Semua Bab Gairah Panas Tuan Arion: Bab 211 - Bab 220
256 Bab
Bab 211 | (21+) Felix dan Cecilia Melepaskan Rindu
Felix melepaskan kain terakhir yang melekat ditubuhnya sesuai permintaan Cecilia, dengan langkah tegap ia masuk ke dalam bathtub, seketika membuat air tumpah dari bathtub saat ia duduk mengambil tempat di belakang Cecilia. Cecilia tersenyum menyambut tangan Felix yang melingkar di pinggulnya, bahkan kedua tangan Felix sudah naik meraba kedua bongkahan kenyal milik kekasih hatinya itu. Perasaan rindu meluap di antara mereka, Felix menghirup aroma vanila dan madu di tengkuk leher Cecilia, aroma sabun yang begitu lembut menyeruak dari tubuh Cecilia. “Euhm... Fel...” lenguh manja Cecilia saat Felix menggelitik telinga dan menyesap bahunya, sedangkan kedua tangan Felix memilin pucuk payudaranya yang merekah sempurna. Cecilia memiringkan kepalanya, Felix tersenyum dan menciumi bibir kekasihnya itu dengan lembut, suara decapan dan sesapan saling berbalas, ciuman yang semakin intim membawa suhu tubuh mereka kian memanas. “Oh my Fel... Uhm...” desah manja Cecilia saat tangan Felix mulai m
Baca selengkapnya
Bab 212 | Kemajuan Rafael
Saat yang sama, Rafael pun sudah berada satu minggu di laboratorium, menjalani operasi. Ia sudah tidak sadarkan diri selamaempat hari, di saat terakhir ia menjalani transpalasi kornea mata.Ia tidak tahu apa yang terjadi setelah itu, Profesor Graaf hanya mengatakan jika ia akan melakukan tindakan selanjutnya yaitu transpalasi jantung dan beberapa organ di tubuh Rafael, di mana organ sebelumnya berasal dari tubuh Raul.Setelah mengatakan itu, Rafael pun tidak sadarkan diri.Suara sayup-sayup di pendengarannya mengganggu dan membuat dirinya perlahan memaksakan diri untuk membuka mata. “Ah iya, mataku masih di perban...” batinnya.“Rafael, apa kamu mendengarku?” suara Profesor Graaf sayup-sayup masuk ke pendengaran Rafael, membuat pria itu merespon dengan gerakan di jarinya.“Kalau kamu mendengarku, coba buka matamu perlahan,” Profesor Graaf kembali memberi perintah kepada Rafael.“Matikan semua lampu dan kontrol cahaya untuk menyesuaikan penglihatan Rafael.” Titah Profesor Graaf kepada
Baca selengkapnya
Bab 213 | Babyon
Arion tidak berhenti tersenyum menatap lembaran kertas foto hasil USG tadi. Di mana menampilkan janin sebesar kacang tanah, tapi terlihat begitu indah dan berharga, “Sayang, ini seperti sebuah keajaiban. Aku tidak sabar untuk menemui babyon kita!” serunya penuh semangat. Emily tertawa pelan, tidak melepaskan lingkaran tangannya di lengan Arion, ia sendiri tadi sempat menitikkan air mata saat mendengar bunyi detak jantung buah hati mereka. “Iya sayang, aku juga. Terimakasih selalu berada di sisiku.” Arion menyimpan foto USG tersebut ke dalam saku jasnya dan menghentikan langkahnya, menoleh ke arah sang istri, “Terimakasih sudah memberikan hadiah terindah dalam hidupku.” Mata Emily berkaca-kaca dan mengangguk pelan, Arion mengecup puncak kepala istrinya, di mana saat ini mereka berada di tengah-tengah lobby rumah sakit. Membuat begitu banyak mata memandang mereka, pasangan yang begitu serasi, tampan dan cantik. Arion merangkul pinggul Emily dan mereka melangkah bersama keluar rumah
Baca selengkapnya
Bab 214 | Pesona Calon Daddy
