All Chapters of Dihamili CEO Koma: Chapter 21 - Chapter 30
455 Chapters
Bab 21
Audrey sedang bekerja. Namun, entah kenapa dia tidak bisa berkonsentrasi dan merasa sangat gelisah. Tepat pada saat dia bertanya-tanya apa yang terjadi pada dirinya, ponselnya pun berdering. Dia melirik layar ponselnya dan melihat ternyata mantan rekan kerjanya yang menelepon. Mereka berdua sudah lama tidak saling berhubungan. Audrey pun merasa agak heran kenapa mantan rekan kerjanya itu tiba-tiba menelepon, tetapi tetap mengangkatnya.“Audrey, apa kamu masih ingat kamar yang kamu suruh aku bantu bersihkan habis sif malammu waktu itu? Akhir-akhir ini, ada orang yang lagi selidiki siapa yang pernah bekerja sif malam di sekitar periode waktu itu. Apa pernah terjadi sesuatu?”Orang yang menelepon adalah Shania Leonard, orang yang menggantikan Audrey membersihkan kamar presidensial itu setelah insiden yang dialami Audrey. Hari itu, Shania menemukan sebuah jam tangan di dalam kamar itu dan menyimpannya karena tiba-tiba merasa serakah.Setelah itu, Shania mengeceknya di internet dan mengeta
Read more
Bab 22
Audrey sudah bisa memastikan bahwa Zayden pasti mengetahui sesuatu. Dia diam-diam bersyukur karena Shania sudah meneleponnya tadi sehingga dia memiliki waktu untuk mempersiapkan semuanya. Jika tidak, dia pasti tidak akan bisa menutupi hal ini.Audrey melirik kertas itu, lalu menjawab, “Itu bukan aku. Aku harus bekerja di pagi hari dan menemani ibuku di rumah sakit di malam hari. Mana mungkin aku punya waktu untuk kerja di hotel lagi? Memangnya aku bisa ilmu duplikat diri?”“Kalau bukan kamu, apa begitu kebetulan ada orang yang namanya sama denganmu?” tanya Zayden.“Slastin punya puluhan ribu penduduk. Apa anehnya ada orang yang namanya sama? Kalau Tuan Zayden nggak percaya, silakan selidiki informasi yang lebih mendetail mengenai orang ini,” jawab Audrey dengan acuh tak acuh.Zayden menatap Audrey sejenak, tetapi tidak menemukan hal yang aneh. Dia pun menelepon Caleb dan memberi perintah kepadanya untuk menyelidiki informasi yang lebih mendetail tentang “Audrey Conner” yang bekerja di
Read more
Bab 23
Setelah diinterogasi tadi, Audrey masih merasa ketakutan. Kali ini, dia beruntung bisa menutupinya. Jika kejadian yang sama terulang lagi, dia belum tentu bisa seberuntung kali ini. Dia tidak ingin terus-menerus hidup dalam ketakutan di Kediaman Moore. Berhubung masalahnya mendesak, dia harus mencari cara untuk bisa mengumpulkan cukup uang. Setelah uangnya terkumpul, dia sudah bisa membawa ibunya meninggalkan kota ini.“Aduh, Audrey. Saat ini, perputaran uang perusahaan sangat tidak lancar, Ayah juga lagi kesulitan ...,” keluh Michael begitu mendengar harus mengeluarkan uang untuk Audrey.Hanya saja, Audrey sangat memahami sifat Michael. Dia langsung menyela dengan nada dingin, “Kalau begitu, pertimbangkan saja baik-baik. Lebih menguntungkan yang mana, memberiku sejumlah uang supaya aku bisa menjalin hubungan baik dengan Keluarga Moore, atau memberikan uang itu kepada ibu dan anak itu untuk berbelanja barang mewah?”Begitu mendengar ucapan Audrey, Michael juga merasa ragu. Sejak Audre
