Semua Bab Ditalak Di Pelaminan: Bab 51 - Bab 60
87 Bab
Demi Untuk Kamu
Selamat membaca❤️°°“Kalau kamu masih memperlakukan Mama seperti itu, lebih baik Mama pergi lagi saja! Mama ini lelah kalau harus terus menerus dihadapkan dengan orang-orang seperti kalian!”Hati Liana mulai memanas — emosinya memuncak, amarah yang ada di dalam dirinya pun sudah tak bisa untuk ditahan lagi. Sungguh, Liana benar-benar merasa tak terima dengan pertanyaan yang sudah Sang anak berikan untuknya, walau nyatanya Arka sendiri menanyakan hal itu karena ia merasa khawatir akan keadaan Sang Mama yang sudah lama tak ia temui.“Kamu sadar tidak kalau kamu itu sudah keterlaluan?” Liana kembali menyambung ucapannya, “Cara bicaramu dengan Mama itu loh, Arka! Apa tidak bisa lebih sopan?” lanjutnya“Ma, Arka hanya bertanya karena Arka merasa khawatir. Apa itu salah?” Arka berbalik tanya, “Sekarang sudah hampir jam setengah 8 malam, Ma. Dan tadi sore Mama bilang kalau—”“Jangan berlebihan!” timpal Liana memotong ucapan Sang anak, “Mama itu hanya terlambat 30 menit dari waktu yang sudah
Baca selengkapnya
Rasa Yang Tertinggal
Selamat membaca❤️°°“Aku sangat mencintai kamu, Dahayu Ishvara. Dan aku akan melakukan hal apa pun, demi untuk kamu.”Senang — itu yang bisa Dahayu rasakan saat ia mendengar suatu kalimat yang begitu hangat dari Sang suami, janjinya — kesanggupan melakukan sesuatu hal dalam usaha untuk mendapati kepercayaan.Dan tentu saja, Dahayu mempercayainya.“Mas, sayangku. Sekali lagi, terima kasih banyak ya.” Dahayu kembali berucap sembari menatap dalam kedua netra Arka yang begitu bulat dengan warna agak kecoklatan. Ah, indah sekali — begitu fikirnya, “Aku pun merasakan hal yang sama, Mas. Sama seperti kamu, aku juga sangat mencintai kamu.” Dahayu menjeda ucapannya — sebentar, sebelum akhirnya ia kembali angkat bicara, “Jadi aku percaya dan yakin kalau wanita bernama Damara itu sudah hilang dari dalam fikiran dan hati kamu. Iya, kan?” lanjutnyaNamun anehnya, Arka hanya terdiam. Apa yang sebenarnya ada di dalam fikirannya saat itu? Karena tiba-tiba ia merasa seperti orang yang kehilangan arah
Baca selengkapnya
Kembali Bertemu
Selamat membaca❤️°°“Ma, sudah jam 7 malam. Ayo kita makan malam dulu.”Tolong dicatat ; malam itu merupakan kali pertamanya lagi bagi Dahayu untuk mencoba memberanikan dirinya dalam berinteraksi dengan Sang Ibu mertua, dan hal itu sengaja ia lakukan demi untuk merubah pola fikirnya — mengingat jika saat itu hanya Liana seorang yang dapat berperan sebagai orang tua untuknya.“Dahayu sudah buat sayur krecek kesukaan Mama, kerupuk kulit di sayurnya juga banyak. Oh, iya, tadi siang Hani bilang katanya Mama ingin makan sambal goreng kentang ya? Itu juga sudah Dahayu buatkan kok. Tetapi kalau malam ini kita hanya makan berdua saja tidak apa-apa, kan? Soalnya Mas Arka belum pulang, lembur katanya.”Satu kali, dua kali, bahkan hal itu terjadi sampai tiga kali.Dahayu terus saja memanggil Liana — mengetuk pintu serta mengajaknya untuk makan malam bersama, tetapi ia tetap tak mendapati jawaban dan atau respon apa pun dari yang bersangkutan. Sunyi, senyap, tak terdengar suara apa-apa.“Ya Alla
Baca selengkapnya
Salah Paham
