Semua Bab Dipinang Dosen Tampan: Bab 21 - Bab 30
123 Bab
Jangan diulangi lagi
Jonathan menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Aku nggak pernah merasa sudah tidur dengan Kiara, Pa. Kalaupun iya, aku pasti mengakuinya.”“Laah! Kenapa Kiara bilang begitu?”“Karena ada buktinya, Papa. Ada fotonya,” jelas Laura kemudian.“Aahh! Foto. Kalau hanya foto sih, gampang. Udah jaman modern sekarang tuh, Laura. Tinggal edit-edit tipis, jadi deh. Jangan percaya kalau hanya foto. Video aja bisa dimanipulasi.”Laura lantas terdiam mendengar ucapan papanya itu. Hanya melirik Jonathan yang tengah menatapnya dengan tatapan yang cukup dalam.“Sudahlah. Jangan terkecoh dengan hal begituan. Jangan bikin Papa pusing. Masalah kakak kamu aja udah bikin Papa stress. Ini, malah mau bikin masalah baru lagi.” Jason menghela napas kasar. “Laura?” panggilnya kemudian.“Heung?” ucapnya pelan.“Pulang. Kelonan sono. Yakin deh, semuanya akan hilang dalam se
Baca selengkapnya
Terakhir Jonathan di Kampus
Jonathan menasihati sang istri dengan berucap lembut agar Laura paham dengan apa yang dia ucapkan kepada perempuan itu.“Iya, Jonathan. Sorry, masih jadi anak mami yang apa-apa langsung ke orang tua. Harusnya nggak boleh gitu, tapi sering aku ulangi lagi dan lagi.” Luara berucap dengan pelan.Jonathan kemudian mengusapi pucuk kepala perempuan itu lalu mengulas senyumnya. “No problem. Yang penting jangan diulangi. Kalau diulangi lagi pun, stok sabar aku masih berlimpah. Nggak apa-apa diulangi pun. Karena kamu orangnya pelupa.”Laura kembali mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan suaminya itu. “Dasar!”Jonathan lantas terkekeh mendengar ucapan sang istri. “Aku tetap sayang sama kamu, walau kamu manja dan pelupa.”“Yaa harus! Nggak boleh nggak!”Jonathan kembali terkekeh. “Iya, Sayang.” Jonathan kemudian memarkirkan mobilnya dengan sempurna di bagasi rumahnya. Mereka sudah
Baca selengkapnya
Diperkosa Jin
Laura menatap Jonathan dengan lekat. “Jangan jadi CEO gila ya, Jo. Jangan bermain dengan sekretaris yang bakal godain kamu. Kamu tahu nggak, Mommy sama Papa selingkuh karena berawal dari godaan maha dahsyat Mommy. Sampai tidur bareng dan berakhir pada hubungan gelap.”Jonathan mengecup kening perempuan itu dengan lembut. “Don’t worry. Papa mencintai Mommy karena dia tidak mencintai istrinya terdahulu. Dan juga baru menemukan arti bahagia bersama pasangan itu hanya dengan Mommy. Dengan yang dulu, tidak ada. Berbeda dengan aku. Aku mencintai kamu, bahagia sama kamu. Mana mungkin aku tergoda oleh sekretaris yang berusaha menggodaku.”Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi.Rupanya, pergulatan di malam kemarin membuat keduanya lelah hingga lupa bangun tidur. Masih terlelap dalam tidurnya dengan tangan saling melingkar pada tubuh polos yang hanya ditutupi oleh selimut saja.Namun, terik matahari rupanya mengganggu mata yang masih i
Baca selengkapnya
Laura Bingung
Jonathan menepuk jidatnya kemudian memarkirkan mobilnya di parkiran kampus. Setelahnya menatap Laura dengan sangat lekat. "Sayang, bisa logis sedikit? Kamu baca cerita dari mana, diperkosa jin segala. Kamu benar-benar manusia paling absurd yang aku kenal, Laura. Nggak ada, Sayang. Nggak ada yang namanya diperkosa jin. Kalaupun ada, seperti apa, bentuk bayinya?""Yaa kayak jin," jawab Laura dengan polosnya.Jonathan menghela napas kasar kemudian geleng-geleng kepala. Ia pun keluar dari mobilnya, diikuti oleh Laura."Jo. Nggak ada ya, hamil anak jin?" tanya Laura lagi."Astaga, Sayang. Nggak ada, ya Tuhan. Istriku kenapa ini?" Jonathan kembali menepuk jidatnya."Yaa habisnya Kiara aneh. Hamil sama kamu, tapi kamu nggak merasa hamilin dia. Kan, bikin bingung." Laura menggaruk rambutnya."Jangan bingung, yaa. Lupakan saja. Yang jelas, itu bukan anak aku." Jonathan menerbitkan senyumnya kemudian memberikan undangan yang akan disebar oleh Laura ke
Baca selengkapnya
Mau Basahi Kasur lagi?