Read more
Bab 24
Setelah mandi dan menenangkan diri, Audrey baru berjalan keluar dari kamar mandi. Pada saat ini, ponselnya tiba-tiba berdering. Begitu melihat yang menelepon adalah Michael, Audrey pun mengangkatnya dan bertanya, “Ada apa? Sudah transfer uangnya?”Michael menjawab dengan dingin, “Datanglah ke Kediaman Conner sekarang juga. Aku akan buka cek untukmu.”Audrey merasa agak aneh, tetapi tidak berpikir kejauhan. Mungkin saja Michael keberatan mengeluarkan uang lagi dan ingin mencuci otaknya.“Oke, aku akan ke sana sekarang juga,” jawab Audrey.Setelah menutup telepon, Audrey pun bersiap-siap. Kemudian, dia berpesan kepada seorang pelayan bahwa dia tidak akan makan malam di rumah sebelum keluar. Tidak lama kemudian, Audrey pun sampai di Kediaman Conner. Saat melihat bangunan yang familier, tetapi juga terasa asing itu, dia menarik napas dalam-dalam sebelum menekan bel.Seorang pelayan membukakan pintu dan mempersilakan Audrey masuk. Saat melihat Michael yang sedang duduk di sofa, Audrey lang
Read more
Bab 25
Setelah mendengar ucapan itu, Audrey pun mencibir dalam hati. Pria hari itu adalah Zayden. Apa menghabiskan waktu dengan suaminya termasuk selingkuh?“Ternyata yang kamu maksud pria itu? Dengar baik-baik, dia itu ....” Baru saja Audrey hendak membeberkan identitas Zayden, dia tiba-tiba teringat perjanjian di antara mereka.Masalah mengenai Zayden yang sudah sadar masih dirahasiakan dari dunia luar. Jika Audrey membeberkannya dan merusak rencana pria itu, konsekuensinya tidak akan terbayangkan. Setelah memikirkan hal ini, Audrey terpaksa mengurungkan niatnya.Maria yang melihat reaksi Audrey langsung memprovokasinya, “Cepat bilang! Siapa pria itu?”Audrey menjawab sambil menggertakkan giginya, “Aku nggak bisa membocorkan identitasnya, tapi dia itu anggota Keluarga Moore.”“Kalau dia itu anggota Keluarga Moore, kenapa kamu nggak bisa bilang dia itu siapa?” tanya Michael.Saat ini, Audrey merasa sangat serbasalah. Jadi, dia hanya bisa diam. Melihat Audrey yang hanya diam saja, Michael lan
Read more
Bab 26
Setelah memikirkan hal ini, ekspresi Zayden menjadi semakin suram. Saat ini, dia memang sudah setuju untuk membiarkan Audrey tinggal di sini. Namun, itu tidak berarti dia sudah menerima Audrey sebagai istrinya. Audrey masih belum layak untuk bersikap merajuk terhadapnya.Setelah menenangkan Timothy, Zayden segera menelepon Caleb untuk menyelidiki keberadaan Audrey saat ini.Tidak lama kemudian, Caleb melapor, “Kalau dilihat dari lokasi ponselnya, Nona Audrey masih belum keluar lagi setelah pulang ke Kediaman Conner.”Begitu mendengar Audrey kembali ke Kediaman Conner, Timothy langsung memelototi Zayden dan bertanya, “Apa kamu melakukan sesuatu yang menyakiti Audrey? Cepat bujuk dia untuk kembali!”Zayden pun mengerutkan kening dan baru hendak menjawab. Namun, Timothy sudah terlebih dahulu menggebrak meja dan mengancam, “Aku tidak peduli apa yang terjadi pada kalian. Pokoknya, Audrey itu menantuku. Kalau kamu tidak membawanya pulang, itu artinya kamu tidak menghormatiku sebagai ayahmu!”