Selamat membaca❤️°°“Dahayu? Hey! Apa yang sedang kalian berdua lakukan?”Satu suara itu berhasil menyapa rungu Dahayu dan Rakyan dengan sangat baik, pun berhasil pula membuat keduanya langsung melempar arah pandangnya ke sumber suara, ke arah seorang lelaki yang sedang berdiri dengan nafas yang memburu dan tatapan mata yang tajam.“Mas Arka? Kamu—”“Iya, ini aku. Apa yang sedang kalian berdua lakukan? Duduk dekat-dekat seperti itu, hanya berdua saja pula!”Suami mana yang tak marah saat melihat Sang istri sedang duduk berdua dengan lelaki lain? Catat ; hanya berdua saja, yang bahkan posisinya saat itu cukup dekat, ditambah pula dengan adanya kontak fisik yang terjadi antara keduanya.Cemburu, Arka benar-benar sakit hati dan tak terima.“Mas, kenapa kamu ada di sini? Bukankah seharusnya kamu ada di Bogor untuk—”“Memangnya kenapa kalau aku ada di sini? Apa kamu takut kalau waktumu dengan lelaki itu akan terganggu? Begitu ya, Dahayu?” sindir Arka diakhiri dengan tawanya, “Tenang saja,
Baca selengkapnya
Permintaan Liana
Selamat membaca❤️°°“Aduh, Mas. Kenapa jadi begini ya? Mama sampai dirawat di rumah sakit, aku benar-benar tidak tega melihat kondisinya. Kasihan sekali, Mas.”“Ya mau bagaimana lagi, Yu? Aku juga merasakan hal yang sama, tidak tega dan kasihan. Tetapi ya sudah, kita anggap saja kejadian ini sebagai ujian dari Allah untuk keluarga kita. Lagi pula Mama sudah ditangani oleh Dokter, jadi tugas kita sekarang adalah berdoa, berharap agar kondisi Mama bisa cepat membaik.”“Iya, Mas. Aamiin.”Arka dan Dahayu ; saat itu keduanya hanya bisa pasrah dan lebih memilih untuk menyerahkan semuanya kepada Dokter dan juga tenaga medis lainnya untuk membuat Sang Mama kembali membaik, pun hanya mampu berdoa pada Allah — karena mau seperti apa permasalahan yang terjadi, semua pasti akan berakhir dan berlalu atas kehendak-Nya.“Oh, iya, Yu. Malam ini kamu bisa temani Mama, kan? Karena aku harus kembali ke Bogor.” Arka meminta dengan maksud untuk memerintah, “Maaf ya, Yu. Aku lupa kalau besok masih ada ja
Baca selengkapnya
Dia Kembali
Selamat membaca❤️°°“Mama tidak menerima alasan apa pun, paham? Pokoknya Mama hanya ingin ditemani oleh Damara, tak mau dengan yang lain. Tetapi kalau kamu tetap memaksa, terserah saja. Mama tidak akan mau makan dan minum obat, biar Mama sakit terus seperti ini.”Si keras kepala itu kembali berulah.Ya, Liana berhasil melontarkan ancamannya pada Arka, pun berhasil pula membuat yang mendengarnya mendengus — kesal, marah, tak percaya kalau pada akhirnya mereka akan kembali berhubungan dengan Damara.Pasti, sudah pasti. “Jangan mengada-ada begitu, Ma. Sudah, ya? Arka mohon. Kesehatan Mama itu tergantung diri Mama sendiri loh, tidak ada hubungannya dengan orang lain. Mama fikir menginap di rumah sakit begini enak? Tidak, Ma. Arka dan Dahayu pun tidak tega melihatnya,” tutur Arka menasehati, “Arka mohon kerjasamanya, ya? Jangan menyusahkan diri sendiri, tolong turunkan ego Mama. Bisa, kan?” lanjutnya“Turunkan ego Mama, katamu?” tanya Liana diakhiri dengan tawanya, “Aduh, apa tidak terbal
Baca selengkapnya
Pilihan Arka ; Tepat
Selamat membaca❤️°°“Tidak! Mama tidak akan membiarkan kamu pergi. Kamu itu harus tetap di sini, temani Mama dan Damara. Memangnya kamu tega membiarkan kami berdua di sini? Tolong jangan egois ya, Arkatama Maheswara!”Tolong jangan egois, katanya? Apa tidak salah?Ya, saat sudah menyebut nama Sang anak secara lengkap, maka sudah dapat dipastikan jika puncak emosi dari orang itu sudah berada di titik paling tinggi — amarahnya saat itu sudah sangat membara, terlebih lagi saat ia tahu jika Sang anak akan pergi meninggalkannya — dalam keadaan yang sedang tidak baik-baik saja.“Arkatama, apa kamu tidak takut kalau nyatanya malam ini adalah malam terakhir kamu untuk bertemu Mama?” tanya Liana lagi, “Bagaimana kalau besok Mama sudah tidak ada? Atau mungkin nanti malam? Atau bahkan 1 jam lagi? Mama yakin hanya penyesalan yang bisa kamu rasakan nantinya.”Terkejut — itu yang bisa dirasakan oleh ketiga orang lainnya yang ada di dalam ruangan itu, merasa tak menyangka jika Liana akan mengucapka
