Semua Bab Mengandung Anak Pak Dosen : Bab 61 - Bab 70
89 Bab
Terbawa Suasana
"Jaga ucapanmu itu, Rendra! Mazaya itu sudah sah menjadi istri Om dan secara langsung dia juga adalah Tante kamu. Ingat itu! Dan Om gak akan tinggal diam, jika kamu macam-macam dengannya!"Devan tidak segan mengancam keponakannya tersebut. Terlebih lagi itu menyangkut tentang Mazaya.Namun, Rendra tampaknya tidak peduli dengan ucapan pamannya itu. Iya benar-benar dibuat marah dan kecewa dengan pamannya yang dianggap serakah. Karena sudah mempunyai istri, tapi malah menikah lagi dengan wanita yang disukainya."Terserah Om mau bilang apa! Pokoknya aku nggak akan biarkan hidup Wijaya hancur gara-gara Om jangan dicap sebagai pelakor nantinya," tegas Rendra.Devan membuang napasnya dengan kasar karena menghadapi sifat keras kepala keponakannya itu. Di mana sama sekali tidak takut dengan ancamannya. Tapi, ia juga tidak main-main dengan ucapannya tadi. Jika Rendra sampai melakukan sesuatu kepada Mazaya, maka ia tidak akan tinggal diam saja."Om sudah memperingatkan kamu, Rendra!" tukasnya.
Baca selengkapnya
Bercumbu Mesra
"Mas udah! Gimana kalau ada yang lihat nanti."Mazaya mendorong dada bidang Devan agar menghentikan kegiatan mereka, yang barusan bercumbu mesra di dalam ruangan sana.Namun, Devan malah menarik Mazaya kembali dan merapat ke dalam pelukannya."Tidak akan ada yang lihat. Tenang saja."Kembali Devan memagut Mazaya. Ia sungguh merindukan istrinya itu karena tidak malam tidak biasa menyalurkan hasratnya.Beberapa menit kemudian."Mm, Mas ... Sudah."Kini Mazaya benar-benar ingin berhenti karena dirinya sudah lama berada di tempat itu. Ia harus berbicara dengan suaminya itu.Devan kali ini membiarkan Mazaya dan istrinya itu kembali ke posisinya semula, berdiri sambil memperbaiki letak pakaian dan rambutnya yang sedikit acak-acakan."Tolong jangan ulangi lagi kayak tadi, Mas. Aku gak mau kalau ada yang lihat, Mas," tegas Mazaya dengan menatap tajam."Iya-iya, maaf. Tapi, apa ke sini hanya ingin memberikan map ini atau ada hal penting ingin kamu katakan?" tebak Devan.Mazaya menarik nafasnya
Baca selengkapnya
Video Panas
"I-ini apa? Kenapa ada video seperti ini? Siapa yang--"Mazaya menggantungkan ucapannya, terlebih lagi mendengar orang-orang mulai menghujatnya karena video panas dirinya dan Devan."Tuh kan bener, dia itu pelakor yang bisanya goda suami orang.""Pantesan waktu itu Bu Suha marah-marah. Tapi, coba ditahan. Kasihan banget istri pertamanya.""Iya kan dari awal aku udah curiga sama dia."Orang-orang itu terus membicarakan dan menyerukan berjaya seakan wanita tersebut adalah wanita berambut suami orang. Menikah sama sekali tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Namun tetap saja saat ini majaya menjadi salah di mata semua orang.Selain itu, tidak butuh waktu lama, video tersebut tersebar di grup chat di kantor, membuat Mazaya menjadi bahan perbincangan hampir satu gedung perusahaan.Wajah Mazaya langsung memerah, tapi ia coba menahan air mata yang hendak menyeruak di pelupuk matanya. Ia merasa tidak tahu harus bagaimana menghadapi situasi ini. Melinda yang menyadari kehebohan terseb
Baca selengkapnya
Tiga Lelaki
"Aku akan bantu mencari tahu, Yaya. Kita akan mengungkap siapa dalang di balik semua ini, dan membuktikan bahwa aku bukan orangnya. Aku gak mau kehilangan kepercayaanmu."Rendra dengan lantang mengatakan itu semua di depan Mazaya, seakan ingin menunjukkan betapa dirinya itu pantas untuk Mazaya. Meskipun ia sebenarnya dibuat kecewa mengetahui kenyataan bahwa Askara adalah anak dari pamannya itu. Juga melihat bagaimana Mazaya yang dipagut mesra oleh Devan pada video yang dilihatnya.Mazaya sama sekali tidak menanggapi ucapan Rendra dan memilih menunggu jawaban dari Devan yang mungkin saja tahu siapa orangnya."Katakan kalau Mas Devan tahu siapa orangnya?" desaknya."Sebelum itu aku harus memanggil William. Mungkin saja dia tahu sesuatu dan melihat ada orang di sekitar pintu," ungkapnya."Kalau gitu panggil dia sekarang, Mas." Mazaya terdengar tidak sabaran untuk mencari tahu siapa orang yang ingin menjatuhkan namanya.Namun, begitu Devan hendak menghubungi William terdengar suara pintu
Baca selengkapnya
Siapa Dalangnya?
