All Chapters of Iparku Yang Menggoda: Chapter 31 - Chapter 40
55 Chapters
31 Kecurigaan Lain
Mereka sudah sampai di depan rumah dari beberapa menit lalu, namun belum ada yang mau turun dan malah asik menyelami pikiran masing-masing. Tidak, lebih tepat nya sedang memikirkan alasan nanti saat bertemu Matthew karena Lauren membawa banyak belanjaan dengan merk terkenal. Suaminya itu pasti akan banyak bertanya."Katakan saja kalau kamu tadi memang sekalian shopping. Lagian kamu juga suka belanja kan? Jadi Matthew gak akan curiga," usul Matthias yang memang terlihat tenang. Sebenarnya sih ingin pamer pada Matthew kalau Ia membelikan hadiah lebih mahal, tapi bukankah akan membuat curiga?Lauren mengangguk paham, lalu keduanya pun baru turun dari mobil dan Matthias membantu juga membawakan belanjaan nya. Untungnya Matthew tidak menyambut lagi di pintu, jadi mereka pun memutuskan berpisah. Tidak lupa, Lauren sempat mengucapkan terima kasih karena hari ini Ia benar-benar serasa dimanjakan.Dengan agak susah payah karena belanjaan di tangannya, Lauren dengan perlahan membuka pintu. Bern
Read more
32 Tetap Pada Rencana Awal
"Jadi gimana Lauren, kamu sudah mengerti kan?" tanya Matthias setelah selesai menjelaskan beberapa hal pada wanita itu. Tetapi karena tidak mendapat tanggapan juga, membuatnya mengangkat pandangan menatap bingung Lauren yang duduk di depan nya. Apa sedang melamun?Matthias lalu mengulurkan tangannya, mengusap tangan Lauren yang berada di atas meja, berhasil membuat nya tersentak dan menatap nya terkejut. "Kamu kenapa Lauren? Kayanya lagi ada yang kamu pikirkan ya? Cerita sama saya." Ia akan senang hati menjadi pendengar, bahkan memberikan bahu untuk menyender.Apa mungkin hal yang dipikirkan Lauren bersangkutan dengan Matthew? Menduga hal itu, membuat Matthias mendengus tanpa sadar merasa cemburu."Enggak papa kok Pak, maaf ya, tapi saya mengerti kok penjelasan anda tadi," jawab Lauren berusaha tersenyum, walau sorot mata bohong nya masih bisa Matthias lihat. "Jangan bohong, pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan kan?" desak Matthias tidak menyerah.Lauren yang menyerah pun menghela
Read more
33 Lauren Punya Saingan
Sudah dua minggu Matthew mengerjakan proyek nya, dan pria itu pun semakin sibuk, membuat waktu di antara Matthew dengan Lauren bersama semakin kurang. Bagi Lauren tidak terlalu mempersalahkan, hatinya sudah beku. Dan selama itu juga, ada seseorang yang selalu hadir mengisi kesepian nya. Siapa lagi kalau bukan Matthias. Seperti contohnya saja sekarang, lagi-lagi Lauren diajak Matthias bertemu dengan klien kerjanya. Bukan membicarakan tentang pekerjaan, melainkan hadir di acara ulang tahun klien kerja nya itu. Acaranya tidak diadakan mewah, hanya makan malam saja di rumah. Melihat sambutan dari keluar kecil itu, membuat Lauren menduga jika sepertinya Matthias cukup dekat dengan klien nya kali ini. "Wah akhirnya sampai juga, ayo-ayo silahkan masuk," kata seorang wanita yang memiliki rambut bob sebahu nya. Sebelum masuk, Matthias sempat memberikan bingkisan coklat nya yang sempat dibeli tadi di jalan. "Yang lain sudah menunggu di halaman belakang, kalian langsung ke sana saja ya," lanju
