All Chapters of Ditalak Di Pelaminan: Chapter 11 - Chapter 20
87 Chapters
Pembalasan Setimpal
Selamat membaca❤️ °° “Cukup, hentikan!"Dahayu, Inka, dan Liana yang mendapati keributan itu pun tentu merasa takut, namun dengan cepat mereka mencoba untuk memisahkan dua lelaki itu dari petarungan yang cukup sengit, yang mana Dahayu dan Inka langsung menjauhkan Bima dari Arka, sementara Liana langsung menarik dan membawa Arka ke dalam pelukannya."Cukup, Arka. Hentikan! Mama tidak mau kamu terluka hanya karena perbuatan bodoh lelaki itu," ucap Liana"Tetapi lelaki itu sudah menyakiti hati dan fisik Dahayu, Ma. Aku harus membalasnya!" saut Arka dengan arah tatap yang masih saja ia tujukan pada Bima, tentu dengan deruan nafas yang menggebu-gebu, "Aku tidak terima!""Kenapa harus tidak terima? Toh, saya melakukan hal itu demi kebaikan Dahayu agar dia tidak terjebak ke dalam permainan yang sudah anda buat!" balas Bima, lalu ia menepis tangan Dahayu dan Inka dengan kasar, "Seharusnya anda bisa menggunakan otak anda dengan baik, Bapak Arkatama Maheswara.""Apa saya tidak salah dengar? La
Read more
Kebencian Tak Berujung
Selamat membaca❤️ °°"Aku sangat mencintaimu, Dahayu. Sungguh, tolong maafkan aku, tolong maafkan semua kesalahanku.""Aku tidak pernah marah atau bahkan menaruh rasa benci di dalam hati dan diriku terhadap kamu, Mas. Kamu tidak salah, jadi tidak ada alasan bagiku untuk membenci kamu. Tidak ada yang perlu untuk dimaafkan, ya?""Terima kasih banyak, Dahayu."Dahayu menganggukan kepalanya, sebelum pada akhirnya Arka melepas pelukan itu dan mengalihkan pandangnya ke arah Inka. Ya, lelaki itu ingin meminta maaf pada Inka karena sudah berani untuk berkata kasar dan menuduhnya kemarin, yang bahkan sampai tadi saat mereka belum tahu jika nyatanya semua kesalahan dan permasalahan berasal dari Bima."Bu Inka, maafkan Arka dan Mama ya? Maaf karena kami sudah berkata dan menuduh hal yang tidak-tidak," ucap Arka diakhiri dengan meraih tangan Inka dengan maksud untuk bersalaman, "Maaf atas ketidaksopanan kami, maaf sudah membuat Bu Inka dan Dahayu merasa sakit hati karena perkataan kami.""Iya, Ar
Read more
Janji dan Takdir
Selamat membaca❤️ °°"Nak, sudah ya? Ikhlaskan, mungkin kamu dan Arka memang tidak ditakdirkan untuk berjodoh. Ibu yakin jika suatu saat nanti kamu pasti akan menemukan pasangan hidup yang lebih baik dari Arka, lelaki yang mau menghargai dan menghormati kamu sebagai perempuan."Dahayu yang mendengar nasihat baik dari Sang Ibu pun hanya bisa menganggukan kepalanya, lalu ia memejamkan matanya sejenak sembari mengatur nafasnya setelah mendapati mobil Arka yang sudah mulai pergi untuk meninggalkan tempat itu."Bu, janji ya? Janji untuk jangan pernah pergi meninggalkan Dahayu. Dahayu sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain Ibu, hanya Ibu yang bisa memberikan semangat baru untuk hidup Dahayu. Dahayu butuh Ibu," pinta Dahayu"Iya, sayang. Ibu tidak akan pernah pergi meninggalkan kamu," balas Inka dengan senyumannya, lalu ia meletakan tangannya pada dada Dahayu dan mengusapnya dengan lembut, "Ibu akan selalu ada di sisi kamu," lanjutnya"Terima kasih, Bu. Dahayu sayang Ibu," ucap DahayuKed
Read more
Kembali Membawa Luka
