All Chapters of Madu(Memilih Terluka Untuk Bahagia): Chapter 51 - Chapter 60
108 Chapters
51. Izin
Inama tampak tersenyum lembut pada kedua wanita muda di depannya itu. Ara pun langsung memeluk sang mama. Mereka hampir tidak pernah bertemu. Jadwal kunjungan kedua orang tua Ara ke rumah baru sang putri dan suaminya juga sering gagal.Haris Manggala lebih memilih untuk mendahulukan bisnis. Sebab, masih bisa menemui sang putri di kantor. Pun dengan Inama yang aktif dalam kegiatan sosial akhir-akhir ini. Mereka sangat sulit untuk bertemu.Dering ponsel Gita membuat Ara melepaskan pelukannya. Gita langsung meninggalkan Ara dan Inama. Ia tidak mau kedua anak dan ibu itu tahu rencananya. Semua bisa gagal saat ini. "Halo.""Kamu pantau terus Revan. Jangan sampai lepas. Hancurnya keluarga kamu karena keluarga dia. Bahkan sampai sekarang ibumu masih di berada di rumah sakit jiwa.""Jangan ragukan kemampuanku. Aku tidak akan berbuat sejauh ini jika tidak ada hasil. Aku yakin akan berhasil membuatnya hancur juga keluarganya."Gita langsung mematikan sambungan telepon itu sepihak. Ara datang m
Read more
52. Kota Semarang
Sarti--tetangga Mayang sengaja datang ke kafe. Darsih terjatuh dan harus dilarikan ke rumah sakit karena pingsan. Semua tetangga heboh karena panik. Darsih seperti orang yang sedang banyak pikiran saat ini."Eh, mari masuk, Mbak Sarti." Mayang bersiap membuka kembali pintu kafe-nya."Nggak usah, Mbak. Saya di sini saja. Memang sengaja menunggu kafe ini tutup. Mbak Mayang, Bu Darsih masuk ke rumah sakit. Tadi sore jatuh di depan kamar mandi. Keadaannya belum sadar hingga saat ini." Sarti sangat sedih saat ini."A-apa yang terjadi sama Ibu, Mbak?" tanya Mayang yang saat ini panik dan gugup.Sarti menggeleng pelan karena sejujurnya tidak tahu penyebab Bu Darsih jatuh. Warga lantas heboh dan segera memanggil ambulans. Hanya dua tetangga saja yang menemani Bu Darsih saat ini. Kabar terakhir, sosok wanita yang melahirkan Mayang itu belum siuman. "Rumah sakit mana, Mbak?" tanya Mayang segera merogoh ponselnya."Rumah Sakit Mitra Sehat," jawab Sarti yang saat ini takut pada Mayang.Mayang l
Read more
53. Kebetulan?
Banyak orang yang meremehkan Revan saat ini. Wajar? Tentu saja, selama ini sosok suami Ara itu tidak punya prestasi apa pun. Prestasi Revan tertutup dengan masalah kebangkrutan yang menimpa Adhyatsa Grup. Ia dianggap tidak becus dalam mengelola perusahaan. Andai saat ini Adhyatsa Grup bisa kembali bangkit, itu karena bantuan dari Haris Manggala. Rahasia umum yang pada akhirnya diketahui banyak orang. Menyakitkan? Tentu, Revan sangat tidak suka jika diremehkan oleh siapa pun. Suami Ara itu lantas menatap tajam pada pegawai yang tadi menggunjingnya."Selamat siang, mohon maaf atas keterlambatan saya. Saya akan bekerja keras. Untuk itu saya mohon kerja samanya," kata Revan sengaja menahan amarahnya."Selamat datang, Pak Revan. Perkenalkan, saya Robi, ini teman saya, Reno, dan ada lagi namanya Pak Gito. Beliau sedang keluar untuk makan siang," kata Robi sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Revan.Robi seolah tidak punya dosa sama sekali. Ia tadi menggunjing Revan. Jelas
Read more
54. Rencana Melebarkan Sayap
