All Chapters of Noda Di Balik Cadar sang Ustadzah: Chapter 101 - Chapter 110
148 Chapters
Bab 101. Pertemuan.
Perdebatan Mama Sofiya dan Papa Ameer itu berakhir saat mendengar suara Zahra. "Pah! Mah ...," panggil Zahra. "Ya, Sayang!" jawab mereka bersamaan. Zahra kemudian tersenyum melihat dua orang itu begitu kompak. "Zahra tidak akan menikah lagi, Mah, Pah! Seberapapun dia mengejar Zahra, jadi Papa dan Mama tidak boleh bertengkar!" jawabnya lirih. Papa Ameer dan Mama Sofiya seperti terhipnotis dengan suara lembut Zahra. Mereka berdua reflek mengangguk. Papa pun merasa tenang dengan jawaban Zahra dan memutuskan kembali ke kantor. Sedangkan Mama tetap bersama Zahra. Hari pertama Zahra kembali ke toko kue, banyak laporan yang asistennya berikan dengan beberapa cabang baru yang rencananya memang harus launcing bulan depan. Zahra mulai berfikir, apakah kali ini dia akan launching toko benar-benar tanpa suaminya. Zahra mengenyahkan pemikiran yang membuatnya sedih lagi, dia kembali menge
Read more
Bab 102. Ulat bulu mendesah
Ridwan tergagap melihat wajah Ameer. Ameer tersenyum melihat Ridwan, "Ameer, Senang berkenalan dengan Anda!" Emir kemudian memainkan pipi baby Arey yang sangat lucu, "Tumben istrinya tidak ikut, Pak Ridwan?" "Sedang ada operasi di rumah sakit, Pak!" jawab Ridwan. Mereka bertiga duduk di pembatasan pantai itu, dan Ameer menatap seorang anak yang di pangku Ridwan. Wajah itu mirip sekali dengan Ridwan kecil. Ameer tidak mungkin melupakan itu. Hatinya bergejolak setengah mati, didepannya kkini, meer sangat yakin jika dia adalah anaknya. Dan bayi itu, cucunya? Bagaimana bisa Ridwan memiliki putra dari Delena sedang mereka tidak pernah melakukan apapun. Bagaimana jika Zahra tau ini semua? pikiran Ameer berkecamuk"Oh, Begitu! Baby Arey sangat tampan sekali!" gumam Emir. Ridwan mengangguk dan tersenyum, "sangat tampan, seperti Ayahnya!" canda Ridwan. Sedangkan Ameer yang melihat itu
Read more
Bab 103. Ra
Ridwan memegang kepala Delena untuk menjauh dan melepaskan senjatanya dari mulutnya."Kau gila, Delena!" pekik Ridwan saat Delena terus menghisap dan tidak mau melepaskan benda di bawah sana. Ridwan mulai merasakan linu karena hisapan Delena. "Au!" pekiknya melonggarkan tarikan. Karena semakin Ridwan menarik semakin Ridwan merasa linu pada ujung kepalanya. Delena tak menyia-nyiakan kesempatan itu, kemudian mulai memanjakan benda di bawah sana yang mulai mengeras. Ridwan sendiri bingung harus melakukan apa.Kemudian berusaha melepaskan kepala Delena lagi dan tidak berhasil karena Delena benar-benar tak melepaskan bendanya dibawah sana. Aksi tarik-menarik benda di bawah sana membuat mereka bergeser terutama Ridwan yang mencoba bergeser ke belakang. Hingga tersandung sofa dan terduduk di sofa. Hal itu semakin mempermudah aksi Delena. Ridwan mulai mencari apa saja yang bisa dipega
Read more
Bab 104. Kembali ke Keluarga
Ridwan diam mendengar penolakan Ameer. Entah kenapa perasaannya menjadi sedih. "Setidaknya bawalah aku ke Turki, aku akan melihat kalian dari jauh!" rayu Ridwan lagi. Ameer menghela nafas dan menjawab, "Simpanlah nomerku, Ridwan! Dan tanyakan apa saja yang mengganggu pikiranmu, setelah kamu mengingat sesuatu aku akan menjemputmu, Nak!" Deg! Panggilan Papa Ameer membuat jantung Ridwan berdetak. "Jika benar wanita itu bukan istriku, kenapa tidak bawa saja aku sekarang?" tanya Ridwan. "Menantuku sedang hamil besar dan beresiko, hampir keguguran karena kamu hilang! Jadi aku tidak ingin dia sedih!" jawab Ameer singkat. "Ra! Apa namanya ada Ra-nya?" tanya Ridwan. "Iya, Azzahrana Azmi Ahmad! Kita semua memanggilnya Zahra!" jawab Papa Ameer. Jantung Ridwan berdetak kencang mendengar nama itu. Seperti ada saya tarik besar yang Ridwan rasakan. "Tolong, Bawa saya! Saya tidak memiliki paspor dan
Read more
Bab 105. Menghapus jejak wanita lain.
