Semua Bab AWAN - THE NEXT SANJAYA: Bab 81 - Bab 90
147 Bab
81. NADYA AKAN MENIKAH
"Anjir, aku sampai pangling! Kalau aku tidak mengenalmu, mungkin aku akan mengira kamu itu orang gila." Ujar Dirga mengomentari penampilan Awan setelah ia bercerita sekian lama.Dirga sengaja mengajak Awan ke rumahnya dan menyuruhnya bersih-bersih dan kemudian mereka bercerita panjang lebar tentang semua yang terjadi selama tiga tahun belakangan ini.Dari sana, Awan tahu kalau Dirga selalu mengunjungi sekolah mereka setiap seminggu sekali. Kadang, ada juga Karina dan Kirana.Mereka selalu percaya jika Awan akan kembali suatu saat nanti. Siapa sangka, hari ini, pas giliran Dirga yang berkunjung ke sekolah, ia berhasil bertemu Awan. Dirga sempat ingin memberitahu Karina dan Kirana, namun Awan melarangnya dan berkata akan memberitahu mereka sendiri nantinya. Awan hanya bisa tersenyum masam namun tidak tersinggung dengan tanggapan Dirga tentang dirinya. Hal yang wajar, mengingat penampilan Awan saat itu yang terlihat sangat tidak lazim.
Baca selengkapnya
82. DI MANA TAMU UNDANGANNYA?
Dalam sebuah kamar, tampak sekelompok perias sedang sibuk merias calon pangantin wanita yang akan menikah hari itu.Tempat pernikahan sudah siap dan undangan juga sudah disebar. Apalagi, banyak orang penting mulai dari pejabat, konglomerat hingga artis-artis besar yang akan datang menghadiri pernikahannya dan seharusnya hari ini akan menjadi hari paling membahagiakan bagi si wanita. Tapi, kenyataannya justru tidak terlihat seperti itu. Ekspresi wanita tersebut tampak muram dan tatapannya terlihat kosong. Tidak ada semangat di dalamnya, seolah jiwanya sudah lama menghilang dari tubuhnya.Melihat pemandangan memilukan seperti itu, sang ibu yang sedari tadi memperhatikan menjadi trenyuh. Ia meminta semua orang untuk keluar dan meningalkannya bersama putrinya."Nak, kamu harus kuat!" Ucap sang ibu lirih dengan mata berkaca-kaca.Wanita berwajah murung yang tidak lain adalah Nadya Wongso tersebut hanya diam tanpa bicara. Melihat itu, ibunya menjadi semakin sedih. Meski begitu, tidak ada
Baca selengkapnya
83. KEMUNCULAN PARA SENIOR BENGAL
"Ben, tunggu! Aku ikut denganmu!" Ujar Irvan setengah berlari menyusul adik ke tiganya keluar ruangan. Melihat Beny turun tangan dan mengerahkan anggotanya, Irvan tidak mau ketinggalan. Bagaimanapun, ini adalah kesempatannya untuk unjuk gigi dan mendapat perhatian dari semua orang dan khususnya dari ayahnya.Tentu saja, Irvan memiliki keyakinan kalau adiknya yang merupakan petinggi salah satu kelompok dunia hitam itu akan dapat mengendalikan situasinya. Hanya saja, baru saja mereka sampai di luar gedung, tatapan keduanya seketika terbelalak dan raut wajah keduanya seketika berubah merah padam.Bagaimana tidak? Pemandangan di luar gedung benar-benar kacau. Semua kendaraan yang ada di halaman parkir tampak hancur akibat serangan anak-anak sekolah yang sedang tawuran. Karpet merah yang sebelumnya terlihat bersih dan rapi di sepanjang jalan ikut hancur tidak berbentuk.Yang lebih parah, karangan bunga yang jumlahnya ratusan dan terpajang disepanjang jalan di sekitar gedung turut hancur
