All Chapters of Behind The Close Door: Chapter 41 - Chapter 50
117 Chapters
Ujian Menjadi Menantu
"Aku nggak ke kantor, habis dari terapi langsung kesini." Dona mematikan kompor yang dipakai untuk membuat makan malam mereka, melihat Fandi yang hanya diam di tempat secara perlahan melangkahkan kakinya kearahnya. Dona mengambil tas yang dibawa Fandi, gerakannya terhenti saat Fandi menariknya kedalam pelukan."Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" "Bagaimana terapimu?" Mengeluarkan suara secara bersamaan, suara tawa memenuhi ruangan yang secara perlahan melepaskan pelukan. Dona meletakkan tas yang dibawanya kedalam kamar, Fandi mengikutinya dari belakang."Jadi bagaimana terapinya?" "Berjalan lancar.""Tidak terjadi sesuatu?" Dona mengernyitkan keningnya mendengar pertanyaan Fandi "Kamu baik-baik saja selama sesi terapi?""Baik-baik saja, aku lanjutkan masak dulu dan kamu langsung mandi."Meninggalkan Fandi yang menatap punggung Dona menjauh, perkataan Clara masih terngiang di telinganya. Fandi memang ti
Read more
Nasehat Dalam
"Ayah akuin dia bagus, nggak salah kalau jadi dosen." "Jadi lolos ini jadi kandidat calon suami?" Dona menaik turunkan alisnya."Baru seperempat, belum sepenuhnya karena masih ada banyak tes lagi." Dona memutar bola matanya malas mendengar jawaban Bima."Opa dulu nggak pakai nyeleksi ayah, kenapa sekarang calonku di seleksi?" Dona menatap malas pada Bima. "Opa yang nyuruh ayah melakukan seleksi buat calon kamu, tanpa diminta sama opa pastinya ayah akan melakukannya." Bima melakukan pembelaan diri "Kita nggak mau wanita di keluarga ini mengalami kekerasan. Nisa, Zee dan terakhir kamu yang mengalami kekerasan, maka itu ketika Tere dan Endi saling cinta opa langsung meminta Tian menyetujui mereka dan langsung menikahkannya, kita semua yakin Endi nggak akan menyakiti Tere."Dona menyandarkan tubuhnya di sofa, jawaban yang sama setiap kali dirinya melakukan protes tentang perlakuan mereka pada Fandi. Mereka tidak memikirkan sikap keluarga Fa
Read more
Ingin Lebih
"Akang serius sama wanita itu?" Fandi menganggukkan kepala mendengar pertanyaan Clara "Hubungan kita?"Fandi menghentikan gerakan tangannya di keyboard laptop mengalihkan pandangan kearah Clara dengan mengernyitkan keningnya "Hubungan? Ah...yang di apartemen? Bukannya sudah sepakat nggak ada apa-apa?"Clara mengrucutkan bibirnya mendengar pertanyaan Fandi dan juga eksprsi wajahnya "Memang aku nggak menarik? Lebih hot siapa?""Jangan buat pertanyaan kalau belum menjawab pertanyaan sebelumnya," ucap Fandi dengan nada tegasnya."Kita memang sepakat tidak ada hubungan, tapi aku penasaran saja kenapa milih dia bukan aku?" "No hard feeling."Clara menatap tidak percaya mendengar jawaban Fandi "Apa aku nggak menarik makanya akang...""Kamu menarik tapi aku nggak ada perasaan sama sekali, lagipula kita melakukan atas dasar suka sama suka." Fandi menjawabnya dengan nada santainya "Kamu nggak mengharapkan hubungan lebih, kan?" Fa
Read more
Diuji Lagi
