All Chapters of Cintaku Melawan Restu: Chapter 31 - Chapter 40
108 Chapters
Kau Tak Bisa Menjaganya!
"Martin?!" Cherry seakan-akan tak percaya bahwa kekasih semasa SMA yang telah setahun meninggalkannya berdiri di hadapannya.Nicky yang baru sekali ini bertemu langsung dengan mantan terindah pacarnya mengerutkan keningnya dengan sikap bermusuhan. Perasaannya untuk Cherry tak tergoyahkan termasuk sifat posesifnya juga."Cherry, ingat siapa pacarmu sekarang!" tegur Nicky merangkul bahu gadis belia itu dengan protektif menandakan posisinya yang spesial."Om, tolong jangan halangi Cherry untuk bicara denganku!" ujar Martin dengan tegas. Dia telah terbang jauh-jauh dari Perth dan menabung selama setengah tahun lamanya hanya demi menemui Cherry.Maka dengan berat hati Nicky bertanya ke Cherry, "Kamu mau ngobrol sama cowok itu, Sayang?" Kepala gadis itu mengangguk pelan penuh keraguan. Dia takut Nicky marah karena mantannya datang menemuinya. Belum lagi trauma pria itu bersama Monica Silvana sebelumnya yang tega berselingkuh. Masa dia akan menabur garam cuka di atas luka hati kekasihnya?"
Read more
Terpergok Pacar Saat Kencan Dengan Mantan
"Sudah malem, semua butuh istirahat. Aku yang akan jagain Cherry!" ujar Nicky berlalu dari hadapan Martin, dia menuju ke backstage untuk menjemput Cherry pulang bersamanya.Martin menatap punggung pria matang itu lalu menundukkan kepalanya menatap lantai. Dia merasa kalah telak dengan kepercayaan diri Nicky Jansen. Satu hal yang pasti adalah dia tak mampu memberikan jaminan apa pun untuk Cherry karena situasi yang dia alami terlalu rumit. Gelang ornamen hati warna pink yang tadi dibelinya di mall, masih tersimpan di saku jaketnya. Martin akan menemui Cherry besok pagi sekaligus memberikan kenang-kenangan itu, dia yakin gadis pujaan hatinya pasti menyukai pemberiannya.Ketika Martin keluar dari Merlino Cafe and Bar yang mulai sepi karena panggung hiburannya telah berakhir, dia berdiri di teras menunggu kedatangan gocar yang dipesannya. Tak lama setelahnya Cherry dirangkul oleh pacar barunya muncul dari pintu untuk pulang.Tentu saja Cherry mendadak jengah bersitatap dengan Martin. Sek
Read more
Pacar Hanya Sekadar Status
"Rihanna, kamu ngapain main kasar gitu sama Cherry?!" hardik Martin berdiri di antara kedua gadis belia tersebut.Dengan emosi yang meledak-ledak karena kecemburuannya Rihanna menudingkan telunjuknya ke wajah pacarnya seraya berseru, "Kamu bilang nggak mudik ke Bandung kemarin waktu aku mau berangkat naik pesawat di Bandara Perth. Lantas apa ini?! Kamu Martin 'kan, bukan penampakan?""Aku bisa jelaskan tentang itu, Hann. Tolong jangan bikin ribut di tempat umum, malu tahu?!" sahut Martin berusaha menenangkan Rihanna. Sementara Cherry yang pipinya perih, hanya bisa bungkam melihat pertengkaran mantan sahabatnya dengan Martin. Seharusnya dia tahu diri memang pemuda itu sudah bukan lagi kekasihnya. Untuk apa dia menemui Martin dan menerima gelang cantik pemberiannya? Dengan penuh kesadaran Cherry pun melepas kembali gelang ornamen hati warna pink yang berkilauan karena memang terbuat dari kristal Swarovski. Dia menghargai Martin yang pasti menghabiskan tabungannya untuk membeli gelang
Read more
Saat Cinta Seolah Tanpa Harapan
