All Chapters of The Billionaire's Revenge: Chapter 31 - Chapter 40
143 Chapters
Chapter 31
Darren bahkan memejamkan matanya menahan amarahnya, bagaimana bisa orang tua yang sangat tidak peduli dengan kesehatan anaknya.“Mama sadar dengan apa yang mama katakan?” tanya Darren pelan.Sedangkan Renata tampak menatap kesal ke arah Gia, bahkan kedua tangannya memegang perutnya yang baru saja kemarin dioperasi.Lagi-lagi Gia tergelak mendengar pertanyaan dari Darren, dari tawanya sangat jelas terdengar kalau dia mengejek Darren. “Ya, pasti sadarlah! Perjanjiannya sudah selesai, kalian menikah hanya sampai anak yang ada di dalam perut Renata lahir. Dan ini adalah waktunya!”“Mama!” teriak Renata kesal sambil memegang perutnya. Sepertinya Renata sendiri tidak bisa menahan amarahnya dengan apa yang dilakukan oleh Gia.Bahkan Darren dan Gia terdiam dan melihat ke arah Renata dengan waktu yang bersamaan, mereka keheranan dengan Renata yang berteriak.“Mama mau jemput Renata?” tanya Renata memastikan.Darren tampak ingin membuka mulutnya, namun Renata mendelik sehingga mengurungkan niat
Read more
Chapter 32
“Tidak ada yang bisa membawa Renata keluar dari sini kecuali aku!” teriak Darren yang kemudian berdiri di depan Renata untuk menghalangi Gia yang akan membawa Renata pergi.Gia tampak sangat kesal kepada Darren, bahkan dia mengangkat tangannya dan akan melayangkan tamparannya kepada sang menantu.Namun, dengan cepat Darren menangkap pergelangan tangannya. “Jangan sentuh aku ataupun Renata! Sedikit saja mama menyentuh kami, maka jangan salahkan aku kalau berbuat lebih kasar!”Gia meringis saat Darren melepaskan tangannya, dia bahkan meniup tangannya yang terasa perih akibat genggaman Darren yang cukup kuat. “Dasar kurang ajar! Aku tidak akan pernah memaafkanmu!”“Renata! Cepat menuju mobil! Atau kau mau diseret secara paksa oleh pengawal?” tanya Gia menatap Renata dengan tatapan yang tajam.Renata benar-benar merasa sedih, kali ini dia akan diperlakukan dengan cara yang menjijikkan oleh mama kandungnya sendiri. “Tidak! Renata tidak akan pernah kembali ke rumah itu! Kalian tidak pernah
Read more
Chapter 33
“Baik, Bu!” jawab kedua orang itu dan bersiap akan menghajar Darren yang menghalangi jalan mereka. Bahkan keduanya menganggap remeh, karena tubuh Darren jauh lebih kecil daripada mereka.“Jangan salahkan kami, kau yang mencari mati!”“Sepertinya dia memang sudah bosan hidup!”Kedua orang pengawal Gia itu segera mengayunkan tangannya untuk menonjok wajah Darren, dan siap sangka kalau Darren mahir dalam ilmu beladiri. Bahkan dengan mudahnya Darren menghindari kedua orang itu dan membalas balik.Bught! Bught!Darren segera menghajar kedua orang itu dengan tanpa ampun. Dan beruntungnya tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalam ruangan tersebut, dan hanya dalam hitungan menit kedua pengawal yang kekar itu babak belur.“Kalian tidak berguna!” teriak Gia marah dan kesal saat melihat kedua bodyguardnya kalah melawan Darren yang memiliki tubuh jauh lebih kecil dari mereka.Gia segera meninggalkan ruangan itu dengan kesal. “Awas saja kau Darren, kau akan segera mati!”Darren tidak peduli de
Read more
Chapter 34
