Semua Bab DENDAM SANG PANGLIMA: Bab 71 - Bab 80
143 Bab
Irene Meninggal Dunia
Wolf pun tampak sumringah setelah dirinya diterima bergabung dalam kesatuan."Terima kasih Jendral Rio. Saya berjanji akan memegang tugas ini dengan baik," ucap Wolf, antusias.Jendral Rio menganggukkan kepala. "Aku percaya kaulah orang yang tepat untuk memegang tugas ini. Dan kini, kau bisa mulai bekerja."Lantas Jendral Rio memberikan satu stel pakaian militer kepada Wolf.Wolf tampak begitu senang menerimanya. Tugas ini akan menjadi tantangan baru baginya.***Di sore ini, Adam bersama keluarga kecilnya tengah menjenguk Irene di rumah sakit. Setelah Irene dikabarkan semakin melemah karena penyakit kronis yang semakin parah semenjak dia mengalami stress.Adam duduk di sebuah bangku lipat bersama Lusiana yang duduk tepat di samping Adam seraya memangku Paul.Penyakit kronis Itu seakan menggerogoti tubuhnya. Dan kini Irene hanya bisa terkapar di atas kasur dengan kondisi yang sangat lemah."Kak, sepertinya waktuku tak akan lama lagi. Aku akan menyusul ayah dan ibu. Maafkan jika aku me
Baca selengkapnya
Seorang Utusan William
Setelah Irene dimakamkan. Adam dan Lusiana masuk ke dalam rumah.Sementara di luar rumah. Para pengunjung dari berbagai kalangan masih berdatangan. Kematian Irene menjadi duka bagi semua orang.Karangan bunga memenuhi halaman rumah. Ucapan bela sungkawa berdatangan silih berganti.Di tengah kerumunan itu, seseorang tengah memperhatikan keadaan di dalam rumah.Memakai jaket hitam serta berkaca mata hitam.Di kesempatan ini, seseorang itu mengendap-endap masuk.Namun seketika seorang penjaga menghampirinya. "Hey kamu!"Sebuah senjata kedap suara sedikit dikeluarkan dari balik jaket.Syutt...Seketika satu buah peluru melesat dengan cepat mengenai perutnya.Dan penjaga itu pun tumbang tanpa suara. Sementara semua orang tak menyadari. Bahwa seseorang tengah mengendap masuk ke dalam rumah."Lihat itu, Ajudan Pak Adam!" Seorang warga terkejut memandang tubuh yang terkapar.Dan sontak saja seluruh pengunjung teralihkan perhatiannya. Begitu juga seluruh Ajudan langsung menghampiri tubuh penja
Baca selengkapnya
Dua Orang Algojo
Seorang utusan itu bergidik ngeri membayangkan akan hukuman yang akan menimpanya.Jika saja ia ketahuan membocorkan rahasia William kepada Adam. Maka kepalanya terancam akan dipenggal.Dan akhirnya Sang utusan memilih kabur dari William dengan membawa 5000 Dollar yang dijanjikan."Ba–baik Pak, aku berjanji tidak akan kembali kepada Bosku," ucapnya.Adam menoleh kepada para pengawalnya. "Bawa dia keluar dari rumah ini dan tolong beri dia 5000 Dollar dari berangkasku! Cepat!""Siap Pak!" Jawab para anak buahnya."Terima kasih Pak Adam. Aku tak menyangka ternyata anda sebaik ini. Jika saja aku tau bapak seperti ini aku tak akan mau menuruti perintah Bosku itu," ucapnya, memelas."Ya sudah, sekarang silahkan kau pergi dari rumahku!" Seru Adam.Penyusup itu lantas digiring oleh para pengawalnya menuju ke luar ruangan.Di ruangan itu hanya tersisa Adam dan beberapa anak buahnya."Kita harus cepat beranjak ke kediaman William. Aku harus memberi peringatan keras atas apa yang diperbuatnya!""
