Semua Bab Istri Pelampiasan CEO: Bab 231 - Bab 240
250 Bab
Side Story : Gadis Yang Berbeda
“Begini, Papa memintamu datang karena ingin bicara.”“Soal apa? Perusahaan paman? Kerjaan? Atau apa?” Arkan baru saja menutup ruang kerja Deri, tapi sudah bertanya banyak hal.“Soal kekasih.”Arkan tersenyum hambar, mengingat terakhir kali dirinya bersedia dikenalkan ke seorang gadis sekitar enam tahun yang lalu. Ya, Cloud. Istri sepupunya itu adalah perempuan terakhir yang mengisi hati Arkan hingga saat ini. Meskipun dia tahu tak mungkin bisa mendapatkan hati Cloud yang sudah tertambat sepenuhnya pada Nic.“Umurmu sudah kepala tiga, Ar. Apa kamu tidak kasihan ke mama dan Papa? Setidaknya sebelum mati kami ingin melihatmu menikah,” ucap Deri. Harapan umum seorang ayah pada anaknya.“Apa yang Papa bicarakan? Papa dan mama akan berumur panjang, jangan bicara begitu!” Arkan merasa tidak suka mendengar perkataan Deri, wajahnya berubah masam, tampak jelas malas membahas hal seperti ini.“Bayangkan jika kamu menjadi Nic!”Arkan menoleh Deri dengan kening berkerut tipis, kembali tertawa hamb
Baca selengkapnya
Side Story : Teman Berdebat
“Dia tidak akan datang, untuk apa terus menatap ke arah pintu.”Amara menyindir pria yang berdiri di sampingnya. Meskipun berada di atas pelaminan, tapi dia tak segan menunjukkan kebenciannya pada Morgan.Amara tidak peduli dengan pandangan orang. Toh, pernikahannya dan pria itu hanya sebuah mekanisme saling menguntungkan.“Aku penasaran saja, bagaimana bisa pria yang citranya sangat baik di depan publik berselingkuh.” Morgan mengedikkan alis, tersenyum ke arah temannya yang melambai lantas merapatkan tubuh ke Amara agar temannya itu bisa mengambil potret mereka dengan baik.Morgan menoleh Amara, memulas senyum mencibir lalu menyentuh pipi wanita yang sudah sah menjadi istrinya itu.“Meskipun mengakui berselingkuh, tapi kenapa orang-orang masih menerimanya dengan baik?” Morgan menelengkan kepala, seolah memikirkan sesuatu yang sangat berat. “Ah … aku tahu, itu karena istrinya yang berhati sangat mulia. Mantan selingkuhanmu itu jelas tidak akan bisa melakukan apa-apa tanpa bantuan istr
Baca selengkapnya
Extra Part 6 : Tingkah Mahatma Kala Prawira
“Menyebalkan, onty Nina saat ini sedang pergi jalan-jalan ke luar negeri bersama om Rio.” Seperti biasa Kala mencurahkan isi hatinya ke Nala. Mereka saat ini sedang istirahat dan memilih untuk duduk berdua di kantin, sementara Nala sibuk menyantap bubur kacang hijau yang dijual oleh ibu kantin. Kala hanya bisa melirik dan menelan ludahnya.Nala menyantap makanan itu dengan sangat nikmat. Sedangkan Kala mana berani memesan atau meminta sedikit. Dia tahu dan paham kalau segala jenis kacang-kacangan harus dihindari.“Namanya juga orang yang sudah menikah, mereka pergi untuk pacaran,” jawab Nala. Kala tak lagi merespon, wajahnya terlihat sangat murung. Sambil membuang napas lelah Kala pun menyandarkan kepala ke meja. “Ayolah! Kalau sudah selesai pikniknya, onty Nina juga pasti pulang.” Nala mencoba menghibur, tapi Kala bergeming dan lagi-lagi mengembuskan napas sampai pundaknya turun.Menyadari Kala benar-benar sedang bersusah hati, Nala pun mengulurkan tangan untuk menepuk-nepuk kepal
Baca selengkapnya
Extra Part 7 : Galau Memilih Hadiah
