All Chapters of Pria Bayaran Dokter Cantik: Chapter 21 - Chapter 30
40 Chapters
Bab 21. Kencan Di Bar?
Di tempat lain, Neil sudah berada di depan pagar rumah Shania. Pemuda itu kali ini tidak naik kendaraan umum atau jalan kaki seperti biasa. Dia sengaja membawa motor sport miliknya, khusus untuk membonceng Shania.Shania sendiri sudah melihat Neil dari jendela, ada rasa minder, apalagi jika dia dan Neil jalan beriringan, dia merasa seperti seorang kakak yang sedang memomong adiknya!"Shania, kamu sudah berpakaian rapi, siapa yang kamu tunggu?" tanya Nyonya Samantha, ibu dari Thomas. Sebetulnya sangat riskan menerima Neil menjemputnya di rumah Thomas. Pasti ibu dari Thomas itu akan mengatakan pada Thomas jika istrinya jalan dengan laki-laki muda, membiarkan dirinya dijemput di rumah orang tua suaminya sendiri."Temanku, apa ada masalah, Ibu?" jawab Shania. Samantha tidak pernah menyetujui pernikahan Thomas sejak awal, status Shania dan Thomas memang berbeda jauh. Thomas terlahir dari keluarga, dan Shania? Hanya seorang gadis biasa dari keluarga sederhana, mendapatkan beasiswa saat kuli
Read more
Bab 22. Kamu ... Hanya Bermain-Main Dengannya?
Shania menggeleng, terserah saja apa yang mau dilakukan Neil. Lagi pula Neil sepertinya tidak perlu meminta ijin padanya, menurut Shania. "Terserah kamu saja, aku nggak peduli. Kamu mau show, atau melakukan apa, bukankah kamu memang melakukan pekerjaan seperti itu?" jawab Shania acuh. Neil tersenyum mendengar jawaban yang terkesan ketus di telinganya, entah kenapa semakin Shania ketus padanya, Neil justru semakin merasa tertantang mendekati wanita itu."Ok, tunggulah di meja sana. Dan, jangan pernah kamu memesan minuman beralkohol atau kamu akan membuat aku kesulitan seperti beberapa malam yang lalu," pesan Neil pada Shania. Dia tahu, Shania akan menjadi sangat merepotkan sampai wanita itu meminum minuman beralkohol!"Ya, ya, kamu tenang saja, Neil. Aku akan menunggumu," jawab Shania tidak keberatan, lagi pula baik baginya jika tidak perlu berduaan saja dengan Neil."Benarkah, kamu akan menungguku?" tanya Neil, pertanyaannya barusan hanya bermaksud untuk menggoda Shania saja."Ya, ap
Read more
Bab 23. Dekati Anaknya, Balaskan Dendammu!
"Kenapa aku harus berhadapan denganmu, Nona? Apakah kamu adalah orang tua Neil?" balas Shania. Terdengar embusan napas kasar dari Marion, wanita di hadapannya ini memang sangat keras kepala, sulit memberitahukannya. Marion tidak menyukai perdebatan dengan seorang pelanggan, "Aku bukan orang tuanya, tapi aku menyayangi Neil, Nona Shania." "Nona, sepertinya kamu tidak perlu ikut campur dengan urusanku. Ini hidupku dan juga hidup Neil. Lagi pula, pemuda seperti Neil sudah terbiasa bersenang-senang dan bermain-main dengan banyak perempuan, aku tidak merasa jika dia akan mudah tersakiti," kata Shania, "Jika kamu masih terus memberikan kotbah padaku, lebih baik aku pindah meja. Aku tidak suka saat orang lain mencampuri urusanku!" Marion menjadi tidak enak hati saat mendengar apa yang dikatakan oleh Shania padanya, akhirnya ia pun mengalah, "Maaf, maafkan aku. Baiklah, aku akan pergi dari hadapanmu. Tapi aku mohon tolong dengarkan apa yang aku katakan tadi. jangan menyakitinya." Marion p
Read more
Bab 24. Aku Pria Normal, Dok!
