Semua Bab CINDERELLA MILIK CASANOVA: Bab 31 - Bab 40
95 Bab
MENCOBA KABUR LAGI
Raina tidak bisa membendung rasa sakitnya saat ini. Mungkin jalan terbaik adalah pergi meninggalkan Devano. Kali ini dia malu dengan dirinya sendiri. "Kau tampak sedih?”Suara itu membuat Raina terlonjak kaget, dia menoleh dan mendapati Dokter Richard berdiri di pintu, menatapnya cemas, "Apakah kau baik-baik saja?” Tanyanya kembali dengan sorot mata yang tajam.Dokter tersebut tersenyum dan segera memeriksa kondisi Raina, dia penasaran dengan kehidupan Raina meskipun terlalu ikut campur urusan rumah tangga orang lain tetapi ada satu hal yang membuat dia makin penasaran.Kenapa hidupku tidak bisa biasa-biasa saja? Tiba-tiba Raina merasa sedih atas perjalanan hidupnya. Dihadapkan pada Dokter Richard yang selalu tampak ceria dan tanpa beban membuat Raina ingin menangis, dan matanya mulai berkaca-kaca. Ingin sekali dia terjun di dunia medisnya bukan terjerumus di dunia Devano yang arogan."Hei... Hei…!” Seketika dokter Ricahard mendekati ranjang dan menyentuh lengan Raina, "Kenapa, Rain
Baca selengkapnya
MENCURIGAKAN
Hospital 19.00Malam ini Paris turun hujan dengan deras. Kilatan petir terlihat di balik jendela rumah sakit. Tidak ada bintang dan bulan. Raina paling takut dengan suara gelegar petir yang memekakkan telinga. Sebelum orang tuanya ada setiap kali ada petir Raina selalu bersembunyi di balik tubuh hangat mereka meskipun umurnya diatas belasan tahun. Sunyi. Hanya jam dinding yang bersuara. Raina sudah tidak sabar lagi untuk kabur dari Devano. Sesekali dia memainkan jarinya menunggu dokter Richard datang. Raina menggerutu dalam hati, kenapa si dokter ini Ama sekali? Raina takut jika ketahuan dengan Devano. Pasalnya Casanova tersebut seperti memiliki indra ke enam.Malam ini adalah jadwal pemeriksaan Raina oleh Dokter Richard, lelaki itu datang tepat waktu, kali ini membawa perawat perempuan. Raina langsung mengernyitkan dahinya. Untuk apa dia membawa seorang perawat perempuan?Ketika Lana menyadari Dokter Richard memasuki ruangan, dia langsung terduduk tegak dan waspada."Dokter..." Rain
Baca selengkapnya
ISTRI DEVANO DALAM BAHAYA
Suasana kota Paris saat ini lumayan sepi. Hujan masih turun dengan derasnya. Raina lega bisa kabur dari Devano, tapi apakah Devano akan menemukannya karena sudah beberapa kali dia kabur selalu tertangkap basah olehnya. Di lain sisi dia senang bisa memakai baju seorang perawat. Dokter Richard mengendarai mobilnya dengan tenang menembus kensunyian jalan raya, mereka lalu tiba di belokan ke luar kota, menuju jalanan yang masih sepi. Raina yang selama ini diam karena menahan rasa tegang dalam perjalanan menoleh dan menatap Dokter Richard penuh rasa ingin tahu,"Terima kasih atas bantuannya. Saya tidak tahu harus bilang apa lagi selain rasa terima kasih saya. Oh iya, kita akan kemana dokter?" Rasa penasaran muncul di otak Raina. Apakah dia akan membawanya di rumah atau hotel. Astaga, jika hotel Raina sedikit trauma.Dokter Richard menoleh lalu tersenyum manis, "Ke rumah di pinggiran kota, tempatnya seperti villa di pegunungan, kau akan aman di sana dan Tuan Devano tidak akan bisa menjangk
Baca selengkapnya
NYAWA DI UJUNG TANDUK