Pekikan Mama Sofiya menggema di Mansion itu sambil mendekati Ridwan. Sedangkan Zahra berjalan sempoyongan mendekat. Papa Ameer berada di belakang Zahra untuk menjaga sang menantu agar tidak jatuh sambil menelpon dokter untuk datang. "Nak, Bangun! Ridwan!" pekik Mama Sofiya sambil menggoyangkan tubuh Ridwan begitupun dengan Fatih. Papa Ameer buru-buru memggendong Zahra untuk naik ke kamarnya, "Pah, Zahra! Mas Ridwan!" kata Zahra kebingungan. "Setelah kamu berbaring, Papa akan menggendong Ridwan naik!" jawab Papa Ameer. Setelah Papa Ameer mendudukkan Zahra di ranjangnya, Papa Ameer keluar dan menggendong Ridwan dengan seluruh tenaganya. "Sebesar ini masih saja digendong Papa kamu, Ridwan!" keluhnya menggendong Ridwan di punggung dibantu Mama Sofiya memegangi punggung Ridwan. Ameer kemudian membaringkan Ridwan di ranjang Zahra, Zahra hanya menatap suaminya tak berani mendekat. Papa Ameer mendudukk
Read more
Bab 106. Menghapus rindu
Ridwan terkejut karena Zahra mendorong dirinya hingga tertidur di kasur. "Dimana wanita itu menyentuhmu, Mas!" kata Zahra mendekat sambil menunduk. Ridwan hanya menatap bibir Zahra yang bicara sambil menetralkan debaran di dadanya. Zahra kemudian mencium lembut Ridwan. Ciuman yang sama dengan selama ini Ridwan berikan padanya. Ridwan terbuai dengan ciuman lembut itu dan secara tiba-tiba membalas ciuman itu dengan deburan ombak di dadanya. Begitu lembut dan membuat Ridwan terbuai dengan ciuman itu sambil menutup matanya. Bayangan ciuman-ciumannya dengan sang istri mulai satu persatu muncul seperti monogram. Muncul hilang-muncul hilang. Tanpa Ridwan sadari dirinya sudah kehilangan penutup tubuhnya, karena ulah tangan Zahra. Zahra mengakhiri ciuman itu dan melepas kerudungnya.Deg! Jantung Ridwan seperti dipompa menatap istrinya tanpa kerudung, dan sekelebat bayangan w
Read more
Bab 107. Perdebatan
Zahra menoleh dan menatap wajah Ridwan. Zahra sangat tidak keberatan menjaga baby milik Ridwan dan Delena, mengingat Delena bisa melakukan segala cara. Namun tidak bisa dipungkiri jika ada sudut hati terkecil Zahra yang tergores. Bukan salah Ridwan karena Ridwan dan dirinya sama-sama tidak tahu-menahu tentang inseminasi Delena. "Delena melahirkan putra untukku! Aku tidak tau bagaimana ceritanya! Yang aku tau anak itu sedarah denganku, Ra! " lanjutnya dengan takut-takut. Zahra tersenyum, kemudian menceritakan bagaimana Delena bisa hamil. Karena Zahra yakin Ridwan tidak tau cara kehamilan Delena, dan Zahra ingin Ridwan tenang. Ridwan tampak terkejut dengan cerita Zahra. "Tanyalah pada Papa, Mas! Papah yang lebih jelas dengan ini semua!" kata Zahra mengakhiri ceritanya. Ridwan mengeratkan pelukannya pada Zahra. "Jadi aku benar-benar bukan laki-laki brengsek, Ra? Aku takut jika ternyata a
Read more
Bab 108. Kebersamaan