"Kenapa Mas Devan terus bela perempuan ini?" tanya Nasuha dengan sinis. "Dia sudah merusak pernikahan kita, Mas. Apa Mas Devan mau mengkhianati istri sahmu demi perempuan hina ini?"Devan menatap tajam Nasuha dan berkata, "jangan sembarangan menuduh orang lain, Suha! Mazaya tidak pernah menggodaku atau merencanakan sesuatu untuk menghancurkan pernikahan kita. Justru aku dan kamu lah selama ini yang sudah menghancurkan hidupnya dan harus merawat anakku seorang diri. Lagipula kami sekarang sudah sah menjadi suami istri ...."Orang-orang yang ada di sana dibuat tercapai mendengar kenyataan bahwa Devan sudah menikah lagi dan menjadikan Mazaya istri kedua, lalu hal yang paling mengejutkan adalah Devan dan Mazaya sudah mempunyai anak yang sudah besar.Raut wajah Nasuha kini memucat melihat reaksi orang-orang yang beralih kepada Mazaya. Padahal ia sudah menunjukkan bahwa ia mengalami gejala hamil sebelumnya."Aku juga sekarang hamil, Mas. Butuh perhatian kamu. Apa aku gak boleh minta hak aku
Baca selengkapnya
Ide Cemerlang
"Apa di rumah sakit? Sa-saya akan segera kesana ..."Dengan tangan yang sedikit gemetar, Mazaya menutup panggilan tersebut .Sebelumnya Mazaya mendapatkan informasi jika putranya terjatuh di anakan tangga hingga dilarikan ke rumah sakit.Tanpa menunda waktu lagi, Mazaya segera menghubungi Devan. Pria tersebut harus tahu apa yang terjadi dengan putra mereka itu."Halo, Mas. Kamu di mana sekarang? Aska, Mas ...." Mazaya menelepon sambil berjalan menuju ke lift. Ia harus pergi segera mungkin ke rumah sakit."Aku di jalan di dalam mobil. Ada apa?"Terdengar suara Devan yang panik di ujung panggilan karena Mazaya menyebutkan nama Askara, jelas baginya saat ini mendengar suara Mazaya yang bergetar."Aska dibawa ke rumah sakit, Mas. Aku mau kesana sekarang. Aku sudah minta izin Bu Erina," ungkap Mazaya."Berikan alamat rumah sakitnya. Nanti aku akan kesana," balas Devan."Iya, Mas. Aku tutup dulu kalau gitu." Mazaya mengakhiri panggilan tersebut, lalu dengan langkah cepat keluar dari lift yan
Baca selengkapnya
Hal Menjijikan
"Alhamdulilah, cuman lecet sedikit aja. Tapi, Ibu tetap cemas, Aska. Tunggu sebentar ya, kata dokter harus diperiksa sekali lagi."Mazaya berusaha menenangkan putranya yang tampak ingin segera pergi dari rumah sakit. Padahal seingatnya Askara tidak pernah serewel saat ini, jika dibawa ke rumah sakit. Berbeda dengan sekarang ya entah kenapa tidak mau berlama-lama di tempat tersebut."Aka mau pulang, Bu. Di cini celem dan nanti aku bakalan dicuntik doktel," ungkap Askara yang pada akhirnya mengutarakan isi hatinya kepada sang ibu saat ini.Mazaya untuk sesaat tersenyum getir karena tidak pernah tahu apa sebenarnya yang diinginkan oleh Askara atau seperti sekarang ini tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran putranya itu. Ia bahkan sudah menyadari bahwa selama ini dirinya terlalu keras dan memaksakan keinginannya yang terdalam kepada Askara. "Iya, sayang. Nanti dokternya ke sini sebentar. Lalu kita akan pulang." Mazaya kembali menenangkan putranya itu seorang diri. Itu karena dua asist
Baca selengkapnya
Menahan Rasa Sakit