Marion tidak menyukai keributan, ditahannya tangan Neil, agar tidak memukul salah satu pria tersebut, "Sudah cukup! Aku bilang cukup, jangan membuat keributan di bar milikku!"Neil mendengus kasar, masalahnya dia tidak terima saat mengetahui mereka hampir melecehkan Shania. “Ma’am?”“Kalian pergilah! Aku tidak segan memanggil polisi jika kalian berbuat keonaran!” Kali ini Marion yang mengambil alih, mengusir pria-pria menjijikkan yang juga sudah sangat mabuk.“Panggilkan Liam, suruh dia mengeluarkan ketiga pria ini!” seru Marion pada John, dan pria itu bergegas mencari Liam—petugas keamanan bar—untuk mengusir tamu-tamu brengsek yang berusaha melecehkan Shania tadi.Neil merapikan gaun malam yang dikenakan Shania, bagian bahunya sudah sedikit turun, dan Neil membetulkan letak lengan gaun malam tersebut. Saat dia menyibak rambut Shania dan ingin merapikannya, betapa terkejut wajahnya melihat siapa wanita yang kini berada di dalam pelukannya.“Dok?”“Apa dia baik-baik saja?” tanya Mario
Read more
Bab 25. Sentuh Aku, Neil
"Aku tidak bisa, Shania. Bersihkan tubuhmu. Di dalam lemari ada beberapa potong pakaianku berukuran kecil mungkin bisa kau pakai, celana pendek milikku pun ada di sana, kecuali celana dalam dan bra, aku tidak memilikinya."Shania meremas rambutnya, membuat dirinya terlihat begitu berantakan. "Neil ... please?"Mendengar seorang wanita merengek, apalagi yang merengek adalah Shania, mau tidak mau Neil pun naik ke atas tempat tidur dan berbaring di samping Shania. Jaraknya dengan Shania cukup jauh, dia tidak ingin sampai menyentuh Shania sedikit pun."Hei ... kamu masih berhutang padaku, hm?""Ah, berhutang?"Wajah sayu Shania benar-benar menggoda Neil. Wanita itu sendiri tanpa sadar mendekati Neil, lalu memeluk pemuda tampan itu. Dada Neil yang tidak mengenakan apa pun terasa geli saat jari-jari lentik Shania mengusap dan memainkan titik sensitifnya."Shania, hentikan ...."Bukannya berhenti, dia pun naik ke atas badan Neil, menunduk, lalu melumat bibir Neil. Merasa terpancing oleh sua
Read more
Bab 26. Ingin Mengulanginya?
Shania terkejut begitu melihat dirinya berada di dalam ruangan yang tidak dia kenali sama sekali. Pandangan beredar ke segala arah, ini bukan hotel, dan yang sudah pasti bukan pula kamarnya. Kamar itu terlihat mewah dan besar, tapi siapa pemilik kamar, Shania belum mengetahuinya.Pelan-pelan dia mengintip ke balik selimut, kedua mata terbelalak lebar, cepat-cepat dia menutupi seluruh tubuhnya kembali dengan selimut tebal berwarna coklat tua tersebut.“Sial! Kenapa … aku telanjang bulat?” gumam Shania seorang diri, merasa bingung apa yang sebenarnya telah terjadi semalam.Shania benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya, kenapa dia bisa berakhir di atas tempat tidur yang sama sekali tidak dia kenal. Sebenarnya saat ini dia berada di mana? Siapa yang bisa menjawabnya?Pintu kamar terbuka, Neil menggeser pintu, dan dia pun masuk ke dalam."Selamat pagi, Shania," Neil seraya membawakan sesuatu di nampan, sepertinya sarapan pagi?"K-Kamu?" Shania beringsut mundur saat Neil dat
Read more
Bab 27. Tamu Yang Tidak Diharapkan
Pembantu masih membereskan seisi ruangan termasuk kamar tidur yang ditempati Neil dan Shania semalam. Shania agak sungkan saat menyantap hidangan yang dibuatkan Neil untuknya, dan dia terpaksa memakai pakaian milik Neil yang sedikit kebesaran.Melihat Shania yang memakai pakaiannya karena kebesaran, belum lagi dia memakai celana pendek Neil yang sudah kecil dan terlihat ketat pada bagian pahanya, membuat Neil tidak tahan menahan tawanya."Kamu kenapa tertawa, memangnya ada yang lucu?" tanya Shania."Tidak, tidak ada masalah sama sekali. Kau justru terlihat seksi memakai kemejaku yang kebesaran dan celana pendek milikku yang sudah kekecilan, tapi aku menyukainya," ucap Neil seraya mendekati Shania, lalu menarik pinggang wanita itu, dan mendekatkan pada tubuhnya.Shania menjadi salah tingkah, aroma tubuh Neil mengusik dirinya, dia masih bisa mengingat secara samar, aroma itulah yang dia cium semalam, dan ternyata adalah aroma tubuh pemuda tersebut."Kalau saja aku tidak perlu memulangk
Read more
Bab 28. Kamu Telanjang, Lebih Cantik!