"Kegiatan magang mereka akan selesai?" Dona menatap Vivi yang menganggukkan kepalanya "Ayah nggak kasih sesuatu ke Fandi?""Aku nggak tahu, kamu tahu sendiri om nggak pernah terbuka kalau masalah perusahaan. Kamu tanya sendiri sama om masa aku yang tanya," ucap Vivi yang mendapatkan decapan pelan dari Dona "Om nggak akan ngapa-ngapain kamu juga.""Endi kasih tugas apaan?" Dona mengalihkan pembicaraan dengan memberikan tatatapan penasaran dengan tugas yang diberikan Endi pada Vivi, walaupun bukan pertama kali tetap saja penasaran."Misi rahasia." Vivi mengedipkan matanya "Jangan GR! Nggak ada kaitannya sama kamu."Dona mengangkat bahunya "Aku kenal mereka jadi nggak salah kalau penasaran."Pekerjaan yang Vivi berikan sangat menyita waktu, tidak ada istirahat yang didapat Dona dan semua itu membayar waktunya yang tidak datang. Banyak yang menganggap jika menjadi bagian keluarga Hadinata secara otomatis hidupnya akan senang, tidak sepenuhnya
Read more
Pesan Misterius
"Aku tahu kok."Dona menatap tidak percaya dengan kalimat yang keluar dari bibir Fandi beserta ekspresi wajahnya yang tidak terlalu terkejut saat diberitahu jika semua itu adalah tes yang dilakukan ayahnya."Kamu harusnya menolak.""Buat apa? Nilaiku akan minus depan ayah dan keluargamu." Fandi memberikan jawaban dan reaksi santai "Anggap saja aku belajar bisnis."Dona melipat kedua tangannya di dada, memberikan tatapan lelah pada Fandi yang masih terlihat santai. Pertemuan dengan pemegang saham beberapa jam lalu dimana sebenarnya Fandi bisa mengatasinya dengan baik, Dona juga melihat ekspresi puas yang terpancar dari kedua orang tuanya."Aku nggak tahu akan di tes apalagi," ucap Fandi yang menarik perhatian Dona."Kamu harusnya nggak mengalami semua ini, kedua orang tuaku hanya takut aku..." Dona menundukkan kepalanya tidak bisa melanjutkan kalimatnya."Aku beneran nggak masalah, aku paham dengan apa yang orang tuamu la
Read more
Kecewa
"Apa maksudnya, Cla?" Fandi menahan emozi dihadapan Clara."Memang apa yang abang tanyakan?" "Nggak usah pura-pura! Kamu yang menempel di mading kantor, tidak hanya itu kamu juga yang menyebarkan tindakan kita. Apa yang kamu inginkan, Cla? Kita sudah sepakat untuk nggak pakai perasaan dan kamu bukan hanya melakukan sama aku saja. Please, Cla! Kita di luar negeri dimana semua serba bebas dan melakukan itu dianggap biasa saja." Fandi menatap malas pada Clara."Apa yang akang takutkan? Aku nggak yakin akang benar cinta sama dia, akang pasti hanya menginginkan sesuatu disana, bukan? Akang dekatin dia demi tujuan akang sendiri yang bahkan aku dan Gabriel nggak tahu apa." Clara menatap kesal pada Fandi."Sok tahu!" Fandi mengatakan dengan nada kesalnya "Kamu nggak tahu apa-apa tentang aku, Cla!" Clara terkesiap mendengar nada kesal dan tatapan tajam Fandi padanya, suasana hening menemani mereka dan tidak ada yang membuka suara sama sekali. Fa
Read more
Deep Talk
"Kamu nggak papa? Baik-baik saja?" Fandi mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Dona "Tugas dari ayah sama Endi pasti membuat kamu lelah belum lagi ngerjain laporan magang."Fandi mengangguk paham "Aku nggak ada masalah sama apa yang ayah kamu lakukan selama masih berhubungan dengan pekerjaan.""Setelah itu kamu lulus? Balik ke kampus?" "Mungkin, memang kenapa? Aku belum memutuskan sama sekali." Fandi menatap Dona yang hanya diam memandang langit dari balkon kamarnya, beberapa hari ini Dona lebih banyak menghabiskan waktu di apartemennya dibanding miliknya sendiri. Dona beralasan ada Vivi disana, walaupun bagi Fandi bukan alasan yang masuk akal, bukan tidak senang hanya merasa ada sesuatu yang disembunyikan."Ada yang mau kamu bicarakan?" Fandi bertanya hati-hati.Tidak ada jawaban dari bibir Dona, pandangannya masih mengarah pada langit malam. Fandi yang menatap itu hanya bisa menghembuskan napas panjang dan lelah, tidak b