Baca selengkapnya
Tidak Untuk Pulang
Selamat membaca❤️°°“Assalamualaikum, Hani. Saya ingin kasih kabar kalau Mama harus dirawat di rumah sakit sejak malam ini atas saran dari Dokter, jadi saya dan Mas Arka tidak akan pulang ke rumah.”Sekiranya itu pesan singkat yang Dahayu buat dan kirimkan untuk Hani, sebelum ia serahkan kembali benda canggih itu pada Sang suami.Ya, mungkin banyak dari kalian yang membacanya merasa bingung dengan kalimat ; jadi saya dan Mas Arka tidak akan pulang ke rumah. Iya, kan? Jelas, karena kenyataannya saat itu mereka sedang berada di dalam kamar hotel, salah satu hotel mewah bintang 5 yang cukup terkenal — Kempinski.Arkatama Maheswara, lelaki itu memang sengaja mengajak Sang istri untuk pergi dan menginap di sana — walau hanya satu malam, pun hal itu dilakukan demi untuk melepas rasa penat yang sedang melanda.“Sudah dikirim, sayang?” tanya Arka sembari meraih ponsel Dahayu“Sudah, Mas. Sudah aku kirim,” jawab Dahayu“Pintarnya, istriku.” Arka tersenyum lebar sembari mencium pipi Dahayu, lal
Baca selengkapnya
Kempinski & Kejutan (18+)
Selamat membaca❤️°°“Apa? Sekarang sudah jam 8 pagi? Yang benar saja?”Ya, apa yang Dahayu lihat saat itu tidak salah — jarum pada jam yang menempel di dinding kamar hotel yang ia tempati sudah menunjukan tepat pukul 8 pagi, pun dapat dibuktikan pula dari sinar matahari yang masuk lewat sela-sela gorden kamar, yang mana gorden itu sendiri juga memang sengaja dibuka karena semalam mereka berdua — Arka dan Dahayu bermain-main di sana sembari menikmati betapa indahnya Ibu Kota Jakarta pada malam hari dari lantai 38.Tubuh Dahayu pun menggeliat — menggigil karena suhu AC yang menyala saat itu cukup rendah, terlebih lagi saat itu ia sama sekali tak menggunakan pakaian apa pun ; tubuhnya benar-benar polos dengan hanya dibungkus oleh selimut — mengingat kalau nyatanya semalam mereka berada dalam suasana yang cukup panas.“Ya ampun, dingin sekali ya udaranya? Aku jadi malas untuk mandi lagi.” Helaan nafas kasar pun berhembus — tidak lain dan tidak bukan Dahayu pelakunya, sebelum pada akhirnya
Baca selengkapnya
Bukan Harapan
Selamat membaca❤️°°“Pokoknya Mama ingin kamu menikah dengan Damara, titik! Tidak boleh ada penolakan. Paham kamu?”“Permintaan macam apa itu, Ma? Menikah dengan Damara? Yang benar saja! Arka itu sudah menikah, sudah ada wanita lain di dalam hati dan hidup Arka. Jangan mengada-ada!”“Hey, Mama tidak peduli dengan hal itu! Yang paling penting untuk saat ini adalah kamu menikah dengan Damara, kamu harus menikahi Damara secepatnya!”Jarum jam terus berputar hingga akhirnya kini menunjukkan tepat pukul 8 pagi. Ibu Kota Jakarta yang seharusnya terasa dingin dan sejuk karena baru saja selesai diguyur oleh hujan itu pun nyatanya tidak mampu membuat suasana hati Arka menjadi ikut tenang — justru sebaliknya.Ya, sepagi itu emosi dalam diri seorang Arkatama nyatanya sudah berhasil untuk terpancing — membuat hatinya panas akibat amarah yang membara saat mendapati permintaan yang sangat amat tidak masuk di akal dari Sang Mama.Terlebih lagi, wanita paruh baya itu kembali membentaknya — berbicara
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status