Semua Bab Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis: Bab 21 - Bab 30
35 Bab
Bab 21
Maverick tak lagi dapat menahan hasratnya untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan. Ia hanya ingin mengisi perutnya dengan makanan yang super pedas detik ini juga. Ia pun segera menyampaikan hasratnya pada Kendrick agar memenuhinya. Kendrick dibuat semakin khawatir dengan permintaan Tuannya itu. "Ada apa sebenarnya dengan Tuan? kemarin tak biasanya minta yang masam-masam padahal sebelumnya Tuan sangat menghindarinya. Sekarang makanan yang super pedas padahal sebelum ini Tuan cenderung tidak terlalu suka segala jenis makanan yang pedas-pedas."Kenapa memangnya, Rick? Apa urusanmu?""Maaf, kurasa sebaiknya Tuan memeriksakan diri ke dokter pribadi Tuan, aku khawatir Tuan kena sindrom penyakit tertentu.""Apa katamu, aku kena sindrom?! Seenaknya saja ya mulutmu itu kalau menyumpahi aku. Kau pikir aku ini penyakitan?""Maaf, Tuan bukan begitu, kan tidak ada salahnya juga memeriksakan kesehatan diri.""Ah, sudahlah banyak bacot k
Baca selengkapnya
Bab 22
Sinar terik matahari telah perlahan meredup demi menyambut langit senja yang siap menjadi pengiring beberapa mobil mewah yang melaju mulus di tengah jalanan kota Seoul. Di kabin belakang salah satu mobil dengan interior mewah tengah duduk Maverick tanpa ada seberkas senyum yang ia tawarkan di wajahnya hanya ada dagu terangkat dan cara pandang yang selalu dingin khas Maverick sembari menatap foto Louise."Sungguh tak bisa diduga, kakak angkatku akan jadi istriku sebentar lagi." gumam Maverick setengah tak percaya."Tuan, maaf, terjadi kemacetan di depan, mungkin kita akan sedikit terlambat menuju ke gedung pernikahan.""Sudah terobos saja kemacetan itu.""Maaf, sepertinya mustahil, Tuan.""Brengsek!" umpatnya menyadari ia akan terlambat menghadiri pesta pernikahannya sendiri.Langit-langit membumbung tinggi di atas ditahan oleh pilar-pilar setinggi dinding. Potret-potret orang-orang penting sudah berdiri berjajar di luar gedung pe
Baca selengkapnya
Bab 23
Louise masih berdiri diam dihadapan Pastor, merasa janggal dengan semua yang telah terjadi. Sementara Maverick melangkah melewati jejeran bangku tamu undangan menuju arah depan altar dengan wajah datar tak menunjukkan rasa antusiasnya.Saat menyadari seseorang telah berdiri tepat di sampingnya, kaki Louise gemetaran, ia hanya menunduk tak mempunyai keberanian untuk menatap pria yang terlihat sangat dingin itu sambil menggeserkan sedikit tubuhnya."Apakah bisa kita mulai sekarang prosesi pernikahannya?" tanya sang Pastor."Ya, kita mulai sekarang Pastor." ucap tegas Maverick dengan rahang yang mengeras.Dalam suasana khidmat dan sakral, pertanyaan mengenai kesediaan kedua mempelai untuk mengikrarkan janji suci di depan altar pun terlontar dari bibir sang Pastor.Namun, sampai dua kali pertanyaan itu diucapkan baik Maverick maupun Louise membisu, tak memberikan jawaban yang memuaskan sama sekali. Ruangan yang semula lenggang beralih menjadi
Baca selengkapnya
Bab 24
