Semua Bab JEBAKAN CINTA CEO PLAYBOY: Bab 81 - Bab 90
215 Bab
PART - 81
"Put,Dengar dulu penjelasanku. Apa yang kamu lihat tadi gak seperti apa yang kamu pikirkan." Shine menarik lengan Putra agar menghentikan langkah kakinya dan berbalik menghadapnya. "Aku gak perlu penjelasan lagi karena apa yang aku lihat dengan mataku sendiri itu sudah menjelaskan semuanya." Putra terlihat marah. "Kemarin aku baru aja tanya sama kamu dan menganggap kalau kamu memang wanita yang berbeda tapi nyatanya—" Putra tersenyum miris. "Kamu juga terpesona dengan lelaki berparas tampan dan banyak uang itu kan sampai mau diperlakukan seperti tadi." "Itu bukan karena kemauanku!" Shine mencoba menahan serbuan air matanya sementara dia berusaha meyakinkan Putra. "Laki-laki itu melakukannya atas dasar kesengajaan. Dia memang laki-laki brengsek yang suka bertingkah semaunya. Aku sama sekali tidak menyukainya bahkan membencinya." "Tapi kalian berciuman panas seperti tadi dan di mataku kamu seperti menerimanya begitu saja." "Tidak Put. Demi Tuhan!" Putra mendengus, mengacak rambutny
Baca selengkapnya
PART - 82
Sheila ternganga mendengarnya lalu meletakkan gelas wine-nya di meja dan menelengkan kepalanya memandangi Zaf yang terlihat sangat santai menyesapnya. "Sebagai wanita, aku jelas mengutuk alasan kenapa kau melakukannya bahkan sampai membuatnya patah hati seperti ini dan itu semata-mata untuk kepentinganmu sendiri. Tidakkah kau berpikir kalau kau sudah keterlaluan? Dia bukan boneka apalagi obat yang bisa kau gunakan untuk keegoisanmu itu. Victoria sudah lama menghilang dalam hidupmu dan kau seharusnya belajar pelan-pelan menerima kepergiannya bukannya malah berdiri di belakang wanita itu seperti seorang pengecut!" Sheila menumpahkan semua kekesalannya yang hanya ditanggapi seulas senyuman di wajah Zafier. "Zaf, aku mencoba untuk memperingatkanmu sebelum semuanya terlambat. Lepaskan dia dan cobalah untuk menjalani hidupmu dengan benar." "Sejak aku mengenal Shine, aku tidak pernah lagi tidur dengan wanita manapun.Bukankah itu suatu kemajuan?" "Itu karena kau menginginkannya!" desis She
Baca selengkapnya
PART - 83
"Apa yang harus aku lakukan sekarang supaya Putra percaya kalau aku tidak seperti apa yang dipikirkannya."Sasha menghela napas panjang seraya mengelus rambut Shine yang memeluknya sementara Arsen duduk di sofa lain di dalam rumah Shine. Sudah tiga hari Shine memilih tidak pergi bekerja dengan alasan sakit dan bosnya, Pak Williem terdengar bersalah saat meneleponnya, mengira kalau Shine sakit karena harus lembur."Pergi dan cari dia. Jangan mendekam di dalam rumah seperti ini," usul Sasha."Lebih baik kamu keluar dari sana, Shine. Aku akan mencarikanmu pekerjaan yang lain.""Aku juga dari dulu sudah berniat mengundurkan diri tapi tidak semudah itu berurusan dengan Zafier."Arsen berdecak. "Aku yang akan mengurusnya. Berapapun denda yang dia mau, biar aku yang bayar.""Tidak!" Shine menolak keras. "Aku tidak mau seperti itu.""Lalu kamu akan tetap bekerja dengan bos yang memang 99% sinting?" tanya Sasha.Shine menoleh. "Aku akan mencari cara lain untuk keluar dari sana. Yang harus aku
Baca selengkapnya
PART - 84
