All Chapters of JEBAKAN CINTA CEO PLAYBOY: Chapter 61 - Chapter 70
215 Chapters
PART - 61
"Shine Aurora." Sasha mengucapkan namanya dengan penuh penekanan."Yes mom." Shine garuk-garuk kepala, sudah bisa menduga apa yang akan diocehkan sahabatnya. Setelah keluar dari ruangan rawat inap medusa, Shine memilih berdiri tidak jauh dari area taman rumah sakit"Kenapa Minnie maraung-raung kelaparan? Kamu gak pulang ya semalaman?" "Err—""Jangan bilang kalau kamu nginap di rumahnya bule itu dan masih berada di sana sampai sekarang? Oh Tuhan! Demi kaus kaki Santa, apa kepalamu kejedot tambok?""Slow down, Sha. Ini gak seperti apa yang kamu bayangkan kok." Shine mengigit ujung kukunya."Memangnya apa yang aku bayangkan?" Sasha bertanya balik."Hmm, membayangkan kalau aku dan bos sinting itu tidur bersama—""WHAAATT!!!" Shine langsung menjauhkan ponselnya mendengar pekikan Sasha. "Kamu tidur sama dia?""NO WAY!!" bantah Shine keras. "Aku gak tidur sama dia walaupun yah—" Shine mengacak rambutnya ketika ingat kalau tadi pagi dia bangun di tas ranjang empuk ukuran King Size dengan a
Read more
PART - 62
Zafier geram karena lelaki gila itu mengincarnya dengan menggunakan Shine. Zaf berusaha menahan tangannya tetap diam dengan kepalan tangan yang menguat saat dirinya dilucuti dan tembakannya di ambil paksa sebelum di bawa masuk ke dalam lift yang membawanya naik entah ke mana di dalam gedung tidak terpakai jauh dari pusat kota. Rey hanya bisa mengawasi dari jauh karena laki-laki gila itu mengancam akan melukai Shine kalau Zaf nekat membawa mereka masuk. Zaf penasaran siapa laki-laki yang dendam padanya itu dan mungkin inilah saatnya mereka saling berhadapan dan menuntaskan apapun yang dibawanya tapi Zaf berjanji pada dirinya sendiri kalau dia akan melakukan apapun agar Shine selamat tanpa luka gores sedikitpun. Laki-laki itu harus mendapatkan pukulan kemarahannya dan Zaf tidak pernah main-main. "Masuk!" Zaf di dorong masuk ke dalam salah satu pintu yang langsung tertutup di belakangnya. Diedarkannya pandangan sembari melangkah waspada memperhatikan dan mendengar setiap suara yang
Read more
PART - 63
Zaf berlari mendekat tapi secepatnya menghentikan langkah kakinya saat laki-laki kedua yang sejak tadi diam mengarahkan mata pistolnya ke kepala Shine. Zaf jelas tidak bisa bertindak gegabah. Sean tertawa membahana, kembali menatap Zaf dengan gelengan kepala."Laki-laki yang lemah. Aku baru menamparnya sekali dan kau sudah bereaksi berlebihan.Ck." Sean nampak geli sendiri. "Sama seperti yang kau lakukan dengan Victoria dulu yang rela pasang badan untuk melindunginya.""Kau seharusnya membusuk di penjara," desis Zaf. "Atau aku yang akan membunuhmu setelah ini!""Lakukan saja tapi jangan salahkan aku kalau wanita ini yang akan kau lihat lebih dulu terkapar dan tidak bernapas."Zaf bersuaha keras menahan amarah di dadanya."Saat Papa kita berdua menjodohkan Victoria dengan Max, kakak kembarmu itu, aku berpikir, kenapa kedua kembar Gaster begitu membuatku marah. Aku tahu kalau kau juga membenci kakakmu karena menerima perjodohan gila itu padahal dia tahu kalau Victoria mencintaimu dan beg
Read more
PART - 64
