Semua Bab Wanita Penghibur sang Presdir: Bab 11 - Bab 20
113 Bab
BAB 11 | Masalah Keluarga
"Siapa gadis ini, Ganesh?" Nyonya Clarissa yang sudah duduk di sofa itu pun kembali bertanya kepada putranya. Ia menatap Ganesha yang kini duduk bersebelahan dengan Geisha."Saya ....""Dia sekretaris baruku di kantor!" sela Ganesha dengan cepat, memotong ucapan Geisha."Oh .... Ibu pikir, dia kekasih barumu." Wanita paruh baya itu menitikkan pandangannya ke arah gadis yang duduk di samping putranya.Geisha menundukkan kepalanya. Ia merasa kurang nyaman dengan tatapan intens yang Nyonya Clarissa layangkan pada dirinya.Ganesha tersenyum sinis tatkala memalingkan wajahnya ke samping."Bagaimana kondisi kantor, Nona ...?" Nyonya Clarissa masih menatap Geisha yang masih enggan terlibat kontak mata dengannya.Geisha tergagap mendengar pertanyaan dari ibunya Ganesha. Gadis itu tak tahu harus menjawab apa, sebab dirinya tidak tahu menahu perihal dunia kerja. Ia hanyalah mahasiswi semester lima sebelum ini. Sebelum dirinya dikeluarkan sebab tak bisa membayar tunggakan biaya."Untuk apa Ibu be
Baca selengkapnya
BAB 12 | Berbelanja
Dua bulan sudah berlalu semenjak Ganesha membawa Geisha berkunjung ke rumahnya. Kini, kondisi gadis itu sudah jauh lebih baik. Ia juga tidak takut lagi pada Ganesha. Mungkin, Geisha sudah sedikit lebih terbiasa dengan hari-hari baru yang kini tengah ia jalani.Sore itu, Ganesha membawa Geisha pergi ke sebuah pusat perbelanjaan. Pria itu hanya berniat menyenangkan hati Geisha saja. Biasanya, perempuan akan senang bila diajak berbelanja, bukan?"Kenapa kau diam saja? Cepat pilih!" desak Ganesha pada gadis yang masih termangu di sampingnya. Mereka tengah berada di salah satu store pakaian bermerek yang cukup ternama. Ganesha berniat membelikan beberapa potong pakaian untuk Geisha. Namun, gadis itu justru tak kunjung memutuskan untuk mengambil pakaian yang akan ia beli.Geisha menggigit bibir bawahnya dengan ragu. Ia sejak tadi hanya membolak-balik jajaran pakaian yang menggantung di gantungan baju. Belum apa-apa, ia dibuat ciut saat melihat label harga yang tergantung pada label merek pak
Baca selengkapnya
BAB 13 | Berjumpa Pria Lain
Geisha menatap pada layar ponselnya yang terus saja berdering sejak sepuluh menit yang lalu. Gadis itu menghela napas dengan gusar. Terhitung sudah tujuh kali ia mendapat panggilan dari nomor yang sama, yaitu Ganesha. Namun, dirinya masih enggan untuk menjawab panggilan pria itu.Entah untuk alasan apa, Geisha sungguh merasa suasana hatinya memburuk sejak terakhir kali ia melihat tuannya bersama dengan wanita lain. Seharusnya, Geisha tak perlu marah ataupun kesal karena hal tersebut. Namun, gadis itu juga tak paham dengan apa yang ia rasakan saat ini. Ia merasa tertipu."Ahh!" Gadis itu kembali mendesah frustrasi seraya menyenderkan punggungnya pada sebuah pohon beringin besar di belakangnya.Beberapa saat setelah mengetahui bahwa Ganesha berjalan mesra bersama wanita lain, ia segera meninggalkan area mall. Gadis itu pergi ke sebuah taman, di mana sebuah danau kecil menjadi ikonnya."Kalau dia punya kekasih, kenapa harus tidur denganku?" gerutu Geisha dengan suara pelan. Ia menatap kos
Baca selengkapnya
BAB 14 | Aku Milikmu, Master!