Selamat membaca❤️ °° "Dahayu, aku tahu kalau hal ini sangat berat bagi kamu karena aku sendiri juga pernah mengalaminya. Kehilangan orang yang kita sayang itu memang sangat menyakitkan, tetapi aku yakin kalau kamu bisa dan mampu untuk melewati semuanya dengan baik. Kamu perempuan hebat, Yu."Kalimat itu berhasil untuk menyapa rungu Dahayu dengan sangat baik — halus dan lembut, penuh dengan perhatian, membuat yang mendengarnya merasa lebih tenang dan damai, walau tak bisa dipungkiri jikalau nyatanya rasa sedih yang ada tak akan mungkin bisa hilang dalam kurun waktu yang cepat.Semua butuh proses, begitu pula dengan Dahayu."Mas Arka?!" Dahayu cukup tersentak saat dirinya sudah mengetahui siapa orang yang sudah mengatakan hal itu padanya, lalu ia melempar arah pandangnya ke sisi lain — mendapati adanya keberadaan Liana yang sedang berdiri sembari memalingkan wajahnya, "Bu Liana?" lanjutnya"Hm..." Liana merespon ucapan Dahayu tanpa melihat ke arah yang bersangkutan, "Jangan terlalu lam
Read more
Sisa Rasa
Selamat membaca❤️ °° Hari demi hari berlalu dengan begitu cepat bagi Arka dan Dahayu setelah proses perceraian antara keduanya selesai dan mereka sudah dinyatakan resmi untuk berpisah, yang mana hari-hari itu juga sudah berhasil untuk mereka lewati walau dengan suasana hati yang terasa sangat hancur dan berantakan, bahkan hari-hari itu juga terkesan sangat datar seperti tak tercipta adanya suatu kebahagiaan di dalamnya.Ya, baik Arka maupun Dahayu, keduanya sama-sama merasa seperti hidup di dalam sebuah sangkar yang sangat sepi dan sunyi, yang mana rasa takut juga sering kali datang menghampiri — selalu menyelimuti hati dan diri mereka di setiap harinya.Dahayu Ishvara, wanita itu hanya bisa terdiam di dalam kamarnya — menangis sembari meringkuk di atas kasur, hanya memeluk guling karena tak ada seorang pun yang menemaninya, yang bahkan saat itu ia merasa tak pantas untuk hidup karena sudah tak ada satu pun orang yang peduli dengan hidupnya, termasuk dirinya sendiri.Sementara itu pa
Read more
Tak Pernah Cukup
Selamat membaca❤️ °°"Akhirnya harapan kita untuk kembali hidup bersama kini menjadi kenyataan ya, sayang?"Ya, benar, harapan itu kini menjadi nyata.Setelah sudah melewati waktu yang cukup lama dan proses yang terbilang cukup panjang, kini akhirnya Arka dan Dahayu resmi untuk kembali menjadi sepasang suami istri, yang mana setelahnya Arka juga memutuskan untuk membawa Dahayu agar tinggal di rumahnya bersama dengan Liana — pergi meninggalkan rumah yang sudah ditempati selama bertahun-tahun oleh Sang puan, rumah yang menyimpan berbagai macam kenangan.Dan untungnya Dahayu mau, wanita itu menerima sekaligus mengikuti keputusan Sang suami, walau sebenarnya hati terdalamnya terasa sangat berat."Dahayu, ada apa? Kamu tidak apa-apa, kan?"Nyatanya, fokus Arka teralihkan oleh Dahayu yang sejak tadi hanya terdiam sembari memandang ke arah jalan, bahkan wanita itu juga terlihat memainkan ujung bajunya — suatu tanda jikalau suasana hatinya sedang tidak tenang, wanita itu sedang tidak baik-bai
Read more
Mungkin Nanti
Selamat membaca❤️ °° “Mas, Ma. Maafkan Dahayu ya? Dahayu janji kalau kejadian ini tidak akan terulang kembali.”Kalimat ucapan Arka dengan terpaksa harus terhenti karena tiba-tiba saja ada Dahayu yang datang menghampiri, yang mana keadaan Dahayu sendiri saat itu benar-benar terlihat sangat pucat — nampak seperti orang yang sedang tidak enak badan, karena memang seperti itulah keadaannya.Ya, nyatanya pagi itu tidak berjalan seperti pada pagi-pagi di hari biasanya karena Dahayu bangun terlalu siang, dan hal itu sendiri bisa terjadi karena semalaman tadi ia tidak bisa tidur dengan nyenyak, pun dikarenakan tubuhnya merasakan demam akibat datang bulan di hari pertama — sesuatu hal yang memang sudah biasa dialami oleh Dahayu di setiap bulannya.Sebelumnya, Dahayu sudah pernah menyempatkan waktu dan dirinya untuk datang ke rumah sakit — jauh sebelum ia mengenal Arka dan Liana, yang mana ia ingin menanyakan tentang penyakitnya itu pada Dokter. Dan untungnya, Dokter itu berkata kalau keadaan