Read more
34 Anak Dari Selingkuhan?
Lauren sudah menyelesaikan urusannya di kamar mandi, kini perut nya terasa lebih nyaman dan bisa melanjutkan makan. Tetapi semakin langkah nya mendekati meja makan, telinga nya malah tidak sengaja mendengar obrolan mereka yang sepertinya bersangkutan dengan nya."Tapi kan Lauren istrinya Matthew, masa kamu suka sama Ipar kamu sendiri?" Suara itu dari Romi, tidak lama terdengar kekehan kecil seperti merasa tidak percaya sendiri, berusaha menutupi perasaan gugup nya.Matthias lalu kembali membuka suara. "Aku tahu, tapi.. Matthew juga menyia-nyiakan dia. Kasihan Lauren, banyak sekali yang Matthew sembunyikan dari dia. Lagi pula Lauren pantas dapat kebahagiaan lain, seperti dengan aku contoh nya," katanya percaya diri.Seulas senyuman terukir di bibir Lauren mendengar itu, hatinya tanpa bisa ditahan menghangat karena Matthias seperti sungguhan menyukai nya. Lauren bahkan tidak menyangka pria itu sampai akan menceritakan ini pada keluarga nya sendiri, apa tidak takut ya dilaporkan pada Mat
Read more
35 Hampir Menyerah
Sudah dari beberapa menit lalu Lauren dan Matthias saling mendiami, merasa bingung harus memulai obrolan dari mana. Suasana di sana sangat canggung. Sesekali Matthias melirik Lauren yang duduk di sebelah nya, dari tadi wanita itu menunduk seraya memainkan jemari tangannya.Dengan memberanikan diri, Matthias menggenggam tangan Lauren membuat wanita itu pun menatap nya. "Kamu mau dengar dari yang mana? Tanyakan saja, saya akan berusaha jawab kalaupun saya tahu," ucap nya dengan senyuman tipis, berusaha tidak memberikan tekanan. Hembusan nafas lirih keluar lewat celah bibir Lauren. "Apa benar Matthew sempat punya anak dengan Anne? Jadi sekarang Anne sedang hamil ya?" Inilah yang dari tadi terus mengganggu pikiran Lauren, merasa tidak bisa menahan rasa ingin tahunya lagi. Melihat pria di dekat nya itu menggangguk, membuat dada Lauren seperti dihantam sesuatu. Ternyata Ia tidak salah dengar, rasanya sakit sekali mengetahui kenyataan ini. Padahal Lauren sudah berusaha sekuat mungkin menah
Read more
36 Enggan Bertemu
"Kita mau kemana?" pertanyaan itu Lauren lontarkan lantaran Matthias tiba-tiba mengajaknya pergi padahal Ia sedang mengerjakan tugas. Sekarang mereka sedang di perjalanan, dan Lauren masih tidak tahu tujuan mereka.Matthias menoleh sekilas lalu kembali fokus menyetir. "Ke tempat proyek pengerjaan Matthew, sekalian saya mau cek sudah sejauh mana dia mengerjakan. Kamu juga sudah lama kan gak ketemu dia? Dia sudah berapa hari gak pulang?"Jika dihitung mungkin sudah mau empat hari Matthew tidak pulang, bahkan di kantor pun tidak bertemu. Lauren sih tidak masalah, malahan merasa senang karena jika bertemu mungkin Ia tidak akan tahan untuk menonjok wajah suaminya yang brengsek itu. Walaupun begitu, terkadang pria itu masih sesekali mengirim pesan memberitahu kesibukannya."Kayanya dia benar-benar ingin proyek besar ini berjalan sukses, makanya fokus ngerjain sampai ngorbanin banyak waktu," kata Matthias kembali membuka suara, kali ini Ia tidak terlalu ingin mengompori tahu jika suasana hat
Read more
37 Mengerjai Anne
Kecelakaan di tempat bekerja itu sudah biasa, apalagi sedang mengerjakan proyek bangunan tinggi. Tetapi Matthew merasa frustasi karena baru kali ini musibah menimpa nya, Ia sebagai pemimpin tentu saja yang paling besar tanggung jawab nya. "Selama dua minggu ini semua baik-baik saja, baru kali ini saja ada kecelakaan begitu," ujar Matthew seraya mengusap wajahnya kasar, tanda sedang frustasi. Apalagi Ia sudah dikabari bawahannya, jika pekerja yang jatuh dari lantai atas gedung itu meninggal karena kehabisan darah. Matthias mendekat lalu menepuk pelan bahu adiknya berusaha menenangkan. "Tenang lah, jangan terlalu dipikirkan karena akan berpengaruh ke masa depan proyek kamu. Tetap lanjutkan saja, tapi kamu juga harus ganti rugi pada keluarga korban sebagai kompensasi," ujar nya. Mengingat itu, membuat Matthew meringis pelan karena baru teringat. Sial, kenapa bisa-bisanya Ia melupakan membuat kontrak di atas matrai perjanjian dahulu dengan para pekerjanya ya? Matthew terlalu gegabah, b