“Kenapa?” tanya Renata sinis. Jelas saja dia pasti tidak setuju dengan rencana Darren, sebab kalau mereka memutar ke kota itu akan membuat mereka semakin lama di jalanan.“Baik, Pak,” jawab Joko yang sepertinya baru menyadari sesuatu di belakang mereka. Dan Joko paham maksud Darren, dia hanya mau melindungi semua orang yang berada di dalam mobil.Darren tahu kalau Martano juga sudah tahu dimana mereka tinggal, tapi Martano hanyalah tahu kalau itu adalah rumah majikan Darren. Dan Darren tidak mau Martano mengetahui semua tentang dia saat ini. “Aku butuh waktu yang cukup lama untuk muncul ke hadapan Martano sebagai putra dari Rudi Zervano. Dimana pada saat itu tiba, aku harus meyakinkan kalau aku bisa melawannya!”“Joko! Kalian ini ada apa? Untuk apa kita muter-muter membuat kita semakin lama di jalanan. Sedangkan aku butuh istirahat secepatnya! Aku mengantuk!” ujar Renata marah karena dia tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh Darren dan sang sopir.“Tolong pahami dan ikuti saja,
Read more
Chapter 35
“Jangan mengada-ada, Darren!” teriak Renata tidak percaya.Renata pastinya berpikir kalau kedua orang tuanya tidak akan melakukan hal keji seperti itu. Dan juga keinginan dari orang tuanya adalah menginginkan dia pulang ke rumah dan menemani koleganya, bukan membunuhnya.Darren mengangguk. “Aku tidak mengada-ada. Aku tidak mau mereka mengejar sampai ke rumah tinggal kita. Dan kau juga pastinya tidak mau kan diseret dengan paksa? Kalau mereka tahu itu adalah rumah kita, maka aku jamin ke depannya hidup kita tinggal disana tidak lagi nyaman.”Renata menggelengkan kepalanya, dia masih ingin menyangkal semuanya dan dia masih percaya kalau kedua orang tuanya tidak mungkin melakukan itu kepadanya. Karena ini sangat menakutkan dan beresiko kecelakaan.“Tidak! Tidak Mungkin! Mereka tidak mungkin melakukan hal seperti ini! Aku anak mereka!” teriak Renata yang seolah benar-benar menolak kenyataan yang ada.“Oek! Oek!”Noah yang terkejut mendengar teriakan Renata terbangun dari tidurnya dan mena
Read more
Cahpter 36
“Tidak! Kau tidak boleh turun! Apapun yang terjadi aku akan menghadapinya,” jawab Darren kemudian. Darren tidak ingin Renata kembali merendahkan dirinya untuk dijadikan pajangan dalam pertemuan Martano dengan rekan bisnisnya. “Tapi, kalau aku menolak masalah ini tidak akan selesai,” jawab Renata kemudian. “Kamu bukan jaminan untuk alasan apapun, karena kamu anak kandung mereka. Tidak selayaknya mereka menjadikan kau sebagai wanita pajangannya, hanya untuk membuat urusannya lancar. Apa bedanya dengan beliau menjual kau?” tanya Darren. Renata hanya menunduk, karena dia juga sudah begitu muak dengan apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya itu. Apalagi kadang-kadang pembicaraan mereka yang cukup melecehkan Renata. Dulu Renata pernah kabur dari rumah karena sudah lelah yang harus bekerja untuk Martano, dan hidupnya terbatas, seperti dikurung. Akhirnya renata berontak, dan sejak itulah Martano membebaskan Renata bergaul dan menikmati pesta-pesta bersama temannya. Dan itulah puncaknya
Read more
Chapter 37
“Non, dia lagi-lagi diam saat Non Renata menggendongnya,” ujar Bi Inah dengan sangat antusias.Darren yang melihat itu diam-diam menghapus jejak airmatany, dia sangat terharu melihat interaksi antara Noah dan Renata. “Tidak ada yang bisa memungkiri hubungan ibu dan anak. Bahkan anak yang baru saja dilahirkan sudah mengerti dengan bau ibunya. Noah…, kamu begitu merindukan ibumu.”Sementara itu Renata yang sedang menggendong Noah, tampak hanya terdiam dengan mata yang tidak pernah beranjak dari sang anak. Hatinya begitu tersentuh dengan hal ini, dan ini bukanlah hal pertama, sebab saat dirumah sakit pun, hal seperti ini beberapa kali terjadi.“Apakah kau begitu merindukanku?” tanya Renata dalam hatinya.Renata memperhatikan wajah