Louise terjaga dari tidur lelapnya, sambil mengucek mata ia mengedarkan pandang mencari keberadaan Maverick, hasilnya nihil, hanya tersingkap selimut yang dilemparkan ke bagian atas tubuhnya. Ia pun melirik ke arah jam dinding, waktu telah menunjukkan pukul delapan pagi. Dalam kepanikan, Louise berdiri terburu-buru kemudian mengayunkan kakinya menuju kamar mandi. Arghhh…Pekiknya saat bertabrakan dengan Kendrick."Maverick? Rick, dimana ia? Apakah kau sempat melihatnya?""Ia telah berangkat ke pagi-pagi sekali ke firma miliknya, Nona."Louise mendengus kesal."Apa ia terbiasa seperti itu?"Kendrick menggeleng perlahan, "Kurasa hari ini Tuan terlibat dalam urusan pekerjaan yang sangat penting sehingga membuatnya tergesa-gesa saat berangkat tadi pagi, Nona.""Mamaku?""Mama Nona sudah diantar pulang Tuan Maverick sebelum berangkat kerja. Ah, ya, sarapan Anda sudah tersedia di meja makan, mungkin ada lagi
Baca selengkapnya
Bab 25
Byurrr...Percikan air kolam membasahi lantai hingga pakaian yang dikenakan Daniella. Daniella menggerutu lalu memprotes keras tindakan Lucas dengan memekikkan suaranya, Lucas enggan memerdulikannya. Daniella menduduki bangku yang sudah disediakan di pinggir kolam sambil menyesap red wine dalam sloki kecil di pinggir kolam.Ia mengedarkan pandang ke segala penjuru kolam renang yang masih sepi pengunjung. Tubuh atletis Lucas terlihat mengapung ringan di atas air. Lengannya mengayun sempurna di atas kolam dengan kepakan kaki yang membelah ketenangan air. Wajah tirusnya menengadah ke atas agar tak menyulitkannya mengambil napas saat melancarkan aksi gaya punggung di kolam.Setelah beberapa kali melakukan putaran di kolam sepanjang dua puluh lima meter, Lucas menghentikan gerakannya. Ia hanya mengapung-apung sambil sesekali menyeka wajahnya.Daniella yang sedari tadi menyaksikan aksi berenang Lucas dalam berbagai gaya di kolam menghentikan tegukannya,
Baca selengkapnya
Bab 26
Dalam radius yang tak terlalu jauh ditatapnya Louise sedang bercengkrama dengan salah seorang pengunjung wanita dengan tatapan sinis. Louise terlibat dalam percakapan yang cukup intens dan sesekali terlihat bersemangat kala menyampaikan bahan pembicaraannya.Manik Maverick beralih ke arah panggung, dapat dilihatnya sang penyanyi sudah berdiri disana sambil mengalunkan suara jernihnya untuk menghibur para tamu undangan.Sibuk menikmati panggung pertunjukan samar-samar lorong pendengarannya dapat menangkap suara orang tertawa secara bersamaan, semakin lama suara tawa itu terdengar semakin nyaring bahkan memekakkan indra pendengaran Maverick.Terbalut rasa penasaran Maverick menengok mencari sumber suara. Ia terperanjat kala melihat Louise tampak berkubang di dalam kolam. Tanpa berpikir panjang, Maverick segera berlarian untuk memberikan bantuan pada istrinya itu.Louise tercebur di air kolam karena ulah ceroboh pelayan pembawa baki dan kesengajaan Elleanor yang mendorongnya dengan keras
Baca selengkapnya
Bab 27
Suara jerit keras terdengar dari balik pintu ruang persalinan rumah sakit tua. Dua penjaga pria bersenjata yang berjaga di depan pintu menahan ngilu mendengar pekikan itu kembali terdengar.Kendrick yang berdiri tak jauh dari kamar persalinan tampak mengawasi dokter yang dibantu perawat melakukan proses tindak induksi untuk mengeluarkan janin mati dalam kandungan Louise.Membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dokter dan para perawat yang telah menyelesaikan proses operasi pengangkatan janin melangkah keluar melewati pintu ruang persalinan. Kendrick mengangguk saat para petugas medis itu melangkah melewatinya. Ia mengayunkan langkah kaki mendekati ranjang yang ditempati Louise. Dengan tangan gemetar Kendrick mencoba menyentuh bahu Louise yang merintih menahan pilu, ikut merasa terpukul atas musibah yang menimpa istri Tuannya itu. Bahu Louise terguncang hebat. Air matanya jatuh tak terbendung mengingat kegagalannya menjadi orang tua."Beatrix
