Semua Bab Menikahi Suami Kembaranku: Bab 11 - Bab 20
54 Bab
Bab 11 : Sebuah Perjanjian
Bab 11 : Sebuah perjanjianTira memilih bungkam dan menunduk. Bahkan manik matanya tak berani melihat pada Ibu mertuanya."Nggak kok, Bu. Kami berdua nggak kenapa-napa. Mari makan," ajak Alex langsung menyambar apa yang ada di hadapannya kemudian Ia makan.Diam-diam Tira melihat Alex dengan ujung matanya dan kembali menunduk berkonsentrasi pada makanan di hadapannya.Semuanya makan malam dengan senda gurau diantara Alex, Bu Sani dan Pak Joni. Berbeda dengan Tira yang sedang merasa takut jika identitasnya terbongkar.'Apa yang harus aku lakukan agar Alex tetap menjaga rahasiaku? Aku harus tau kelemahannnya. Aku tidak ingin Ia tau kalau aku sangat takut semuanya terbongkar. Aish! Jika bapak tau, aku akan mati ditangannya. Dasar kau Tisa! Ceroboh!' Batinnya terus meracau.Dan makan malam pun selesai. Pak Joni meninggalkan meja makan karena ingin bristirahat lebih awal. Sementara Alex pergi lebih dulu tanpa mengatakan apapun dan di sana hanya ada Ibu dan juga Tira."Tira, kamu sedang ber
Baca selengkapnya
Bab 12 : Siapa kau sebenarnya?
Bab 12 : Siapa kau sebenarnya?Manik mata Tisa masih terbelalak saat menerima pesan itu. Bibirnya dengan otomatis merekah saat menatap layar ponselnya. Sesekali manik matanya membayangkan sesuatu. Namun akhirnya Ia buru-buru mematikan ponselnya dan memasukannya ke dalam tas yang rencananya akan Ia bawa. Kemudian, Tisa berjalan ke arah luar rumah. Tisa menuruni anak tangga dengan tergesa, dan tak sengaja kakinya terpeleset dikarenakan terlalu terburu-buru saat turun.Tira terpelintir hendak jatuh ke lantai bagian bawah anak tangga. Namun, dengan sigap Alex menangkap tubuh mungilnya. Menyentuh pinggang Tisa hingga sesuatu terasa saat itu.Debaran jantung yang sangat kencang juga manik mata diantara Tisa dan Alex membuat mereka saling melihat wajah masing-masing dengan begitu dekat.'Ah. Dia adik iparku!' Tegas Alex yang langsung melepaskan tangannya yang tadi menyelamatkan Tisa dari bahaya."Aduh!" Pekik Tisa karena jatuh ke atas lantai.'Tega sekali dia menjatuhkanku! Padahal jelas-je
Baca selengkapnya
Bab 13 : Bertemu seseorang
Bab 13 : Bertemu seseorangTira menundukan kepalanya saat Bu Sani bertanya. Ia juga masih memegang dengan erat tas yang ada di tangannya. Keringat dingin mulai keluar dari sekujur tubuhnya. 'Apa yang harus aku katakan pada Ibu? Dasar ceroboh!' Katanya dalam hati menyesali apa yang baru saja Ia lakukan.Sementara itu, Bu Sani terus maju ke arah dimana Tira berada. Ia berdiri di hadapan Tira kemudian mendongakan wajah Tira dengan hati-hati. Tiba-tiba saja Bu Sani merangkul Tira dengan sangat erat.Sementara, Tira masih bingung dengan apa yang terjadi pada Bu Sani. 'Ini ada apa sih sebenarnya?' Batinnya bertanya-tanya."Kau sempurna, Nak. Ibu tak usah khawatir lagi jika bepergian. Ibu baru tahu kalau kamu itu pandai bela diri. Dimana kamu belajar semua itu?" Tanya Bu Sani yang langsung mengambil tas yang ada pada tangan Tira."Soal itu ..., aku tidak sehebat yang ibu pikirkan." Ucapnya terbata-bata. Ia tak menyangka jika Bu Sani tak mencurigainya. Tira bisa bernapas lega."Ah. Kau ini s
Baca selengkapnya
Bab 14 : Tisa ketahuan
