All Chapters of Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku: Chapter 151 - Chapter 160
242 Chapters
Perjuangan Hidup
*Percakapan sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia*Suasana kafe semakin ramai di jam makan siang. Beberapa orang pelajar masuk ke dalam area kafe sambil menghela napas lelah. Sementara di balik meja kasir, Nova menyapa anak-anak itu dengan senyum paling ramah.“Selamat datang di kafe kami,” katanya dengan suara lantang namun terdengar ramah dan bersahaja. Enam bulan sudah Nova bergulat dengan pekerjaan di balik meja kasir. Menyambut tamu-tamu yang datang dan melayani pembayaran mereka tanpa kesalahan sekecil apapun. “Terima kasih, sampai bertemu lagi,” katanya sambil menyerahkan beberapa lembar uang kembalian pelanggan yang membayar tagihan mereka. Hari ini rasanya jauh lebih melelahkan, pelanggan yang datang ke kafe tempat Nova bekerja silih berganti dalam hitungan jam. “Kak Nova, lebih baik kamu istirahat dulu, aku khawatir kamu kelelahan karena terus berdiri selama berjam-jam,” ucap rekan kerja Nova. Seorang wanita berusia dua puluh tahun berparas cantik khas wanita korea pa
Read more
Rencana Pernikahan Kedua
Sosok pria yang baru saja datang, bersama dengan pertanyaan yang terdengar khawatir itu membuat Nova menoleh. Sosok pria tampan dengan tubuh tinggi tegap kini menetap Nova lekat. Pria berwajah tegas namun terlihat manis dengan lesung pipi di kanan dan kiri, belum lagi mata sipitnya yang menyorot sendu, seharusnya mampu membuat Nova teralihkan dari sakitnya masa lalu. Pria itu menyentuh lengan Nova, sensasi hangat lantas menjalar di sepanjang lengan Nova ketika kulit mereka bersentuhan.“Ya, aku baik-baik saja. Kamu sudah sampai ternyata,” ucap Nova terbata. “Kamu mau minum apa?”“Apapun yang menurutmu enak. Tapi tunggu,” jawab pria itu. Namun, sedetik kemudian tangannya kembali menghalau niat Nova yang hendak membuatkannya minuman. “Kamu benar baik-baik saja?” Ini sudah kedua kali Mark, pria berdarah Korea-Amerika itu melayangkan pertanyaan yang sama pada Nova. Nova membalasnya dengan senyuman tipis, lalu mengangguk. “Aku baik-baik saja. Lebih baik kamu duduk dulu. Pasti kamu lel
Read more
Harapan Kosong
“Nova..” Chris menggelengkan kepalanya mengumpulkan secercah nyawa yang sempat menguap saat tidur tadi. Kepalanya diangkat bersamaan dengan mata sipitnya yang memicing tajam.Rasa-rasanya barusan Chris mendengar gumaman yang menyebutkan satu nama yang tak asing di telinga. Ia terpaksa memfokuskan pikirannya pada sosok yang masih terbaring di atas ranjang, tempat dimana tadi ia menyandarkan kepalanya sejenak demi melepas kantuk yang mendera. Namun, apa yang Chris dengar barusan bukan hanya sembarang ilusi. Kedua matanya membelalak ketika melihat pergerakan jemari Agga yang terkulai tak jauh dari tempat Chris bersandar tadi. Bagaikan sebuah keajaiban, Chris hampir tak bisa memberikan reaksi apapun. Bibirnya bergetar ketika niatnya memanggil petugas medis jadi tersendat.Dengan gerakan terbata, ia bangkit dari kursi. Lantas menekan tombol pemanggil tim medis tepat di atas ranjang Angga. “Nova..” Angga bergumam. Kali ini Chris semakin yakin pendengarannya tak salah. Jelas-jelas ia mel
Read more
Janji Chris
