Semua Bab Belenggu Cinta Sang Billionaire: Bab 61 - Bab 70
296 Bab
Bab 61. Tidak Peduli Menjadi Orang Jahat Asalkan Tetap Bersamamu
“Aku mau cerai darimu! Aku ingin kita berpisah, Kai!”Kalimat yang lolos di bibir Krystal, seketika membuat Kaivan langsung menghunuskan tatapan tajam dan penuh peringatan. Sepasang iris mata Kaivan memendung amarah. Rahang pria itu mengetat. Dia mengepalkan tangannya dengan kuat.“Bicara apa kamu ini, Krystal! Ada apa denganmu!” seru Kaivan meninggikan suaranya.“Aku tidak mau lagi denganmu, Kai! Kamu membohongiku!” Krystal memukul keras dada Kaivan. Meluapkan semua kemarahannnya. Rasa putus asa. Kecewa. Semua menjadi satu. Tangis Krystal mendera. Ya, Krystal kecewa karena Kaivan membohinginya. Bukan membenci kenyataan. Tapi Krystal membenci di mana dirinya dibohingi oleh Kaivan.“Apa maksudmu, Krys? Aku tidak pernah membohongimu!” Kaivan menangkup kedua tangan Krystal yang tengah memukulnya itu. “Jelaskan padaku, ada apa sebenarnya?”Krystal menangis kencang. “Kamu masih bertanya ada apa? Jelas kamu sudah berbohong padaku, Kai!”“Aku tidak berbohong, Krystal! Apa yang kamu maksud!”
Baca selengkapnya
Bab 62. Siapa Ayah dari Anak yang Ada di Kandunganmu?
“Sherly, kamu luar biasa. Aku menyukai permainanmu tadi malam.”Liam menatap pantulan cermin, sosok wanita yang tak memakai sehelai benag pun di tubuhnya. Hanya selimut tebal yang membungkus tubuh indah wanita itu. Ya, kini Liam tengah memasang dasi. Dia memuji permainan Sherly—teman kencannya. Well… Menghabiskan malam bersama dengan wanita yang berbeda sudah menjadi kesenangan Liam. Hidup Liam akan terasa mati jika hanya bersenang-senang dengan satu wanita saja.Wanita yang bernama Sherly itu bangkit berdiri, dengan santai wanita itu memungut kemeja putih yang dipakai oleh Liam tadi malam untuk menutupi tubuh polosnya. Kemudian, dia melangkah mendekat pada Liam. Pun Liam menyeringai melihat Sherly memakai kemeja putihnya. Tubuh wanita itu tercetak begitu jelas. Puncak dadanya yang berwarna merah jambu begitu menggugah selera Liam. Ingin rasanya Liam kembali menyerang wanita itu. Membuat wanita itu tak berdaya di bawahnya. Namun, sayangnya ingatan Liam berputar bahwa hari ini pria itu
Baca selengkapnya
Bab 63. Kecurigaan
Suara ketukan pintu membuat Kaivan yang tengah tertidur pulas langsung terbangun dari tidurnya. Kaivan mengerjapkan mata beberapa kali. Sesaat Kaivan mengembuskan napas kesal ketika mendengar suara ketukan pintu. Didetik selanjutnya, tatapan Kaivan teralih pada Krystal yang terlelap dalam pelukannya. Biasanya Krystal sangat mudah terbangun jika mendengar suara-suara. Tapi kali ini sepertinya, Krystal begitu terlelap. Perlahan, Kaivan sedikit menggeser tubuh Krystal. Dia menarik selimut menutupi tubuh istrinya itu.“Hmmm…” Krystal menggeliat ketika Kaivan menggeser tubuhnya. Kaivan langsung mengusap lembut punggung Krystal agar Krystal kembali tidur lelap.Hingga ketika Krystal kembali terlelap, Kaivan bangkit berdiri. Pria itu mengambil ponsel yang ada di atas nakas. Melihat ke layar—waktu menunjukan pukul satu pagi. Tidak biasanya pelayan membangunkannya di pagi buta seperti ini.Dengan raut wajah kesal, Kaivan melangkah menuju pintu dan segera membuka kenop pintu kamarnya itu.Cekle
Baca selengkapnya
Bab 64. Permainan yang Menarik
Kaivan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Raut wajah pria itu begitu dingin dan sorot matanya tajam dan tegas. Pagi ini Kaivan lebih dulu bangun dari pada Krystal. Dia meninggalkan note di atas nakas untuk Krystal—yang mengatakan hari ini dirinya berangkat lebih awal karena urusan pekerjaan. Padahal hari ini Kaivan ingin menemui seorang pria yang sejak kemarin ingin dia temui.Hingga detik ini, Kaivan masih belum memberitahu pada Krystal tentang laporan yang diberikan Doni tadi malam. Dia tidak akan mungkin menceritakan jika bukti belum terkumpul. Dan beruntung, Krystal tidak lagi membahas tentang kehamilan Livia. Krystal menuruti perkataannya. Meski sering adanya kecanggungan di antaranya dan Krystal. Namun, Kaivan mampu mengatasi. Paling tidak saat ini yang Kaivan butuhkan adalah Krystal mau mengerti. Itu sudah lebih dari cukup membantu Kaivan melupakan sejenak masalah yang terus dia pikirkan belakangan ini.Tak berselang lama, mobil yang dilajukan oleh Kaivan mulai memasuk
Baca selengkapnya
Bab 65. Siapa Pria Itu, Livia?