Baca selengkapnya
84. SEORANG PEMIMPIN PUN HARUS MENUNDUK
Mendengar kalimat berani Irvan, beny seketika berkeringat dingin.Apa kakaknya itu tidak bisa membaca situasi? Bisa-bisanya ia memprovokasi Theo seperti ini. Apa dia tidak tahu dampak mengerikan yang akan menimpa mereka jika sampai Theo tersinggung dan membawa pamannya turun tangan?Hanya saja, saat Beny hendak menyela dan meluruskan situasinya, suara dingin Theo sudah lebih dulu terdengar."Oh, sepertinya tuan pertama Wongso tidak terima? Baiklah, kalau begitu katakan padaku, bagaimana kamu ingin menyelesaikannya?" Tanya Theo dengan senyum main-main.Di mata Beny, Theo seperti sengaja ingin memancing mereka. Jika kakaknya itu berkata yang tidak-tidak sekali lagi, bisa dipastikan kalau Theo tidak akan menahan diri untuk mengajak kakak dan pamannya untuk membuat perhitungan dengan mereka.Lain halnya dengan Irvan, ia sama sekali tidak menyadari kegelisahan adiknya dan berkata dengan nada semakin angkuh, "Tentu saja, masing-masing kalian harus memata
Baca selengkapnya
85. PERNIKAHAN INI TIDAK BISA DILANJUTKAN
"Menikah dengan keluarga Winata belum tentu buruk. Paling tidak, keluarga kita masih tetap aman dan ayahmu bisa bekerja di perusahaan yang tidak kalah bonafit dari perusahaan milik keluarga Wongso ini.""Keluarga kita tidak akan lagi ditindas oleh pamanmu.""Sekarang, mungkin kamu tidak menyukai tuan muda Andreas. Tapi, perlahan seiring berjalannya waktu, kamu akan terbiasa dengan sendirinya. Yang perlu kamu lakukan hanyalah membuka hatimu untuknya.""Tuan muda Andreas sangat menyukaimu. Selain itu, dia dari keluarga yang mapan dan jelas. Kamu tidak perlu lagi susah-susah bekerja dan cukup menjadi istri yang baik di rumah. Dia pasti akan memperlakukanmu dengan baik." Kalimat demi kalimat yang dilontarkan oleh ibunya, membuat Nadya tidak mengerti dengan jalan pikiran ibunya. Baru beberapa saat yang lalu ia meminta dirinya untuk bersabar dan sekarang, ia sudah berbalik menyakinkan dirinya agar menerima Andreas dan memuji segala kelebihan Andreas. Seolah Andreas adalah jaminan hidup mer
Baca selengkapnya
86. TERNYATA INI BENAR KAMU!
Di dekat pintu masuk utama telah berdiri seorang pemuda tampan berusia dua puluhan. Badannya tinggi dan tegap. Lalu, sorot matanya yang tegas memberikan kesan layaknya seorang penguasa dan tidak tersentuh.Selain itu, ia juga memiliki aura kuat yang sukar untuk dijelaskan.Bahkan, Beny Wongso yang merupakan petinggi salah satu kelompok mafia merasa tertekan saat menatap mata pemuda ini. Aura mendominasi seperti ini hanya bisa dirasakan oleh mereka yang telah terbiasa bertarung. Seolah, Beny sedang berhadapan dengan sosok hebat yang sangat mengerikan dan tidak bisa dilawannya.Penampilannya yang tenang memberikan kesan bahwa pemuda ini memiliki kerpecayaan diri yang tinggi.Lain halnya dengan Nadya. Ia menatap lama ke arah pemuda yang baru masuk tersebut dengan tatapan yang sangat dalam.Lama ia meyakinkan dirinya kalau saat itu ia tidak sedang bermimpi.Sampai-sampai Nadya mengerjapkan matanya beberapa kali dan menemukan sosok yang sudah lama ia cari itu ternyata masih berada di sana.