"Lepaskan aku! Aku harus mencari istriku sekarang!" Sudah setengah jam Angga bergumul dengan emosinya. Dua orang perawat bahu membahu menyanggah setiap pergerakannya yang masih terhubung oleh selang infus dan alat medis vital lainnya."Tolong tenang dulu, pak. Bapak masih dalam masa pemulihan. Lebih baik bapak istirahat dulu. Nanti akan kami bantu untuk mencari istri bapak," ucap salah seorang perawat pria yang memegangi tubuh Angga. Di sampingnya, Chris turut memegangi kaki Angga yang masih terbalut perban dan gip penyangga kaki. Meski kondisi fisik Angga tak mumpuni untuk melakukan pemberontakan, di luar dugaan pria itu bertindak layaknya ada sebuah suntikan tenaga yang membuat Angga bertingkah di luar keadaannya sekarang. "Pak Angga, kumohon. Untuk sekarang, dengarkan ucapanku." Chris berusaha mengambil alih perhatian Angga. Dalam hitungan detik pria itu bungkam, tatapannya terpaku dengan Chris yang kini memampangkan wajahnya di hadapan Angga. Chris memastikan Angga telah benar
Read more
Tertawan Hati
"Enggh.." Lenguhan Kania tak membuat niat Bryan untuk menjamah tubuh sang istri reda. Bukannya menjeda aktivitasnya demi kenyamanan Kania, Bryan justru semakin gencar menyentuh setiap inchi tubuh Kania dengan brutal. Tak rela jejaknya tertinggal denga penuh kesia-siaan."Enggh.. apa yang kamu lakukan?" tanua Kania di tengah kesadarannya yang tipis. "Lanjutkan tidurmu, ini hanya sebuah permainan pembuka saja. Tidak lebih," bisik Bryan tepat di telinga Kania.Posisi Kania yang memunggungi Bryan semakin mendukung pergerakan tangan Bryan yang mulai turun ke bagian dada istrinya.Kania sendiri, sudah lelah dengan segala pergulatan batin dan kondisi fisiknya yang tak mendukung untuk mencari tahu lebih lanjut apa yang sedang terjadi padanya. Lenguhan demi lenguhan terlontar dari mulut Kania dengan bebasnya. Namun matanya terlalu berat untuk terbuka. Kania memilih untuk mengabaikan pergerakan di atas tubuhnya. Kembali ke alam mimpi yang membawanya pada bayangan masa kecil. Cup!Cup!Dua
Read more
Sindiran Halus Mark
"Makanlah, kau sudah seharian berkutat dengan dokumen. Jangan sampai lupa memberikan tubuh dan bayi kita nutrisi yang cukup."Semangkuk miyeok guk tersaji di atas meja kerja Nova. Wanita itu, meski dalam keadaan hamil besar dan tinggal menghitung bulan menuju persalinan, tetap aktif beraktivitas. Ia mengangkat kepalanya, menatap Mark yang sudah mengisi kursi kosong di depannya. Pria itu tersenyum manis. Penampilannya hari ini seketika membuat Nova terperangah. Mark mengenakan kemeja lengan panjang yang bagian tangannya dilipat hingga ke siku. Celana chino warna mustard seakan mendukung kombinasi yang ciamik pada penampilan pria berusia dua puluh delapan tahun itu.Ya, usia Mark hanya selisih satu tahun lebih muda dari Nova. Itu kenapa Nova kerap kali merasa nyaman ketika membahas berbagai topik dengan pria pemilikata sipit ini. Mark adalah pria yang sangat ramah, ia juga tak pernah kehabisan topik pembicaraan tiap kali dilibatkan ke dalam sebuah percakapan. Tidak seperti Angga, gen
Read more
Rumah Kedua
Suasana berubah canggung, begitu pula dengan nafsu makan Nova yang semakin memudar. Wanita itu, mengulurkan tangannya ke depan ketika Mark.menyuapkan satu sendok sup rumput laut lagi padanya."Sudah, Mark. Aku sudah kenyang sekali," katanya menolak halus bujukan Mark. "Kamu yakin sudah kenyang? Kamu baru makan dua suap lho." "Iya, semakin kandunganku bertambah usia, porsi makanku jadi lebih sedikit. Aku lebih memperhatikan nutrisi dari buah yang setiap pagi kumakan. Kamu tidak perlu khawatir, aku selalu memastikan gizi untuk bayiku." Alasan Nova cukup masuk akal sehingga Mark tidak bisa menyanggah, ia pasrah. Meletakkan kembali sendoknya dan menyingkirkan alat makan lainnya ke sisi lain. Tangan Nova tergeletak di atas meja, namun kini berpindah ke dalam genggaman Mark yang terasa hangat. Pria itu menatapnya dalam, seolah ini adalah kali terakhir ia bisa menatap Nova sepuasnya. "Kamu kenapa, Mark? Apa ada yang salah dengan wajahku? Penampilanku?" Wanita mana yang tidak salah tin