“Nyonya, ada apa, Nyonya? Kenapa Anda terlihat cemas?” Suara Dita bertanya kala melihat wajah gelisa Livia. Ditambah sejak tadi Livia mondar-mandir tidak jelas disertai dengan umpatan-umpatan kasar keluar dari mulutnya. Terlihat Dita bingung melihat Livia yang marah dan kesal.Livia menghempaskan tubuhnya ke sofa. Lalu dia memejamkan mata kesal. Jika ibu hamil duduk dengan berhati-hati. Lain halnya dengan Livia yang tak memedulikan lagi.“Nyonya, Anda sedang hamil. Ibu hamil dilarang memikirkan beban berat, Nyonya. Terakhir dokter mengatakan, Anda harus menjaga dengan baik kandungan Anda, Nyonya,” tutur Dita mengingatkan Livia.“Aku tidak peduli lagi dengan anak sialan ini. Lebih baik mati saja tidak apa-apa!” tukas Livia dengan penuh emosi. Sorot matanya menajam. Rahang mengetat. Tangannya terkepal begitu kuat. Amarah dalam dirinya benar-benar tak mampu tertahan. Livia bagaikan sebuah benda yang terkena bensin dan terbakar api.Tampak kerutan di kening Dita melihat kemarahan Livia y
Baca selengkapnya
Bab 66. Kebusukan akan Tetap Terbongkar
“Siapa pria itu, Livia?”Suara Elisa bertanya dengan nada pelan dan tersirat tegas. Tatapannya tak lepas menatap sosok pria yang melangkah mendekat padanya. Elisa bisa melihat sosok pria itu terus menatap menantunya. Tatapan yang terlihat seperti begitu mengenal Livia.Livia pucat mendengar pertanyaan ibu mertuanya. “Ah, itu—”“Selamat siang, Nyonya Elisa Mahendra. Suatu kehormatan bagiku bertemu denganmu. Aku tidak menyangka kamub tengah bersama dengan Livia.” Pria itu menyapa Elisa. Memotong ucapan Livia.‘Sialan!’ umpat Livia yang memendung emosinya.Elisa mengamati lekat-lekat pria yang ada di hadapannya. “Maaf, kamu siapa? Apa kita pernah mengenal sebelumnya?” tanyanya yang bingung kala pria yang ada di hadapannya ini mengenal dirinya.“Mama, dia—”“Liam Baskara. Putra tunggal Juan Baskara.” Liam kembali memotong ucapan Livia. Tampak pria itu begitu santai kala mengenalkan dirinya sendiri.Livia tak henti mengumpat dalam hati kala Liam begitu berani memperekenalkan diri di depan
Baca selengkapnya
Bab 67. Beruntung Memiliki Krystal
“Sialan!”Kaivan menggeram melihat rekaman CCTV yang ada di hadapannya. Sorot mata Kaivan terhunus begitu tajam. Rahangnya mengetat. Umpatan kasar terlontar di mulutnya. Ya, di rekaman CCTV itu Livia berada di sebuah klub malam bersama dengan seorang pria. Dan dengan berani pria itu mencium bibir Livia. Kaivan tidak cemburu. Tentu dia tidak cemburu. Selama ini Kaivan tidak pernah peduli dengan apa yang dilakukan oleh Livia. Namun, hal yang Kaivan benci adalah ketika Livia bersikap munafik di hadapannya seolah wanita itu adalah korban. Selain itu Livia pun masih menjadi istrinya—yang mana Livia masih menggunakan nama ‘Mahendra’ di belakang namanya. Ini sama saja Livia telah mempermalukannya!Kini Kaivan menggeser posisi rekaman CCTV agar terlihat jelas wajah sang pria yang tengah mencium Livia itu. Dia memperbesar hasil rekaman CCTV itu—Kaivan menautkan alisnya. Tiba-tiba, sepasang iris mata Kaivan menatap terkejut wajah sosok pria yang tengah mencium Livia.“Liam Baskara,” desis Kaiva
Baca selengkapnya
Bab 68. Periksa Kandungan?
