Semua Bab Pernikahan yang Tak diinginkan: Bab 11 - Bab 20
29 Bab
aku bukan benalu
"Aku memang mengingkan pernikahan dan ingin menjadi istri yang baik untuk ku dengan penuh keharmonisan tapi kisah indah sudah berakhir dalam angan-anganku saja"Aulia****"Dari mana kamu tahu tentang itu?" tanya alex menatap aulia yang diam saja. "Berita itu sudah menyebar di kampus. Bahkan anak-anak masih saja heboh mempertayakan siapa perempuan itu." Alex lalu mengambil hpnya yang berdering sejak tadi, mengeryitkan kening menatap nomor baru yang menghubunginya. Ia mengangkat telpon itu tak lupa meloadspekernya karena masih harus memeriksa data perusahaan dari ayahnya. "Hal—""Kak alex berita itu bohongkan? Kakak masih sendiri kan?" Alex terdiam mendengar seorang wanita menelponnya menangis sesengukan.Aulia menghembuskan napas panjang, baru saja beberapa hari menikah bahkan dirinya belum disentuh sama sekali tapi kali ini mendengar regekan seorang perempua dari ponsel. "Apa pentingnya kalian ingin tahu urusan pribadiku?" sanggah alex lagi. Matanya melirik Aulia yang menegang
Baca selengkapnya
aku masih punya harga diri
"Tidak usah Ayah!" Tolak Aulia juga merasa tidak enak dengan tawaran dari Andika. Selain itu juga sudah tersinggung dengan ucapan Laila.Alex memandang Aulia cukup lama meminta penjelas dari sorot mata. "Aulia hanya ingin menjadi ibu rumah tangga yah." Aulia menggelengkan kepalanya kesal bukan itu yang diinginkan sekalipun bekerja dirinya tak mau dibawah naungan orang tua Alex, meskipun sikap Andika beda jauh dari perempuan yang dibencinya tapi tetap saja canggung dan malu. Aulia hanya ingin berdiri di kakinya sendiri. Tak melibatkan keluarga Alex lagi dengan urusannya, semakin jauh durinya masuk ke keluarga itu semakin sakit hatinya akan menumpuk dan akan susah untuk keluar. "Oh begitu menjadi ibu rumah tangga yang baik juga pekerjaan mulia, tapi suatu saat kalau kamu ingin bekerja bisa menghubungi ayah. Apalagi setelah kamu lulus sayang ijasahmu, nagnggur saja, Nak." Aulia hanya mengangguk saja sebagai jawaban agar tidak menyinggung hatinya lalu tak ingin mengecewakan Andik
Baca selengkapnya
ibu adalah rumah bagi anak-anaknya
"Ibu adalah rumah bagi anak-anaknya tapi rumah tertutup untukku" Aulia****Alex sudah mencari Aulia di sekitar kampus bahkan beberapa kali keluar masuk kelasnya dan bertanya ke teman-temannya apakah melihat namun mereka semua bingung tidak menemukan sosok dicarinya seharian ini, bahkan kedua sahabatnya juga tidak dikampus. Sudah beberapa kali juga menghubungi ponselnya namun tidak aktif. Ia mengusap rambut beberapa kali stress. Kali ini tidak akan memaafkan mamah dan Lalila kalau istrinya kenapa-napa. "Bro, kenapa sih menanyakan Aulia sejak tadi mana udah kayak orang stress banget! Apa yang sudah kamu lakukan padanya?" Ahmad bertanya penasaran meskipun tidak suka. "Bukan urusan kalian berdua!" ungkap Alex serkas matanya terus ke arah gerbang memperhatikan maha siswa yang lewat."Aulia itu perempuan baik-baik yang ku kenal. Ia takkan mau menghabiskan waktu yang tak penting dengan sembarang orang bahkan hanya ada 3 orang yang selalu ditemaninya. Gak sembarang orang bisa masuk ke k
Baca selengkapnya
mengapa jalan takdirku seperti ini?