“Kemana perginya semua orang?” Arion menaikkan kedua bahunya dan tersenyum lebar.“Sayang! Jangan bilang kamu?” pekik pelan Emily menatap suaminya.“Sssttt, sudah. Ayo makan.”“Tapi yank, masa sampai kamu harus booking satu restaurant seperti ini sih?” keluh manja Emily.Arion mencubit pelan pipi Emily yang mulai berisi dengan penuh cinta, “Aku hanya ingin istri dan anakku makan dengan nyaman.”Emily tersenyum lebar, “Terimakasih, sayang.”“Tidak perlu berterimakasih sayang, itu adalah bentuk tanggung jawabku sebagai suami untuk membuat istriku selalu merasa nyaman.”Emily tersenyum dan mengecup punggung tangan suaminya, “Apapun itu terimakasih.”Mereka berdua pun mulai menyantap hidangan yang ada di atas meja. Tentu saja dengan cara yang tidak biasa. Saling berciuman dan bahkan Arion bukan hanya sekali atau dua kali mencuri ciuman yang cukup lama saat mereka saling bertukar makanan.Sedangkan para staff Restaurant berada di dalam dapur sesuai permintaan Arion kepada Manajer Restaur
Baca selengkapnya
Bab 215 (21+) Hormon Arion dan Emily
Begitu tiba di kediaman mereka, Arion membawa dua paperbag yang berisikan macaron dan beberapa jenis kue yang lainnya, dengan tangannya yang lain merangkul pinggal Emily dengan posesif. Emily berseru memanggil salah satu pelayan mereka, “Tolong ambil kue di dalam mobil dan bagikan kepada yang lainnya ya,” ucapnya dengan lembut. Pelayan tersebut tersneyum dengan semringah, “Terima kasih nona.” “Sama-sama.” Emily memutuskan membagikan kue yang tadi Arion beli, dan mengambil dua box untuk mereka makan sendiri. “Istriku memang yang terbaik!” Emily terkekeh, “Karena kamu juga sayang, jadinya kita bisa berbagi ke orang rumah.” “Istriku memang yang terbaik!” seru Arion bangga, bagaimana bisa Emily selalu melihat sesuatu hal dari sisi positif. Emily tersenyum lembut merespon ucapan sang suami, “Kamu juga suami yang hebat!” Mereka berdua melangkah bersama masuk ke dalam kediaman dan menuju kamar utama. Setelah Arion meletakkan paperbag di atas meja, ia segera mengangkat ala bridal sang
Baca selengkapnya
Bab 216 | Budak S3ks Para Anggota Organisasi
Sedangkan Brice di seberang sana memijit keningnya, “Tidak mungkin ada hal kebetulan seperti ini bukan?” gumamnya sambil melihat laporan yang baru saja di berikan oleh Beta.Pasalnya Beta baru saja mengirimkan email yang di mana berisikan laporan dari hasil penyelidikan Naina di kediaman Fabio, hasil pencarian pria yang di minta oleh Rafael serta hasil rangkuman penyelidikan di laboratorium oleh kamera pengintai yang di selundupkan oleh Naina.Di mana pria yang tengah di selidiki oleh Rafael adalah salah satu teman Arion selama berkuliah, dan luar biasanya secara kebetulan yang terlalu terhubung adalah fakta jika Raul juga kuliah bersama.Yang tentu saja di mana bukan hanya Arion, di sana pun ada Reynard, Felix, Eleanor dan Emily.“Tapi kenapa dia harus mencari pria ini jika memang dia ingin mencari Arion? Bukankah sebaiknya dia langsung mencari tahu tentang Arion?” pikir Brice sambil mengetuk-ngetuk meja kerjanya dengan sorotan mata tajam ke layar laptopnya.“Karena kalau dia mencar
Baca selengkapnya
Bab 217 | (21+) Tanpa Kepalsuan
Usai menyelesaikan semua yang bisa mereka ambil sebagai barang bukti, Martin menarik lembut Naina, “Martin?” kaget Naina yang sudah berada di dalam pelukan Martin.“Apakah bisa, Nai?” serak Martin di ceruk leher Naina.Naina tersenyum lembut, “Why not, Martin? Kita saling membutuhkan bukan untuk hal ini?” sahut Naina dengan tatapan menggodanya kepada Martin.“Maaf aku tidak dapat menahan diri, padahal kamu sudah bersama Fabio.”“No problem, aku pun merasa kosong bermain bersama pria tua itu, jadi sebaiknya kamu membuatku enak pagi ini,” balas Naina seduktif.Martin tersenyum menyeringai, “Tentu saja, cantik!” seru serak Martin yang lalu mencumbu Naina dengan liar.Ia mengangkat kaos yang di gunakan Naina dan mulai menyesap, meremas kedua bongkahan indah itu bergantian.“Oh shit, Martin!” lirih nikmat Naina sembari menggigit bibir bawahnya menikmati permainan kasar Martin yang dalam sekejap membuat hasratnya melambung tinggi.Martin melepas sesapannya dan melirik ke arah jam tangannya,