Suasana di ruang CCTV terlihat sangat tegang. Para IT rumah sakit masih sibuk menyelusuri kejadian di mana Raina kabur dari rumah sakit. Devano dengan muka yang serius masih terus menatap layar. Segera mungkin Devano tahu dengan siapa Raina kabur. Setelah lima belas menit barulah terlihat Raina dengan memakai baju perawat sedang di gandeng tangannya oleh Mr Kay alias Dr Richard.Devano sangat geram apa yang di lakukan mereka. Terutama Raina. Bodoh sekali perempuan itu. Tangannya tidak henti-hentinya mengepalkan kedua tangannya. Urat nadi terlihat jelas di tubuh Devano. Devano menggebrak meja. Kemarahannya tidak bisa dia bendung. Raina harus di beri pelajaran karena sudah mulai melawan Devano.“Apakah CCTV ini real?” Tanya Devano sedikit terengah, berharap kalau ini tidak nyata adanya.“CCTV ini sangat real, Tuan Devano. Di gambar itu terlihat jelas bahwa istri anda tengah bersama dokter Richard.”Devano langsung bangkit dan memegang kerah petugas IT. Jawaban yang dia lontarkan membuat
Baca selengkapnya
ANCAMAN MANTAN KEKASIH
Tanpa menjawab apa-apa, Devano memutus sambungan telepon. "Kurang ajar, wanita banyak sekali masalah dalam hidupku!" makinya sambil menyentakkan kabel earphone yang terpasang di telinga. Ia memukul setir mobil sebagai sasaran kekesalannya.Devano terpaksa kembali ke kantor meski sebenarnya ingin sekali pulang ke rumah untuk beristirahat sejenak. Sejak tiga bulan Raina menghilang bak di telan bumi. Jiwa Casanovanya pun berlanjut. Natasya menjadi pelampiasan hasratnya.Devano berusaha menenggelamkan diri dalam pekerjaan. Semakin sibuk maka semakin sedikit otaknya berpikir hal-hal lain yang memang ingin diabaikan. Sayang kenyataannya Devano justru menjadi sulit berkonsentrasi dan terus memikirkan Raina.Kalimat terakhir Natasya terus terngiang di kepalanya. Mau tak mau membuat Devano itu mengingat-ingat lagi kebersamaan terakhirnya bersama wanita berkaki jenjang itu. Sejujurnya Devano menikmati saat-saat bersama Natasya. Wanita itu sangat pas dengan seleranya. Penampilan fisiknya bisa di
Baca selengkapnya
PELUH MEMBASAHI KALBU
Devano berjalan sedikit lunglai menuju ruang tamu. Rasa sakit yang melanda dirinya saat ini tidak bisa dia kendalikan. Langsung dia menghempaskan tubuhnya di atas sofa emas. "Pelayan!" Panggilnya. Sebelum rumah di goncang oleh kemarahan Devano, beberapa pelayan wanita paruh baya segera menghampiri Devano di ruang tamu."Iya, tuan Devano ada yang bisa kami bantu?" Pelayan perempuan dengan rambut panjang menunduk."Ambilkan obat maagku di kamar. Cepat!" Suruhnya.Seketika tiga pelayan Devano langsung bergegas menuju kamar.Ruangan hening seketika. Sebuah rumah besar yang seharusnya ada kehidupan seperti canda, tawa dan kasih sayang semuanya hanya mimpi belaka. Beberapa tahun ini Devano tidak pernah merasakan kehangatan sebuah keluarga. Pernikahan, seharusnya dia bisa mendapatkan itu.Sayup-sayup angin dari luar masuk melalui celah jendela yang megah. Devano perlahan menghirup udara yang sejuk sambil memejamkan kedua matanya merasakan sebuah angin segar yang berhembus di seluruh tubuhny
Baca selengkapnya
KEBEBASAN RAINA
Pagi hari cuaca sangat cerah. Setelah semalaman hujan turun dengan deras. Embun pagi masih membasahi jendela sehingga kaca masih tertutup embun. Meskipun cerah dingin nya pagi masih menusuk kalbu. Seorang perempuan masih bermalas-malasan di kasur empuknya dengan berbekal selimut tebal warna putih.“Hem …” Perempuan itu mendesah kecil seolah tidak mau bangun dari tidurnya. Suara burung camar terdengar jelas namun dia enggan untuk beranjak.Perempuan itu terbangun ketika mendengar suara ketukan di pintu depan. Perlahan dia bangun sambil merentangkan kedua tangan di atas. Sesekali dia mengusap. Kedua matanya menyipit karena silau cahaya matahari masuk melalui jendela kamar. Pertanda malam yang dingin sudah usai. Ketukan pintu masih terdengar terus menerus.“Siapa pagi-pagi datang? Tidak tahu hari ini aku ingin istirahat sejenak.” Dua kaki jenjangnya turun dan kasur dan memakai sandal bulu. Tubuhnya sedikit malas untuk bergerak.“Masih tidur?” Tanya seseorang lelaki saat dirinya membuka p
Baca selengkapnya
TERNYATA SUSTER ANA ....?