"Sial," umpat Shania dengan suara pelan, dia tahu jika suara itu ternyata suara Donna, pelakor yang sudah merebut Thomas darinya, juga ibu dari Neil, pemuda menyebalkan yang tidak tahu menahu apa pun yang terjadi selama ini."Aku harus bagaimana, aku benar-benar tidak mengharapkan bisa berada di dalam satu tempat dengan wanita sialan itu!" umpat Shania merasa kesal. Neil pasti mengira jika Shania belum tahu jika wanita bernama Donna itu adalah ibu dari Neil, nyatanya, Shania sudah tahu semuanya.Terdengar derap langkah kaki yang semakin mendekat, Shania sudah mengunci kamar dari dalam, tetapi tetap saja perasaannya terbalut rasa was-was."Ma! Jangan di kamar tamu, itu pun sedang diperbaiki. Kalau mau, Mama ke kamarku saja," ucap Neil, berhasil mengejar langkah Donna tepat di saat wanita itu sedang menyentuh handle pintu kamar tamu, di mana Shania berada."Ok, ok, aku akan ke kamar sebelah," jawab Donna. Neil memastikan Donna sudah masuk ke kamar sebelah.Neil mengetuk pintu dengan pel
Read more
Bab 29. Ciuman Hangat Dari Neil
"Firasatmu pasti salah," kata Shania lalu ia membuang muka ke samping. Neil sepertinya sudah jatuh cinta pada pandangan pertama saat ia pertama melihat Shania di rumah sakit, sayangnya saat itu Neil sempat kecewa saat tahu jika Shania ternyata sudah bersuami."Sepertinya tidak akan salah, aku tahu, aku bisa meluluhkan hatimu, Shania. Suatu saat nanti, kamu benar-benar akan menjadi milikku, dan aku sangat yakin dengan hal tersebut, bagaimana menurutmu?" jawab Neil dengan penuh percaya diri.."Neil, lepaskan tanganmu pinggangku, aku mau ke kemar mandi," ucap Shania. Tetapi Neil tidak mendengarkannya sama sekali, kedua tangannya justru bergerak semakin ke atas, menekan punggung Shania, sehingga tubuh wanita itu pun menunduk ke arahnya, "Neil!"Neil tertawa, "Kenapa, Cantik?"Shania terus menatap Neil tanpa berkedip, dia bisa merasakan aroma tubuh Neil yang begitu harum, ah ...rasanya berlama-lama berada di dalam pelukan Neil bisa membuat kewarasan Shania berkurang!"Ada apa, kenapa kamu
Read more
Bab 30. Malah Membayangkan Neil?
Neil tidak membiarkan Shania beranjak dari tubuhnya, ia menarik kembali pinggang Shania sehingga wanita itu tidak pergi ke mana-mana, ia masih ingin berlama-lama dengan Shania, apakah itu salah? "Kamu tidak akan bisa pergi semudah itu, Shan. Kamu tahu, tamuku masih berada di kamar sebelah, jadi bagaimana caramu akan pergi? Aku tidak akan membiarkan kamu pulang seorang diri, Shan, aku bersamamu semalam, jadi aku pastikan aku juga yang akan mengantarmu kembali ke rumah." "Aku ini laki-laki yang bertanggung jawab, kok," kata Neil seraya memamerkan senyuman jahil di wajahnya. "Neil, lepaskan aku, aku harus bersiap-siap." Neil menggelengkan kepalanya, nampaknya Shania sudah menyihir Neil dengan segala pesona yang dimiliki wanita itu. Neil betah berlama-lama memperhatikan wajah cantik Shania, "Shan, pertimbangkan lagi perkataanku tadi. Kamu bisa tinggal di sini bersamaku, selama apa pun yang kamu inginkan." "Aku ..., ingin melihatmu bahagia," ucap Neil dengan sungguh-sungguh. "Aku ti
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status