All Chapters of Om, I Love You!!: Chapter 61 - Chapter 70
152 Chapters
Will you?
Cukup lama Aji dan Brisya mengobrol sambil melahap makanan yang tersaji. Bahkan Aji yang biasanya susah makan jadi lahap dan kalap saat makan malam kali ini.Entah mengapa nafsu makannya bertambah bila makan berdua dengan Brisya. Apakah selera makannya juga mencintai Brisya?? Brisya masih tak menyadari rencana Aji untuk melamarnya malam ini. Ia hanya berpikir Aji mengajaknya makan malam romantis berdua. Usai makan, Aji pamit untuk ke toilet pada Brisya. Ia mulai bersiap-siap karena rencananya akan dimulai saat hari sudah gelap. Di taman ujung hotel ia mempersiapkan segalanya, meski dibantu oleh EO namun Aji mengkonsep semua yang ia inginkan sendiri. Saat sampai di taman, Aji bertemu dengan Zunita yang memang stand by atas perintahnya. "Are you ready?" tanya Zunita begitu melihat Aji muncul. Aji tersenyum pasti dan segera mengeluarkan ponselnya. Ia menghubungi Brisya. Brisya sedang melahap buah apel yang tiba-tiba saja beberapa hari ini menjadi buah favoritnya, saat kemudian ponse
Read more
Brothers
Meski berat hati, namun pada akhirnya Haris mengikuti saran Hendri untuk pindah ke kota. Kakaknya benar, selama Haris masih berada di tempat yang memberinya kenangan bersama Brisya maka ia tak akan pernah bisa melupakan gadis kesayangannya itu. Haris harus menata hidupnya lagi. Sudah terlalu banyak hal yang membuatnya terpuruk, ia harus bangkit. Frans dan Vico masih tetap bekerja untuk Haris hingga kontrak dengan beberapa klien yang selesai, namun Haris memantau pekerjaan stafnya dari kota. Ia memilih untuk tinggal di apartemen Hendri dan bersembunyi dari Vega. Vega menolak untuk diperiksa oleh Hendri dengan alasan ia sudah memiliki dokter keluarga. Bahkan Vega menolak saat Hendri menawarkan untuk USG. Vega bersikeras untuk bertemu dengan Haris namun Hendri tak memberinya ijin selama Vega tidak mau diperiksa. Entah Haris harus berterimakasih pada Hendri atau iba pada Vega. Ia bahkan tidak tau apa yang ia rasakan sejak sepeninggal Brisya. Hidupnya hampa. Setiap hari yang ia lalui han
Read more
Sugar
Brisya membuka mata saat perutnya terasa mual. Semalam ia minum segelas alkohol dengan Aji hingga larut malam. Ia menyibak selimut yang menutupi tubuhnya yang telanjang bulat dan berlari ke kamar mandi. "Huekkkkk... uhukk uhukkk.. huekk!!" Brisya memuntahkan semua isi perutnya ke toilet. Aji yang terbangun saat Brisya tiba-tiba berlari ke kamar mandi lekas menyusulnya dan memijat leher Brisya pelan. Brisya mendorong Aji agar menjauh karena khawatir ia akan jijik dengan muntahannya namun Aji tak bergeming, ia tetap berjongkok di samping Brisya dan memijat lehernya perlahan. Usai mengeluarkan seluruh isi perutnya, Brisya terduduk lemas. Keringat dingin membasahi tubuhnya. Aji mengambilkan tisu untuk Brisya dan membersihkan sisa muntah di bibirnya. Ia tak sekalipun jijik. "Udah??" tanya Aji ragu saat Brisya tak bergeming dari samping closet. Brisya mengangguk pelan dan berdiri dengan dibantu Aji. Aji mengambilkan bathrobe untuk Brisya dan memakaikannya. Apakah Brisya hang over?