Read more
Bab 27
Yasmin berbicara dengan nada yang sangat lembut dan menunjukkan seolah-olah dia sedang melakukannya untuk kebaikan Zayden. Namun, Zayden hanya mengerutkan keningnya. Dia tentu saja mengetahui apa maksud Yasmin. Dia memang terlihat baik hati, tetapi kata-katanya dimaksudkan untuk mencemarkan nama baik Audrey.“Oh? Wanita sepertinya? Memangnya dia itu wanita seperti apa?” tanya Zayden.Setelah melihat Zayden sepertinya memercayai kata-katanya, Yasmin merasa senang dan menjawab, “Umm ... sebagai adiknya, aku nggak boleh mencemarkan nama baik kakakku ....”Maria pada dasarnya sudah sangat tidak sabar. Berhubung Yasmin tidak ingin mengatakannya, dia langsung menyela dengan buru-buru, “Yasmin, kalau kamu malu mengatakannya, aku saja yang bilang. Tuan, Audrey nggak sepolos penampilannya. Dari SMA, dia sudah pacaran dan sering bergaul dengan pria-pria nggak benar. Nilainya juga sangat hancur. Dengar-dengar, dia pernah ikut pesta seks. Nggak lama setelahnya, dia juga pernah menggugurkan kandun
Read more
Bab 28
Meskipun keluarga ini dibangun di atas kontrak palsu, Audrey tetap bisa merasakan kehangatan yang sudah lama tidak dirasakannya.Zayden memapah Audrey keluar dari ruang bawah tanah. Begitu keluar, dia baru melihat luka mengerikan yang terdapat di dahi wanita dalam pelukannya. Meskipun lukanya sudah tidak berdarah, bercak darah yang tertinggal sangat menusuk mata. Zayden pun memicingkan matanya. Tatapannya terlihat sangat dingin dan menakutkan.Tepat pada saat ini, Michael dan Maggie yang sudah mendengar pergerakan dari luar juga buru-buru datang.Melihat semua orang sudah berkumpul, Zayden bertanya dengan nada dingin, “Siapa yang menimbulkan luka ini?”Semua orang saling memandang dan tidak berani berbicara.Zayden menatap Maria, lalu bertanya, “Dari ucapanmu barusan, sepertinya kamu sangat tidak menyukai Audrey. Jadi, apa kamu pelakunya?”Saat melihat tatapan membunuh Zayden, Maria langsung ketakutan. Kedua kakinya juga gemetar dan dia hampir langsung berlutut di lantai.“Bukan aku! I
Read more
Bab 29
Awalnya, Audrey mengira Zayden hanya menggertak anggota Keluarga Conner. Tak disangka, Zayden benar-benar langsung mencambuk Michael. Namun, terlepas dari keterkejutannya, Audrey juga merasa cukup gembira.Selama bertahun-tahun setelah ibunya jatuh sakit, Audrey sudah banyak menerima perlakuan buruk dari Michael. Saat ini, Michael dicambuk murni karena kesalahannya sendiri. Dia memang pantas menerima hukuman ini.“Ini hanyalah hukuman yang kecil. Kalau lain kali hal yang sama terulang lagi ....” Zayden tidak menyelesaikan kalimatnya. Dia hanya melirik anggota Keluarga Conner dengan dingin, lalu membawa Audrey pergi.Saat ini, Audrey merasa tubuhnya sudah jauh lebih hangat dan kakinya juga sudah lebih bertenaga. Dia pun mengulurkan tangan dan mendorong dada Zayden untuk mengisyaratkan bahwa Zayden sudah bisa melepaskannya dan membiarkannya jalan sendiri.Namun, Zayden bukan hanya tidak melepaskan Audrey, tetapi malah mengeratkan genggamannya. Melihat Zayden yang begitu bersikeras memapa
Read more
Bab 30
Saat teringat tentang anggota Keluarga Conner yang menyebalkan, tatapan Zayden menjadi semakin dingin. Dia pun berkata, “Kelak kalau ada yang berani memukulmu lagi, kamu harus balas memukulnya lebih kuat. Mengerti?” Setelah mendengar ucapan ini, Audrey menatap Zayden dengan heran. Apa Zayden bermaksud untuk mendukungnya? Meskipun ucapan Zayden ini tidak begitu lembut, Audrey merasa cukup terharu. Dia hanya mengiakan dengan suara pelan karena takut gejolak di dalam hatinya terungkap.Tidak lama kemudian, luka Audrey sudah selesai ditangani.Zayden menunduk untuk mengamati luka yang sudah diperban itu sejenak. Setelah itu, dia segera mengatur sebuah pemeriksaan yang menyeluruh untuk Audrey.Awalnya, Audrey tidak ingin begitu repot. Namun, berhubung Zayden bersikeras, dia hanya bisa menurutinya. Setelah Audrey dibawa ke ruang pemeriksaan, Zayden duduk menunggu di luar. Zayden menatap punggung Audrey yang ramping, lalu teringat kembali tentang Audrey yang rela dipukul demi menyimpan raha
Read more
PREV
123456
...
46
DMCA.com Protection Status