Baca selengkapnya
William Melarikan Diri
Adam dengan cepatnya menundukkan kepala, mengelak dari dua kepalan tangan yang mengarah ke kepalanya.Wuss!Serangan itu pun meleset dari sasaran."Hey, hanya seperti itu serangan kalian?" ucap Adam, memancing amarah mereka.Dua manusia besar itu pun naik pitam. Mereka membuka bajunya hingga tampak tubuhnya yang begitu kekar."Ku habisi kau manusia tengik!" seru salah satunya.Seketika mereka menyerang Adam dengan melayangkan dua pukulan ke arah perut Adam.Bakk!Kali ini pukulan itu mengenai perutnya. Hingga ia terdorong ke belakang.Adam merasakan dua lawan kali ini memiliki kekuatan yang melebihi Rudolf yang pernah dilawannya.Ia memegangi perutnya seraya menahan sakit pada organ dalamnya."Akh! Ternyata benar. Mereka bukanlah lawan yang bisa dianggap remeh. Pantas saja jika dapat membunuh seekor harimau," ucap Adam, dalam benaknya.Dua pria bertubuh 2 meter itu langsung berlari dan melayangkan sebuah pukulan membabi buta.Adam kali ini terdorong-dorong ke belakang karena kekuatan
Baca selengkapnya
William Seorang Pecundang
Sebuah firasat seketika muncul dari alam bawah sadar.Ia menoleh ke arah sebuah ruangan tengah. Seperti ada sesuatu yang menariknya untuk mencari tau.Di saat Adam melangkah di ruangan itu. tak sengaja ia menendang sebuah keset.Adam menoleh ke arah keset itu. Firasatnya semakin kuat terasa.Kemudian ia mengangkat keset itu perlahan-lahan. Dan ternyata, ada sebuah tombol di baliknya."Sudah ku duga," gumam Adam. Lantas para polisi berdatangan menghampiri Adam."Ada apa Pak Adam?" tanya seorang polisi yang penasaran.Adam menunjukkan sebuah tombol itu."Kalian lihat. Mungkin ini petunjuk kuat," ucap Adam. Seorang Polisi mencoba memencet tombol itu. Tiba-tiba, sebuah pintu rahasia dari balik lemari buku terbuka lebar.Sontak saja mereka terkejut memandang pintu itu."Ternyata ada sesuatu di sana!" Komjen Hady berlari ke arah pintu itu.Dan ternyata, di belakang pintu itu terhubung oleh sebuah sungai."Tak salah lagi, mereka keluar lewat jalan ini," ucap Komjen Hady.Adam melangkah ke
Baca selengkapnya
Kematian William Dan Duke
Tiga orang pengawalnya langsung mengarahkan sepucuk senjata ke arah Adam.Dengan cepatnya, Adam mengeluarkan sebuah pistol Revolver dari balik baju dan menembak tangan para pengawal itu hingga menjatuhkan senjatanya.Mereka merintih kesakitan dengan luka tembak di tangannya.Adam langsung mengejar William yang masuk ke dalam ruangan pribadinya.Saat Adam mendobrak pintu. William mengarahkan sebuah senjata Shotgun ke arahnya."Hey, binatang jalang. Mati kamu!"Darr!Adam melompat dengan cepat lalu hinggap di hadapan William.Sebuah Shotgun yang dipegangnya seketika dirampas oleh Adam lalu memukul kepala William menggunakan gagang senjata.Baakk!William langsung terkapar dengan luka di keningnya."Aksimu hanya sampai di sini William!"Adam mengarahkan Shotgun itu ke arah kepalanya.William pun mengangkat kedua tangannya. Menandakan atas penyerahan diri."Ampun! Saya menyerah!" Seru William, dengan begitu ketakutan."Berdiri kamu Babi rakus! Sedikit lagi perut buncitmu akan ku koyak!" A
Baca selengkapnya
Ricky, Sang Jawara Pesaing Adam
Kabar kematian lima pemberontak itu telah terdengar di telinga Jendral Rio.Melalui berita media massa yang menyiarkan tentang penyerangan itu.Jendral Rio di ruangan pribadinya murka hingga menggebrak meja.Brakk!"Wolf!""Siap Jendral!" Jawab Wolf, yang kini menjadi asistennya."Cari orang yang terkuat di Negeri manapun untuk menghadapi Adam. Saya sudah sangat muak dengan keberadaannya!" seru Jendral Rio, dengan nada tinggi."Baik Jendral, tapi apakah memungkinkan untuk mencari manusia yang memiliki kemampuan yang bisa menandingi Adam?" tanya Wolf. "Sebenarnya, ada seseorang yang memiliki kemampuan seperti dia. Tapi manusia itu berada di Negeri seberang sana. Tepatnya di negeri Narada. Dia bernama Ricky, Kamu bisa mencari keberadaan dia? Aku akan membayar berapapun untuk jasanya," ucap Jendral Rio."Siap Jendral, aku akan mencoba mencari keberadaan Ricky. Tapi, bolehkah aku meminta sesuatu kepada Jendral?" tanya Wolf. "Apa yang kau minta?" tanya Jendral Rio."Aku hanya minta untuk
