Semua Bab Mengandung Anak Majikan: Bab 21 - Bab 30
32 Bab
Aksi Brutal di Rumah Shafira
Mengandung Anak Majikan 21"Iya, betul. Hari ini juga kita harus ngusir mereka. Makin lama makin eneg saya lihat mereka itu. Udah lah miskin, songong lagi!" sungut Bu Atun yang rumahnya pas mepet tembok demgan rumah Shafira."Bisa-bisanya memfitnah anak Pak Presdir yang telah menghamilinya. Kurang ajar kan itu namanya? Huh, ntar kualat baru tahu rasa dia." Bu Merry merasa semakin membenci Shafira setelah ia menemui Tuan Danureja kemarin."Iih, kalau aku jadi Pak Presdir itu, sih, pasti udah kujeblosin ke penjara tu Shafira, dengan jerat pasal pencemaran nama baik. Iya nggak sih, ibu-ibu?" Bu Ida semakin memercikkan rasa benci kepada Shafira."Nah, iya betul. Berani-beraninya memfitnah orang penting segala."Ibu-ibu itu pun merencanakan pengusiran Shafira, yang akan dilaksanakan nanti sore.*Shafira memperlihatkan surat yang ia terima dari Tuan Danureja kepada ibunya. Tak ketinggalan cek dengan nominal yang banyak itu."Tunggu apa lagi Mbok? Kita harus secepatnya pindah dari sini, Mbo
Baca selengkapnya
Terusir Dari Rumah
Mengandung Anak Majikan 22"Uugh ... sakit." Shafira meringis kesakitan tatkala ia jatuh terduduk di lantai. Tangannya memegang perutnya yang terlihat membuncit di usia kehamilan yang memasuki bulan keenam itu."Astaghfirullaoh, Shafiraaa!" jerit Mbok Jum.Mbok Jum berjongkok di depan Shafira, "Gimana, Nduk?" tanya perempuan tua itu khawatir."Sakit dikit, Mbok.""Ayo, Mbok bantu berdiri." Mbok Jum membantu Shafira untuk berdiri. Sementara itu, rombongan warga berhenti sejenak ketika mereka melihat Shafira jatuh. Ketika Shafira sudah berdiri dan dirasa tak mengalami cedera apa pun, warga pun merangsek untuk masuk lagi ke dalam rumah kecil itu.Melihat gelagat dan kondisi yang sangat menjepit, akhirnya Mbok Jum berteriak dengan lantang, "Berhenti semuanya, berhenti!"Teriakan nyaring yang keluar dari mulut Mbok Jum mampu menghentikan sejenak aksi warga tersebut."Baik lah, demi keselamatan nyawa kami, kami akan meninggalkan rumah ini sekarang juga!' Bergetar hebat, saat Mbok Jum berka
Baca selengkapnya
Shafira Masih Pendarahan
Mengandung Anak Majikan 23"Astaghfirulloh. Ada darah segar di celana dalamku." Shaira terkejut bercampur takut melihat hal itu.Ingin rasanya Shafira memberi tahu ibunya perkara tersebut, akan tetapi diurungkannya. Ia tak mau sang ibu khawatir dengan dirinya. Oleh karena itu, setelah membersihkan diri dan mengganti celananya, ia pun memutuskan untuk tidur saja. Siapa tahu nanti pendarahan itu berhenti dengan sendirinya. Begitu pikirnya.Sementara itu, Mbok Jum masih disibukkan dengan bersih-bersih rumah. Tak banyak sampah atau pun kotoran yang berserak di rumah itu, mungkin karena selalu dirawat dan dibersihkan secara berkala oleh sang pemilik rumah.Tak butuh waktu yang lama, Mbok Jum pun telah menyelesaikan pekerjaan beberes rumah itu. Ia mencari keberadaan anaknya, karena tak terlihat sedari tadi."Oh, rupanya sedang tidur dia," gumam Mbok Jum saat dilihatnya Shafira sedang tidur di atas dipan kayu, tanpa kasur.Mbok Jum mendekati Shafira. Dipandanginya wajah sang anak, "Ah, nasib
Baca selengkapnya
Mencoba Hal Baru