"Berapa harganya ini? Bolehkah aku membelinya Onty?"Bianca dan Cloud saling melempar tatapan, begitu juga perempuan yang datang bersama Embun ke kantor Cloud hari itu. Perempuan itu bernama Bening, pekerjaannya sama seperti Cloud, seorang pengusaha. "Kala ingin membeli ini?" Tanya Bening. Tanpa rasa was-was mengambil satu cincin berlian yang sengaja dia bawa ke sana lalu memberikannya ke tangan Kala."Berapa harganya onty?" Bening kaget karena berniat hanya bercanda, dia pun menoleh Cloud agar mau membantunya menjawab pertanyaan Kala. "Itu harganya lima ratus juta," jawab Cloud. "Kembalikan ke onty Bening! Itu bukan mainan, kalau sampai rusak, Mama tidak akan mau menggantinya."Kala tak lantas menuruti larangan Cloud dan malah bertanya," "Lima ratus juta nolnya delapan 'kan? Tabunganku nolnya sembilan."Cloud mendelik, refleks memukul pelan lengan putranya. Sedangkan orang lain yang berada satu ruangan dengannya tampak tertawa menyadari Kala berhasil membuat Cloud berubah menjadi s
Baca selengkapnya
Extra Part 8 : Bercinta
"Sudah aku bilang pakai baju seksimu." Baru saja masuk setelah kembali dari kamar Kala, tapi Nic langsung mengeluh mendapati Cloud duduk di depan meja rias sambil sibuk mengusap serum ke wajah. "Bagaimana? Apa sudah bicara ke Kala?" Bibir Nic maju tiga senti. Dia gemas karena Cloud tidak menjawab pertanyaannya tapi malah melempar pertanyaan lain. Nic menghempaskan bokong ke tepi ranjang, kemudian memandang wajah Cloud dari pantulan cermin meja rias. Tak lama Nic membuang napas kasar lewat mulut, merebahkan tubuh dan memandang langit-langit kamar. "Kala bilang diundang Nala ke acara pentas biola, anakmu ingin pergi membeli boneka dulu sebagai hadiah," ucap Nic. Cloud merasa geli, nada bicara suaminya itu terdengar sangat malas, mungkin karena berpikir dia tidak mau menuruti keinginan memakai baju seksi. Lewat pantulan cermin di depannya, Cloud bisa melihat Nic berbaring dengan kaki menggantung. Dia pun buru-buru mengenakan rangkaian perawatan wajah agar bisa cepat mendekat ke Ni
Baca selengkapnya
Extra Part 9 : Menyalahkan Diri Sendiri
"Dokter bilang kamu terlalu lelah, hingga mengalami sedikit pendarahan. Sudah! Biarkan Tasya yang mengurus acara fashion show itu, lagipula ada Bening 'kan? Mama yakin mereka bisa bekerjasama dengan baik."Ucapan Bianca yang panjang itu tidak Cloud dengarkan secara seksama. Duduk di ranjang pesakitan, Cloud sibuk memandang layar ponselnya berharap Nic segera menghubungi. Semalam, Nic panik dan membawa Cloud ke UGD karena takut terjadi hal buruk ke kandungan sang istri. Cloud yang syok pun sampai jatuh pingsan hingga dokter memutuskan memberikan penenang agar dia bisa istirahat. Cloud memang terindikasi kelelahan. "Dia pasti merasa sangat bersalah, sampai tidak mau menampakkan diri. Padahal aku sangat ingin dia menjadi orang pertama yang aku lihat saat bangun tadi." Cloud harus rela menelan kekecewaan. Dia ingin mengirim pesan lebih dulu ke Nic, tapi takut jika malah bertambah semakin sedih. "Ini makan buahnya dulu!" Bianca menyodorkan potongan apel ke Cloud yang masih termenung. Wa
Baca selengkapnya
Extra Part 10 : Tim Mama
"Jadi, Nic merasa bersalah karena setelah mereka hiya hiya Cloud mengalami pendarahan, padahal tak serta merta karena alasan itu. Dokter bilang Cloud terlalu lelah."Seperti biasa, Bianca melakukan pillow talk bersama Skala sebelum tidur. Semakin bertambah tua usia pernikahan mereka, semakin hangat dan erat hubungan yang terjalin. "Aku melihat Nic seperti selalu merasa berdosa atas perbuatannya di masa lalu, jadi wajar kalau dia sampai ketakutan begitu. Tapi aku penasaran, dulu saat hamil Kala apa mereka juga sempat .... "Skala menjeda lisan lantas menoleh Bianca, istrinya itu mencebik lalu memukul pahanya."Ish ... Papa. Nanti aku tanya ke Cloud."Skala tertawa mendengar balasan Bianca. Dia pikir wanita itu akan memarahi atau menasihatinya untuk tidak berpikir macam-macam, tapi ternyata Bianca tetap saja Bianca, tak peduli berapa usianya sekarang wanita itu tetap sama di matanya."Lalu, apa malam ini Nic dan Kala menemani Cloud di rumah sakit? Aku belum sempat menjenguk, masih haru