"Ra, Kamu bicara apa? Itu tidak mungkin terjadi, Ra! Mas tidak ingin menduakanmu!" kata Ridwan langsung terduduk. Ridwan tidak menyangka jika istrinya akan berkata demikian. "Lalu dengan cara apa Mas bisa membawa baby itu?" tanya Zahra. Ridwan terdiam. Papanya menentang keras dan Zahra memberikan ridhonya, keadaan seperti apa ini, pikir Ridwan. "Cinta seperti apa yang kamu miliki, Ra! Hingga kamu mengizinkan suamimu menikahi wanita lain!" lirih Ridwan. Entah kenapa hati Ridwan merasa sakit dengan izin Zahra, ada rasa tidak terima dengan ucapan Zahra. Karena Ridwan tidak pernah ada fikiran untuk menikahi Delena, bahkan melihat wajahnya saja Ridwan merasa kesal. Ridwan beranjak dari ranjangnya dan Zahra buru-buru menghentikan Ridwan. "Cinta yang sangat besar, hingga aku tidak memperdulikan rasa sakitku sendiri, Mas! Demi kebahagiaan suamiku!" jawab Zahra. Zahra menghela nafas panjang.
Read more
Bab 109 Rumah Sakit.
Sontak Ridwan dan Fatih berhenti saat mendengar pekikan Zahra yang nyaring. "Sayang maaf, ya! Sakit? Ayo ke rumah sakit!" Panik Ridwan saat melihat Zahra meringis memegangi perutnya. "Auuuu, Astaghfirullah! Sakit, Mas!" rintih Zahra sambil memegang perut. Sontak Ridwan menggendong Zahra dan berjalan akan membawa keluar kamar. Ridwan sangat panik melihat Zahra meringis kesakitan, mengingat kandungan Zahra yang beresiko. "Sabar, Ra! Kamu kuat! Kamu harus tahan ya, Ra!" racau Ridwan sambil berjalan hampir turun dari pantai dua. "Mas! Aku belum pakai baju, Mas! Kerudungnya!" kata Zahra sambil meringis. Sontak Ridwan berhenti dan memandang Zahra, "Darurat, Sayang! Gak apa-apa begini!" Zahra menggeleng, "Tidak, Mas! Zahra tidak akan keluar rumah dengan seperti ini!" Perdebatan itu mengundang atensi Papa Ameer dan Mama Sofiya yang baru saja keluar kamar. "Ada apa?" tanya Mama Sofiya saat mel
Read more
Bab 110. Edisi bath up lagi
Setelah beberapa jam Dokter Aruni mengizinkan Zahra pulang. Dan sepanjang perjalanan, Zahra dan Ridwan terdiam karena merasa malu pada Mama dan Papa. Setelah sampai di rumah mereka kembali ke kamar masing-masing dan Fatih tidur bersama Ayah dan Ibunya. Papa Ameer yang meminta Fatih tidak meninggalkan Zahra. Agar tidak dimangsa oleh predator yang puasa tiga bulan itu. Sedangkan Ridwan hanya tersenyum melihat ke posesifan Papanya pada Zahra. Ridwan kini tidak bisa tidur, memandang wajah Zahra dan Fatih bergantian. Meresapi rasa dalam dadanya, memancing lebih banyak ingatan untuknya. Hingga hari sudah sangat larut dan Ridwan masih menatap intens putranya dan sebuah bayangan berkelebat dalam otaknya.Ridwan menutup mata dan terus berusaha untuk menarik ingatan yang lainnya agar segera datang. "Benar kata Zahra, pelan-pelan saja!" lirih Ridwan.Ridwan kemudian menyusul Zahra dan F
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status