"Ini untuk almarhum kakakku, brengsek!!" Zaf memukul wajahnya dengan keras membuatnya terhuyung ke belakang lalu memukulnya lagi berkali-kali. Sean terhempas ke dinding dan Zaf menekan lehernya di sana dengan lengannya, saling menatap dengan luka masa lalu yang masih membayang. "Max memang mengakui mencintai Victoria dan dia mengatakannya padaku secara langsung tapi dia memilih mundur dan berniat membatalkan perjodohan itu tapi kau sudah lebih dulu mencelakakannya. Aku belum sempat minta maaf padanya!!" murka Zaf. "Aku membawa bayangan kematian Victoria dan penyesalan terhadap kakakku selama ini dan itu semua karena kau. Pikiran gilamu itu membuat kami semua menderita bahkan adikmu sendiri yang begitu menyayangimu." BUK!! Zaf memukul lagi wajahnya. "KAU SEHARUSNYA MATI SEJAK LAMA!!" Setelah berteriak, Zaf menghajar Sean membabi buta hingga membuat Shine khawatir dan berniat menarik Zaf menjauh sebelum terjadi pembunuhan berdarah tapi seseorang lebih dulu melilitkan tali ditubuhnya
Read more
PART - 65
Flashback On "ZAfier—" Suara seorang gadis memanggil seraya mengguncang tubuhnya. "Oh come on. Bangunlah, Zaf." Zaf perlahan membuka mata, merasakan sinar matahari menyinari wajah, diletakkannya lengan di atas kepala menghalangi sinar matahari agar bisa melihat lebih jelas. Matanya langsung menangkap wajah cemberut sunshine-nya. Zaf langsung bangkit untuk duduk. "Kau gak apa-apa kan?" Victoria cemberut, memperlihatkan tangannya yang terkena cakaran kucing membuat Zaf kaget. "Demi Tuhan!!" "Zaf, aku tahu kau takut sama kucing tapi kenapa kau malah pingsan dan membiarkanku di cakar seperti ini. Katanya kau mau melindungiku dari apapun." "Maafkan aku." Zaf panik, meniup luka Victoria dengan wajah penuh penyesalan. "Aku pengecut. Maaf." "Apa kucing tidak ada di dalam kata apapun yang kau ucapkan itu?" Zaf menghela napas, duduk berhadapan di bawah pohon rindang setelah insiden kucing agresife tadi. "Seharusnya dari apapun itu aku akan melindungimu. Fobiaku dengan kucing membuat
Read more
PART - 66
Zaf berdiri, menggendong Shine dalam pelukannya kemudian mengedarkan pandangan. "Suruh lima orangmu ganti baju untuk menjaga Shine di rumah sakit. Aku tidak mau kejadian seperti ini terjadi lagi." "Siap bos," ucap Rey dan berbalik pergi. "Sok bossy," dengus Shine, merasa terlalu lemah untuk jalan sendiri. Tubuhnya terasa sakit semua. "Aku memang boss dan kau juga sok jagoan." Zaf mendekap erat Shine dalam pelukannya dan membawanya pergi dari sana. "Aku memang jagoan!!" Zaf memutar bola matanya. "Oke, aku akan mengingatnya juga tindakan heroikmu tadi dan ah ya teriakan penyemangatmu. Idiot? Berani sekali kau meneriaki bosmu sendiri indiot." Sepanjang perjalanan mereka ribut berdua. "Kamu memang idiot. Kenapa kamu malah diam aja dihajar begitu?" "Hei, aku memikirkan keselamatanmu. Wanita macam apa kau ini yang ditawan tapi terlihat tenang-tenang saja." "Lalu aku harus apa? Histeris? Menangis tersedu-sedu seperti semua wanita yang dalam adegan penculikan?" "Yah begitu lebih
Read more
PART - 67
"Shine—" Shine tersentak ketika tangan seseorang melambai di depan wajahnya."Kamu ngelamunin apa sih?""Ah maaf Put. Aku memikirkan sesuatu tadi."Putra meletakkan sendoknya dan memandangi Shine lekat. "Apa kamu kurang nyaman selama beberapa hari ini aku ajak makan siang terus?"Shine sontak menggeleng dan tersenyum manis. "Tentu saja aku gak keberatan. Kenapa kamu mikirnya gitu?""Sepertinya pikiranmu lagi ada di tempat lain dan aku masih penasaran dengan bekas memar di wajahmu itu." Putra menunjuk pipinya. "Apa sudah tidak apa-apa?"Shine menggeleng. "Gak apa-apa kok. Kejadiannya kan sudah seminggu yang lalu. Nanti bekasnya juga hilang sendiri.""Preman itu gak datangin kamu lagi kan? Aku khawatir sekali. Sebaiknya aku akan memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat."Shine tersipu-sipu mendengar kalimat Putra itu. Siapa yang tidak bahagia saat gebetannya ternyata perhatian juga padanya. Bukankah itu artinya lampu hijau. Merry dan Reina bilang kalau Putra pasti juga memiliki p