Baca selengkapnya
Bab 28
“Malam ini aku tak ingin menyentuhmu sama sekali, kau tidur di sofa. Ah, ya, kudengar dari Kendrick janinmu itu telah mati di usia kandunganmu yang sudah mencapai 21 minggu.”Louise membuang muka.“Well, aku turut prihatin, tapi lahirkan anak untukku atau kubiarkan tubuh indahmu dicabik-cabik binatang di dalam hutan. Kau dengar itu?!” tegasnya sambil meremas kencang dagu Louise memaksanya untuk menatap dalam-dalam selaput matanya.Maverick lantas beranjak dari dalam kamar menuju balkon dengan membakar cerutunya, menyesapnya dalam-dalam hingga menyembulkan asap putih menembus udara malam.Menghela napas panjang sambil memejamkan mata dengan wajah mendongak ke langit-langit, bayangan akan sosok Ecclasie mendadak hadir. Ia merindukannya. Dibiarkannya terpaan angin malam membelai wajahnya dengan lembut.Kematian Ecclasie yang tidak wajar seakan menaburkan garam di atas luka yang menganga, begitu perih. Prosedur autopsi terpaksa dilakukan
Baca selengkapnya
Bab 29
Professor Brooks terperanjat saat mendapat kejutan tiba-tiba dengan kemunculan Louise di ruang kerjanya.Duduk di seberang meja Professor Brooks, iris perak sang Professor menangkap gelagat gelisah yang Louise tampakkan. “Sepertinya penelitian tidak dapat dilanjutkan, Louise.”“Tidak, Prof. Aku masih sangat berambisi untuk melanjutkan penelitian itu sampai tuntas.”“Statusmu sudah berubah menjadi istri seseorang sekarang. Mustahil penelitian dapat terus dilanjutkan sementara kau sulit untuk dihubungi.”“Maafkan, Professor, aku janji tidak akan terulang lagi.”“Kemana saja kau selama ini, Louise?”Aku terkungkung di mansion milik Maverick, Prof, tapi tidak… Tidak perlu kau mengetahuinya, Prof., benak Louise mengembara.“Bulan madu ke suatu tempat, Professor. Kami sengaja mematikan semua alat komunikasi selama masa itu.” dalihnya.“Baiklah. Rencana lanjutan seperti apa yang sudah kau persiapkan untuk pen
Baca selengkapnya
Bab 30
Malam cepat berlalu, malam yang gelap berganti menjadi pagi yang cerah.Ketika matanya terbuka, yang pertama kali dilihatnya plafon putih bersih berbeda dari ruangan yang sebelumnya terlihat.Sesaat ia memperhatikan ruangan yang luas itu, tampak tidak terlalu asing. Kemudian dirasakannya bawah hidungnya berair, berniat untuk menyekanya tapi ia kesulitan karena tangannya masih terikat begitupun dengan mulutnya.Lorong pendengarannya menangkap suara pintu yang terbuka. Louise mengenali sosok yang masuk ke dalam kamar.Kendrick, iya benar itu Kendrick, benaknya. Berusaha berteriak tapi mulutnya sudah dibuat terkunci, hanya raungan aneh yang keluar dari mulutnya. Didapatinya Kendrick tidak datang seorang diri, ia membawa serta seorang pelayan wanita. Tak lama kerongkongannya terasa dialiri sesuatu, menduga pelayan itu sengaja memberikan minuman padanya.“Obati luka berdarah di kakinya.” perintah Kendrick.Pelayan itu menund
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status