Laura menjadi lemas seketika mengingat kehamilan Kiara. Orang tua Jonathan yang amat sangat menunggu kehadiran bayi mungil di tengah keluarganya itu membuat Laura khawatir sendiri. Mengingat Tiara sangat menginginkan cucu, membuatnya berpikir tak karuan.‘Kalau nanti Kiara kasih tau orang tua Jonathan, dia lagi hamil anaknya Jonathan. Terus, gue jadi apa? Diceraikan? Terus, Jonathan nikah sama Kiara?’Laura banyak melamun sampai tak sadar bila Jonathan sudah ada di depannya.“Kenapa dia?” tanya Jonathan kepada Virza.Pria itu mengendikan bahunya. “Nggak tahu. Tiba-tiba melamun. Mungkin bete, nunggu Pak Jonathan nggak datang-datang. Ya sudah kalau gitu, aku balik duluan.”Jonathan menganggukkan kepalanya. “Thanks, udah nemenin Laura,” ucapnya kemudian mengulas senyum.Virza mengangguk seraya membalas senyum itu. Lalu melajukan motornya, pergi dari sana karena Jonathan sudah tiba.“L
Baca selengkapnya
Are You Ready?
Jonathan menyunggingkan senyumnya. Ia kemudian menatap sang istri dengan tatapan yang begitu manis dan lembut. “Kita punya banyak aktivitas yang bisa kita lakukan, Laura. Selain memikirkan Kiara yang terus menerus ganggu rumah tangga kita.” Laura mengendikan bahunya. “Aku belum bisa kasih kamu anak. Khawatir nggak bisa juga.” Jonathan lantas memegang kedua lengan istrinya itu. “Aku tidak pernah mempermasalahkan itu, Laura. Usia pernikahan kita baru mau menginjak satu bulan. Tidak perlu buru-buru apalagi pesimis. Mami pasti mengerti, Laura.” “Bener sih.” Laura menghela napasnya dengan pelan. “Aku lagi pengen jus alpukat. Tiba-tiba perutku lapar lagi. Cacingnya udah tumbuh kayaknya.” Jonathan terkekeh dengan pelan. “Mau aku buatkan sekarang juga?” Laura menggelengkan kepalaya. “Aku aja yang buat. Tiap hari perasaan kamu terus yang siapin apa pun buat aku. Sekali-kali, aku lah yang siapkan kebutuhanku sendiri.” Jonathan mengerutkan keningnya. Terdengar aneh, kala mendengar Laura y
Baca selengkapnya
Ide Sendiri
Perempuan itu menerbitkan senyum sembari mengangguk kecil. “Sure!” ucapnya kemudian meraup bibir lelaki itu lagi, mengambil alih dalam permainan di malam itu dan ingin melupakan pelik yang selalu terngiang dalam pikirannya. Deru napas saling berhasutan tatkala melepaskan tautan yang mereka lakukan sedari tadi. Mata itu saling menatap, kemudian memberikan senyum manis. Keduanya kini sudah tak berpakaian alias polos. Hanya kulit putih dengan lampu temaram menyinari kedua insan yang tengah dimabuk cinta. Gerayang nafsu sudah hadir di antara kedua pasangan bahagia itu. Permainan semakin panas dengan gerakan tangan Jonathan bermain riang, yang semakin memburu di bawah sana. Sementara mulut itu sibuk menyesap pucuk merah muda, gumpalan kenyal yang semakin membesar ia rasakan. Sementara tangan Laura tengah meremas rambut lelaki itu sembari mulutnya bersuara, desahan dan erangan terus keluar di sana. “Jo! Oh my God!” pekik Laura dengan dada membusung. Lelaki itu lantas tersenyum menyerin
Baca selengkapnya
Jonathan sedang tidak Bisa Diganggu