Baca selengkapnya
Bab 218 | Eleanor Drop
Di Amsterdam, cabang perusahaan milik Kenan saat ini tengah mendekati opening.Kerja keras dari Michael, Cecilia dan Eleanor membangun cabang ini benar-benar di acungi jempol, tapi jauh dari itu, Cecilia menatap sendu kepada Eleanor, wanita cantik itu terlihat begitu sibuk.Bahkan saat istirahat makan siang sering ia lewati jika bukan Cecilia yang membawa untuk wanita cantik itu.“Sebaiknya kalian pulang lebih awal hari ini,” seru Michael kepada Cecilia dan Eleanor.“Aku nanti saja Michael, masih ada beberapa pekerjaan yang harus aku kerjakan,” jawab Eleanor menolak pulang lebih awal, “kalau ada yang hars di selesaikan kerjaan kalian, berikan saja padaku.”Cecilia dan Michael saling melempar pandangan, akhirnya Cecilia berdiri dan menghampiri Eleanor, “Bagaimana kalau temani aku makan malam hari ini, Lea?”Eleanor terus menatap layar monitornya dan menggerakkan tangannya di atas keyobard dan mouse.“Uhm, masih kenyang kak, Kak Cecil dengan Michael saja.” Jawab Eleanor yang mengangkat
Baca selengkapnya
Bab 219 | Tuduhan Tidak Berdasar
"Hiks... Rey kak... Reynard selingkuh." Cecilia tercengang mendengar penuturan Eleanor, “A-apa yang kamu bilang, Lea? Rey selingkuh?”Eleanor mengangguk lemah, “Iya kak.”“Tapi bagaimana bisa Lea? Bukannya Rey sedang misi pelatihan? Dari mana kamu dapat berita itu, hmm?”Eleanor mengusap pipinya yang basah, “Aku tidak senagaj melihat laporan yang di berikan kepada Ayah dari anak buahnya di sana, dan anak buah Ayah adalah rekan yang satu tim bersama Rey.”“Oh my! Rey....” lirih Cecilia dan memeluk Eleanor dengan lembut.“Hah, ternyata ini yang membuat keadaan Lea kacau selama beberapa hari ini,” batin Cecilia, berusaha meneangkan Eleanor dengan mengusap punggung Eleanor.“Kenapa kamu tidak cerita denganku, Lea? Hmm? Selama ini aku berpikir kamu seperti ini karena memikirkan Reynard yang sedang misi pelatihan,” keluh Cecilia, dengan suara pelan dan khawatir.Eleanor menggeleng pelan, “Bukan kak, awalnya aku memang sangat sedih karena Reynard pergi tapi tentu saja aku bangga dan bahagia
Baca selengkapnya
Bab 220 | Eleanor Jatuh Pingsan & Kegusaran Cecilia
Eleanor merasakan kepalanya berdenyut hebat saat ia membuka mata, , namun cahaya terang di ruangan itu membuatnya terpaksa kembali menutup mata. Aroma menyengat dari rumah sakit membuatnya merasa sedikit mual. Ia mencoba untuk duduk, namun pusing yang datang begitu tiba-tiba membuatnya hampir jatuh."Lea, kamu sudah bangun?" suara Cecilia terdengar di sebelah ranjangnya.Eleanor memaksa dirinya untuk membuka mata lagi, "Aku kenapa kak?" tanyanya dengan suara pelan.Cecilia mulai menceritakan kejadian saat Eleanor pingsan di Cafe, dan bagaimana mereka akhirnya berada di rumah sakit. Eleanor merasakan kebingungan dan kecemasan melanda dirinya. Ia tidak ingat apa-apa tentang kejadian tersebut. Hal yang ingat terakhir kali adalah ia hendak mengambil buku di Cafe tersebut untuk membaca Novel.Eleanor memaksa dirinya untuk membuka mata lagi. Ia merasa bingung dan cemas dengan situasi ini. Kepalanya masih terasa sakit yang luar biasa saat ia mencoba duduk.Cecilia segera menghampiri Eleanor
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
26
DMCA.com Protection Status