Bab 14 : Tisa ketahuanTisa terbengong jika orang yang paling ingin Ia hubungi ada di hadapannya. Ya, Meta yang sedari tadi ingin Ia hubungi."Tisa!" Tegur Meta mengerutkan kedua alisnya."Meta?! Kenapa kau di sini?" ucap Tira terbata-bata."Harusnya, gue yang nanya. Lo kemana aja? Napa kemaren lo nggak dateng?" tanya Meta menyelidik.Tisa melihat kesekelilingnya dan Ia langsung menarik tangan Meta dan membawanya ke luar Restoran. Mereka berdua pun duduk di kursi belakang Resto yang kebetulan tak ada siapapun di sana."Apa yang terjadi?" Meta menatap Tisa dari bawah ke atas dan Ia tersenyum seolah meledek Tisa."Diam! Jangan tatap gue kayak gitu! Singkirkan pandangan lo!" Pekik Tisa memperingatkan sahabatnya, Meta."Ini lo nggak salah? Pake baju, ya ampun! Gue pangling, Sa." Ujar Meta tergelak saat memperhatikan Tisa."Lo bisa kan jaga rahasia ini dari siapapun? Gue nggak mau lo bilang apa yang terjadi, apalagi sama Aris. Jangan pokoknya!" Ancam Tisa pada Meta."Tapi kenapa? Bukannya
Baca selengkapnya
Bab 15 : Tisa melihat Tira
Bab 15 : Tisa melihat TiraAris berdiri beberapa menit, kemudian duduk kembali. Kali ini, Ia berjongkok di lantai tepat dihadapan Meta. Ia menyeka air mata yang menetes. Kemudian mereka berdua saling berpandangan satu sama lain."Kenapa? Jangan katakan hal yang akan membuatmu sakit. Bisa?" Ucap Aris pada Meta dengan mengelus pipi lembutnya.Meta memejamkan matanya sembari memikirkan sesuatu hingga Ia mengucapkan,"bantu aku kali ini saja. Temui Ani dan berkencanlah dengnnya. Itu yang akan membuatku lega. Ani sudah membantuku dengan memberiku uang."Hening beberapa saat, namun Aris masih fokus pada Meta. "Kenapa kau meminta bantuannya?"" Apa kau bisa memberiku uang, sekarang? Aku harus realistis karena Ibuku sedang memertaruhkan nyawanya! Pergilah padanya. Tolong!" Lirih Meta meminta pertolongan, agar Aris pergi berkencan dengan Ani.Meta mendorong tubuh Aris hingga Aris terpental dan sedikit terjatuh ke latai dengan posisi tangan masih menopang badannya. Meta pun berdiri kemudian meni
Baca selengkapnya
Bab 16 : Bertemu diam-diam
Bab 16 : Bertemu diam-diamTira membuka pintu mobil yang Ia naiki kemudian menghadang sebuah mobil yang Ia curigai. Tira dengan berani mengepalkan tangan dan menggedor beberapa kali kaca mobil itu. Namun bukannya dibuka, mobil itu malah melaju dengan cepat menerobos lampu merah."Sialan!" Ucapnya berusaha mengejar namun lampu hijau sudah menyala dan mobil di belakangnya membunyikan klakson hingga semuanya seakan memarahi Tira.Mau tak mau, Tira langsung masuk kembali ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju ke arah rumah. Tira lupa, jika dirinya bersama dengan Bu Sani yang sedari tadi Ia abaikan. Bu Sani masih menatapnya dengan penuh tanya, dan Tira yang kaku hanya terdiam takut. Takut jika Bu Sani memarahaninya, lebih jauh lagi tau penyamarannya.'Mati gue kalo sampe Ibu tau identitas gue sebenarnya!' Katanya dalam hati."Ada apa? Kamu kenal mereka?" Tanya Bu Sani pada Tira bernada khawatir. Beruntung Bu Sani tak curiga. 'Tira kok kayak cowok ya?' Batin Bu Sani mulai curiga."Me
Baca selengkapnya
Bab 17 : Adu mulut ( Bunglon vs hidung belang)
Bab 17 : Adu mulut (Bunglon vs hidung belang)Hingga Tisa akhirnya menendang Alex hingga tubuh Alex terjatuh dan Ia memekik kesalitan. Tentu saja aksi Tisa itu mendapatkan banyak sorotan dari orang-orang di sekitaran caffe. Akhirnya, Tisa pun membantu Alex untuk berdiri dan duduk."Kau ini laki-laki atau perempuan? Main tendang sembarangan. Untung nggak kena punyaku!" Celetuk Alex sembari kesal. Ia juga memperhatikan kesekeliling dan meminta maaf atas kejadian tadi."Terserah Lo mau ngomong apa! Gue nggak perduli! Lagian, anggap itu peringatan karena lo berani pegang masker gue!" Tegas Tisa.'Baru gue pegang maskernya, gimana kalo pegang tangannya. Ni cewek beda banget sama Tira. Beda seratus delapan puluh derajat!' Batinnya sembari tetap kesal karena ulah Tisa."Gue ngajakin Lo kemari cuma mau bilang, kalo gue tadi siang ngeliat Tira. Dia sepertinya menuju bandara dan seseorang membawanya. Dia benar-benar diculik.""Kenapa nggak dari awal bilang? Kita bisa lapor polisi. Beres kan?! N
Baca selengkapnya
Bab 18 : Ada apa semalam?