Mengandung Anak Majikan 24Samudra menoleh ke belakang mobil begitu Warso menyebut bahwa ia melihat Mbok Jum dan Shafira terlihat di halte. Samudra celingukan mencari sosok mereka dari balik kaca mobil."Mana, So, kamu bilang tadi melihat mereka?" tanya Samudra yang duduk di belakang Warso."Tadi ada, Den. Dekat halte," jawab Warso."Menepi dulu, aku mau menemui mereka!" perintah Samudra kepada sopirnya itu.Warso mencari ruang kosong di pinggir jalan untuk menghentikan mobilnya.Samudra bergegas keluar dari mobil, lantas berjalan menuju halte yang telah terlewati beberapa meter di belakangnya.Di saat yang bersamaan, sebuah bis kota datang dari arah berlawanan dan berhenti di halte. Shafira dan Mbok Jum segera naik ke dalam bis kota itu. Beberapa penumpang lain pun tampak memasuki bis berbadan besar itu. Pintu bis kota tertutup kemudian melaju meninggalkan halte.Samudra berlari-lari kecil mengejar bis kota itu, akan tetapi sayangnya bis itu telah melaju pergi sebelum Samudra sampai
Baca selengkapnya
Samudra Kecele
Mengandung Anak Majikan 25Warso tertunduk diam. Mau jawab salah, nggak jawab pun pasti salah. Begitu menurutnya."Jawab, So!" ujar Samudra seperti tak sabar."Anu, Den, ehm ....""Ngomong yang jelas, So. Jangan bikin aku penasaran!" desak Samudra."Sebenarnya, saya ... saya udah diwanti-wanti sama Tuan Danureja untuk tidak menghubunginya lagi, Den." Warso akhirnya berkata jujur."Apa alasannya?" Samudra mengerutkan dahinya."Saya nggak tahu, Den. Tuan Danureja hanya bilang begitu ke saya. Kalau Den Samudra mau tahu alasannya, sebaiknya tanya langsung sama beliau." Warso menunduk lagi.Samudra urung pergi ke rumah Shafira. Pasti ada alasan kuat dibalik perintah larangan oleh ayahnya itu. Maka ia pun segera menuju ruang kerja sang ayah.Tiba di ruangan sang ayah, Samudra langsung mendudukkan pantatnya di kursi empuk tepat di depan Tuan Danureja."Sam? Bukan kah ada meeting dengan client sebentar lagi? Kenapa malah ke sini?" tanya Tuan Danureja menatap Samudra.Samudra memgembuskan nafa
Baca selengkapnya
Shafira Melahirkan Prematur
Mengandung Anak Majikan 26"Astaghfirulloh, Shafira ... ada apa, Nduk?" Mbok Jum berlari menghampiri Shafira yang panik. Kue yang sedang disusun tak sengaja ia lempar begitu saja karena gugup.Mbok Jum mendapati Shafira yang sedang merintih kesakitan sambil duduk di kursi dapur. Sementara itu, rok bawahan Shafira terlihat basah."Mbok, perut Shafira sakit sekali," rintihnya dengan wajah tegang."Ya Allah, ini sepertinya udah pecah ketubannya. Kamu mau melahirkan Nduk. Padahal kan baru tujuh bulan. Aduh ... gimana ini?" Mbok Jum semakin panik. Sejenak, ia tak tahu harus berbuat apa karena sedang dikuasai oleh kepanikan."Aduh ...." Shafira meringis lagi, sehingga menyadarkan Mbok Jum bahwa ia harus cepat bergerak untuk menolong anaknya itu."Nduk, kamu nyimpan nomor telpon Pak Karman yang punya penyewaan mobil itu kan?" tanya Mbok Jum."Iya, Mbok, ada.""Cepat telpon Pak Karman, Nduk. Suruh cepat dia ke sini buat ngantar kita ke Bidan.""HP-nya ada di kamar, tolong ambilkan, Mbok." Sha
Baca selengkapnya
Dirujuk Ke Rumah Sakit
Mengandung Anak Majikan 27"Karena berat badan bayi sangat rendah, maka dia rentan terhadap penyakit, Bu. Oleh karena itu, saya sarankan agar dibawa ke rumah sakit, agar mendapat pemeriksaan medis secara menyeluruh dari dokter anak, Bu," ujar Bidan Nurlela memberikan saran.Mbok Jum terlihat memahami apa yang disampaikan oleh Bidan Nurlela barusan. Tapi, nampaknya ia ragu karena memikirkan biaya rumah sakit yang pastinya mahal."Hmm ... kira-kira biaya rumah sakitnya mahal nggak, Bu Bidan?" tanya Mbok Jum sambil memandangi cucunya yang dibaringkan di dalam box bayi di samping bed Shafira."Shafira punya kartu BPJS?" Bidan Nurlela menatap Shafira."Nggak punya, Bu," jawab Shafira lirih.Bidan Nurlela tampak berpikir sejenak."Jadi, gimana ini, Bu? Bayinya dirawat sendiri aja atau mau gimana?" Bidan Nurlela pun ragu dengan pertanyannya sendiri.Mbok Jum mendekati Shafira, lalu bertanya, "Gimana, Nduk? Kita bawa ke rumah sakit nggak bayinya?""Daripada nanti kenapa-napa, lebih baik kita
