All Chapters of Ngebet Nikah Karena Takut Miskin: Chapter 11 - Chapter 20
122 Chapters
Bab 11. Kutil Biawak yang resek
"Lo gak bestie banget sih sama gue Bal!!" teriak Sara yang sudah berhasil masuk kontrakan Babal dan mendapati lelaki itu masih molor di ranjangnya tanpa memakai baju.Lelaki ini tidak bisa dihubungi sejak tadi, padahal Sara minta jemput di Cafe Rambo setelah bertemu om Derry. Terpaksa ia naik taksi online. Rupanya lelaki ini masih jadi kerbau di kamarnya.Babal pun terusik dengan suara menggelegar Sara. Ia pun bangkit dengan mata masih terpejam."Lo ngapain dah ke sini? Bukannya di rumah suami atau honeymoon kek, biar gue punya keponakan."Tangan Sara reflek mencubit puting Babal dengan kasar hingga mata lelaki itu terbuka selebar-lebarnya karena kaget. Ia menjerit histeris bagai bencong perempatan yang digoda supir truk."Ngimpi lo?!""Heh!" Babal menutup dadanya dengan kedua tangan. "Gak sopan ya!"Sara tertawa lebar. Sebetulnya ia masih kesal, tapi ya sudahlah. Babal juga punya kehidupan sendiri sekarang setelah Sara
Read more
Bab 12. Virus ngantuk
Rumah Banyu - cafe Rambo - Rumah Babal - Lapas - Mall - setelah ini kemana lagi kita? Ya! Kantor Banyu!Kalau ada kata yang tepat untuk menggambarkan hari ini, tentu saja itu cuma kata 'capek!'Sara menyandarkan punggungnya dengan lemas di kursi penumpang taksi online yang akan membawanya ke kantor Banyu. Sampai di sana, yang perlu Sara lakukan adalah mengumpat sekencang-kencangnya di depan wajah lelaki itu. Tidak tahu situasi sekali seenaknya menyuruh Sara membelikan es krim dan mengirimkannya ke kantor. Padahal Sara sudah menawarkan untuk dipesan lewat online dan dikirim pakai kurir, tapi Banyu tidak mau. Lelaki itu bersikeras agar Sara sendiri yang membeli dan mengantarkannya. Sungguh minta ditiup ubun-ubunnya biar sadar. Kakinya sudah lelah, energinya sudah habis dan badannya lemas. Namun setidaknya masih ada sisa mood ketika ia merogoh kaca kecil dari tasnya dan melihat riasan wajahnya masih rapi. Apalagi ombre di bibirnya bagus sekali hari ini, uhh!! Tiba-tiba ia bangga dengan d
Read more
Bab 13. Putri tidur merepotkan
Kepala-kepala itu mengintip di balik kubikel, ruangan kaca, pintu dan tembok-tembok dengan rasa penasaran. Bisik-bisik mereka pun terdengar lirih mengeluarkan gosip atau tanya yang mereka simpan di kepala. Bosnya keluar ruangan dengan menggendong seorang perempuan yang matanya terpejam. Mirip pangeran dengan putri tidurnya. "Itu kan Saragita? Itu loh anak dari bos Healthy Human yang kemarin bapaknya ketangkap polisi." bisik seorang karyawan perempuan dengan kacamata tebalnya."Gue tahunya dia selebgram yang suka review hotel dan penginapan." kini giliran lelaki berambut neon yang bicara."Bos Banyu pacaran sama Saragita?" ujar mereka berbarengan.Total ada lima orang yang menumpuk kepalanya di balik tembok itu. Rasa penasarannya kian memuncak, apalagi bosnya tidak pernah membawa perempuan apalagi kekasihnya ke kantor. Sampai-sampai mereka mengira bosnya itu adalah penyuka sesama jenis. Banyu melihat mereka berlima sekilas lalu
Read more
Bab 14. Roti sobek Banyu
