All Chapters of Gairah Cinta Paman Presdir: Chapter 211 - Chapter 220
233 Chapters
Bab 211
Lisa yang mengerti, segera berdiri dari duduknya. Dia tahu jika Andre kini sedang membutuhkan privasi berdua dengan mantan pacarnya. "Dokter, aku permisi, ya! Semoga sukses," ucap Lisa sambil tersenyum kepada Andre. Senyuman yang diberikan oleh Lisa seakan menghipnotis dunianya. Dia tidak rela jika wanita itu pergi. Sebab, dia baru melihat senyum paling tulus dan ikhlas dari wanita itu. "Lisa," panggil Andre. Lisa yang sudah melangkah pun menoleh. Wanita itu tidak bertanya, dia hanya menunggu apa yang akan dikatakan oleh Andre. "Dimana ruanganmu?" tanya Andre. "Untuk kanker otak," jawab Lisa yang kemudian berlalu. Hati Andre perih mengetahui jika Lisa mengidap kanker otak. Namun, semangat wanita itu membuat Andre tergugah dirinya merasa begitu malu saat orang lain berjuang untuk hidup lebih lama, sementara dirinya masih berkeluh kesah. "Kanker otak?" gumam Gina ketika dia mendengar ucapan wanita yang tengah menemani Andre. Gina mencengkram kotak kue yang bawa dengan kuat. "To
Read more
212
Elvano memasuki ruang sidang dan terlihat agak tegang. Di antara kerumunan orang, dia melihat paman keduanya, Smith. Dia berjalan menuju meja penasehat hukumnya yang mempersiapkan barang-barangnya."Kamu siap?" tanya penasehat hukum Elvano, mencoba menenangkan Elvano dengan senyum."Aku akan berusaha," sahut Elvano.Saat ini, mereka duduk di bawah pengawasan kakek Lawrence, seorang pengusaha terkenal. Akhir-akhir ini, Elvano terus-menerus merasa ada yang aneh dengan perusahaan Patrice yang dipegangnya. Kekhawatirannya menjadi kenyataan ketika dia menemukan adanya upaya pemalsuan data oleh Olivia, seorang karyawannya.Namun, Elvano yakin bahwa Olivia tidak berbuat sendiri dan mencoba untuk mengungkap kebenaran. Dia sedang dalam proses melakukan investigasi ketika terjadi insiden. Paman Smith, pemilik perusahaan saingan, memakai jasa Olivia untuk melakukan pencurian data.Kini, Elvano berada di meja sidang sebagai saksi. Dia merasa senang karena kakek Lawrence, dengan bantuan penasehat
Read more
213
"Permisi...!" panggil Andre sambil mengetuk pintu di hadapannya. Kini Andre berada di depan pintu ruangan Lisa, wanita yang terkena kanker otak. Andre datang dengan sebuket bunga untuk memberikan kejutan sekaligus ingin mengajak Lisa berliburan bersama keluarga Elvano dan Sergio. Niat Andre ingin membuat Lisa lebih bersemangat menjalani kehidupan ini.Sejak pertemuannya dengan Lisa di atap rumah sakit, Andre menaruh respek dengan wanita itu. Bukan jatuh cinta. Melainkan simpati dan salut dengan semangat wanita itu dalam menjalani hidup. Namun, saat Andre mengetuk pintu di hadapannya berulang kali, tidak ada jawaban dari si empuh dari kamar tersebut. "Dokter Andre, anda mencari Lisa?" Andre terperanjat kaget ketika mendapatkan teguran dari belakang tubuhnya. Pria itupun menoleh dan mendapati seorang perawat sudah berdiri. "Iya, dia kemana, ya?" tanya Andre. "Sepertinya sedang ke tempat terapi, Dok," jawab perawat itu. Sontak Andre merasa kecewa karena tidak dapat memberikan kejut
Read more
214
