Semua Bab Penyesalan Kakak Angkat: Bab 31 - Bab 40
109 Bab
Bab 31.
Happy Reading. 5 bulan kemudian. Zayla menjalani hari-harinya dengan kehidupan baru di keluarga Orlando. Ia merasa sangat asing dengan rumah yang ditempatinya. Bukankah jika orang mengalami hilang ingatan, mereka masih bisa merasa nyaman dengan tempat yang sering dikunjungi ataupun di rumah mereka sendiri. Namun, tidak dengan Zayla yang justru merasa asing. Apa lagi di rumah tersebut tidak ada satupun foto milik Zayla dari saat dia kecil hingga besar. Tidak ada foto keluarga juga di sana yang semakin membuat Zayla merasa curiga sekaligus takut. Ia takut keluarga Orlando sedang menipunya. Tapi, mereka sangat baik kepada Zayla dan benar-benar bersikap layaknya keluarga bahagia. Perutnya kian membuncit, karena usia kehamilannya sudah 6 bulan. Tubuh Zayla sudah tak lagi kurus semenjak memasuki trimester kedua. Yang semula nafsu makan Zayla menurun, kini sudah meningkat, bahkan berat badannya naik 7 kilo selama ia hamil. Menurut hasil pemeriksaan USG, bayi yang dikandung Zayla berjenis
Baca selengkapnya
Bab 32.
Happy Reading. Arion dan Rega sudah sampai di kota A, dan menuju ke kediaman Wesley. Di sana sudah ada Zack, yang menunggu di depan rumah karena mendapatkan kabar bahwa sang atasan akan kembali ke kota kelahirannya. Zack sangat prihatin dengan kondisi Arion saat ini. Ia juga tahu kalau bosnya itu mengalami hari-hari yang sulit semenjak Zayla mengalami kecelakaan. "Selamat datang, Tuan," sapa Zack dengan sangat hormat. Sementara Rega masih setia berdiri di belakang Arion. Ia hanya menundukkan kepala saat Zack menyapanya dengan hal yang demikian. "Cari keberadaan Zayla, Zack," sepertinya yang ada di dalam otak Arion sekali cuma Zayla seorang. Sampai sapaan Zack diabaikan begitu saja. "Sebaiknya Anda beristirahat dulu, Tuan. Supaya keadaan Anda membaik. Saya akan menjalankan tugas sekarang juga. Tapi, sebelum itu saya ingin menyampaikan bahwa di atas meja dalam ruang kerja Anda, saya menyimpan satu kotak kecil yang berisi semua bukti tentang siap
Baca selengkapnya
Bab 33.
Happy Reading. "Zayla, ayo kita pulang," tiba-tina Ansel menarik tangan sang adik agar menjauh dari Serly. Ia sangat cemas begitu melihat Zayla bertemu dengan sahabat lamanya. Sedangkan Ansel sengaja tidak memberikan kabar mengenai kecelakaan dan hilang ingatan yang dialami Zayla, kepada Serly. Karena Ansel takut Serly menceritakan masa lalu Zayla yang hanya akan membuat adiknya itu tertekan. Iq tidak akan membiarkan Serly melakukan semua itu. "Kak Ansel, biarkan aku bicara sama Zayla. Kenapa kalian bersikap seperti tidak mengenalku. Ada apa ini?" tentu saja Serly merasa curiga dengan gelagat aneh yang Ansel tunjukkan. Begitu juga dengan Zayla yang terlihat kebingungan saat melihatnya. "Dia siapa Kak? Sepertinya dia mengenal kita. Biarkan aku berbicara dengannya," pinta Zayla kepada sang kakak. Ia merasa penasaran dengan Serly. Dari tatapan wanita itu terlihat jelas kalau dia mengkhawatirkan keadaan Zayla. "Ada apa ini sebenarnya. Ke
Baca selengkapnya
Bab 34.