Baca selengkapnya
EXTRA Kehamilan Pertama : Niat Buruk
Tujuh tahun yang lalu[ Pak, istri Anda baru saja memesan obat penggugur kandungan secara online dan seorang kurir baru saja mengantarnya ke kantor ]Nic terbakar amarah mengingat pesan yang dikirimkan Aditya padanya. Tak peduli dengan rapat yang sedang dia pimpin, Nic langsung pergi mengendari mobil dengan kecepatan tinggi menuju Niel Fashion. Nic melonggarkan dasi, memukul kemudi karena kesal perjalanannya terhambat lampu merah. Dia bahkan menekan klakson berulang-ulang agar kendaraan di depan bergegas melaju saat lampu berubah warna menjadi hijau.“Kalau kamu sampai membunuh anakku, aku tidak akan pernah membiarkanmu hidup Cloud!”Nic bagai kerasukan setan, dia memarkirkan mobil secara serampangan di depan lobi Niel Fashion. Satpam yang hendak menyapa pun sampai mengurungkan niat karena takut melihat wajah suami direkturnya beringas.Nic menekan lift dengan kasar, melempar tatapan tajam ke karyawan Cloud yang hendak menaiki lift yang sama agar mengurungkan niat.Setelah sampai di d
Baca selengkapnya
EXTRA Kehamilan Pertama : Saus Kacang Merah
Cloud diam memandangi makanan di piringnya. Setelah kejadian soal obat peluruh kandungan, hari itu untuk pertama kali Nic sengaja menjemput ke Niel fashion dan membawanya ke sebuah restoran Italia.Nic sudah memesankan makanan untuk Cloud. Seporsi pasta yang baru kali ini Cloud lihat warna sausnya sedikit berbeda dari pasta yang pernah dia makan sebelumnya. "Kenapa? Itu menu paling enak di sini," kata Nic.Cloud menelan ludah, jujur saja pasta itu sangat menggugah selera. Cloud tidak ingin berpikiran macam-macam lantas meraih garpu, apalagi Nic sudah memintanya segera makan."Tidak ada racun di makanan itu jadi kamu tidak perlu takut, lagipula mana mungkin aku meracuni wanita yang sedang mengandung anakku," kata Nic. Meskipun nada bicaranya masih ketus dan penuh kebencian, tapi Cloud memilih untuk menganggap Nic sedang memberi perhatian. Dia diam tak membalas, karena berdebat di depan makanan bukan hal yang diajarkan oleh orangtuanya. Cloud pun mulai mengambil pasta itu menggunakan
Baca selengkapnya
EXTRA Kehamilan Pertama : Gelar Ayah
Entah mimpi atau nyata, tapi Cloud merasa seperti melihat Nic berada di dekatnya. Pria itu meminta maaf berkali-kali, setiap kata yang keluar dari mulut Nic bahkan bisa dengan jelas Cloud mendengarnya.“Apa kamu ingin melihatku sengsara sampai sengaja memakan pasta saus kacang merah itu? Aku sudah bilang Cloud, aku tidak akan melepasmu dengan mudah. Jika kamu ingin mati, mati saja sendiri tanpa membawa anakku karena dia adalah satu-satunya keluarga yang aku miliki, dia harapanku.”Cloud merasa dadanya seperti terhimpit batu besar, dia bangun dengan air mata mengalir deras bahkan Bianca sampai panik dibuatnya.“Cloud, apa yang kamu rasakan? Mama sudah meminta perawat memanggil dokter, mereka pasti akan segera ke sini,” ucap Bianca sambil meraih tangan sang putri.“Mama!”“Iya, Mama di sini apa ada yang kamu mau?” Bianca membelai rambut Cloud dengan air mata yang mengalir membasahi pipi. Satu tahun yang lalu dia juga pernah mengalami kejadian persis seperti ini, melihat putrinya berbari
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
202122232425
DMCA.com Protection Status