"Eungh ...." Lenguhan panjang itu mengiringi kedua insan yang baru saja mencapai puncak nirwana."Geisha ...," bisik Ganesha dengan suara beratnya. Sementara, gadis itu masih terengah dengan napas tak beraturan di bawah tubuhnya."Katakan padaku .... Kau milik siapa?" tanya pria itu."M–Master Ganesha," lirih Geisha dengan mata yang terpejam. Pria di atasnya itu tersenyum puas."Good girl." Ganesha mengusap peluh di kening Geisha, kemudian mengecupnya sekilas. Setelahnya, pria itu segera membaringkan dirinya di samping tubuh sang gadis.Ganesha menarik selimut di ujung ranjang dengan menggunakan kakinya untuk menutupi tubuh polos keduanya. "Jangan sampai aku melihatmu menemui pria lain secara diam-diam, atau kau akan tahu akibatnya."***Pagi itu, Ganesha sudah berpakaian rapi, serta bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Ia sudah duduk di kursi meja makan, berhadapan dengan Geisha."Kau mau ikut ke kantor, hari ini?" tanya pria itu seraya menyendok makanannya.Geisha menggeleng sebag
Baca selengkapnya
BAB 15 | Diam-diam Perhatian
Ganesha menghampiri meja yang ditempati oleh Geisha dan Samuel. Tangannya lantas menggebrak meja tersebut begitu ia sampai di sana. Membuat kedua orang yang duduk tersebut tersentak kaget. Beberapa orang yang berada di sekitar pun sontak memandang ke arah mereka bertiga."Kakak?" Samuel bangkit dari posisinya. Pria itu berhadapan dengan Ganesha.Geisha terkejut kala pria jangkung itu memanggil Ganesha dengan sebutan 'Kakak'. Jika dia benar-benar adik Ganesha, maka tamatlah riwayatnya. Ganesha pasti berpikir bahwa Geisha sudah menggoda adiknya, atau lain sebagainya."Apa yang kau lakukan di kantorku?" desis Ganesha dengan tatapan tajam ke arah Samuel, sementara Geisha mengatupkan mulutnya rapat-rapat, tanpa berani menyela."Aku bertemu dengan gadis ini," tunjuk Samuel pada Geisha.Gadis itu terbelalak."Oh .... Jadi, kau yang menghubunginya kemarin?" Ganesha menatap berang pada Samuel. Kemudian, ia melirik sekitarnya. Orang-orang di sana masih menatap ke arah mereka bertiga.Pria itu me
Baca selengkapnya
BAB 16 | Pertengkaran
"Aku mencarimu ke mana-mana," kata Sandra sembari bergelayut manja di lengan Ganesha. Mengabaikan keberadaan Geisha di sana. Ganesha menghembuskan napasnya perlahan. Ia sedikit melirik ke arah Geisha yang sudah bergeser ke belakang, kemudian menekan tombol untuk menutup pintu. "Aku ingin berbelanja," ucap Sandra dengan suara mendayu-dayu. "Bukankah kemarin sudah?" sahut Ganesha. Sandra mengerucutkan bibirnya. "Berbelanja ke luar negeri, maksudku." "Heish ...." Ganesha melangkah keluar begitu pintu lift terbuka di lantai tujuh. Sandra masih menggelayuti lengannya, sementara Geisha berjalan di belakang mereka berdua. Mereka masuk ke ruangan Ganesha bersamaan. "Jangan bersikap seperti ini di area kantor, Sandra." Ganesha menepis pelan wanita yang menempel pada lengannya tersebut. Ia merasa sedikit tak enak hati karena di sini juga ada Geisha. "Biasanya tidak apa-apa," protes Sandra. "Ada sekretarisku. Tolong jaga sikapmu," pinta pria itu. Sandra mendengus. Ia lantas melirik sinis
Baca selengkapnya
BAB 17 | Jangan Cemburu
"Kau tidak pergi ke kantor?" tanya Geisha yang baru saja melihat Ganesha menyusulnya ke dapur dengan pakaian santai. Padahal, jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Tidak biasanya pria itu belum bersiap.Ganesha berdehem pelan, sebelum akhirnya menjawab, "Aku sedang tidak ingin pergi.""Kenapa? Bukankah kau harus menyelesaikan pekerjaan secepatnya, sebelum akhirnya mengambil libur untuk menemani kekasihmu berlibur ke luar negeri?" cecar gadis itu. Suara pisau beradu dengan papan talenan. Geisha tengah memotong sayuran dengan bentuk dadu."Tentang pekerjaan, biarlah menjadi urusanku. Kau tidak perlu ikut campur," sahut Ganesha malas.Geisha tersenyum masam. "Tidak ada yang ikut campur. Aku pun hanya bertanya. Kalau tidak mau menjawab, ya sudah. Lagi pula, aku juga tidak terlalu peduli dengan kegiatanmu."Ganesha meradang. Pria itu mengepalkan tangannya kuat-kuat saat mendengar ucapan Geisha. Setelah pertengkarannya dengan gadis itu semalam, ia langsung saja masuk ke kamarnya, tanpa men
Baca selengkapnya
BAB 18 | Happy Birthday, Geisha!