Happy Reading. Arion melajukan mobilnya ke rumah sakit Rongu, tempat Zayla di rawat. Dadanya bergemuruh saat mendapatkan kabar bahwa Zayla masuk rumah sakit. Ia tidak ingin menyia-nyiakan waktu lagi untuk bertemu dengan Zayla. Cukup enam bulan yang lalu Arion menjadi pria pengecut sampai tak berani mendatangi Zayla dan meminta maaf kepadanya. Sekarang, sudah saatnya bagi Arion untuk meminta maaf kepada adik angkatnya itu. Sungguh Arion sangat menyesal. Sebelum berangkat ke rumah sakit pun Arion harus menelan beberapa biji obat penenang supaya tidak lepas kendali saat berhadapan dengan Zayla nanti. Datang seorang diri ke rumah sakit adalah keinginan Arion. Ia menolak saat kedua asisten pribadinya menawarkan diri untuk ikut ke rumah sakit. Karena mereka takut terjadi sesuatu kepada atasannya tersebut. Sebab, kondisi Arion belum benar-benar pulih. Bahkan pria tampan itu masih menolak untuk melakukan operasi pada bagian paru-parunya, dan terus bergantung pada obat-obatan dari dokter s
Baca selengkapnya
Bab 35.
Happy Reading. "Pria sial*n! Brengs*k! Bajing*n kau Arion!" Serly berteriak tepat di hadapan wajah Arion. Baru kali ini ia berbicara kasar kepada kakak dari sahabatnya. "Tega sekali kamu membuat hidup Zayla hancur. Pria macam apa kau ini. Apa kau tak punya hati sedikitpun, huh! Dia sampai menderita sampai sekarang karena nggak tahu siapa ayah dari bayi yang dikandungnya," akhirnya Serly menangis histeris karena tak kuasa menahan rasa sesak di dadanya. Arion tertegun. Ia menatap Serly dengan tatapan tak terbaca. Ia sungguh tak mengerti kenapa Zayla bisa tidak tahu bahwa dialah yang menghamilinya. Bahkan adiknya itu terlihat tidak mengenali dirinya. "Maksud kamu apa?" Arion berusaha menahan amarah agar ia tidak lepas kendali. Kepalanya sudah terasa pusing akibat masalah yang terjadi. "Waktu Zayla kecelakaan, kamu di mana? Zayla mempertaruhkan nyawa di rumah sakit selama berminggu-minggu, dan berjuang melawan koma. Setelah sadar pun Zayla kehilangan memori ingatannya akibat benturan
Baca selengkapnya
Bab 36.
Happy Reading. Suasana begitu mencekam saat tatapan dingin Arion bertemu dengan tatapan tajam Ansel. Sekedar tatapan saja sudah mengisyaratkan peperangan diantara keduanya. Saat ini mereka ada di sebuah ruang VIP dalam restoran terdekat dari rumah sakit tempat Zayla dirawat. Tak ada yang berani membuka percakapan diantara keduanya. Mereka sama-sama diam dengan pikirannya masing-masing. "Cepat katakan ada perlu apa mengajakku kemari," Arion membuka percakapan terlebih dahulu karena tak tahan ingin segera keluar dari sana dan menemui Zayla di rumah sakit. "Keluarkan Zayla dari kartu keluarga Weasley," ucap Ansel to the point. Ia paling tidak suka berbelit-belit yang hanya akan membuang banyak waktu. Arion tersenyum sinis pada Ansel yang juga menatapnya nyalang. "Atas dasar apa kau memerintah ku untuk melakukan semua itu. Apa hakmu?" dari perkataan Arion sudah jelas kalau pria itu mencibir Ansel karena ia belum tahu tentang kebenaran yang sesungguhnya, jikalau Ansel adalah saudara k
Baca selengkapnya
Bab 37.
Happy Reading. "Aku sudah ingat semuanya," cetus Zayla menatap datar pada sahabatnya itu. "Tapi aku mohon, rahasiakan ini dari siapapun termasuk keluarga Kak Ansel," pinta Zayla memasang wajah datar. "K-kamu serius, Zay. Kamu beneran ingat semuanya?" tanya Serly sangat terkejut. Bibirnya sampai dibungkam oleh Zayla karena suaranya terlalu nyaring. "Jangan keras-keras, nanti kedengeran sama mama dan papa," ucap Zayla setengah berbisik. Ia sampai menoleh ke kanan dan ke kiri karena takut Rina dan Bagas tiba-tiba muncul di sana. "Maaf, maaf. Aku kaget banget soalnya," Serly terkekeh kecil. Namun di detik berikutnya ia langsung mendekap Zayla dengan sangat erat. "Zay, aku seneng banget akhirnya kamu bisa mengingat semuanya," Serly tak bisa mengungkapkan rasa bahagianya itu, ia hanya bisa menangis haru. "Jangan kenceng-kenceng. Aku enggak bisa nafas. Kamu menekan perutku terlalu kuat," protes Zayla berusaha melepaskan pelukan sahabatnya itu. Panik, itulah yahh Serly rasakan sekarang.