Hari liburan telah tiba. Kini semua orang sudah berkumpul di bandara untuk perjalanan mereka ke bali. Hanya Andre yang belum datang hingga matahari sudah berada di tengah kepala. "Apakah Andre jadi ikut?" tanya Sergio sambil melihat jam di pergelangan tangannya. Elvano yang tengah menggendong Amora pun menjawab, "katanya, dia sedang menunggu seorang wanita yang ingin Andre ajak." Vina dan Rubby pun terkejut mendengar Andre dekat dnegan seorang wanita. Padahal, sebelumnya Andre sudah menjalin hubungan dengan Gina. Namun hubungan mereka kandas karena Andre yang sudah terlanjur kecewa. "Ha, Andre punya pacar, Paman?" tanya Rubby kepada Elvano. Elvano mengangkat kedua bahunya. "Entahlah. Katanya, itu pasien kanker otak yang dia ajak." Sergio mengernyit heran. "Seorang pasien kanker otak? Andre selalu punya cara unik dalam urusan cinta.""Memangnya dia kenal dari mana?" tanya Vina penasaran.Elvano menjelaskan, "Katanya mereka bertemu di atap rumah sakit. Dan Andre hanya ingin menyem
Read more
Bab 15
Elvano dan rombongan kini tiba di Bandara Ngurah Rai, yang terletak di daerah Tuban, sekitar 13 kilometer dari pusat Kota Denpasar. Mereka segera menaiki mobil mereka masing-masing untuk menuju ke Resort Elvano yang berada di sana. "Papa ... Papa, lihat! Ada patung-patung cantit. Meleta siapa?" tanya Amora antusias ketika melihat patung-patung di setiap persimpangan jalan.Elvano yang tengah memangku Amora mengalihkan pandangannya ke arah dimana telunjuk munggil Amora mengarah. "Oh ... Itu patung-patung yang menggambarkan tokoh-tokoh pewayangan, Sayang." Jawab Elvano. Amora tampak bingung, tidak mengerti apa itu pewayangan. Rubyy yang melihat putrinya kebingungan pun mengelus kepala Amora sambil tersenyum. "Itu ada Gatotkaca, Nakula Sahadewa, Titi Banda, dan lain-lain. Mereka adalah pahlawan yang berjuang untuk kebenaran dan keadilan," jelas Rubby. "Wah, keren setali, Ma. Apa meleka punya tetuatan thusus?" tanya Amora penasaran."Siapa yang jawab, nih?" tanya Elvano. "Papa!" seru
Read more
Bab 216
Elvano, Rubby dan yang lainnya kini tiba di sebuah resort dekat pantai. Elvano segera membawa Amora anak perempuan berusia 2 tahun setengah itu berkeliling halaman resort. Sementara Sergio, pria itu tengah menemani Vincent di kolam renang. Dan para istri, Rubby dan Vina tengah meletakkan baju-baju mereka untuk liburan tiga hari ke depan di kamar masing-masing.Di posisi Andre, pria itu sedang membawa tubuh lemah Lisa ke dalam kamar di mana mereka semua masih berada di satu resort. Andre meletakkan Lisa di atas tempat tidur dengan hati-hati. "Kamu istirahat, ya. Apa kamu membutuhkan sesuatu?" tanya Andre setelah meletakkan wanita penderita kanker otak itu berbaring. Lisa menggeleng lemah. "Tidak, aku hanya ingin beristirahat. Bisakah kamu meninggalkanku sendiri?" ucap Lisa lemah.Andre tersenyum, dia mengusap kepala Lisa lembut. "Baik, selamat istirahat," kata Andre, dia pun menarik selimut menutupi tubuh Lisa. ***Sergio dan Vincent, kini sedang bermain-main di kolam renang anak
Read more
Bab 217
Sinar matahari mulai terlihat di area resort pinggir pantai di daerah Bali. Andre, sudah sibuk memesan sarapan untuk dirinya berikan kepada Lisa wanita penderita kanker otak itu. Andre membawa nampan berisi sarapan ke kamar Lisa. Dia mengetuk pintu dengan lembut, lalu masuk dengan senyum hangat. Lisa sedang terbaring di tempat tidur, menatap langit-langit dengan tatapan kosong."Andre, kamu sudah bangun?" Lisa bertanya dengan suara lemah."Ya, aku sudah memesan sarapan untukmu. Kamu harus makan, ya. Ini penting untuk kesehatanmu." Andre meletakkan nampan di meja samping tempat tidur, lalu duduk di samping Lisa. Dia mengusap rambut Lisa yang tipis dan rontok akibat kemoterapi."Terima kasih, Andre. kamu boleh keluar. Sepertinya, aku tidak akan bisa ikut kalian pergi jalan-jalan ke distinasi tempat wisata di Bali. Dan seharusnya, kau tidak membawaku. Karena aku hanya akan menjadi beban untuk kalian," ucap Lisa sedih menatap langit-langit dengan pandangan tanpa nalar. Lisa tahu, jika A