"Ketika salah satu keluarga terlalu ikut campur dengan rumah tangga kita maka kita tidak akan tenang"Aulia****"Kenapa kau mencariku," Aulia menyinpan obat merah itu dan tersenyum ke adiknya. Ia mengusap kepalanya dengan lembut. "Aku khawatir dengan kondisimu. Maaf—""Jangan bahas itu di depan adikku, itu urusan kita" potong Aulia cepat. Ia tak ingin Rumi mengetahui apa yang dialaminya tidak mau membuatnya cemas menambah bebannya lagi. "Rumi, dengarkan kakak apapun yabg sudah bunda lakukan jangan pernah membecinya ya dek, ia takut kita salah langkah. Sekarang aku sudah berkeluarga harapan Bunda tinggal kamu saja. Lain kali diam saja jangan melawan bisa saja lebih parah dari ini. Selain itu pikirannya sedang kacau memikirkan sembuh juga kecewa dengan keputusan yang kuambil," nasehat Aulia padanya. "Tapi kak, Bunda sudah keterlaluan kali ini." "Tidak! Bunda melakukan itu karena masih marah dan kecewa. Biarkan saja sampai tenang. Jangan buat Budan stress akan menghambat kesembuha
Baca selengkapnya
Ulah Alex
"Aku sudah lelah dengan semua, bukan menyerah tapi hanya mengikuti alur hidup"Aulia****Tok!Tok!Tok!Aulia menautkan keningnya mendengar ketukan dari luar siapa datang tengah malam begini sudah menunjukkan pukul 2 malam. Ia bergegas mengintip ke jendela kamarnya menemukan seorang laki-laki tengah berdiri kedinginan karena hujan yang lebat. Ia memfokuskan pandangan meperhatikan postur tubuhnya. Ia menutup mulutnya tak menyangka yang datang adalah Alex. Ia segera keluar kamar membukakan pintu. "Ngapain datang ke sini?" Alex menghentikan langkahnya di depan pintu mendapatkan pertayaan tak enak itu. "Istriku di sini sendirian, jadi aku datang menemaninya. Kalau terjadi apa-apa aku juga yang repot nanti diteter banyak pertayaan dari ayah dan ibumu." Aulia memutar bola mata malas lalu bersedekap dada, jawaban yang dilontarkan Alex selalu saja asal bicara apa yang dikeluarkanya selalu tak berbobot. Ia beranjak mengambil baju ganti untuk suaminya."Ganti, habis itu bersihkan lantai yang
Baca selengkapnya
menyalahkan diri sendiri
Aulia mengumpulkan jawabannya lalu keluar dengan lesu sesekali mengusap air butiran bening berhasil lolos, rasanya sakit meskipun sudah terikat dengan pernikahan yang sah tapi semua didasari hitam diatas putih. Selain itu seperti menjual dirinya karena membutuhkan uang. "Aku apa bedanya dengan perempuan di luar sana yang menjual diri demi uang, bedanya aku hanya diikat dengan status pernikahan. Hanya status." Ia melangkah gontai menuju kamar mandi memastikan lagi apakah itu benar ulah Alex dalam hatinya semoga saja ruam-ruam alergi, tapi selama ini tidak memiliki alergi apapun. Sesampainya di toilet buru-buru menguncinya dan melepaskan syal tersebut. Perhatahannya runtuh sekali lagi benar saja itu adalah bekas bibir seseorang. Ia meringkuk di dinding toilet menangisi dirinya. Ia tak pernah menyangka seperih ini hatinya saat disentuh alex, dunianya hancur karena laki-laki itu dicintainya dan hanya menginginkan seorang anak darinya. Hal ini menjadi pukulan terberat selama ini terlal
Baca selengkapnya
berita baik & buruk
"Hal paling menyakitkan ketika baru saja aku bahagia dengan kabar baik lalu mendapatkan kabar lebih buruk lagi"Aulia*****"Dari mana saja kamu malam begini baru pulang!" Aulia tersentak baru melangkahkan kakinya ke pintu sudah dibentak oleh mertuanya menatap Arlojinya baru masuk magrib belum pulang larut malam. Ia hanya diam mematung di depan pintu menunduk menahan tangis, selain bentakan Aurel yang membuatnya kacau rasanya berat untuk bertemu dengan Alex. Kakinya seakan ingin pergi dari rumah ini. "Seharusnya sebelum magrib kamu sudah ada di rumah bukannya keluyuran tidak jelas. Mau jadi wanita apa kamu, hah! Jangan sampai kau mencemari nama baik keluarga saya cukup kau terlahir miskin menjadi beban di keluarga ini!Butiran bening berhasil keluar dari kelopak matanya, sudah tak tahan lagi bahunya bergetar namun rasa iba seakan tak ada untuknya aurel semakin memojokkannya. "Jangan pikir dengan kamu menjual kesedihan dapat meluluhkan saya. Saya tahu itu hanya air mata sandiwara s