"Kau jatuh cinta padaku," ucap Ganesha seraya kembali menegakkan tubuhnya. Ia tersenyum, seolah merasa bangga. "Ya. Tentu saja. Siapa yang bisa menolak pesonaku?"Geisha sudah tercengang menatap pada pria tersebut. "Aku tidak mengatakan apa-apa. Jangan berbicara seenaknya. Kau mengklaim diriku sebagai milikmu di hadapan adik tirimu. Dan sekarang, kau mengklaim bahwa aku jatuh cinta padamu. Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiranmu."Ganesha terkekeh pelan menanggapi ungkapan Geisha. Sementara, gadis itu terlihat memberengut tak suka."Lagi pula, kau ini punya kekasih! Jangan mempermainkan perasaanku!" dengus Geisha seraya kembali menyuap makanannya."Oh .... Sudah tumbuh rasa padaku, rupanya." Ganesha bergumam. "Aku ucapkan terima kasih atas perasaanmu terhadapku. Tapi maaf, aku tidak mungkin bisa membalasnya."Ganesha melirik pada Geisha yang kini semakin memasang wajah muram. Padahal, ia hanya berniat menggoda gadis itu saja. Tapi, sepertinya Geisha benar-benar terlihat marah.M
Baca selengkapnya
BAB 19 | Menangkap Basah
Segala persiapan untuk berangkat ke Turki hampir selesai. Dokumen seperti paspor, visa, dan kartu identitas lain sudah siap. Tinggal menunggu waktu keberangkatan saja, yaitu tiga hari lagi.Ganesha terlihat berjalan mondar-mandir di dalam ruang kerjanya saat sebuah nomor yang ia panggil tak kunjung menjawab teleponnya. Pria itu berdecap, juga mengumpat. Ia berniat meninggalkan ruangannya, sebelum akhirnya teringat bahwa Geisha berada di sana."Aku akan keluar sebentar. Kau tunggu di sini saja," ucap pria itu kepada Geisha yang kini berjalan mendekatinya.Gadis itu memegangi lengan Ganesha, dan menatapnya. "Master tidak akan lama, 'kan?" tanyanya dengan wajah lugu."Tidak. Tenang saja. Aku akan langsung kembali saat urusanku selesai." Ganesha menepis perlahan tangan Geisha yang memegangi dirinya. Pria itu berlalu keluar dari dalam ruangannya, meninggalkan Geisha seorang diri di sana."Perasaanku benar-benar tidak enak. Semoga saja tidak terjadi apa-apa," gumam Geisha yang masih mematung
Baca selengkapnya
BAB 20 | Ada Apa dengan Master?
Geisha hampir saja tertidur dalam posisi duduknya di atas sofa kantor, sebelum akhirnya tersentak ketika mendengar suara ketukan pintu. Gadis itu mengucek matanya sejenak, kemudian memutuskan untuk bangkit dari tempat duduknya. Ia pun berjalan mendekati pintu.Tok! Tok! Tok!"Iya, sebentar," sahut gadis itu ketika pintu ruangan tersebut kembali diketuk.Geisha meraih gagang pintu, membukanya perlahan. Gadis itu tertegun untuk sejenak. Menatap pada pria jangkung yang kini berdiri di hadapannya."Oh? Bagaimana kau ada di sini?" tanya pria itu.Geisha masih terdiam untuk beberapa saat. Hingga akhirnya, gadis itu menjawab, "Aku ... bekerja di sini.""Di mana kakakku?" tanya pria itu lagi. Samuel melongokkan kepalanya untuk mengamati ruangan kerja Ganesha di kantor, dan ia tak mendapati pria itu di sana."Ganesh– Ehm! Maksudku, Pak Ganesha sedang keluar. Dia ... ada urusan." Geisha masih berdiri, memegang gagang pintu."Boleh aku masuk?""Oh? Y–ya. Tentu." Geisha menggeser tubuhnya. Memberi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status