All Chapters of Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO: Chapter 201 - Chapter 210
373 Chapters
201 - Pengakuan dari Selingkuhan
Juna termangu mendengar percakapan dua orang di bawah sana ketika dia sedang mengintip dari atap.‘Hah? Apa mereka bilang?’ Juna sampai ingin merobohkan atap untuk lekas memaksa mereka mengungkapkan semuanya, khawatir jika dia salah dengar.“Iya, sih, hanya mati suri, tidak mati seperti yang kita harapkan.” Lenita menyahut. “Itulah kenapa aku kesal sekali sewaktu dia malah bangun setelah hendak dibawa ke pemakaman.”Juna semakin membeku di atap mendengar celotehan istrinya.‘Tunggu! Tunggu! Jadi … kematian pemilik tubuh ini, rencana busuk mereka?’ Ini kesimpulan Juna.Napasnya memburu karena amarah.‘Jahat sekali kamu, Len! Jika aku tidak masuk ke tubuh ini, maka Arjuna yang asli benar-benar kamu lenyapkan selamanya sampai ke tubuhnya juga!’Mendadak saja, Juna merasa iba mendalam atas Arjuna.‘Dia lelaki bodoh yang terlalu memercayai istrinya dan berujung kematian oleh orang yang sangat dia cintai. Tragis!’ batin Juna dengan tangan mengepal, geram.“Nanti akan aku pikirkan cara melen
Read more
202 - Pembunuhan yang Nyaris Sempurna
Juna harus memberikan kalimat pancingan dibumbui umpan-umpan agar Wildan bersedia memuntahkan semua yang ingin dia rekam.“Oh! Jadi itu semua demi supaya toko dan warisan dari papanya tidak diambil dari Lenita?” Juna ingin memastikan saja.Wildan mengangguk lemah. Dia sudah mirip kambing hendak disembelih.“Iya, maka dari itu, Nita nekat ingin melenyapkan kamu selamanya karena dia bilang, dia jijik melihatmu yang selalu ingin menempeli dia. Dia malu punya suami sepertimu. Um, maaf, aku hanya mengulang ucapan Nita mengenai kamu.” Wildan tertunduk takut.Juna mengangguk-anggukkan kepala.“Jadi itu alasan kenapa kalian tega membunuhku meski gagal.” Juna terus menatap Wildan di depannya.Tidak dipungkiri, Juna murka meski dia masih bisa menahan gelegak emosinya. Kalau tidak, mungkin kepala Wildan sudah pecah sejak tadi.“Apalagi, Nita sudah membuatkan asuransi jiwa untukmu 6 bulan sebelum kejadian itu, dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan dari kecelakaanmu.” Wildan menambahkan.Asta
Read more
203 - Berlagak Jadi Dukun
Juna mengambil napas panjang mendengar permintaan Shevia.‘Itu hasil dari ulah papamu sendiri kalau kau ingin tahu, Shev,’ batin Juna.Meski begitu, Juna masih juga tetap datang ke rumah Shevia. Dia cukup bertingkah ala paranormal, berdiri diam dan menutup mata sembari dua lengan dilipat di depan dada.“Hm ….” Juna menggumam.Shevia yang ada di sebelahnya, bertanya, “Bagaimana, Jun? Apakah bisa diusir atau diminta pergi?”Ada keyakinan tebal di benak Shevia bahwa ayahnya diganggu makhluk astral. Padahal, dia merasa dirinya cukup peka akan kehadiran mereka seperti di gunung saat itu.Namun, akhir-akhir ini Shevia tidak merasakan apa pun dan tidak memahami apa yang dialami ayahnya.“Mungkin sedikit berat.” Juna menoleh ke Shevia, lalu ke Hamid dan istrinya. “Mereka banyak dan masing-masing punya alasan dan kemauannya sendiri.”“Katakan! Katakan saja apa mau mereka, asalkan mereka pergi dari sini, maka aku akan mengabulkannya!” Hamid lekas menjawab, wajahnya terlihat putus asa.Juna sena
Read more
204 - Paksaan Rinjani