"Ke-kenapa, apa ada yang sakit? Aku putar balik ke rumah sakit kalau begitu."Devan yang setengah panik itu hendak memutar balik laju kendaraannya, begitu melihat Mazaya yang tampak kesakitan di sisinya saat ini.Namun, Mazaya malah menggelengkan kepala sambil meraih tangan Devan agar tetap melaju ke tujuan awal mereka yaitu pulang ke rumah."Jangan, Mas. Kita ke rumah aja, kalau boleh aku mau istirahat sebentar di rumah dan gak ke kantor lagi siang ini," pinta Mazaya dengan wajah memelas di hadapan Devan saat ini.Devan belum menjawab permintaannya Mazaya dan memilih meminggirkan mobilnya terlebih dahulu agar tidak mengganggu pengguna jalan lainnya."Tapi, kamu kesakitan seperti itu dan--""Aku gak apa-apa, Mas," sela Mazaya. "Ini sepertinya efek aku lagi datang bulan. Kita pulang ke rumah aja," pintanya sambil menahan perutnya yang terasa kesakitan.Devan tampak gusar karena tidak mungkin membiarkan Mazaya kesakitan seperti itu tanpa dirawat di rumah sakit."Mas, ayo pulang aja," pi
Baca selengkapnya
Andai Saja
"Saya harus kembali ke kantor, Nyonya. Pak Devan pasti akan curiga jika saya terlalu lama di sini."William tampak turun dari ranjang dan memakai kembali pakaiannya yang berceceran di lantai."Kenapa harus buru-buru, Will. Lagipula Devan gak akan curiga ini kamu ada di mana sekarang." Nasuha pun turun dari ranjang dengan hanya memakai lingerie yang melekat di tubuhnya. Kemudian memeluk William dari arah belakang. "Tidak, Nyonya. Saya harus kembali. Kita bisa bertemu malam nanti kalau anda mau. Saya mohon anda mengerti bagaimana posisi saya saat ini." William secara tidak langsung menolak permintaan Nasuha yang satu ini karena menyangkut pekerjaan. Terlebih lagi tidak ingin membuat masalah sekecil apapun.Nasuha menghela nafasnya panjang. Andai saja Wiliam sekaya Devan, mungkin ia memilih untuk bersama pria simpanannya tersebut dibandingkan suaminya sendiri.Bagaimana tidak, Wiliam satu-satunya pria yang selama ini menemani kesepiannya dan mau mendengarkan isi curahan hatinya. Bahkan
Baca selengkapnya
Keputusan Bulat
"Mas, apa yang Mas Devan lakukan?! Kenapa menampar William seperti itu? Apa kesalahan dia, Mas?! Sampai diperlakukan seperti ini?!"Nasuha memekik dan menyorot tajam kepada Devan ketika melihat William yang ditampar oleh suaminya tersebut. Ia bahkan tanpa sadar berlari menuju William dan memasang badan untuk sekretaris suaminya itu.Melihat sikap Nasuha saat ini, Devan dibuat tertawa di dalam hati karena sangat jelas bahwa istri pertamanya itu begitu mempedulikan William, lebih dari perkiraannya selama ini."Lihat ternyata kamu sangat begitu perhatian dengan pria itu, Suha? Apa sepenting itukah Wiliam bagi kamu? Oh tentu, itu karena dia adalah selingkuhan kamu selama ini!" ucapnya dengan nada sinis. Ia bukanlah cemburu, melainkan merasa kesal karena dipermainkan oleh dua orang yang berada di dekatnya selama ini dan dan mereka malah tertawa di atas penderitaannya.Nasuha tersadar bahwa apa yang dilakukan olehnya Itu adalah sebuah kesalahan besar. Ia tidak boleh menunjukkan perhatiannya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status