Read more
Bab 218
"Yuk, kita berangkat sekarang. Pantainya sudah menanti kita," kata Elvano sambil menggendong Amora di depannya.Di pagi hari, Elvano, Rubby, Amora bersama Vina dan Sergio, serta anak mereka, Vincent, suda bersiap-siap dengan tas ransel yang berisi perlengkapan mandi, handuk, topi, kacamata hitam, dan tabir surya. Untuk mengelilingi pantai-pantai indah di pulau dewata. Mereka berencana untuk pergi ke beberapa tempat menarik, seperti Tanah Lot, Kuta, Sanur, dan Nusa Dua."Let's Go!" Seru mereka bersemangat, mereka pun segera menaiki mobil mereka untuk menuju ke tempat utama ya itu, Tanah Lot. Selang, beberapa waktu mereka melaju menggunakan mobil, mereka pun tiba di Tanah Lot. Mereka segera turun dan mulai berjalan-jalan di sekitar pura yang berdiri di atas batu karang. Mereka mengagumi pemandangan laut yang biru dan ombak yang berkejaran. Mereka juga melihat banyak turis lokal dan asing yang berfoto-foto di sana."Wow, tempat ini sangat cantik, ya?" Vina berkata sambil mengambil gamba
Read more
Bab 219
"Sudah malam. Apa kau tidak ingin masuk?" tanya Andre saat menemani Lisa yang tampaknya masih betah. Malam ini, adalah malam terakhir mereka di pulau Dewata. Andre dan Lisa masih duduk di tepi pantai, menikmati angin sepoi-sepoi dan deburan ombak. Matahari mulai terbenam, memberi warna jingga yang indah di langit. Lisa tersenyum lemah, merasakan kehangatan Andre yang memeluknya dari belakang.Lisa menghela nafas berat, memandangi laut yang tenang di depannya. Tangannya gemetar saat dia mencoba tersenyum. "Andre, aku takut tidak sempat melihat matahari terbenam lagi.""Kau Jangan berkata seperti itu, Lisa. Kita masih punya banyak waktu," ucap Andre.Andre merasa hatinya teriris mendalam mendengar ucapan dari Lisa. Dia tidak bisa membayangkan betapa beratnya perjuangan yang harus dilalui oleh Lisa. Namun, dia berusaha untuk tetap terlihat kuat di depan Lisa."Aku kadang lelah, Ndre. Sering aku meminta jika Tuhan segera mengambil nyawaku saja daripada aku harus terus-menerus menyusahka
Read more
Bab 220
Vina dan Rubby keluar dari kamar mereka masing-masing setelah menidurkan buah hati mereka. Saat tiba di luar kamar, dua wanita itu sibuk mencari keberadaan suami mereka. "Paman, kamu dimana?" Rubby berteriak sambil menyisir area Resort. Beberapa langkah menyusuri bangunan dekat pantai itu, Rubby tidak menemukan Elvano. "Kemana sih, Paman? Kenapa tidak memberitahu ku dulu sebelum pergi?" gerutu Rubby, dia meraih ponselnya dan mencari nomor kontak Elvano. Saat Rubby sedang menatapa layar ponsel, Vina datang menghampiri Rubby. "Rubby, apa kau melihat Sergio?" tanya Vina. Rubby membuang pandangnya ke arah sahabatnya itu. "Aku juga sedang mencari keberadaan Elvano. Ini, aku ingin menghubunginya," jawab Rubby. Vina mengangguk setuju, "Aku juga khawatir dengan Sergio. Dia seharusnya bersama Elvano di teras 'kan?" Sambil menunggu Rubby mencoba menghubungi Elvano, Vina memperhatikan sekitar dengan mata yang gelisah. "Apa kita periksa lounge atau restoran? Mungkin mereka berdua sedang ber
Read more
PREV
1
...
192021222324
DMCA.com Protection Status