Read more
On My Way
*Dwi Haris Bibrata, usia 30 tahun, lulusan Arsitek Universitas Negeri Mesir, magang 5 tahun di mesir dan kembali ke Indonesia 4 bulan yang lalu. Menikah sebulan yang lalu dengan tunangannya, Vega Haw Lyn,*Aji membaca pesan whatsapp dari Zunita dengan kesal, bukan info ini yang Aji inginkan. "Aji, ayo, sarapan!" Aji tersentak dan reflek menyembunyikan ponselnya cepat saat Brisya tiba-tiba muncul di hadapannya. Brisya mengernyitkan keningnya bingung, apa yang Aji sembunyikan darinya??"Ada apa?" tanya Brisya ragu.Aji menggeleng dan lekas berdiri, ia masih menyembunyikan ponselnya di balik tubuhnya. "Yuk, sarapan." Aji mendorong Brisya ke meja makan.Brisya masih penasaran namun ia lebih memilih untuk mengisi perutnya lebih dulu. Ia sudah kelaparan. "Hari ini jadi fitting gaunmu, kan??" tanya Aji mengalihkan suasana yang tiba-tiba dingin.Brisya mengangguk dan melahap makanannya. Tak terasa hari H-nya sudah tinggal menghitung hari. Entah mengapa Aji begitu terburu-buru ingin segera
Read more
The Wedding
Hari yang Aji tunggu akhirnya tiba, sehari sebelum acara Brisya dan Aji menginap di tempat yang berbeda. Brisya tidur dirumah Aji sementara Aji menginap di resort tempat ia melangsungkan acara besok. Pagi sebelum acara saat Brisya mandi, ia kembali menangis mengingat Haris. Sengaja Brisya berlama-lama di kamar mandi hanya untuk melampiaskan rasa sedihnya. Ini kali terakhir Brisya menangisi Haris, setelah ini ia tak akan mengingat lagi tentangnya. Saat di rias oleh MUA, mata Brisya kedapatan bengkak. Namun MUA itu membuat sembapnya lenyap secara ajaib. Brisya bersyukur bisa menutupinya. "Oh, yatuhannn, cantik sekali calon istri putraku!" seru Sofia saat masuk ke dalam kamar Aji yang ditempati Brisya. Brisya tersenyum malu, ia bahkan diperlakukan dengan sangat baik oleh keluarga Aji. "Terima kasih, Nak, untuk tetap bersama Aji hingga detik ini," lanjut Sofia seraya menghampiri Brisya dan memeluknya."Mulai hari ini, panggil aku Mama, karena kamu juga anak kami." Brisya mengangguk
Read more
A Trap
Usai acara pernikahan, Aji dan Brisya berbulan madu di resort tempat mereka melangsungkan acara. Ada satu hari di mana Aji membantai Brisya tanpa henti, seolah ia melampiaskan rasa sedihnya dengan mencumbu Brisya tanpa ampun. Hingga keesokan harinya, Aji benar-benar lelah dan tidak sanggup untuk bangun dari tempat tidur. Tenaganya benar-benar habis terkuras. Pagi ini, Brisya morning sickness lagi. Ia bangun dengan tergesa-gesa dan memuntahkan isi perutnya ke dalam closet. Aji masih tertidur lelap dan tidak mendengar apapun. Brisya mem-flush closet itu pelan dan berdiri membersihkan mulutnya di wastafel. Perasaanya mulai tak nyaman. Sudah dua bulan ini dia tidak menstruasi. Apa mungkin dia hamil?? Brisya menolehi Aji yang masih terpejam dan tak bergeming. Berat badan Brisya bertambah dengan tidak wajar, selera makannya juga membabi buta. Tadinya ia berpikir bahwa menstruasinya tak datang karena ia terlalu lelah dan banyak pikiran tapi hingga akhir bulan kedua tak muncul bercak merah a
Read more
Deep Inside
Sejak pertengkaran itu Aji meninggalkan Brisya tidur sendiri di resort. Ia memilih untuk pulang ke apartemen. Ini sudah hari kedua Aji pulang sendiri. Meski khawatir namun Aji sudah meminta salah satu pegawai di resort itu untuk stand by menjaga Brisya 24 jam. Setiap jamnya pegawai itu mengirim foto Brisya pada Aji dan melaporkan apa saja yang Brisya lakukan. Selama 2 hari ditinggal Aji yang dilakukan Brisya hanya tidur, makan dan termenung di balkon. Dengan ragu Aji menyentuh foto Brisya di ponselnya yang sedang duduk di balkon resort, mengapa mencintai Brisya bisa sesulit ini..Separuh hidupnya sudah Aji habiskan untuk mencintai Brisya tapi seolah takdir mempermainkan perasaannya. Haris muncul dan menghancurkan semuanya. Tingtong..Aji tersentak kaget saat bel apartemennya berbunyi. Ia berdiri dengan malas dan melihat door screen di dinding. Zunita. Aji membuka pintu lebih lebar agar Zunita bisa masuk. Tanpa permisi Zunita langsung meringsek masuk ke dalam dan duduk di living roo