Mendengar ucapan disertai ekspresi menggoda Juna, Anika makin tersipu dan mencubit dada pujaannya.“Mas ini, tak boleh begitu!” rengek Anika sambil masih tersipu.“Ha ha ha! Ayo kita tidur!” Juna merebahkan Anika di sampingnya di kasur wanita itu.Anika tidak menolak, pun ketika Juna menciuminya beberapa saat dan membelai wajahnya tanpa melangkah lebih jauh dari itu.Meski itu sesuatu yang sangat menyiksa bagi Juna, tak bisa melakukan apa yang sangat ingin dia lakukan, tapi dia tetap menahan hasratnya sampai Anika bersedia.***“Jun, kamu sungguh ingin membangun gedung baru untuk apartemen?” tanya Wenti sambil menyuapi Rafa dengan bubur bayi.Dia memiliki kesempatan berbincang santai dengan Juna di akhir pekan mumpung bertemu di teras depan. Di hari lain, Juna begitu sibuk sana dan sini sampai larut malam.“Iya, Ma. Itu sudah menjadi rencanaku sejak selesai membangun gedung yang sebelumnya.” Juna sambil menggoda Rafa yang lucu.“Apakah kamu kekurangan uang? Bukannya kamu sudah ada Ken
Read more
205 - Nyai Wungu
‘Gila! Kenapa muncul ular naga begitu?’ Juna membatin sambil menenangkan dirinya. ‘Kuharap ular besar itu tidak melakukan apa-apa. Aku belum pernah berurusan dengan hewan siluman sebesar itu sebelumnya.’Namun, sepertinya ular besar itu mengetahui bahwa Juna bisa melihat keberadaannya.‘Wah, wah, manusia. Kau unik!’ Kata ular itu ke Juna menggunakan bahasa roh yang tak akan bisa didengar manusia biasa.Juna segera berpura-pura tidak melihat ke arah ular besar di depan sana. Dia tak mau banyak berurusan dengan makhluk semacam itu.‘Kenapa bertingkah seakan tidak tahu aku ini ada, manusia?’ Ular itu berkata lalu tertawa dengan suara serak dan tua.Karena sudah ketahuan begitu, Juna tak mau mengelak lagi dan dia mengirimkan suara rohnya ke ular besar.‘Maafkan sebelumnya, Nyai. Saya hanya sekedar ingin berwisata di sungai ini bersama kawan-kawan saya. Semoga Nyai tidak keberatan.’ Juna tidak mau banyak berurusan dengan jin siluman yang dia yakini sebagai penunggu sungai tersebut.Siluman
Read more
206 - Tercebur Karena Amarahnya
‘Gawat!’ Juna berseru di hatinya.Dia bisa merasakan energi yang mencekik langsung menyergapnya begitu Nyai Wungu tersinggung karena ulah salah satu peserta di rombongan arung jeramnya.“Woeeehh!” Banyak peserta rombongan arum jeram di perahu karet berteriak ketika mendadak saja air bergolak begitu gila.Guide meneriakkan berbagai macam arahan agar semua orang tidak panik. Sementara beberapa wanita menjerit ketakutan.“Jangan panik! Tetap fokus mengayuh dayung untuk menyelaraskan dengan riak air!” teriak guide tanpa henti.Meski begitu, siapa yang tidak panik jika tiba-tiba saja dihantam riak air ganas seperti diombang-ambing sangat keras? Mereka merasa seperti berada di suatu wahana yang memacu adrenalin, bedanya … ini di atas air dan nyata bahayanya.“Bagaimana ini? Pak! Tolong! Berhenti! Berhenti!” Seorang ibu panik bukan main.Ibu itu mengira perjalanan arung jeram yang dia ik
Read more
207 - Berjuang dari Incaran Siluman
Juna memang melihat bagaimana tubuh pria itu seperti terhisap ke bawah ditelan pusaran air.‘Pria itu tadi dipukul ujung ekor Nyai Wungu sehingga tercebur ke air! Dia harus cepat-cepat diselamatkan atau diseret Nyai Wungu ke air tanpa ampun!’ Juna memikirkan ini.Lekas saja Juna berenang mengandalkan kekuatan kanuragannya ke arah pria tadi.“Juna, jangan! Jangan!” Rinjani terus berteriak ngeri melihat tindakan Juna yang dipastikan ingin menyelamatkan pria tadi.Tidak mungkin Juna menggubris teriakan Rinjani. Dia fokus ingin menyelamatkan pria tadi.Ini berpacu dengan waktu!Juna tiba di pusaran air dan dia nekat membiarkan dirinya ikut terhisap di sana.Sementara itu, secara ajaib, arus air mendadak kembali tenang, riak gelombangnya pun mulai normal dan tidak menakutkan seperti sebelumnya.“Eh? Sudah tenang?” Salah satu peserta terheran-heran dengan perubahan yang begitu mencolok.Pese
Read more
208 - Nyawa di Ujung Tanduk!