Shine Aurora duduk di halte yang sepi saat hari sudah berubah gelap dan hujan yang semakin menderas menahannya di sana, tidak peduli sekalipun tubuhnya terasa dingin dan kepalanya terasa agak pusing karena seharian dia belum makan. Mungkin ini kesempatan yang diberikan padanya untuk berbicara dengan Putra yang berhasil dia temui setelah menunggu selama beberapa jam di lobbi kantornya dan sedang duduk diam di sampingnya. Tidak mengeluarkan satu katapun dengan pandangan lurus ke depan tapi Shine tahu kalau dia menunggu semua penjelasannya. "Aku tidak memiliki hubungan apa pun dengan Zafier Gaster yang melibatkan masalah asmara." Shine menunduk, meremas kedua tangannya sendiri, menghela napas panjang "Kami memang memiliki hubungan yang tidak biasa terjadi diantara atasan dan bawahan—" Putra sontak menoleh dan itu membuat Shine langsung menjelaskan dengan cepat. "Kami memiliki kepentingan masing-masing." "Kamu menginginkan uangnya?" tembak Putra langsung. "Tidak!!" Shine menggelengkan
Baca selengkapnya
PART - 85
"Aku tidak suka kamu berada dekat dengan lelaki itu apapun alasannya," bisiknya di tengah derasnya hujan yang turun tapi bisa Shine dengar dengan jelas. "Aku tidak mau melawannya karena aku sadar posisiku yang tidak memiliki apa-apa dan berhadapan dengan lelaki seperti dia, aku tidak akan pernah menang. Dia bisa mendapatkan apapun yang diinginkannya bahkan harga diri seseorang sekalipun." "Jangan pedulikan dia," ucap Shine, berusaha meyakinkan Putra. "Yang terpenting kamu percaya padaku sepenuhnya." "Itu dia masalahnya, Shine." Putra memegangi kepalanya dengan kedua tangan, mengacak belakang rambutnya kemudian berdiri. "Aku ingin mempercayaimu tapi selama kamu masih berhubungan dengannya, aku tidak bisa menghilangkan kecurigaanku bahkan bayangan menyebalkan seperti kalian saling bercumbu di belakangku." Shine ikut berdiri. "Seharusnya kamu bisa lihat kalau aku serius dengan hubungan kita. Sejak awal, aku sama sekali tidak terpikat padanya. Lelaki sepertimulah yang aku inginkan seja
Baca selengkapnya
PART - 86
"Sepertinya kita harus memundurkan tanggal liburan kita ke Alaska." "Kenapa?" tanya Aldrick dengan alis terangkat melalui sambungan video call Jakarta - London. Saat melihat sesuatu yang tidak biasa, kepalanya maju mendekat ke layar dengan mata menyimpit. "Kenapa wajahmu memar? Kau berkelahi dengan seseorang?" "Bukan masalah penting." Aldrick menaikkan alisnya, Zaf terlihat cuek membuatnya berdecak dan duduk menyandar lagi. "Aku sudah mempersiapkan banyak hal untuk liburan nanti. Kellan dan Jenna juga sudah tidak sabar untuk menghancurkan kamar villaku yang ada di sana," kekeh Aldrick, menyesap wine-nya seraya menunggu penjelasan Zafier yang mendengarkan pertanyaannya seraya menghisap rokoknya dalam-dalam dan menghembuskannya ke udara dengan asap yang lumayan tebal. "Kau merokok itu tandanya kau sedang pusing. Ada apa?" Zafier tersenyum miring, menoleh ke arah kaca transparan apartemennya dan melihat matahari bersinar terang di luar tapi sialnya, lagi-lagi Jakarta di guyur hujan y
Baca selengkapnya
PART - 87
"Maaf aku merepotkanmu, Arsen." Arsen berdecak, memakaikan jaket Shine yang duduk di tepi ranjang rumah sakit. "Aku tidak tahu bagaimana nasibku kalau tadi malam kamu tidak menemukanku yang pingsan dan membawaku ke rumah sakit." Arsen menghela napas, duduk di samping Shine, mengambil telapak tangannya dan mengusapkan tangannya sendiri di sana. "Sudah berapa kali harus aku katakan kalau aku tidak masalah membantumu sebisaku selama aku berada di sini. Aku tidak akan membiarkan sahabatku merasa sendirian." Shine tersenyum, menarik tangannya dan memeluk Arsen erat. "I know. Aku senang kamu kembali lagi ke sini di saat aku sangat membutuhkan bantuan juga dukungan." Arsen memeluk leher Shine, mengecup puncak kepalanya dan membenamkan wajahnya di rambut Shine. "Aku berjanji pada diriku sendiri, selama Abigail tidak ada maka aku dan Sasha yang akan menemanimu jadi kamu jangan merasa sendirian." Shine tersenyum dan mengangguk. Arsen memang penyelamatnya sejak dulu hingga membuatnya memili