Read more
38 Rasa Curiga
Ternyata masalah yang terjadi di proyek pembangunan yang ditanggung jawabi Matthew cukup rumit. Belum selesai satu, masalah lain sudah datang membuat pria itu dibuat frustasi sendiri. Tidak menyangka masalah akan datang di pertengahan, padahal saat awal semua lancar-lancar saja. Siang itu, Matthew memutuskan datang ke kantor untuk bertemu Kakak nya. "Pak Matthias ada kan di dalam?" tanya Matthew pada sekertaris berkaca mata itu. "Ada Pak, kebetulan di dalam juga ada Bu Lauren. Sepertinya mereka sedang makan siang bersama," jawab sekertaris itu ramah. Kernyitan terlihat di kening Matthew saat mendengar itu, tidak menyangka kedekatan di antara istri dan Kakak nya malah semakin lengket. Ia sudah lama tidak memperhatikan mereka karena terlalu sibuk dengan proyek nya, Matthew merasa kecolongan membuat nya jadi berpikir aneh-aneh. Dengan perasaan berdebar, Matthew pun membuka pintu ruang kerja itu begitu saja tanpa mengetuk nya dahulu. Pandangannya langsung tertuju ke arah sofa, dimana d
Read more
39 Tercyduk Sedang Berduaan
Selepas mengobrol panjang dengan Kakak nya, Matthew ingin bertemu dulu dengan istrinya. Mereka sudah beberapa hari tidak bertemu karena Ia yang terlalu sibuk mengurus proyek. Sayangnya saat baru bertemu lagi malah terlibat pertikaian kecil karena Ia yang cemburu, padahal Matthew sangat rindu dengan Lauren. Saat memasuki ruang kerja Lauren, Matthew sempat menjadi perhatian beberapa orang yang menyadari kehadiran nya. Ia hanya bersikap acuh, memperhatikan sekitar mencari sang istri. Setelah menemukannya, berjalan pelan mengendap ingin mengejutkan. Benar saja saat Ia peluk leher Lauren dari belakang, tubuh perempuan itu tersentak terkejut. Kepala Lauren menoleh ke samping untuk melihat, hembusan nafas kasar keluar lewat celah bibir nya karena ternyata itu adalah suaminya. Jujur saja Lauren sempat mengira Matthias, tapi tidak mungkin kan pria itu se-nekad itu? "Matthew, aku kira siapa. Kamu belum pulang?" tanyanya seraya melepaskan tangan pria itu yang sempat memeluk leher nya. "Belum,
Read more
40 Mendorongnya Cepat Menikah
Kejadian se-malam dimana Matthias dan Lauren yang terciduk sedang bermesraan di dapur oleh mbok Tati membuat dua orang itu tidak bisa tenang. Lauren lah yang terlihat jelas, perempuan itu pagi ini jadi banyak diam dengan kepala menunduk. Sedangkan Matthias? Bersikap tenang dan santai, walau di dalam hati ada sedikit was-was."Selamat pagi semuanya, aku pulang!" sapa Matthew dengan suara menggema nya, membuat perhatian semua orang di meja makan teralih pada pria yang baru pulang lagi itu.Matthew terlebih dahulu menghampiri Mama nya yang selalu tersenyum hangat pada nya, menyalami tangan dan mengecup kening nya sayang. "Gimana kabar Mama selama aku gak pulang ke rumah? Baik, kan?" tanya Matthew yang selalu berlagak menjadi anak berbakti."Mama baik kok, sehat juga. Kamu memang sesibuk itu ya sampai gak pulang-pulang? Padahal jarak dari proyek ke rumah juga cuman satu jam." Mama nya sesekali melirik Lauren yang terlihat acuh dan tetap sarapan. Sebenarnya yang Ia pikirkan menantu nya itu
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status