Juna tak bisa membiarkan dirinya mati di sungai aneh ini. Dia mengumpulkan semua energi cakra murni dia di satu tangan dan ditembakkannya ke Nyai Wungu.Booff!Dengan begitu, gerakan Nyai Wungu langsung terhenti. Dia urung mencaplok Juna dan pria tadi karena menghindari tembakan energi yang diarahkan padanya.‘Maafkan aku, Nyai. Bukannya aku hendak melawanmu, tapi kalau kau ingin melukai manusia, aku tak bisa membiarkan itu terjadi.’ Juna berkata sambil meneruskan meluncur ke atas, bergegas ingin lolos dari jin siluman di belakangnya.Amarah Nyai Wungu semakin berkobar atas tembakan energi dari Juna.‘Kau manusia laknat! Semua manusia memang laknat!’ pekik Nyai Wungu.Mata kuningnya bersinar makin terang yang malah menjadikan dia lebih menakutkan. Mulutnya membuka dan hendak kembali mencaplok Juna yang sudah kembali terkejar.‘Tali itu!’ Juna melirik ke tali yang tergantung pada pinggang dan menjuntai bebas di belakangnya.Tak mau tali itu menghambat dia dan dijadikan sarana Nyai Wung
Read more
209 - Menjadi Abdinya
Segera saja, grim reaper melepaskan Nyai Wungu dan melesat sangat cepat mengejar sosok yang dikatakan iblis, lalu sabit besarnya menyambar iblis tadi.‘Aaarghh! Sialan!’ raung iblis itu ketika dia berhasil ditangkap grim reaper. Kemudian, iblis itu menghilang.Juna tak tahu apakah iblis tadi sekedar ditangkap atau dimusnahkan. Dia menatap sambil terheran-heran.‘Hm ….’ Grim reaper kembali ke dekat Nyai Wungu yang lunglai di atas permukaan air sungai.Nyai Wungu menatap lesu ke grim reaper yang sudah kembali di sebelahnya.‘Tuan Pencabut Nyawa, ampuni aku … aku sungguh tak tahu diriku dikendalikan sosok hitam aneh tadi.’ Nyai Wungu terlihat menyedihkan ketika memohon demikian.‘Pencabut Nyawa?’ Juna terkesiap di hatinya. ‘Setan jerangkong itu ternyata pencabut nyawa? Astaga Gusti, makhluk-makhlukmu memang begitu unik dan beraneka rupa!’Grim reaper tidak langsung
Read more
210 - Ancaman untuk Lenita
Juna sampai tak bisa berkutik mendapatkan serangan pelukan dari Rinjani. Dia tertawa canggung.“Ha-hah! Ha-hah! Aku … aku tidak sekedar nekat, kok! Sudah aku prediksikan ini dan itunya.” Juna sambil menepuk-nepuk kepala Rinjani.Rinjani tidak menolak diperlakukan bagaikan gadis kecil. Lalu, dia mendongak, mempertemukan pandangan mereka.Segera saja, Rinjani memeluk leher Juna dan menyatukan bibir mereka.‘Hah!’ Juna terkesiap dan menyeru di batinnya mendapatkan tindakan tak terduga dari Rinjani.Ciuman Rinjani membawa aroma lega, kalut, panik, dan bahagia. Meski begitu, Juna tak boleh membiarkan itu begitu saja terjadi.“Ri—Rin!” Juna melepaskan ciuman Rinjani dan sedikit melonggarkan pelukan wanita itu agar tercipta jarak antara mereka.Di belakang Rinjani, beberapa orang mendekat, mereka adalah orang-orang di rombongan arung jeram beserta guide. Mereka membutuhkan puluhan menit dulu b
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
38
DMCA.com Protection Status