatakan sesuatu sebanyak dua kali!” kata Wanto dengan wajah datar.Aldo yang sudah putus asa tiba-tiba merasa tertolong ketika mendengar seruan, “Wanto, kamu lagi-lagi ganggu orang lain?”“Pak Yoga, tolong aku! Kita pernah kerja sama! Saya Aldo dari Wonda Properti!” ujar Aldo meminta tolong pada Yoga.Yoga merupakan satu-satunya orang di Badu yang bisa menolongnya. Awalnya dia hanya sebagai anak kedua dari keluarga Warsito, tetapi lelaki itu mampu membuatnya menjadi salah satu penerus keluarga Warsito selanjutnya.Semua keluarganya tidak bisa menentukan siapa di antara dia atau kakaknya yang menjadi calon penerus. Hingga akhirnya keluarga mereka memberikan keduanya sebuah usaha dan meminta mereka untuk merintis dengan bebas di luar sana selama sepuluh tahun.Sepuluh tahun kemudian, siapa yang lebih sukses maka orang itu yang akan menjadi calon penerusnya. Sampai saat ini sudah lima tahun terlewati. Menurut kabar yang beredar, Yoga sudah memegang Kartu As pemenang di
Read more
Bab 58
Kota Jiwan, Jina International Mansion.Prisca mengendarai mobil Porsche 911 miliknya dan memasuki gerbang. Dia tidak menyadari di belakang ada sebuah taksi yang mengikutinya. Di dalam taksi ada sepasang anak muda yang.“Pak, ini tempat apa?” tanya pemuda itu.“Ini tempat termahal di Jiwan. Saya nggak mau masuk dan hanya bisa berhenti di sini. Totalnya seratus ribu,” ujar sopir taksi.“Mahal sekali?!” seru pemuda itu.“Anak muda, saya sudah menunggu setengah jam lebih. Waktu itu mahal!”“Baiklah! Terima kasih, Pak!”Keduanya turun dari mobil setelah bayar. Mereka berhenti di depan Jina International Mansion sesaat. Baru saja hendak mendekat, seorang sekuriti menghentikan mereka.“Hei! Kalian berdua ada keperluan apa? Buruan minggir! Ini bukan tempat kalian yang seharusnya!” K“Pak, saya mau nanya mobil merah Porsche yang baru saja masuk itu siapa?” tanya pemuda itu.“Siapa? Tentu saja punya pemiliknya, kamu pikir punya kamu? Buruan minggir!”“Pak, rumah di sini mahal?”“Anak muda, kamu
Read more
Bab 59
“Mita, kamu juga telepon orang tua kamu dan minta mereka datang,” kata Andre pada kekasihnya.“Untuk apa minta mereka datang? Buat bawa aku pulang? Mereka memang nggak setuju kita bersama.”“Kamu ini, orang tua kamu nggak setuju kita bersama karena kalian di kota dan aku di desa. Kami nggak lebih kaya dari kalian. Tapi kalau mereka datang dan lihat kakak aku kaya, mereka nggak akan menentang kita lagi. Nanti kita akan diizinkan bersama-sama dengan bebas.”Mita berpikir sejenak dan merasa apa yang Andre katakan tadi masuk akal. Dia menghubungi keluarganya dan langsung disambut dengan amarah dari ibunya. Akan tetapi mereka bersedia untuk datang ke Jiwan besok.Andre berbaring di kasur sambil memeluk Mita, “Mita, kita nggak usah balik lagi, kita tinggal di Jiwan saja dan minta kakak aku belikan aku mobil mahal dan rumah mewah. Nanti kita akan jalan-jalan terus setiap hari.”“Tapi kakakmu mau membelikannya untukmu?” tanya Mita sedikit ragu.“Kalau aku yang minta, dia nggak akan mau. Tapi k
Read more
Bab 60
Hingga tiba di giliran Aurel, perempuan itu mau menjual tariannya. David juga ikut membeli dengan harga 100 miliar. Lelaki itu membalas kebaikan orang-orang dengan caranya. Mereka berdua sudah membantu adiknya, maka David ingin memberikan sesuatu pada kedua perempuan itu.Hingga tanpa terasa acara amal ini sudah tiba di penghujung. Ketika barang terakhir sudah terjual, maka acara sudah akan berakhir. Mendadak David mengangkat papannya dan berkata,“Saya mau menyumbangkan sebuah lagu.”Citra yang hendak mengatakan kalimat penutup terdiam ketika mendengar ucapan David. Lelaki itu sudah menghabiskan 200 miliar! Tentu saja dia akan menuruti kemampuan David. Citra mempersilakan David untuk naik ke pentas.“Pak David ingin menyumbangkan sebuah lagu, ada yang mau buka harga?” tanya Citra.“Eum … apakah saya bisa membelinya sendiri?” tanya David.“Beli sendiri?”“Iya.”“Boleh, karena Pak David yang mau beli sendiri, maka silakan kita dengar lagu dari Pak David! Berapa harga yang mau dibuka ole
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status