Read more
Tamu Tak Diundang
Selamat membaca❤️ °° “Sudah pukul setengah 12 siang, lebih baik aku istirahat dulu.”Ya, waktu selama hampir 4 jam sekiranya sudah berlalu, yang mana sudah selama itu juga Arka berkutat dengan banyaknya pekerjaan di kantor — mulai dari memeriksa beberapa data laporan yang sebelumnya sudah dibuat oleh bawahannya, bahkan hingga melakukan meeting atau pertemuan dengan beberapa petinggi perusahaan.Hingga kini — saat saat jarum jam sudah menunjukan tepat pukul setengah 12 siang, Arka pun akhirnya memutuskan untuk menghentikan pekerjaannya terlebih dahulu karena ia akan menggunakan waktu selama 1 jam kedepan untuk istirahat, yaitu melakukan ibadah solat jumat dan juga makan siang.Namun, saat Arka baru menutup laptopnya dan merubah posisinya menjadi berdiri, tiba-tiba saja pintu ruangannya terbuka dan menampilkan satu sosok wanita yang sangat tidak asing — seseorang yang ia kenal, yang mana wanita itu juga langsung masuk ke dalam ruangannya tanpa mengetuk pintu dan memberikan salam, bahka
Read more
Seberapa Pantas
Selamat membaca❤️ °° “Mas Arka, maafkan aku ya?” “Maaf? Maaf untuk apa, Damara?” “Maaf untuk segalanya.” Perlahan namun pasti, wanita itu pun melepaskan peluknya dari Arka, sebelum pada akhirnya memundurkan tubuhnya untuk beberapa langkah — menciptakan suatu jarak aman antara dirinya dengan seorang lelaki yang sejujurnya masih ia cinta dan sayangi.“Maaf untuk segalanya, Mas.” Damara kembali mengulang ucapannya sembari menundukan kepala dan memainkan jari-jari lentiknya — merasa tidak sanggup untuk menatap Arka karena takut jikalau hatinya akan semakin jatuh, “Maaf karena saat itu aku terlalu egois, maaf karena saat itu aku meninggalkan kamu begitu saja di saat keadaan sedang tidak berjalan dengan baik. Maaf, aku menyesal.” “Sudahlah, Mara. Hal itu tidak perlu dibahas lagi, ya? Semua yang sudah terjadi biarlah berlalu, jadi tidak perlu diungkit kembali apa lagi sampai diceritakan. Biarkan hal itu menjadi bahan pembelajaran untuk kita di kehidupan yang akan datang, karena semua su
Read more
Waktu dan Perhatian
Selamat membaca❤️ °° “Apa yang sedang kalian lakukan?” Sungguh, terkejut sekali rasanya. Seketika saja jantung Arka langsung berdegup dengan kencang, pun membuat dirinya langsung melepaskan Damara begitu saja hingga wanita itu benar-benar jatuh ke lantai.“Mas Arka, sakit! Tega sekali ya kamu.” Damara yang mendapati perlakuan seperti itu pun tentu tak terima, ia merintih — mengeluh kesakitan sembari mengelus bagian pergelangan kakinya yang terasa sakit, namun Arka tetap tak mempedulikannya.“Pak Bhanu?” “Iya, saya Bhanu. Apa yang sedang Pak Arka dan Bu Damara lakukan?” Nyatanya pertanyaan itu kembali terlontar, dan Arka sendiri yang mendengarnya pun langsung menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak terasa gatal — malu, hanya itu yang bisa ia rasakan.“Mohon maaf sebelumnya, Pak Bhanu. Ta-tadi saya—” “Pak Arka manager di perusahaan ini, kan? Jadi seharusnya Bapak bisa menggunakan jabatan itu dengan baik, baik dari segi pekerjaan mau pun etika, karena tak seharusnya Bapak melakuk
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status