Baca selengkapnya
penyesalan tak berujung
Aulia mengayunkan kakinya cemas juga ketakutan, tangannya begetar hebat belum siap mendengar apapun yang terjadi. Ia menatap rungan di mana ibunya sedang ditagani, kakinya terasa lemas tak sanggup lagi membopong tubuhnya melangkah saja sudah tak sanggup lagi. Butiran bening itu tak hentinya keluar, badai ujian terus saja menghantam mental dan fisiknya. Namun, sekarang adalah ujian paling membuatnya ketakutan. Meskipun sudah berada di situasi seperti ini berulang kali tapi rasanya belum siap sama sekali mendengar kabar yang akan disampaikan oleh dokter, setiap kali kabar baik keluar diringi dengan kabar lebih buruk lagi. Aulia pun tahu kalimat itu hanyalah penenang sesaat agar tidak terlalu syok mendengar selanjutnya agar patah semangat, sedih berlarut. Namun, tetaplah sia-sia. Hati siapa yang tak akan hancur ketika kehilangan ibunya, tentu saja semua orang merasakan hal yang sama perginya salah satu orang tua di hidup kita tak karuan karena peran keduanya sangatlah penting. Ibu adala
Baca selengkapnya
pelanggaran perjanjian
Setelah kepergian Alex, aulia termenung lama memikirkan perkataanya sekarang Rumi adalah tanggung jawanya satu-satunya tempat untuk pulang, tapi apakah mampu menjalankan peran itu sedangkan dirinya saja sedang berada di situasi yang sulit, ia menghembuskan napas panjang lama semoga saja kelak tidak kalah dengan keadaan masih ada arumi yang harus diurus. Ia mengulurkan tangan membangunkan Rumi untuk masuk ke apartemen istirahat, fisik dan mentalnya pasti kelelahan."Dek, tidurnya di apartemen jangan di sini." "Bunda," gumam Rumi dalam tidurnya. Mata aulia kembali lagi berkaca-kaca, juga sangat rapuh bahkan merasakan sosok itu masih hidup tapi nyatanya telah tiada. Ia masih belum bisa menerima kepergian Marwah. "Dek, bangun." Aulia terus menguncang tubuhnya. Netra Arumi terbuka perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk, ia melirik parkiran apartemen mengeryitkan kening sedang di mana? Ini bukanlah rumah mereka. "Kak, sekarang kita di mana? Ini sudah malam Bunda pasti marah kalau kit
Baca selengkapnya
Kami memang tak pernah dianggap
"Luka paling menyakitkan ketika sang pelaka adalah keluarga sendiri"Aulia***Aulia menatap malas kedatangan kedua sahabatbya heboh dengan apartemen ditrmpatinya karena salah satu apartemen elit dan mewah. Bahkan mereka memgang beberapa perlengkapan yang harganya bisa membeli rumah, mobil dan tanah."Wis gila hidupmu berubah 180 derajat." puji Faris masih terkesima."Udah jangan di sentuh terus kalau ada yang jatuh aku yang kena imbasnya sama paksu entar ribet. Untung kalau gak di suruh ganti rugi," jelas Aulia sibuk membutkan jus. "Eh, kalian udah dengar gak sih, kak Maudy udah balik dari study tournya udah aktif seperti dulu lagi.""Wish, akhirnya berbie kampus balik lagi." Aulia mengerutkan kening, siapa bierbie kampus yang mereka maksud nama yang disebutka tak pernah di dengarnya selama ini mungkin karena kurang update sama sekali tentang kampus. "Siapa berbie kampus?" Widya dan Faris refleks menipuk jidat Aulia bersamaan. Suatu keajaiban tidak mengenal Maudy. Perempuan ter
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status