Read more
It's Two
Pagi ini Brisya bangun dengan rasa mual seperti biasa. Sudah menjadi rutinitas pagi baginya bila terbangun di jam yang selalu sama dan memuntahkan semua isi perutnya. Anehnya saat semua isi perutnya telah terkuras, ia tak lagi merasakan mual selama seharian. Nafsu makannya malah meningkat tajam. Ini hari kedua Aji meninggalkannya sendiri di resort. Brisya tak akan pulang sebelum Aji datang menjemputnya. Ia bahkan tidak tau harus ke mana seandainya saja Aji mencampakkannya. Pulang ke panti justru akan membuat Bu Shila dan Bu Rahmi semakin sedih. Lagipula Brisya enggan dan tak ingin bertemu dengan Haris bila ia kembali lagi ke kota kelahirannya. Brisya tak punya pilihan lain selain bergantung pada Aji. Tapi sekarang ia malah ditinggal sendirian di sini, betapa malang nasibnya. Brisya mengawasi testpack yang tergeletak di meja nakas dengan sedih. Hidupnya berubah total sejak ia mengetahui bahwa tentang kehamilannya. Dan naluri keibuannya tiba-tiba muncul, membuat Brisya ingin tau sepe
Read more
Cheers!!
Haris melajukan mobil Hendri lebih cepat, ia sudah terlambat 10 menit. Hari ini Hendri berjanji akan menemaninya minum bir sebagai ganti rugi atas puluhan botol vodka yang ia buang saat di ruko.Saat tiba di rumah sakit, Haris segera memarkir mobilnya di ujung parkiran agar Hendri bisa segera menemukannya. Haris mengawasi jam tangannya pelan, harusnya Hendri sudah muncul karena ia akan menutup prakteknya lebih awal. Tapi hingga 15 menit Haris menunggu, Hendri belum juga nampak. Haris mengeluarkan ponselnya cepat, lalu menghubungi nomor Hendri. Tersambung, tapi tak diangkat. Haris mendesah lelah, ia memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku kemejanya dan memejamkan mata sebentar. Meski seharian ini ia habiskan dengan tidur tapi rasanya tak pernah puas. Haris masih saja mengantuk. Lantunan lagu mellow di audio mobil semakin membuat Haris terbuai. Ia hampir terlelap. Tapi kemudian Haris benar-benar terlelap hingga tak menyadari sebuah mobil sedan hitam terparkir di samping mobil He
Read more
Sorry
Hari sudah gelap saat mobil Zunita menepi dan parkir di sebelah mobil sedan berwarna merah. Aji lekas berlari keluar begitu Zunita mematikan mesin mobilnya. Di dalam lobi rumah sakit, Aji mengawasi setiap orang yang bersisipan dengannya. Berharap salah satu diantara mereka adalah Brisya. "Aku akan mencari ke UGD, kamu carilah di tempat lain!" ucap Zunita seraya berlalu.Aji menghembuskan nafasnya bingung, di tempat seluas ini ke mana ia harus mencari Brisya??Aji termanggu sejenak, apa mungkin Brisya memeriksakan kandungannya?? Hal terakhir yang mereka perdebatkan adalah kehamilan itu. Aji mencari papan petunjuk yang bisa membantunya menemukan ruang obgyn. Saat tak menemukan petunjuk apapun karena terlanjur panik, Aji menghampiri seorang security yang berdiri di pintu masuk. "Pak, ruang obgyn di mana ,ya?""Masnya lurus aja ke lorong itu, nanti belok kanan ada ruang obgyn tempat praktek dokter Eka.""Oke, makasi, Pak!" Aji lekas berlari menuju tempat yang ditunjukkan oleh securit
Read more
PREV
1
...
56789
...
16
DMCA.com Protection Status