Bab 18 : Ada apa semalam?Mereka berdua pun masuk ke kamar untuk tidur. Saat Tisa masuk kamar, Ia melihat tirai pembatas di atas ranjang mereka. Yang memisahkan tempat tidur keduanya."Apa itu?" Tanya Tisa pada Alex."Tentu saja ini tirai pembatas. Biar bagaimanapun aku pria baik-baik dan bukan pria sembarangan jatuh hati pada wanita, apalagi wanita modelan kamu!" Ucap Alex pada Tisa."Dari pada tidur satu ranjang, lebih aman seperti ini," ucap Tira langsung mengambil bantal dan juga selimut kemudian Ia menggelarkannya di atas lantai."Aku lebih suka tidur di bawah. Untuk berjaga-jaga saja," ucapnya pada Alex. Raut wajah Tisa memperlihatkan jika dirinya tak percaya jika Alex bukan pria hidug belang seperti apa yang Ia katakan.Alex yang kesal, langsung menggulingkan tubuhnya di atas ranjang empuk kemudian menutup matanya dengan ekspresi kenyamanan. Tentu saja itu semua Ia lakukan agar Tisa iri padanya."Cih! Kekanak-kanakan!" Serunya langsung menutup.semua bagian tubuh dengan selimu
Baca selengkapnya
Bab 19 : Takut ketinggian
Bab 19 : Takut ketinggianTisa heboh mencari dimana asal kebakaran yang dimaksudkan Alex. Alex malah terkekeh melihat tingakah Tisa. Tisa yang merasa dipermainkan, langsung mencubit Alex hingga Alex memekik kesakitan dan minta ampun pada Tisa."Iya iya maaf, habisnya kamu malah tidur. Siapa suruh," celetuk Alex."Asal lo tau, gue ketiduran dan bukannya tidur! Gue juga gini gara-gara tidur lo yang kayak kebo. Oh ya, kalo kakak gue tau kalo tidur Lo itu kayak kebo, dia pasti nyesel nikah sama Lo.""Jangan sembarangan! Tira itu adalah orang yang paling mencintai gue lebih dari dirinya sendiri,""Kepedan lo!" Yah, begitulah Tisa dan Alex seperti kucing dan tikus jika sudah berdebat. Tak ada hentinya hingga mereka berdua tiba di bandara.Saat tiba di bandara, mereka disambut oleh Rendi yang merupakan tangan kanan Alex. Ia membantunya membawa barang dan segera duduk di ruang tunggu karena beberapa saat lagi, mereka akan terbang ke Bali."Ren, lo dah pastikan seseorang buat mantau kan, di B
Baca selengkapnya
Bab 20 : Titik terang keberadaan Tira
Ban 20 : Titik terang keberadaan TiraAlex pun menggaruk tak gatal kepalanya dan membalikan badannya lagi kemudian pergi dari tepatnya berdiri tadi.Sementara di kamar, Tisa benar-benar merasa ada yang aneh pada dirinya saat bertemu dengan Alex. Ia masih menyandarkan tubuhnya di pintu dengan tangan masih memegangi dadanya. Ia juga tak bisa mengendalikan napas dan akhirnya Ia kesal pada dirinya sendiri."Ah! Ini pasti gue udah gila! Benar-benar gila! Ish!" Ucapnya langsung pergi ke kamar mandi dan mengguyur dirinya dengan air dingin, berharap Ia akan kembali normal setelah membersihkan dirinya.***Sementara itu di kamar yang lain, Alex masih mengobrol dengan Rendi. Obrolan receh saat dua orang pria dewasa pada umumnya."Tadi itu adeknya Tira? Kok mirip?" Tanya Rendi dengan tingkat kepo yang begitu tinggi."Kagak! Siapa bilang mirip? Jauh! Ibarat kata, tanah sama langit!" Jawab Alex mempertegas."Jelas-jelas wajahnya mirip. Apanya yang beda?""Hmm! Kalo wajah sih, iya mirip. Tapi kalo
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status