Read more
Chapter 38
“Renata…,” panggil Darren pelan sambil mengambil alih menggendong Noah. Karena Renata benar-benar tidak sudi lagi menggendong anaknya tersebut.Renata memalingkan wajahnya, dia tidak tergerak sedikitpun hatinya meskipun dia melihat Darren memberikan Noah susu dengan sangat telaten. “Kamu sengaja mau membuat aku merasa terikat dengan dia, kan?”Pertanyaan Renata itu membuat Darren hanya bisa menggelengkan kepalanya. “Bukan seperti itu, sudah aku katakan kalau aku hanya ingin membuat Noah memiliki kenangan yang layak dia ingat tentang ibunya. Kalau masalah ikatan, walaupun sekeras apapun kau memungkirinya ikatan kalian tetaplah kuat. Tidak ada yang bisa memutuskan ikatan ibu dan anak, meskipun kalian berpisah.”“Hentikan omong kosongmu itu, Darren!” kesal Renata berteriak kepada sang suami. Walaupun di dalam hatinya merasa tercubit mendengar apa yang disampaikan oleh Darren.Dan sebenarnya saat ini alasan Renata tidak mau terlalu lama menggendong atau bermain dengan Noah adalah, dia tid
Read more
Chapter 39
Darren menundukkan kepalanya. “Aku tidak ingin kita bercerai. Dan aku masih berharap kalau kau kembali kepada kami. Karena kami akan terus menunggumu.” Renata menyunggingkan senyumannya. “Kita tidak berjodoh. Dan aku sudah berusaha untuk mencintai kau saja, tapi nyatanya aku tidak bisa. Aku tidak nyaman berada di dekat kau, dan juga aku memiliki mimpi yang harus aku capai sendiri. Jangan pernah menungguku!” Untuk kedua kalinya, Renata mengatakan kepada Darren untuk tidak menunggunya. Itu membuat Darren hanya bisa menganggukkan kepalanya. “Kau akan pergi kemana?” tanya Darren yang mencoba untuk menyelidiki kemana tujuan Renata pergi. Semakin hari, perasaan Darren kepada Renata semakin jelas. Dan setelah melihat perjuangan Renata melahirkan Noah, perasaannya kepada Renata semakin besar. Sehingga Darren mencoba untuk menghalangi Renata pergi, namun nyatanya tidak bisa. “Aku tidak bisa memberitahukan kemana tujuanku. Karena aku akan hidup di tempat dimana orang-orang tidak ada yang me
Read more
Chapter 40
Darren hanya bisa menganggukkan kepalanya. “Jam berapa?”“Keberangkatan jam sepuluh,” jawab Renata santai dan langsung merebahkan tubuhnya ke atas pembaringan tanpa mempedulikan lagi Darren yang masih duduk di sofa dengan pikiran yang kacau.Saat ini yang paling Darren khawatirkan adalah kesehatan dan keselamatan Renata, karena belum satu bulan pasca operasi dia sudah harus pergi menempuh perjalanan yang jauh. “Pagi-paginya kita cek kesehatan kamu dulu, ya?”Renata yang semula berbaring menghadap dinding, sekarang membalikkan kembali tubuhnya. Dia melihat kearah sang suami dengan kening yang mengkerut. “Untuk apa?”“Aku khawatir, karena kamu belum sembuh total,” jawab Darren.“Tidak perlu! Akulah yang tahu dengan tubuhku! Aku yang bisa merasakan apakah tubuhku sehat atau tidak. Jadi, kau tidak perlu berpikir seperti itu. Percayakan saja kepadaku,” jawab Renata tegas.Dan, jika Renata sudah berkata seperti itu maka tidak ada yang bisa membantahnya. Darren sudah cukup mengenal Renata. W
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status