Lelaki bertubuh atletis, tinggi, sispack sedang berdiri di depan cermin sambil mengancingi satu persatu kemeja hitamnya. Setiap kali penampilan Devano paling suka dengan kemeja jarang pakai t-shirt. Devano menyisir rambutnya agar terlihat rapi. Baginya bertemu di pemakaman Rebecca sang Casanova harus terlihat rapi, tampan dan wangi. Ini gila baginya karena Rebecca sudah meninggal. Setelah rapi dia melihat dari atas sampai bawah di cermin penampilannya sudah memukau.Tidak sengaja kedua matanya menatap foto pernikahan dirinya dan Raina. Devano langsung mengambil foto tersebut dan melempar pigora tersebut dengan kuat sehingga kaca pigura tersebut pecah dan sisa-sisa pecahan berantakan di lantai. Devano sangat marah dan kecewa dengan Raina. Sampai sekarang dia belum mendapatkan kabar darinya. Rahang Devano mengeras, dia akan memberi pelajaran kepada Raina. “Morgan, bereskan kamarku. Jangan sampai aku datang masih berantakan.” Perintah Devano meninggalkan kamarnya. Satu persatu dia menu
Baca selengkapnya
AMPLOP MISTERIUS
Raina tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan? Devano sudah tahu keberadaanya. Apakah ini pertanda dia jodoh dengan Sang Casanova. Senyum puas tersirat di wajah Devano setelah tiga bulan dia sudah menemukan cinderellanya. Devano mendorong tubuh Raina sampai terjatuh ke kursi ruang tamu. Setelah itu Devano mencodongkan tubuhnya di depan Raina. Jarak antara mereka hanya beberapa senti saja.Aroma tubuh ini masih sama. Bidang dadanya yang six pack masih terlihat sama saat mendapat pelukan pertama kali dari seorang casanova yang sekarang menjadi suaminya.. Aku merasakan pelukan ini bagaikan penjahat wanita kelas kakap. Aku langsung melepaskan pelukannya. Tubuhnya sedikit menjauh dariku. Devano hampir saja terjungkal.“Jangan pernah menyentuhku lagi!” Aku menunjuk jariku kearahnya.” Sudah berapa wanita yang kau buat mabuk kepayang dengan perlakuan mu itu? Dan berapa jauh aku bisa lolos darimu!” Aku sedikit menjauh dengan Casanova yang berada di depanku. Devano ini bisa saja langsung mel
Baca selengkapnya
KECUPAN HANGAT SANG CASANOVA
Sebuah amplop berlogo love membutakan hatinya yaitu rasa cemburu yang paling dalam. Ini rasa cemburu karena cinta atau karena cinderella milik Casanova diambil secara hati-hati oleh adiknya sendiri. Dentuman irama jantung terasa cepat. Fikiran dari sang Casanova mulai tidak karuan, dia ingin apa yang ada di fikirannya salah tentang perasaan Roland kepada Raina. Mencoba menghela nafas sebelum Raina pulang.Suara kertas yang di sobek terdengar sangat kuat pertanda jika Devano sedang marah besar. Mengamati satu persatu tulisan yang ada.Dear Raina,Aku benar-benar sangat menyukaimu, mungkin ini terlalu naif untukku karena aku tahu kamu adalah istri dari kakakku Devano.Kau barangkali tak menyadari betapa aku memperhatikanmu. Kau memang tak perlu tahu. Cukuplah kupastikan hidupmu mulus berjalan dan tak kekurangan. Hanya memandangmu dari jauh pun, aku tak pernah keberatan. RolandBagai dibakar api cemburu, Devano tidak terima Roland menberikan surat cinta yang begitu romantis. Kertas terse
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status