Baca selengkapnya
87. NADYA MEMBERONTAK
Tuan besar Wongso dibuat terkejut dengan keberanian Nadya.Selama ini, tidak pernah ada satu orangpun dari keluarganya yang berani menyela ucapannya apalagi sampai menentang perintahnya. Tidak terkecuali Nadya. Tidak peduli apa yang diucapkan Dimas, Nadya tidak pernah sekalipun berani menentang dirinya.Keberanian Nadya menentang kata-katanya sama sekali tidak diduganya. Sebagai seorang kepala keluarga, bagaimana Dimas bisa menerimanya? Sikap Nadya kali ini sama saja dengan menampar dirinya di depan umum. Tatapan Dimas Wongso seketika berubah dingin."Nadya, beginikah caramu bicara dengan orang tua? Apa kamu ingin mempermalukan keluarga kita? Sekarang, demi pria tidak jelas asal-asulnya seperti dia, kamu berani mengkhianati calon suamimu dan mencoreng nama baik keluarga kita?" Ucap Dimas dingin dan penuh tekanan."Kakek, katakan padaku, apa selama ini aku pernah menentangmu? Jika hari ini aku menentangmu, maka itu karena kakek yang memaksaku melakukannya. Tidak hanya kakek, tapi sem
Baca selengkapnya
88. DIA TERLIHAT LEBIH DEWASA
Bam!Belum sempat pengawal tersebut bereaksi, sebuah pukulan tajam dan terukur sudah membuatnya terhempas terbang.Bam!Serangan itu terjadi dengan begitu cepat seperti badai dan sulit dihentikan. Begitu serangan pertama datang dan menghempaskan satu orang pengawal, pukulan lainnya sudah datang menyusul dan menghempaskan satu orang lainnya.Saking cepatnya, semua orang yang menyaksikannya seakan sedang melihat sebuah ilusi optik dimana mereka melihat satu persatu pengawal keluarga Wongso melayang terbang dan tiba-tiba saja, belasan pengawal yang semula terlihat gagah perkasa, kini sudah meringkuk di atas lantai dengan kondisi sudah tidak sadarkan diri.Sulit bagi siapapun untuk menjelaskan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Hanya ekspresi kesakitan di wajah para pengawal ini yang menunjukkan kalau mereka diserang dengan sebuah pukulan yang sangat keras dan membuat mereka lumpuh hingga tidak sadarkan diri seperti sekarang ini.Nadya sendiri yang semula sempat mengkhawatirkan keadaan A
Baca selengkapnya
89. PUKULAN PENGHANCUR BENY
Penilaian pengawal pribadi Dimas tentang Awan tidaklah salah,Karena benar kalau Awan masih menahan kekuatannya. Awalnya, Awan berharap jika anak buah Beny akan dapat memberinya tekanan. Sehingga ia dapat mengetahui seberapa jauh kekuatannya saat ini.Namun, setelah bertarung beberapa saat lamanya, Awan terpaksa harus menelan kekecewaan. Ratusan gengster ini mungkin sangat hebat dan kuat untuk level orang biasa. Namun bagi Awan yang sudah menapaki jalan kultivator, kemampuan mereka malah terlihat biasa jika tidak ingin dibilang sangat-sangat lemah.Awan bahkan hanya mengeluarkan sepuluh persen kekuatan sejatinya, itupun tanpa menggunakan reiki. Jika tidak, orang-orang ini mungkin akan mati dalam keadaan jasad tidak utuh.Saat itulah Awan baru menyadari jika kekuatan sejatinya dan juga warisan yang ia terima dari dewi cahaya sebelumnya nbegitu kuat. Mungkin, ia perlu bertemu lawan seorang kultivator untuk mengetahui di level mana ia berada saat ini."Huft, sebanyak ini tidak ada yang b
Baca selengkapnya
90. KALIAN SEMUA BERHUTANG PADA NADYA
Dimas hanya melirik Beny sekilas. Sebagai rubah tua yang sudah banyak makan asam garam kehidupan, Dimas tentu saja tahu maksud tersembunyi yang coba dimainkan oleh anak gungsunya tersebut. Jika saja, Dimas tidak mendapat masukan dari dua pengawal pribadinya sebelumnya, ia mungkin saja akan melakukan apa yang diinginkan oleh Beny. Namun, setelah tahu bahwa kekuatan Awan tidak biasa, membuat Beny mengurungkan niatnya. Meskipun mereka bisa menundukan Awan pada akhirnya, kerugian yang akan mereka tanggung jelas tidak sedikit. Tidak tertutup kemungkinan, pengawal pribadi Dimas akan terluka dan hal itu jelas tidak diinginkan oleh Dimas. Bagaimanapun, ia telah membayar sangat mahal untuk menyewa keduanya sebagai pengawal pribadi. Kalau sampai mereka terluka, otomatis Dimas hanya bisa mengandalkan pengawal biasa untuk melindunginya hingga mereka pulih. Dengan besarnya pengaruh dan kekuasaan keluarga Wongso maka akan semakin banyak pula musuh mereka. Tanpa pengawal terbaiknya, keselamatan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status