Saat pagi menyapa, Krystal duduk di sofa seraya menatap truffle pasta yang dibuatkan oleh pelayan. Dia duduk bersama dengan Kaivan—yang tengah menikmati sarapan. Entah kenapa Krystal tidak mau makan. Krystal rasanya enggan untuk memasukan makanan ke dalam mulutnya. Bukan hanya truffle pasta, tapi di hadapan Krystal juga ada nasi goreng cumi yang dibuatkan oleh pelayan. Namun, tidak ada satu pun makanan yang disentuh oleh Krystal. Ya, pagi ini Kaivan meminta pelayan untuk membuatkan truffle pasta. Pun Kaivan juga meminta pelayan untuk membuatkan nasi goreng cumi. Kaivan sengaja meminta pelayan menyajikan beberapa menu makanan. Mengingat Krystal sedang tidak ingin makan. Tetapi sayangnya Krystal tetap tidak mau makan. Krystal hanya mau meminum jus saja.“Krystal, kenapa kamu tidak mau sarapan? Apa kamu tidak suka dengan makanannya?” tanya Kaivan seraya menatap Krystal yang tampak enggan untuk makan.“Aku minum jus saja, Kai. Aku sedang tidak ingin makan,” jawab Krystal pelan.Kaivan men
Baca selengkapnya
Bab 69. Terungkap
“Akh, Kaivan, sakit… Tanganku sakit. Kamu menyakitiku, Kaivan.” Suara rintihan Livia kala Kaivan menarik kasar tangannya. Ya, mereka berada di rumah sakit. Tanpa belas kasihan Kaivan menarik kasar tangan Livia dan tak memedulikan rintihan Livia.“Kaivan, kemarin aku sudah memeriksakan anak kita. Lebih baik kita pulang saja, Kaivan. Kamu pasti sibuk,” ucap Livia yang berusaha membujuk Kaivan. Dia memperlambat langkahnya agar tidak langsung tiba di dokter kandungan. Dalam hati, jantung Livia berdegup kencang. Bahkan, Livia pun tak bisa menghubungi Dita. Kaivan menyeretnya seperti ini. Tidak mungkin Livia bisa menghubungi Dita. Tampak wajah Livia pucat pasi ketakutan.“Diam, Livia!” seru Kaivan menegaskan.Saat tiba di depan ruang dokter kandungan, Kaivan terus menarik kasar tangan Livia—masuk ke dalam ruang pemeriksaan. Sebelumnya Kaivan memang sudah meminta Doni untuk mengurus bahwa dia akan membawa Livia ke dokter kandungan.“Selamat pagi, Tuan Kaivan, Nyonya Livia,” sapa sang dokter
Baca selengkapnya
Bab 70. Terungkap II
“Aku rasa semua suami akan menyakiti istrinya ketika tahu istrinya mengandung anak dari pria lain.”Bagai tersambar petir, semua orang yang ada di sana terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Kaivan. Baik kedua orang tua Kaivan dan kedua orang tua Livia kini menghunuskan tatapan yang begitu tajam dengan Kaivan. Sedangkan Livia hanya terus menangis dan berucap sepatah kata pun.“Apa maksud ucapanmu, Kaivan! Jaga bicaramu! Kamu sama saja memfitnah istrimu sendiri!” bentak Farel keras. Dia menggeram, menatap putranya dengan amarah yang seolah akan meledak.Napas Roy memburu. Dia tidak terima dengan tuduhan Kaivan. “Caramu ini sangat licik, Kaivan! Kamu memfitnah putriku! Aku bisa menuntutmu, Kaivan!” serunya tak terima dengan apa yang dituduhkan Kaivan pada putri tunggalnya.Kaivan tersenyum sinis kala mendengar ucapan ayahnya dan Roy—ayah Livia. Kaivan bahkan tak mengidahkan ucapan Farel dan Roy. Yang Kaivan lakukan saat ini hanya melihat ekspresi wajah Livia. Tidak ada yang dilakuka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
30
DMCA.com Protection Status