Yani, teman lama Mayang kini berada di sini. Entah apa yang dilakukan salah satu teman indekos Mayang saat kuliah itu di kota ini. Mereka berdua sudah tidak pernah berkomunikasi lagi sejak Yani diam-diam menyebarkan berita buruk tentang Mayang. Lebih tepatnya mantan kekasih Revan itu tidak mau lagi kenal dengan Yani."Kamu nggak suka ketemu aku?" tebak Yani saat melihat ekspresi datar dari teman satu indekos-nya dulu itu. "Ya, begitulah. Maaf, ojek online yang aku pesan sepertinya sudah datang. Lagi pula, kita tidak ada keperluan untuk bertemu," kata Mayang dengan ketus.Yani tentu saja terkejut mendengar ucapan Mayang. Gadis yang dulu sangat ramah kini sangat berbeda. Lebih tepatnya, Mayang sombong. Setidaknya itu penilaian Yani saat ini."Wow! Kamu sombong sekarang. Nggak ingat dulu saat kuliah sangat susah. Sekarang aja baru punya kafe udah selangit gaya kamu." Yani membuat langkah Mayang terhenti seketika."Bukan sombong, hanya saja, aku tidak mau dekat dan mengenal orang yang su
Read more
55. Merasa Aneh
Inama memang sengaja memberikan kejutan pada putri dan menantunya. Ia dan sang suami sama sekali tidak memberitahu jika hendak datang. Sontak Ara berusaha menetralkan wajahnya saat itu. Tidak dipungkiri, istri Revan itu sangat terkejut."Mama, kok datang nggak ngavari dulu?" Ara bersikap seolah tidak ada yang terjadi sama sekali. "Tau gitu tadi Ara persiapkan semuanya," kata Ara sengaja agar Murni dan Revan tidak curiga."Sengaja, Mama dan Papa mau kasih surprise. Kamu ngapain berdiri di depan pintu?" tanya Inama sambil merentangkan tangan hendak memeluk sang putri."Aku mau ke bawah, Ma. Tadi ponsel aku bergetar makanya aku berhenti di sini," dusta Ara yang sangat meyakinkan agar kedua orang tuanya tidak curiga. Haris memeluk Ara bergantian dengan sang istri. Revan dan Murni pun segera keluar dari kamar. Mereka berdua tentu sangat terkejut. Revan tampak sangat canggung ketika kedua mertuanya datang saat hari sudah gelap."Revan, gimana betah tinggal di Semarang?" tanya Haris sambil
Read more
56. Sikap Kasar Mayang
Gilang memang selalu menghindari pertengkaran dengan Mayang. Lebih baik mengalah pada calon istrinya itu daripada mereka bertengkar. Pertengkaran tidak hanya menguras emosi juga akan melibatkan banyak hal. Jika Darsih tahu mereka bertengkar, pasti akan membela Gilang. "May, aku pamit pulang, ya. Kayaknya udah sore," kata Gilang yang saat ini berusaha meredam amarahnya."Oke." Mayang bahkan tidak mengantar Gilang hingga depan pintu.Jangankan mengantar, menatap Gilang pun tidak. Mayang tidak suka jika Gilang banyak bertanya ini dan itu. Sejujurnya, pertanyaan itu adalah pertanyaan sangat sederhana. Akan tetapi, Mayang sangat sensitif dengan pertanyaan itu.Sejak kejadian itu, Gilang jarang berkunjung ke kedai Mayang yang ada di Jakarta; sibuk persiapan tes dan tugas di kampus. Pun dengan Mayang yang seolah seperti tidak ada kabar. Sesekali mereka memang berkabar dengan berkirim pesan. Mereka hanya bertanya kabar saja tidak lebih.Hari ini, Mayang sengaja pulang dulu ke Semarang. Kafe
Read more
57. Permintaan Maaf Darsih
Gilang menatap tidak suka pada pemilik warung. Ia kebetulan sengaja ke Stasiun Senen ini. Perkiraannya, Bu Darsih akan datang saat hari menjelang pagi. Keberadaan Gilang di salah satu warung itu karena merasa lapar."Nak Gilang kok di sini?" tanya Darsih yang kali ini sangat terkejut."Iya. Tadi Mayang telepon kalo Ibu ke Jakarta dan dia ada di Semarang sekarang. Mari, Bu, saya carikan penginapan." Gilang membantu Darsih membawakan beberapa barang-barang."Nak Gilang, Ibu mau tunggu kereta saja. Ibu langsung pulang. Mayang ada di Semarang, kasihan dia nanti tidak ada temannya. Salah Ibu juga karena tidak memberitahu dia dulu. Jadinya malah seperti ini," kata Darsih sambil tersenyum kecut.Gilang mengembuskan napas panjang. Ia tahu bagaimana perasaan Darsih saat ini. Mayang sudah sangat berubah. Bukan lagi sosok lemah lembut seperti dulu semenjak kafenya meraih kesuksesan."Ibu bisa menunggu di tempat indekos saya saja, Bu. Kalo di sini rawan penjahat. Ibu juga bisa istirahat," kata Gi