Baca selengkapnya
PART - 88
"Om—"Setelah keheningan yang melanda meja makan, Arsen yang duduk berhadapan dengan Omnya akhirnya buka suara. Martin meletakkan cangkir kopinya lalu memusatkan perhatiannya."Kenapa? Kamu ada masalah?""Minggu depan, aku akan kembali ke Inggris.""Memang sudah seharusnya begitu kan? Untuk apa kamu mengatakannya?""Aku berencana membawa Shine Aurora."Martin menaikkan sebelah alisnya, agak kaget dengan keputusan yang diambil Arsen . "Membawa Shine ke Inggris?" Arsen mengangguk. "Kenapa?""Aku tidak bisa meninggalkannya di sini karena itu hanya akan membuat perasaanku tidak tenang. Aku merasa memiliki tanggung jawab sebagai seorang sahabat untuk menjaganya sementara Abigail tidak ada. Aku harap Om mau mengerti."Martin sepenuhnya diliputi rasa ingin tahu. Tidak biasanya Arsen bersikap berlebihan seperti ini."Kelakuanmu ini seperti seorang suami yang tidak mau jauh-jauh dari istri saja," decaknya membuat Arsen tersenyum miring tidak membantah. "Kenapa Om merasa itu solusi terakhir yan
Baca selengkapnya
PART - 89
Nomor yang anda hubungi sedang sibuk. Silahkan tinggalkan... "Kemana sih Putra kok gak bisa dihubungi?!" Sudah puluhan kali Shine mencoba menghubungi Putra sejak pertemuan terakhir mereka malam itu tapi tidak juga membuahkan hasil. Laki-laki itu sepertinya masih enggan untuk berbicara dengannya padahal Shine sudah menjelaskan semuanya. "Apa dia masih marah?" "Kalian sudah membicarakannya baik-baik?" Tanya Sasha, sibuk membuat spaghetti di dapur rumahnya. Shine menyandarkan kepala di sofa dan menatap langit-langit seraya mengelus Minnie yang tidur dipangkuannya. "Sudah. Aku bahkan menjadi pengangguran saat ini supaya dia melihat kalau aku benar-benar serius tapi kenapa dia masih saja tidak mau mengangkat telepon dariku?" "Mungkin dia butuh waktu." Sasha membawa sepiring spaghetti dan duduk di sampingnya. "Aku agak kesal dengannya karena meninggalkanmu begitu saja di sana malam-malam. Untung saja ada Arsen yang menolong." "Ini semua juga salahku karena membiarkan Zafier bertindak
Baca selengkapnya
PART - 90
"Apa kau siap menantang bahaya?" Zaf menghentikan gerak tangannya dan melirik sekilas Aldrick di layar. "Wah, sepertinya serius sekali. Jawabannya tergantung bahaya itu untuk siapa." "Shine Aurora." Pikiran Zafier sepenuhnya teralihkan. Diletakkannya bulpoint mahal miliknya mengabaikan berkas penting yang tadi menyita perhatiannya dan duduk menyandar di kursi di bawah senyuman kemenangan Aldrick. "Respon yang sangat cepat sekali padahal tadi kau terlihat tidak peduli." "Kenapa dia dalam bahaya?" "Bukan dia. Kalau kau mau memastikan wanita simpanannya Lucca Alonzo itu kembarannya Shine tentu kita harus ke sana dan itu penuh resiko." Zaf menaikkan alisnya. "Kau mau menemaniku?" Aldrick menghela napas. "Aku memikirkannya sejak menerima teleponmu hari itu. Sudah lama aku tidak bertegur sapa dengannya sejak kesalahpahaman kami terjadi. Kebetulan besok malam akan ada perayaan tahunan di wilayahnya dan itu waktu yang tepat untuk berkunjung." Aldrick melipat lengannya di dada. "Tanpa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
22
DMCA.com Protection Status