Read more
Masalah Azka
"Kenapa tiba-tiba datang ke rumah?" Via memicingkan matanya melihat kedatangan Dona.Dona tidak mendengarkan nada protes bundanya, memeluk tubuhnya dan mencium kedua pipinya. Tatapan Dona mengarah pada ayah dan kembarannya yang semakin berantakan, mendekati mereka dan langsung mencium pipi ayahnya pemberitahuan, ekspresi jijik tampak di wajah Azka."Jijik banget sih," komen Azka memberikan ekspresi ingin muntah."Biarin!" Dona menjulurkan lidahnya untuk menggoda Azka "Kenapa masih disini? Bini dua harus diperhatikan malah disini lama.""Cerai."Dona memberikan tatapan terkejut, memilih duduk disamping Bima dengan memberikan tatapan penuh selidik. Via tidak lama bergabung bersama dengan duduk disamping Bima, sehingga Bima diapit kedua wanita yang berbeda usia."Cerai gimana? Sama yang mana? Wulan atau Reina?" Dona bertanya secara beruntun."Keduanya.""Apa!" Dona nyaris teriak "Memang kenapa? Masalah apa? Aku lih
Read more
Tidak Terima
"Kamu tahu?" Dona menatap tidak percaya.Vivi mengangguk lemah, tidak menyadari tatapan Dona yang sudah tampak emosi dikarenakan posisi Vivi sedang memasukkan barang belanjaan Dona dalam lemari es."Kenapa aku nggak dikasih tahu?""Aku baru tahu kemarin pulang kerja dan kamu sibuk sama Fandi, aku pusing bahkan baru makan setengah jam yang lalu karena terpaksa." Vivi menutup lemari es dan tatapan mereka bertemu "Semua mantan aku paling malas sama kembaranmu dan kamu tahu alasannya."Keheningan menyapa mereka, Dona dan Vivi yang diam-diam saling mencuri pandang dan tidak tahu harus mengatakan apa, pikiran mereka berjalan masing-masing tanpa ada yang membuka suaranya."Alasan dia cerai apa?" Dona membuka suaranya terlebih dahulu "Kedua istrinya itu cantik, baik dan sabar. Azka mau cari yang kaya gimana lagi?""Cari yang pedang bukan donat," sahut Vivi asal yang tidak mendapatkan respon apapun dari Dona "Azka memang nggak pernah curh
Read more
Holiday
"Ada masalah?" Fandi menatap lekat Dona yang langsung menggelengkan kepalanya "Kamu bisa cerita sama aku kalau mau.""Bukan masalah serius, aku hanya pusing saja." Dona memejamkan matanya.Pembicaraannya dengan Vivi dan keputusan kedua orang tuanya sudah membuatnya pusing, mengetahui Fandi pulang dari kegiatannya yang dilakukan Dona adalah berpamitan pada Vivi. Dona beranggapan bertemu dengan Fandi bisa menenangkan perasaannya, tapi tampaknya melihat wajahnya seketika merasa bersalah dimana hanya memanfaatkan saja."Apa yang kamu bicarakan sama Vivi?""Pembicaraan wanita," jawab Dona tidak bersemangat."Mau jalan-jalan? Kalau kita di Indonesia pastinya aku udah ajak kamu ke Puncak, tapi disini...aku belum pernah kemana-mana." Fandi menggaruk lehernya yang tidak gatal dengan senyum tidak enaknya "Universal Studio gimana?""Memang sudah pernah kesana?" Dona menatap ingin tahu yang hanya diangguki Fandi "Sama siapa?""Rame-
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status