"Diih! Amit-amit deh. Mana boleh begitu. Anak gue yaa mirip gue sama bapaknya, lah!" sengalnya tak terima dengan ucapan sahabatnya itu. Misya menghela napasnya lagi. "Gue hanya kasih masukan aja, biar elo nggak nyesel di kemudian hari. Udah hamil belum, sih? Udah mau tiga minggu kan, usia pernikahan elo? Tiap hari kan, bikinnya? Keliatan dari muka elo. Pucet mulu tiap hari. Sangar ya, kalau di kamar?" Laura menganggukkan kepalanya. "Gitu deh. Gagah banget. Makanya gue nggak bisa lupa apalagi relain Jonathan buat Kiara. Big no! Bukan hanya itu aja. Tapi, karena kasih sayangnya tulus banget buat gue, Sya." Misya tertawa mendengar ucapan sahabatnya itu. "Senjata makan tuan, lo. Dulu bilangnya, kagak bakalan mau, gue cinta sama dosen killer setan kutub Utara itu. Laah sekarang ... ada mantan pacarnya minta tanggung jawab, gak dibolehin." Misya geleng-geleng kepala seraya menyeruput teh melati miliknya. Laura mengerucutkan bibirnya. "Karena gue nggak tahu kalau ternyata Jonathan udah c
Baca selengkapnya
Seperti sedang Hamil
Laura mengindahkan ucapan sekretaris suaminya itu. Ia kemudian menghubungi Jonathan, memberi tahu kalau dirinya sudah ada di depan ruangannya.“Sekretaris kamu kurang ajar banget, yaa. Emangnya kamu nggak pasang foto pernikahan kita, di ruang kerja kamu?” Laura memarahi Jonathan melalui panggilan telepon.“Maaf, Sayang. Aku keluar sekarang, yaa.” Jonathan lantas membukakan pintu ruangannya.Betapa terkejutnya ia kala melihat Kiara juga ternyata ada di sana. “Ada apa lagi, Kiara?” Jonathan kemudian menghubungi security seraya menarik tangan Laura agar berdiri di sampingnya.“Ke sini sekarang juga!” titah Jonathan dengan suara datarnya.“Jonathan. Kamu pikir, aku akan lepas kamu gitu aja setelah apa yang sudah kamu lakukan padaku! Bahkan kamu belum mendengarkan penjelasan aku!” kata Kiara yang masih ingin membahas perihal kehamilannya itu.Jonathan menghela napas kasar. “Oke! Ki
Baca selengkapnya
Mami Kurang Suka
Laura menggelengkan kepalanya. “Nggak punya. Apaan, yaa? Panggil nama aja deh. Aku nggak tahu soalnya, harus manggil kamu apa.” Jonathan yang tidak ingin ribet itu hanya menganggukkan kepalanya. Setuju-setuju saja dengan keputusan istrinya itu. Waktu sudah menunjuk angka delapan malam. Jonathan baru saja menyelesaikan memasak nasi goreng permintaan sang istri. Keduanya langsung menyantap makan malam tersebut dengan romantis. “Thank you ya, Jo. Udah repot-repot buatin aku nasi goreng. Makin cinta, deh.” Jonathan geleng-geleng kepala seraya mengulas senyumnya. “Aku sudah mencintai kamu sejak lama, akhirnya terbalaskan setelah memberi tahu kamu yang sebenarnya. Lalu, kalau aku tidak pernah memberi tahu kamu, kamu juga tidak akan pernah mau berusaha untuk mencintai aku?” Laura menganggukkan kepalanya. “Aku nggak mau jatuh cinta sendirian, Jo. Rasanya itu sakit dan hanya bisa makan hati. Aku ingin mencintai dan dicintai. Kalau kamu udah nggak cinta sama aku, aku pun akan melupakannya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status