Baca selengkapnya
Bab 38.
Happy Reading. "Kamu apakan anakku!" Teriak Bagas segera menghampiri sang putri tercinta yang merintih kesakitan. "Sayang, kamu baik-baik saja 'kan?" kepanikan melanda Bagas dan juga Arion yang ada di sana. "Perut aku sakit banget, Pa. Aku seperti mau melahirkan," ucap Zayla terbata. Rasanya sangat sakit seperti di cabik-cabik. "Bagaimana mungkin kamu mau melahirkan sedangkan usia kehamilan kamu masih 6 bulan, Nak," kata Bagas sambil menekan tombol merah di sisi ranjang yang terhubung ke ruangan dokter. "Kamu tenang dulu, Zayla. Rileks, jangan tegang. Ada kakak di sini. Aku mohon tenanglah demi calon anak kita," Arion berusaha menenangkan Zayla agar tak terjadi hal buruk kepada calon anaknya, terutama terhadap Zayla. "Ini semua gara-gara kamu. Kehadiran mu selalu menjadi bencana dan membuat Zayla celaka. Apa kamu belum puas membuat hidupnya hancur, huh!" Geram Bagas menatap tajam pada Arion. Bahkan tangannya mencengkram kerah baju Arion dari saking marahnya. Sampai akhirnya dokt
Baca selengkapnya
Bab 39.
Happy Reading. Sesuai dengan permintaan Zayla, sekarang wanita itu benar-benar ikut tinggal bersama Arion yang akan ditemani oleh Ansel. Pria itu bersikukuh ingin menjaga Zayla di sana, tidak masalah jika harus berhadapan dengan Arion setiap harinya. "Jangan terlalu banyak gerak yang akan membuatmu kelelahan. Enggak baik buat kesehatan kamu dan juga calon bayi kamu," ucap Ansel sambil mengusap perut buncit Zayla. penuh kasih sayang. "Iya, Kak. Ada kalian yang akan menjaga aku di sini. Jadi aku enggak perlu takut untuk kelelahan 'kan?" Zayla tersenyum lembut kepada dua pria yang ada di dekatnya. "Tentu saja," jawab Ansel dan Arion secara bersamaan. Mereka sama-sama menyayangi Zayla lebih dari dirinya sendiri. Sedangkan Arion mencintai Zayla layaknya seorang kekasih, bukan seperti kakak dan adik pada umumnya. "Kamarku di sebelah mana?" Zayla mengalihkan topik pembicaraan karena ingin segera beristirahat. Sejak ia hamil, tubuhnya cepat merasa lelah, dan lebih sering rebahan di atas
Baca selengkapnya
Bab 40.
Happy Reading. "Kurang ajar! Berani sekali kalian masuk ke ruangan ku!" Teriak Juanda kepada Zack dan Rega yang tiba-tiba saja menerobos masuk ke dalam ruang kerjanya. Tanpa basa-basi, Rega mengunci tubuh Juanda hingga pria itu tak bisa bergerak sedikitpun. Pria baya itu diikat di kursi kerjanya agar tak membuat ulah selagi Zack mengutarakan maksud dan tujuannya ke sana. "Tuan Juanda Erlangga!" Zack menepuk puncak pria itu sambil mengitarinya dan menatap tajam kepadanya. Sikap Zack yang seperti itu tidak jauh berbeda dengan Arion ketika sedang marah. "Anda sangat berani sekali mencuri saham milik orang lain. Kau pikir, keluarga Wesley akan diam saja setelah membiarkan mu cukup lama menikmati kekayaannya," Zack berkata sambil duduk di hadapan Juanda yang telah disiapkan kursi oleh Rega. "Apa maksudmu, sialan! Jangan bersikap sok pahlawan. Bukankah bos mu sudah gila, jadi dia tidak bisa menjadi pemimpin di perusahaan ini lagi. Semua dewan pun tak sudi mempunyai pemimpin gila seperti
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status