"Mas Nicky, aku masih kemudaan buat menikah. Jangan marah ya kalau aku masih belum bisa nge-iya-in permintaan Mas buat merid!" jawab Cherry dengan nada halus. Nicky pun tak ingin memaksakan kehendaknya, menikah memang butuh kesiapan dua pihak sekalipun kondisi finansialnya sangat mapan dan lebih dari sanggup menghidupi Cherry. Maka dia pun menanggapi dengan anggukan seraya berkata, "Bilang ke aku kalau kamu sudah siap, Sayang. Nggak pake lama pasti kulamar ke orang tuamu, Cher!""Mas ini gass pol banget, kayaknya yakin banget sih sama aku buat dijadiin istri. Alasannya apa sih?" selidik Cherry yang hingga kini masih tak mengerti apa yang dilihat pria mapan, ganteng, plus tajir melintir bak sultan itu darinya."Aku cinta mati sama kamu, udah kayak kena pelet aja, Cher. HA-HA-HA." Nicky mencandai gadis itu hingga terkena cubitan ganas beruntun. Dia pun menjawab serius, "Kamu itu perempuan lugu, baik hati, dan mandiri. Zaman yang mau asal gampang, kamu tetap menjaga keperawanan dan ngga
Read more
Terjebak Cinta Dua Gadis
Setelah liburan antar semester usai, Rihanna pun kembali ke Perth untuk melanjutkan kuliahnya. Dia mulai mendekati Martin kembali dengan bersikap ramah serta perhatian. Namun, nampaknya Martin enggan untuk terlalu dekat dengan gadis itu lagi."Martin, tunggu aku!" panggil Rihanna saat mereka berjalan menuju ke parkiran sepeda motor. Pemuda itu membalik punggungnya dan bertanya, "Mau pulang juga?""Iya, aku bareng kamu ya, bonceng boleh?" balas Rihanna menatap wajah rupawan yang selalu menjadi bunga tidurnya itu."Boleh, ayo!" Martin menjawab lalu bergegas ke sepeda motornya dan menaikinya. Sebuah helm cadangan diserahkan ke Rihanna dan dia menunggu hingga Rihanna duduk nyaman di boncengannya barulah dia melajukan kendaraan itu.Lengan Rihanna melingkari perut datar berotot pemuda yang masih berstatus 'pacar' tersebut. Martin fokus dengan jalan raya Perth yang cukup ramai di sore hari. "Tin, nanti kita makan malam bareng ya? Udah lama kita nggak sama-sama begini deh!" bujuk Rihanna d
Read more
Cinta yang Tidak Mengikat
"Mama!" seru Monica Silvana seraya berlari memeluk ibu kandungnya yang menjemput dirinya pasca menjalani tahanan selama setahun penuh.Di ruang tunggu depan lapas kedua wanita beda generasi itu bertangis-tangisan melepas rindu dan juga perasaan lega. "Kamu tambah kurus, Monic. Mama prihatin lihatnya, Nak!" ucap Nyonya Diah membersit hidungnya dengan tissue."Iya, makanannya nggak enak, Ma. Pokoknya semuanya bikin aku menderita di penjara setahun ini!" keluh Monica dengan sesenggukan.Melihat puteri sulungnya bersedih karena penderitaan selama dipenjara, Nyonya Diah pun bertambah benci kepada Cherry yang memberi kesaksian yang memberatkan Monica di pengadilan setahun lalu. "Kamu jangan ngotorin tangan sendiri kalau mau balas Cherry. Nanti Mama akan minta tolong kenalan Mama aja, dia punya channel ke orang-orang yang bisa kasih pelajaran buat cewek murahan itu. Dia rebut Nicky dari kamu, masih gangguin Martin pula. Masa sih pria-pria yang disukai kedua puteri tercinta Mama mau dia bor
Read more
Nasib Buruk Korban Balas Dendam
Siang yang terik itu Cherry baru saja sampai kembali di rumahnya yang ada di Jalan Cibiru. Sebuah rumah kecil di tempat paling pojok gang yang berkelok-kelok tersebut memiliki banyak kenangan manis bagi Cherry."Andi, Vina, sini deh! Kakak bawa oleh-oleh dari Singapura," panggil Cherry dari kursi bambu di ruang tamu.Kaos-kaos dan snack kesukaan anak-anak bertebaran di meja berbahan bambu itu. Cherry memang sengaja membelinya saat berjalan-jalan bersama Nicky di pusat oleh-oleh kemarin sebelum pulang dari negeri Merlion ke tanah air lagi."Wah asik, oleh-olehnya banyak banget, Kak Cherry!" seru Andi sembari duduk di salah satu kursi bambu bersebelahan dengan Vina.Kedua bocah itu sibuk mengagumi oleh-oleh yang dibawakan oleh Cherry. Kemudian kakak sulung mereka menarik selembar uang 20 ribuan dari dompet seraya berkata, "Kalian ke warung Mak Siti deh ya, beliin Kakak es kelapa muda sekalian sisanya boleh kalian buat jajan nih uangnya!""Asik ... makasih ya, Kak Cherry. Kebetulan nih a