Baca selengkapnya
Bayi Shafira Kuning
Mengandung Anak Majikan 28"Kalau boleh tahu, Ibu ini siapanya si adek bayi, ya?" tanya dokter anak."Saya neneknya, Bu Dokter. Ibunya si bayi masih ada di rumah Bu Bidan, karena masih belum pulih kesehatannya sehabis melahirkan tadi pagi, Bu dokter," jawab Mbok Jum secara rinci."Oh, baik. Saya mengerti, Ibu. Saya lanjutkan lagi penjeladan tentang kondisi bayinya ya, Bu. Jadi, bayinya ini kan berat lahirnya di bawah normal, oleh karena itu secepatnya kita ambil tindakan untuk merawatnya di Intensive Care selama beberapa hari."Dokter anak tersebut memberikan penjelasan secara rinci kepada Mbok Jum. Sesekali, Mbok Jum mengangguk-angguk tanda mengerti. Kemudian, ia pun keluar dari ruang praktek dokter setelah sesi konsultasi mengenai kondisi sang cucu."Suster, boleh nggak saya melihat cucu saya di dalam?" tanya Mbok Jum bertanya kepada seorang suster jaga yang sedang menatap layar komputer di mejanya.Perawat jaga itu menghentikan aktifitasnya sejenak dari depan layar komputer, lalu
Baca selengkapnya
Samudra Tertabrak
Mengandung Anak Majikan 29Mbok Jum terdiam. Ia belum tahu maksud pembicaraan dari Suster itu."Kuning, kunig gimana maksudnya, Sus?" tanya Mbok Jum."Cucu Nenek mengalami bayi kuning, Nek." Suster tersebut menjeda katanya, "hal ini disebabkan karena cucu Nenek itu kurang cairan.""Terus, gimana Sus?" tanya Mbok Jum terlihat bingung."Sekarang dia masuk inkubator dan disinar Nek. Apakah ibu si bayi sudah bisa ke sini, Nek?""Saya belum tahu, Sus. Dia masih ada di rumah Bidan Nurlela sekarang.""Kalau dia sudah sehat dan bisa ke sini, kabari langsung, Nek. Karena si bayi ini akan cepat pulih kalau dia mendapat ASI dari sang ibu.""Oh gitu ya. Ya udah, saya telpon dulu anak saya itu ya, Sus." Mbok Jum pun meninggalkan Suster itu untuk menghubungi Shafira."Halo, Nduk." Suara Mbok Jum memburu."Halo. Si mbok, ada apa?" jawab Shafira di ujung telpon."Kamu udah sehat belum?""Hmm ... saya tanya Bu Bidan dulu ya, Mbok.""Cepetan ya, ini si mbok lagi minjem HP punya pak sekuriti rumah sakit
Baca selengkapnya
Keharuan Shafira
Mengandung Anak Majikan 30Orang-orang yang sedang berlalu lalang di sekitar kejadian tabrakan itu, cepat mengerumuni Samudra dan si pengendara motor yang sama-sama terjatuh ke aspal karena insiden tabrakan tersebut.Samudra meringis kesakitan sambil memegangi lutut dan pergelangan kakinya. Sementara itu, si pengendara motor langsung berdiri dan menghampiri Samudra."Hei, pakai mata dong kalau mau nyebrang. Nggak maen nyelonong aja kayak kerbau!" maki si pengendara motor yang ternyata adalah seorang pemuda seumuran Samudra."Kerbau matamu! Kau itu yang ngebut nggak lihat-lihat ada orang mau nyebrang!" Samudra ganti memaki, tak mau kalah.Cuaca siang yang sangat panas menyengat kulit, semakin membuat panas hati dengan adanya cek cok di pinggir jalan yang ramai penuh polusi dari asap knalpot kendaraan."Nyolot Lu, ya!" si pengendara motor itu tahu-tahu mencengkeram kerah baju Samudra. Tangan kanannya terkepal hendak menghantam tubuh Samudra. Beruntung ada beberapa dari kerumunan orang i
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status