Semua Bab Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah : Bab 31 - Bab 40
91 Bab
Pesawat bintang lima
Tiga bulan telah berlalu, dan kandungan Bela sudah memasuki usia 4 bulan. Sesuai janji Lukman, dia akan membawa baby moon ke Inggris. Bela sudah menyiapkan segala sesuatu untuk dibawa. Termasuk surat izin dokter yang menyatakan kehamilan Bela sehat untuk dibawa ke luar negeri. Bela sangat bersemangat karena untuk pertama kalinya dia aman menikmati negeri yang diimpikannya selama ini. Menurut Lukman, mereka akan menggunakan pesawat pribadi. Jadi hanya akan ada dua penumpang dan sisanya awak pesawat. Bela tidak menyangka ia juga akan mendapatkan fasilitas yang begitu fantastis. Saat Bela dan Lukman tiba di bandara, Lukman meminta izin untuk bertemu dengan Dirut. Pasalnya, perjalanan itu merupakan kado pernikahan bagi Lukman dan istrinya. Saat di bandara, Lukman diminta langsung menuju landasan pacu. Bela dan Lukman berjalan kesana dan melihat beberapa pesawat yang ada disana. Lukman mencari pesawat yang diberitahukan oleh direktur utama. Sesampainya di depan pesawat, mereka
Baca selengkapnya
Perpustakaan
Di malam hari mereka menuju ke London Eye. Ada yang berdecak kagum karena keindahan malam itu sangat spektakuler. "Sayang, di sini enak," kata Bela. "Ya bagus. Lebih bagus dari gambarnya," kata Lukman. "Saya ingin naik bianglala," kata Bela sambil menunjuk bianglala terbaik di Eropa. "Oke, setelah ini kita naik. Kamu takut ketinggian?" tanya Lukman. "Nggak apa-apa! Jangan banyak tanya! Aku mau naik," paksa Bela sambil menarik tangan Lukman. Setelah membeli tiket bianglala, Bela menunggu giliran naik. Dan segera mereka membuatnya. "Saya sangat senang," kata Bela. “Ya, aku senang kamu menyukainya. Maka London Eye yang tingginya 135 meter itu kini menyandang gelar bianglala terbesar di Eropa. 32 kapsul bisa memuat 800 orang dalam sekali putaran. Artinya, sama dengan mengangkut 11 penumpang dengan bus tingkat yang menjadi ikon di London. Tak heran jika London Eye menjadi salah satu objek wisata paling menarik bagi wisatawan di ibu kota Inggris tersebut. Nantinya kita bisa mel
Baca selengkapnya
Pak Hans adalah Temannya Lukman
Di sana Bela menghabiskan waktu bersama Lukman. Di hari ketiga di Tanah Air, Lukman mengajak Bela mengunjungi beberapa tempat wisata. Dan hari keempat dimana mereka harus kembali ke negara asalnya dengan mengendarai pesawat pribadi. Bela membeli cukup banyak hadiah untuk dirinya sendiri, untuk ayahnya, dan juga untuk May dan Nita. Bela tidak percaya dia bisa pergi ke negara itu. Ternyata menikah bukanlah halangan untuk menjelajah jalanan. Apalagi Lukman memberikan fasilitas terbaik. Meski perjalanan mereka disponsori oleh direktur utama di perusahaan tersebut, Lukman tetap bekerja. Lukman bekerja dengan sangat baik sehingga direktur kepresidenannya memberinya hadiah pernikahan berupa perjalanan ke luar negeri. Lukman pun tak mengeluarkan uang sepeser pun untuk perjalanan mereka. Sesampainya di negara asalnya, Bela merasa sangat lelah sehingga Lukman memanggil dokter untuk memastikan kondisi istrinya. Dan menurut dokter, kondisi Bela serta janin di dalam perutnya baik-baik
Baca selengkapnya
Bela Kuret