Baca selengkapnya
Ricky Menantang Adam
"Jadi ini kediaman Tuan Ricky?" tanya Wolf kepada seseorang yang menuntunnya.Wolf terkejut dengan sesuatu yang dilihatnya. Kali ini ia benar-benar tak menyangka ternyata seseorang yang dicarinya adalah orang yang disegani di Negeri Narada.Kala ia berjalan di depan Istananya, Wolf tercengang kala puluhan pasukan melakukan penghormatan padanya."Selamat datang Tuan. Ini adalah istana Tuan Ricky Julian. Silahkan masuk untuk bertemu Tuan besar," ucap seorang yang tengah berdiri di depan rumah yang sungguh megah itu."Te–terima kasih Pak," ucap Wolf dengan sedikit terbata-bata.Lantas Wolf melangkah bersama seseorang yang menuntunnya itu melalui karpet merah ke sebuah singasana.Di atas singasananya, Ricky tengah duduk seraya mengangkat kedua kakinya di antara para wanita-wanita.Saat Wolf berada di hadapannya. Seorang pengawal memberikan isyarat untuk menundukkan kepala.Wolf menoleh ke arah seorang pengawal itu. Dan ia menuruti saja perintahnya.Lantas Ricky menurunkan kakinya dari ban
Baca selengkapnya
Ricky VS Adam
Namun Adam masih berdiri dengan menahan kedua kakinya. Lantas ia menatap tajam kedua mata Ricky."Rupanya kau ingin membuat masalah di kediamanku!"Ricky seketika menyeringai dan berkata, "Aku bukan hanya ingin membuat masalah. Tapi aku datang ke sini untuk menghabisi nyawamu!"Adam tak sama sekali terlihat gentar menanggapi ucapan itu."Kau ingin membunuhku? Apa urusanmu kepadaku?" tanya Adam. Ricky pun tersenyum mendengar ucapan Adam. "Kau tak sadar? Musuhmu sangatlah banyak di negeri ini. Sikapmu yang berlagak pahlawan itu membuatku terpanggil untuk datang ke sini dan menghabisimu!""Sudahlah, kau tak usah menampik jika dirimu hanyalah orang bayaran. Kau dibayar oleh Jendral Rio untuk menghabisiku, bukan?!" Adam, tersenyum kecut."Ya, siapa di dunia ini yang tidak tergiur dengan bayaran besar. Apalagi tugasku tak terlalu berat dengan melawanmu," ucap Ricky."Buktikan saja, seberapa besar kemampuanmu untuk menghabisiku!" seru Adam, menantang. Ricky melangkah santai ke hadapan Adam
Baca selengkapnya
Menguji Kekuatan
Saat Adam berusaha berdiri, Ricky secara tiba-tiba muncul di hadapan dan menginjak kepalanya hingga membuat kepalanya terbentur tanah.Ricky kemudian menekan kepala Adam dengan keras dan meninjak-injak wajahnya bertubi-tubi.Para anak buah Adam tak terima melihat Sang Tuannya diperlakukan seperti itu. Mereka langsung berlarian dan menyerang Ricky.Namun, Ricky menghalau mereka hanya dengan satu peringatan.Kala belati dikeluarkan dari pinggangnya. Seketika sebuah belati dilemparkan ke arah salah satu pengawal Adam hingga menancap di kepalanya.Seorang pengawal itu seketika tewas di tengah kerumunan.Mereka pun mundur kala melihat seorang rekannya tewas bersimbah darah.Namun, salah satu pengawal itu menatap tajam ke arah Ricky."Kita tidak bisa tinggal diam. Dia adalah orang asing yang datang. tapi, tiba-tiba dengan beraninya melecehkan kita dan terutama Pak Adam!" Seru salah satu pengawal, dengan amarah dalam dada.Ucapan itu seketika mengobarkan semangat para pengawal.Tanpa rasa ra
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status