Sara paling benci ketika merasakan perasaan bersalah pada orang. Baginya, hal itu jadi membuatnya banyak berpikir. Apalagi ia tidak merasa melakukan kesalahan sebelumnya dan yang bersangkutan diam saja.Akhirnya, ia relakan kasur empuk itu untuk bangkit dan menyusul Banyu. Langkahnya cepat mencari keberadaan Banyu. Mungkin ia harus meminta maaf karena sudah jahil. Tapi kan Banyu lebih sering menjahilinya dan tidak pernah meminta maaf. Sara sebal sekali, tapi ia tidak pernah lupa bilang maaf jika ternyata salah."Bay!" panggilnya tapi tidak ada sahutan.Ia mengetuk kamar Banyu juga tidak ada suara atau pergerakan apapun sampai ia buka dan teliti, orangnya tidak ada di dalam. Di toilet juga tidak ada, kemana Banyu? Menghilang secepat kilat.Sara mencari ke dapur, ruang tamu dan ... ternyata orangnya terpantau sedang di taman samping sedang bermain dengan katak yang menggelikan miliknya itu."Astaga, gue cariin." ujar Sara yang sud
Read more
Bab 15. Tetangga baru
Hareudang Hareudang Hareudang Sara ngibrit ke kamarnya setelah Banyu menerima telepon dan agak menjauh. Ini kesempatan Sara untuk pergi dari hadapan lelaki itu daripada matanya juling karena melihat ke satu titik terus. Ia baru ingat bahwa belum makan seharian, padahal hari sudah menggelap. Untung perutnya sudah terbiasa tidak makan nasi karena sering diet. Maka, setelah menyelesaikan mandi di toilet dekat dengan dapur karena toiletnya belum benar, ia pun langsung mencari sesuatu yang bisa di makan di kulkas. Ternyata cukup banyak bahan makanan di sana, Sayangnya, semua bahan mentah dan harus diolah dulu. Sementara Sara tidak bisa memasak. Mana perutnya sudah berbunyi nyaring. Apa ia pesan makanan online saja? Tapi kata Banyu kurirnya bisa ditahan lama di pos penjagaan karena insiden mengerikan tetangganya. Ia bersandar di kitchen island marmer itu sambil menggulir ponselnya mencari tutorial memasak. Kira-kira masakan apa yang bisa dengan mudah ia buat dan tidak perlu waktu lama ta
Read more
Bab 16. Hadiah vulgar
"Halah! Bilang aja lo juga pengen!""MULUT LO!!"Hampir saja paperbag di tangan Sara melayang ke muka Banyu. Untung ia masih punya pengendalian diri yang baik. Lagian paperbag ini agak berat, sebenarnya isinya apa sih?Sara pun membukanya di atas meja makan. Ternyata isinya ada satu box berisi cheese cake. Namun ada satu box lagi tapi kali ini ukurannya lebih kecil. Banyu menghampiri, menyambar kue itu dan memotongnya. Sementara Sara membuka box satunya berwarna biru tua, ada pita dan surat kecilnya juga. "Apa sih isinya?" tanya Banyu yang juga penasaran sambil mengunyah.Sara hanya mengedikkan bahunya dan membuka box itu. Ia membaca suratnya terlebih dahulu."Halo, kata tetangga yang lain, kalian baru menikah. Happy wedding, semoga berkenan dengan hadiah kecil ini. Salam, Roby & Popy." Sara membacakan surat itu dan Banyu mendengarkannya.Tangan Sara membuka bungkusan hitam di dalamnya dan isinya adalah ... "Aaaaa!!!" Sara melempar box itu begitu saja saat tahu isinya. "Apasih teri
Read more
Bab 17. Melayani Banyu
"Habis ini layani gue."Kata itu terus terngiang di kepalanya tatkala Banyu sudah meraih piring kosong mereka dan mencucinya, sementara Sara terdiam di tempat duduknya. Badannya tiba-tiba menggigil. YA memang ia tahu arti kata melayani terutama untuk suami itu apa. Ia juga pernah melakukan itu dengan mantannya tapi tidak sampai jauh, hanya make out. Ciuman dan memberi tanda pada sekujur lehernya saja dan juga ah pokoknya tidak sampai dibawah sana. Sara punya batasan jika berpacaran. Untungnya mantannya itu mengerti dan mereka selama ini tidak lebih dari itu. Lagipula badan mantannya tidak sebesar Banyu. Yah namanya juga masih kuliah, laki-laki kebanyakan ambis dengan karirnya di kampus, sementara tubuhnya cungkring bagai jailangkung.Lalu jika sekarang ia membayangkan benar-benar melakukannya dengan Banyu, bagaimana nasibnya setelah ini? Kata Babal, tubuh besar belum tentu itunya juga besar, ada juga yang cuma seterong mini. Tapi Banyu terlihat gagah dan