Bela merasa tubuhnya sangat lemah dan nyaris tak berdaya. Tulang terasa seperti terlepas dari seluruh tubuh. “Lalu apa yang harus kami lakukan, Dok?” tanya Deva. "Solusi yang terbaik adalah Bu Bela harus disembuhkan. Karena untuk menyelamatkan ibu. Karena anak anda tidak berkembang," jawab dokter. Bela merasa sangat sedih. Karena baru saja membawa janin dalam perutnya jalan-jalan ke luar negeri tapi setelah mereka pulang dari sana dinyatakan tidak berkembang. Bela tidak bisa berhenti menangis. Deva mendekati Bela dan memeluknya. "Saya tidak mau kuretase. Saya mau anak kita," kata Bela lirih. "Ya, aku mengerti. Tapi keadaan tidak seperti yang kita bayangkan. Ini sudah takdir. Kamu harus terima," kata Deva lalu mengelus rambut Bela dan mengecup kening Bela. "Saya tidak rela dipisahkan dari anak saya. Saya tidak ingin disembuhkan," Bela menolak dan kemudian berontak. Dokter langsung memanggil petugas security melalui tombol yang ada di kamarnya namun Deva memeluk Bela dan dok
Baca selengkapnya
Mimpi
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Deva menjawab pertanyaan Bela. "William. Kuharap kamu bisa menerima keadaan ini! Jangan bersedih dan menyalahkan dirimu sendiri!" kata Deva. "Aku sedang berusaha melakukan itu. Jadi kamu sudah tahu penyakit yang aku derita?" tanya Bela. "Yah, aku sudah tahu dan tidak akan meninggalkanmu. Yang jelas aku akan terus bersamamu. Senang, sedih, kita akan terus bersama. Kamu harus semangat hidup!" jawab Deva. Bela menelan ludahnya. Dia berpikir jika Deva mengetahui apa yang dia alami, dia akan meninggalkannya. Deva memang pria yang baik untuknya. Setelah tiga hari di rumah sakit, Bela akhirnya pulang. Selama di rumah sakit, Bela didampingi Deva dan bergantian dengan teman-temannya, yakni Nita dan May. Nita dan May juga merasa kasihan pada Bela yang sangat berduka atas kehilangan calon buah hati Bela. Tapi itu semua takdir. Tidak ada yang bisa mengubah semua itu kecuali Tuhan. Kondisi Bela berangsur pulih. Dia bisa berjalan dan menikmat
Baca selengkapnya
Tidak percaya
"Entahlah, tiba-tiba aku pusing," keluh Bela. Nita lalu membawa Bela ke klinik kantor untuk berobat. Di sana Bela diperiksa oleh dokter. Mulai dari tekanan darah dan beberapa hal lainnya. Menurut dokter, semuanya normal. Mungkin dia hanya lelah dan butuh istirahat sejenak di klinik kantor.Sementara itu, Deva yang mendengar istrinya ada di klinik kantor langsung menghampiri Bela. "Bela, apa yang kamu lakukan?" tanya Deva cemas. Baru satu minggu dua minggu, yang seharusnya belajar di kantor Deva, sudah pusing. "Tiba-tiba pusing. Aku baik-baik saja. Kamu kembali saja ke kamarmu!" kata Bela. "Apakah kamu yakin? Apakah kita perlu pergi ke rumah sakit?" tanya Deva. "Tidak perlu! Dokter juga bilang aku baik-baik saja, aku hanya lelah," jawab Bela. "Kamu sudah makan?" tanya Deva. "Belum, ini belum jam makan siang," jawab Bela. “Baiklah, aku akan membelikan makanan untukmu” kata Deva lalu memesan makanan untuk dibawa ke klinik rumah sakit. Melihat Deva yang begitu perhatian
Baca selengkapnya
Kecelakaan di depan rumah Deva
Letta tidak tahu apakah Bela ternyata hamil. Dia takut Deva akan memecatnya. “Maafkan saya, Pak! Aku tidak tahu," Letta memohon. "Aku suka Bela walaupun dia masih kecil tapi tidak pernah merepotkan orang lain seperti kamu Mbak Letta. Dia juga lebih dewasa dari kamu," bentak Deva. Bela tersanjung saat Deva membela diri di depan anak buah Deva. Bahkan sikap Deva terhadap Bela ditunjukkan dengan mendukung Bela. "Maaf, Pak. Saya tidak akan melakukannya lagi. Tolong jangan memecat saya!" tolong Letta. "Kenapa kamu yang mengontrol aku? Apa kamu tidak tahu bahwa Bela adalah istriku? Tentu pilihanku adalah yang terbaik," kata Deva. "Saya minta maaf sekali lagi. Bu Bela, saya mohon tolong Maafkan saya dan minta Pak Deva untuk tidak memecat saya!" Letta kemudian memohon di kaki Bela. "Pecat saja karyawan seperti ini! Toh masih banyak orang yang butuh pekerjaan dengan hati yang mulia," kata Nita. Bela menghela napas. Dia tahu dia bisa meminta Deva memecat Letta. "Maafkan saja dia!