Read more
58. Ara Kecelakaan
Setelah hampir dua tahun berlalu, Ara baru sadar. Ia pun menangis sejadi-jadinya. Ternyata dibalik sifat dingin Revan, sang suami sebenarnya sudah mempunyai kekasih. Mayang Mandasari, sosok salah satu sahabat Ara yang seolah menghilang bak ditelan bumi."Lho? Non, kok nangis?" Mbok Ijah tidak sengaja melihat Ara yang sedang menangis sambil membawa map berwarna merah.Ara tidak menjawab pertanyaan wanita paruh baya itu. Gegas ia segera menuju ke mobilnya. Hati dan otaknya tidak sinkron saat ini. Ara ingin berbicara empat mata pada Revan.Apa pun keputusan Ara, tidak ada yang boleh menentang. Ara merasa sangat bersalah ketika merebut milik sahabatnya. Mayang memang tidak pernah menjelaskan siapa sosok kekasihnya itu. Lantas, siapa yang salah di sini?"Ra? Kamu kenapa?" tanya Murni yang panik saat melihat Ara tidak baik-baik saja.Sama, Ara sama sekali tidak menjawab pertanyaan yang sama. Ara mengusap air matanya lalu menyalakan mesin mobil. Ia ingin segera bertemu dengan Revan saat ini.
Read more
59. Operasi
Gita menatap tidak suka pada Murni. Wanita itu langsung beranjak dari duduknya saat melihat sahabat dari menantunya datang tanpa mengucapkan salam dan mengetuk pintu. Gita menatap tajam pada Murni lalu berjalan mendekat ke arah wanita yang menjadi mertua Ara itu. Jarak dua kaki di depan Murni, Gita meraih tangan Murni dengan kasar."Kalian hanya memanfaatkan kekayaan Tuan Haris rupanya. Aku baru sadar. Kalian bisa sesantai ini saat Ara sekarat. Lihat kamu! Dasar wanita jalang!" Gita menghempas kasar tangan Murni. Murni terkejut dan langsung memundurkan tubuhnya beberapa langkah dari Gita. Jantung wanita paruh baya itu seolah melompat keluar. Ucapan Gita tentu penuh makna. Mbok Ijah mendengar ucapan gadis muda itu tampak sangat terkejut saat ini. "Ma-maksud kamu apa, Gita?" tanya Murni yang kini wajahnya seputih kapas."Maksudku apa? Bodoh! Perempuan jahat sepertimu memg tidak pernah punya hati! Aku curiga, dalang dibalik kecelakaan yang menimpa Ara karena ulah kamu dan laki-laki sia
Read more
60. Kesepakatan
Hardi segera berdiri dan menyalami Haris Manggala. Adab luar biasa Hardi, menghormati sosok yang lebih tua. Haris menerima uluran tangan asisten menantunya itu. Ia mendengkus karena kesal mengapa sang menantu tak kunjung datang."Kok kamu malah duluan datang. Revan mana?" tanya Haris dengan nada ketus dan tidak bersahabat sama sekali."Mungkin terjebak macet. Saya ke sini pakai motor, jadi lebih cepat." Hardi memang benar adanya.Dahi Haris mengerut dalam mendengar ucapan laki-laki muda di depannya itu. Revan jelas mengendarai mobil mewah. Lantas mengapa asistennya hanya mengendarai sepeda motor? Haris tidak habis pikir dengan cara mereka memperlakukan pagawai yang sudah mengabdi dan membuat perusahaan maju."Ya, sudah, kalo nanti Revan datang, suruh dia ke atas." Haris langsung meninggalkan Gita dan Hardi."Baik, Om." Gita yang menjawab ucapan sosok laki-laki yang dianggapnya sebagai ayah.Tidak menunggu lama, pesanan makanan Gita pun datang. Hardi ikut membantu membawakan beberapa k
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status