Read more
PART - 68
Los Angeles, California "Pengadilan memutuskan terdakwa Sean Ackerley terbukti bersalah melakukan tindak pidana percobaan pembunuhan terhadap Zafier Gaster, pemalsuan identitas dan surat-surat untuk masuk ke wilayah Negara Indonesia dan penyelundupan senjata tajam. Terdakwa dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, fasilitas rehabilitasi juga denda ratusan ribu dollar untuk kerugian yang telah ditimbulkan." Tok..Tok..Tok.. Zafier menghembuskan napas lega, semingguan ini dia berusaha menahan diri untuk tidak kembali ke Indonesia karena harus memastikan Sean mendapatkan hukuman yang setimpal untuk perbuatannya. Rey berhasil mengumpulkan bukti tindak kejahatan Sean setelah keluar dari penjara untuk menyeretnya kembali ke sana. "Apa menurutmu dia akan menyesal?" "Dia itu gila." Zaf menoleh ke Aldrick. "Sejak dulu." Aldrick memperhatikan Sean yang duduk dengan kepala menunduk. Kedua orang tuanya yang juga orang tua Victoria terlihat terpukul tapi tidak mengajukan banding kerena mereka t
Read more
PART - 69
Lima hari kemudian,Zafier sama sekali tidak pernah menyangka akan berdiri di tempat di mana dia berada saat ini. Di depan makam Victoria.Kepergiannya yang tidak terduga membuatnya terpukul dan tidak sanggup menyaksikan wajah sahabat yang dicintainya untuk yang terakhir kalinya. Dia memilih lari seperti pengecut dan menyimpan kenangan Victoria seperti yang terakhir dia ingat meskipun dia dihantui bayangan itu sampai saat ini, setelah beberapa tahun berlalu."Hai, Sunshine." Zaf tersenyum. "Aku membawakanmu bunga matahari favoritmu."Zaf tersenyum sendu, mencoba untuk bersikap tenang tapi emosi dalam dadanya menguasai."Maaf aku terlalu lama datang ke sini." Zaf meletakkan bunga matahari itu di dekat ukiran nama Victoria. Memilih diam dan memandangi makan itu selama bermenit-menit ke depan. Banyak yang ingin dikatakannya tapi tidak ada yang bisa dikeluarkannya jadi dia mencoba menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan."Aku datang untuk mengatakan satu hal—" Zaf memasukkan k
Read more
PART - 70
Jakarta, Indonesia."Hai," sapa Shine dengan wajah malu-malu kucing."Hai juga." Putra yang menunggunya di atas motor berjalan mendekat, memperhatikan lekat wajah Shine seraya tersenyum. "Cantik. Kamu terlihat lebih seperti preman sekarang.""Hah?" Buru-buru Shine memperhatikan penampilannya. Celana panjang yang robek di bagian tengahnya, kaos yang dilapisi dengan jaket kulit dan sepatu converse putih. "Kalau gitu aku ganti pake yang berenda-renda deh."Shine nyengir, berniat ganti baju tapi lengannya keburu di tarik ke belakang membuatnya langsung berada di pelukan Putra yang tersenyum."Gak perlu ganti baju. Aku tadi hanya berkata jujur dan lebih senang melihatmu yang seperti ini. Sangat Shine sekali."Shine mengejapkan matanya, berada begitu dekat dengan Putra membuat otaknya rada buntu."Gitu ya? Yakin?" ucapnya seraya berdiri tegak dan mundur."Yakin, Kalau gitu ayo naik supaya kita gak kemalaman."Shine mesem-mesem seraya mengangguk dan menerima uluran helm dari Putra kemudian
Read more
PREV
1
...
56789
...
22
DMCA.com Protection Status