Read more
Fakta yang Belum Terungkap
Pemandangan di depan mata tak bisa membuat Angga beralih dari segala bayangan tentang sosok yang saat ini menyebabkan kerinduan yang begitu mendalam.Jika saat tersadar dari koma ia tahu kalau pada akhirnya, Nova akan tetap meninggalkannya, Angga akan memilih mati saja.Untuk pertama kalinya, ditinggalkan Nova mengukir trauma mendalam dalam benak Angga. Ia terlalu menikmati kesendiriannya hingga tak menyadari seseorang telah mengisi posisi kursi kosong di samping Angga. "Kelihatannya kau sedang bergulat dengan pikiran yang menumpuk. Tidakkah kau berniat untuk membaginya padaku, pak?" Suara Chris membuat Angga menoleh. Ia menatap sang asisten yang duduk di sampingnya sambil menjilat es krim di tangan. "Kau sengaja makan es krim di depanku, ya?" ujar Angga sinis. Bisa-bisanya Chris menikmati manisnya es krim di saat Angga bahkan tak bisa menikmati makanan atau cemilannya sekalipun. Chris nyengir kuda. Ia melebarkan senyumnya tanpa rasa bersalah seraya berkata, "aku tidak ingin memb
Read more
Asisten Jatuh Cinta
Chris mengukuti langkah kaki bosnya ke sana kemari sambil mulutnya terus mencerocosi pria itu untuk menghentikan aksi gilanya. Setelah obrolan di taman tadi, tiba-tiba Angga memutuskan sebuah hal gila yang tak pernah terbayangkan oleh Chris sekalipun. "Pak, kondisimu masih lemah. Kau masih butuh waktu untuk pemulihan, jangan mengambil keputusan gila seperti ini, kumohon. Pikirkan kondisimu," pinta Chris. Ia bergidik ngeri saat melihat Angga menarik selang infus yang masih menempel di punggung tangannya dengan kasar. Langkah kaki terburu-buru mengantar Angga pada tindakan yang gegabah. "Aku tidak bisa diam saja ketika istriku menghilang entah kemana, Chris. Seharusnya kau mendukung keputusanku," katanya sambil masih sibuk dengan aktivitas mengganti baju rumah sakit dengan kaus polo dan celana jeans. Kaki Angga belum sepenuhnya pulih, itulah kenapa sepanjang langkahnya Chris tak tega melihat bosnya tertatih. Belum lagi sebelah tangannya yang baru terlepas dari kungkungan gip seming
Read more
Putri Kecilku
Sesampainya di rumah, Angga bergegas menuju ruang kerjanya. Tak ada waktu lagi untuk menjelajah setiap sudut rumah dengan. membawa harapan sang istri pulang dan menyambutnya dengan penuh cinta. Brak!Brak!Semua yang ada di hadapan Angga dienyahkan tanpa pandang bulu. Benda-benda berjatuhan ke lantai menimbulkan riuh kegaduhan yang mengundang perhatian para penghuni rumah ini. Langkah cepatnya membawa Angga ke hadapan sebuab brankas berukuran besar. Kotak baja itu terlihat gagah diantara rak buku-buku filsafat dan bisnis koleksi Angga. Angga bersimpuh dengan segala upaya yang ia kerahkan. Kondisi kakinya belum sepenuhnya pulih hingga Angga harus menahan nyeri sekaligus ruang gerak yang terbatas. Jemari Angga menari lincah di atas tombol-tombol brankas. Memasukkan pin yang tak pernah lepas dari ingatannya. Ceklek. Brankas terbuka disusul suara bip tanda kunci ganda telah dimatikan. Tak ada yang aneh dengan pemandangan di depannya. Tumpukkan uang dan emas batangan tertata rapi pa
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
25
DMCA.com Protection Status