Read more
Bab 18. Bibir lembut
Setelah semalam membuat Sara overthinking tidak karuan, ternyata Banyu hanya meminta diambilkan dokumen untuk mencocokkan dengan sesuatu yang ada di laptopnya. Sara jadi merasa bodoh sendiri karena sempat berpikir aneh-aneh.Pagi ini, Banyu akan berangkat keluar kota, katanya selama tiga hari. Karena semalam Banyu yang membuatkan Sara makanan, kini giliran Sara yang membuatkan sarapan sederhana yang paling ia bisa untuk lelaki itu. Sandwich sayur yang telor mata sapinya sedikit gosong. Sudah seperti istri sungguhan bukan? Pagi-pagi sudah membuat dapur Banyu berantakan. Pe-er sekali membersihkannya nanti."Hari ini kegiatan lo apa?" tanya Banyu masih mengunyah sandwich-nya."Belum tahu, tapi kayaknya gue harus mulai bikin konten lagi. Ya meski gak di endorse, buat pancingan aja brand-brand lain pada datang.""Engagement masih bagus?""Justru kayaknya bakal naik. Bukan karena interest nambah, tapi pada kepo aja, apalagi gue udah gak posting sejak kasus papa mencuat ke publik." jawabnya
Read more
Bab 19. Mantan Banyu
Di perjalanan menuju bandara yang kini sudah disetiri oleh Ardi, Banyu senyum-senyum tidak jelas. Ia masih mengingat bagaimana ekspresi Sara ketika ia kerjai setiap saat. Kesalnya Sara tidak benar-benar menunjukkan kekesalannya sampai ingin membunuh Banyu. Lebih tepatnya, Sara seperti anak kecil yang polos."Lama-lama gue gulung juga nih bumi!" ujar Ardi dengan nada penuh penekanan."Ngapain juga lo gulung bumi? Gulung karpet aja miring.""Ya percaya deh yang baru nikah, lagi anget-angetnya sampai senyum-senyum kayak lagi kesurupan gitu. Gak cocok banget sama persona lo yang macho, maskulin dan cool itu.""Fokus nyetir aja, nanti gue telat.""Belum apa-apa lo udah kangen kan sama bini lo? Ngaku!"Sialan! Ardi malah menggodanya. Siapa juga yang kangen? Justru sepertinya Sara punya kebebasan tanpanya di rumah sekarang. Tidak akan ada yang mengerjainya.Namun, kira-kira apa yang akan dilakukan Sara ketika tidak ada dirinya ya? Apa perempuan malas itu hanya akan rebahan sepanjang hari di k
Read more
Bab 20. Artikal jahat
"Aaaaa!!!!"Layar ponsel itu menampakkan wajah Sara yang berteriak histeris. Lalu blur. Banyu sudah menduga ini akan terjadi. Si Kikut katak kesayangannya itu pasti berulah. "Lo kenapa?" tanya Banyu yang pasti tidak akan dijawab karena perempuan di seberang telepon video itu sedang fokus mengibaskan sesuatu. "Bay! Pulang-pulang gue bunuh lo!!" teriaknya tak kalah histeris. Ponsel itu sepertinya di hadapkan ke bawah sehingga yang terlihat hanya lantai dan langkah Sara yang tergesa-gesa. Tak selang lama, mbak Yah dan pak Kodir akhirnya datang. Banyu mendengar suara mereka heboh."Neng ada apa?""Astaga, mas Banyu kebiasaan suka taruh Kikut di kamar.""Pak Kodir tolongin dulu ini, dia nemplok di punggung!" teriak Sara lagi.Banyu tertawa. Andai ia ada di sana sekarang, sudah pasti tawanya sangat membuat perut sakit. Ekspresi Sara pasti tidak karuan. Sebenarnya perempuan itu tidak takut, hanya masih geli dan belum terbiasa saja. Semoga ia tidak trauma karena dua kali Kikut nemplok di t
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status