Baca selengkapnya
Transfusi darah
Dokter menyatakan kondisi korban bernama Mike sudah stabil. Meski masih perlu mendapatkan perawatan lebih lanjut. Deva yang menunggu di sana diperbolehkan pulang. Saat Deva tiba di rumahnya, suasana di depan rumahnya masih cukup ramai. Dan untungnya listrik menyala. Bela yang belum bisa tidur karena menunggu kedatangan Deva duduk di ruang tamu. "Kenapa kamu belum tidur?" tanya Deva saat memasuki rumah. "Bagaimana aku bisa tidur? Depan rumah ramai sekali dan kamu belum pulang," kata Bela. "Oh, kamu tidak bisa tidur tanpa aku di sisimu, kan?" goda Deva. "Kamu, ya. Bagaimana kondisi korban?" tanya Bela. "Alhamdulillah stabil. Dan saya bisa meninggalkannya. Ayo, kita ke kamar! Saya mau mandi, lalu tidur," kata Deva. Keesokan harinya saat Deva sedang bekerja dan Bela kebetulan sedang tidak ada jadwal kuliah. Deva diminta ke rumah sakit karena korban ingin bertemu dengannya. Deva pun langsung dilarikan ke rumah sakit. Sudah ada polisi yang berjaga. Deva diminta masuk ke d
Baca selengkapnya
Deva adalah anaknya Mike
Keesokan harinya, Mike dan istrinya, Deva, serta Bela tiba di rumah sakit. Mereka tidak sabar menunggu hasilnya segera keluar. Setelah dokter menghampiri mereka, mereka duduk menunggu hasil. Tentu saja, mereka bisa membacanya sendiri. Namun karena keluarga Mike terlalu istimewa, hasil tes DNA dipandu oleh dokter. "Jadi bagaimana hasil tesnya, Dok?" tanya Mike. "Baik saya beritahukan hasil tes ini. Jadi Deva dan Pak Mike ada kecocokan DNA, artinya Deva memang anak kandung Pak Mike. Ditambah dengan kecocokan dengan istri Mike, artinya Deva adalah anak kandung kalian berdua," jelas dokter. Semua orang terkejut, bahkan Mike terdiam saat mengetahui bahwa Deva adalah anak kandungnya yang hilang. Selama 35 tahun ternyata mereka bisa bertemu. Deva bahkan tidak menyangka akhirnya bisa menemukan orang tuanya. "Jadi kamu anakku?" tanya istri Mike. Deva ragu tapi hasilnya memang menyatakan demikian. “Ya, memang Deva itu anak Bapak,” kata dokter. Deva pun berlutut di depan kedua or
Baca selengkapnya
Bela merasa nyaman dengan mertuanya
Sepanjang perjalanan pulang, Bela masih terkejut karena Deva telah bertemu dengan orang tuanya. "Mengapa diam saja?" tanya Deva. "Tidak. Aku masih tidak percaya kamu akhirnya bertemu dengan orang tuamu. Bagaimana perasaanmu?" balas Bela. "Wah, senang sekali. Saya juga lebih senang bertemu dengan mereka karena sudah punya istri," jawab Deva. Bela terdiam sejenak. Ia tidak menyangka Deva merasa sangat senang dengan kehadirannya. "Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Deva. "Tidak apa-apa. Aku hanya kagum pada suamiku," jawab Bela. "Kenapa? Karena aku tampan, ya?" "Oh. Seberapa percaya diri kamu? Aku heran pria dewasa sepertimu bisa memiliki istri mungil yang cantik sepertiku," jawab Bela. “Ya, karena itu memang anugerah. Kamu seperti emas yang saya temukan di antara pasir di pantai,” kata Deva. "Kamu sangat pandai berima," kata Bela. “Aku bisa melakukan apa saja untukmu, sayangku,” kata Deva. Yang membuat Bela merasa melayang. Deva sangat senang bertemu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status