Read more
Tak Bisa Ditangani Dokter Bedah Biasa
Setelah berlari-lari menyusuri koridor IGD, Nicky pun menemukan kekasihnya. "Cherry! Astaga ... apa sakit sekali wajah kamu?" serunya panik."Iya, Mas. Panas dan perih sekali rasanya. Aku belum lihat cermin, mukaku apa kulitnya mengelupas?" balas Cherry dengan perasaan tak enak. Dia yakin efek dari air keras yang disiram ke wajahnya oleh pria misterius itu sifatnya merusak kulit.Lidah Nicky kelu, dia tak tega untuk mengatakan bahwa wajah gadis itu gosong dan mengelupas parah hingga permukaan kulitnya kasar. Tak ada lagi kulit putih mulus yang membuat wajah Cherry nampak cantik paripurna."Kok nggak dijawab sih pertanyaanku, Mas Nicky?" desak Cherry cemas. "Dokter bilang apa, Sayang?" tanya Nicky mengalihkan topik pembicaraan."Rumah sakit di sini nggak bisa menangani maksimal, harus dirujuk kasusku ke RS di Jakarta yang besar dan berkualitas bagus. Gimana dong, Mas?" ujar Cherry gundah. Biaya pengobatannya pasti akan sangat mahal harganya, dia memang sempat menabung dari gajinya seb
Read more
Jadi Yang Paling Perhatian
"Lino, aku mau minta izin untuk Cherry. Dia sepertinya nggak bisa manggung di tempatmu hingga berbulan-bulan ke depan. Wajahnya yang disiram air keras sama orang tak dikenal harus dioperasi plastik di Korea Selatan. Proses perawatannya akan makan waktu lama nggak hitungan hari atau minggu aja!" Nicky menelepon Merlino dengan informasi selengkap-lengkapnya. Dia tak ingin ada hal yang terlewatkan mengenai kondisi kekasihnya sehingga bos gadis itu tidak salah paham.Sebuah helaan napas terdengar dari ujung telepon, Merlino mendadak harus mencari penyanyi pengganti Cherry. Bisa jadi tempat hiburan malamnya turun popularitasnya karena biduanita utama yang sudah memiliki fans base itu off lama."Okay, Nicky. Aku ngerti situasinya. Salam buat Cherry ya, get well soon! Untuk sementara posisinya akan diganti penyanyi lain, tapi kalau dia sudah sembuh dan ready buat naik panggung lagi, tempatku selalu terbuka menerimanya. Sekarang kalian berdua fokus buat perawatan medis wajahnya saja dulu, Bro
Read more
Tenanglah Kau Pasti Sembuh
"Kalian sudah siap berangkat?" tanya Nyonya Regina Jansen di ruang makan usai sarapan bersama Nicky dan Cherry."Iya, Mom. Kami tidak boleh terlambat sampai bandara. Doakan agar penerbangannya lancar dan operasi Cherry berhasil dengan baik ya!" balas Nicky sambil menggenggam tangan kekasihnya di bawah meja makan.Nyonya Regina mengerti kekuatiran puteranya, dia pun berpesan, "Kalian percayakan semuanya ke dokter dan terutama Cherry, ikuti semua saran dari dokter nanti ya. Mommy akan doakan untuk hasil yang terbaik agar Cherry pulih!"Dengan patuh Cherry menganggukkan kepalanya. Dia lalu bangkit dari kursinya dan bertukar peluk cium dengan ibunda Nicky sebelum mereka berdua berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta diantar oleh Pak Harjo.Perjalanan pagi itu dari kediaman Jansen menuju ke bandara berjalan cukup lancar. Pak Harjo sengaja memilih jalur alternatif agar tak terjebak kemacetan pada jam berangkat kantor di jalan utama. Mereka pun sampai tepat waktu sehingga masih sempat melakukan
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status